Share

7. Aturan Khusus Brent

Penulis: Julia Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-06 20:16:30

Tatapan Brent menjadi lebih dingin. Dia mengambil ponsel lalu meletakkannya dengan kasar di atas meja.

“Apa kau tahu statusmu sekarang?” dia bertanya sambil menahan geraman. Otot-otot di lehernya tampak mengencang. Jelas sekali dia sangat marah.

Beverley melirik ponsel Brent hanya untuk melihat fotonya di sana. Foto saat dia masih mengenakan gaun pernikahan, di pinggir jalan, berantakan dan tanpa alas kaki. Sebagian wajahnya tertutup oleh cadar, tapi gaun pengantinnya yang spektakuler itu pasti akan dikenali oleh orang-orang di kalangan komunitas bisnis.

‘Kenapa itu terlihat seperti gaun mempelai wanita Mr. Oliver?’

‘Apakah istri Mr. Oliver melarikan diri dari pernikahannya atau apa?’

Mungkin orang-orang akan berpikir seperti itu jika foto itu berhasil debut di media sosial. Yeah, kecuali mereka berpikir Brent memesan gaun pasaran dengan sepuluh desain yang sama. Tapi itu jelas tidak tampak seperti gaya arogan Mr. Brent Oliver.

Beverley merasa sedikit puas melihat amarah Brent. Meskipun harus dia katakan kalau itu juga sedikit menakutkan. Pria itu sudah membuatnya cukup menderita hari ini, dan ini adalah balasan yang pantas untuknya. Lagi pula reputasi Brent sama sekali bukan urusannya.

“Apa kau mendengarku?!” Nada suara Brent meningkat.

Beverley mencoba membuang jauh-jauh rasa takutnya. Dia memejamkan mata sejenak lalu tersenyum. “Mr. Oliver, aku sudah memenuhi tanggung jawabku untuk menikah denganmu. Ini sudah cukup. Tentang apa yang mungkin orang lain pikirkan, aku tidak memiliki hubungan dengan itu. Itu adalah urusanmu.”

“Aku memaksamu.” Brent mendesis. Dia tiba-tiba membungkuk lalu mencengkeram dagu Beverley. Dia menatap lurus ke kedalaman mata wanita itu.

“Atau, jika kau masih tidak patuh, aku akan menarik semua uang pengobatan ayahmu dan mencegah siapa pun menangani pengobatannya.”

Beverley menjadi marah setelah mendengar ancaman itu. Tangannya terkepal kuat. Dasar keparat! Dia mengumpat dalam hati. Sungguh pria kaya yang tidak bermoral, kejam dan tidak punya hati!

Ingin rasanya dia meninju wajah tampan Brent. Namun, alih-alih berhasil meninjunya, dia yang mungkin akan dipukul sampai babak belur. Lagi pula jika pria itu memelintir lehernya sedikit saja, dia pasti akan mati.

Brent mendengkus dingin melihat Beverley yang hanya diam. Dia bisa merasakan amarah yang membara di mata wanita itu, dan juga sedikit ketakutannya. Kemenangan memenuhi hatinya. Wanita berbibir merah itu tidak akan mungkin bisa melawannya.

Bibir merah.

Tatapan Brent tanpa sadar ditarik pada bibir Beverley yang lembab dan merekah. Dalam jarak sedekat ini, dia tidak bisa berpaling. Bibir kekasihnya bahkan kalah menhgodanya dari ini.

“Lepaskan aku!” Beverley mencoba menjauhkan tangan Brent dari dagunya. Namun, pria itu semakin menguatkan cengkeramannya. Itu membuatnya meringis. “Brent Oliver!”

Tiba-tiba Brent menarik tengkuknya dan bibir mereka saling bertemu. Bibir tebal Brent menekan bibirnya. Dia segera menutup mulutnya rapat-rapat. Tangannya memukul dan mendorong dada pria itu dengan kuat.

“Kau bahkan belum meminta maaf kepadaku, brengsek!” teriak Beverley dengan marah. Dia segera berdiri, lalu berlari masuk ke kamar mandi. Pintunya segera dikunci.

Untuk sesaat Brent tidak bisa berkata-kata. Keningnya sedikit mengerut. Lalu dia berpikir, kenapa dia harus meminta maaf? Apakah wanita itu berharap dia akan merasa bersalah karena sudah menikahinya secara paksa?

Dia mendengkus dingin. “Lucu sekali,” pikirnya dengan sarkas.

“Jangan berharap,” gumamnya datar. Setelah itu, dia mengambil ponselnya dan keluar kamar sambil membanting pintu.

Beverley menghela napas panjang setelah mendengar suara pintu kamar yang ditutup dengan kasar. Setidaknya Brent tidak menuetubuhinya secara paksa di sini. Dia merasa sedikit takut jika memikirkan itu.

Dia keluar dari kamar mandi lalu pintu kamarnya diketuk dari luar. Itu Bibi Daisy yang memberitahunya bahwa makan malam sudah siap. Karena merasa tidak nyaman untuk menolak, Beverley pun mengikuti Bibi Daisy ke meja makan.

Mereka menuruni tangga marmer yang melingkar. Kemudian Bibi Daisy memimpin Beverley menuju ruang makan yang berada cukup jauh dari tangga utama. Mereka perlu melewati koridor yang ada di kanan tangga sebelum akhirnya tiba di ruangan lain yang luas.

Meja makan itu begitu besar dan panjang. Itu terbuat dari marmer berwarna putih tulang dan kaca yang tebal. Ada 10 kursi dengan sandaran tinggi yang mengelilinginya. Di atas meja makan itu terdapat lampu kristal besar yang bersinar hangat.

Beverley tidak bisa berkata-kata. Sekarang akhirnya dia menyadari bahwa mansion ini jauh lebih mewah daripada yang dia pikirkan. Berapa kekayan Brent sehingga bisa memiliki mansion semewah ini?

Edward tua sudah lama menunggu di ruang makan. Dia segera menarik salah satu kursi makan ketika melihat Beverley datang. “Ma'am, silakan duduk,” katanya.

“Terima kasih.”

Beverley tersenyum canggung. Dia mengamati banyaknya makanan di meja. Itu makanan yang mewah, maksudnya makanan untuk sajian khusus seperti perayaan untuk acara tertentu. Di sana juga ada botol anggur merah dan sampanye yang sudah disiapkan.

“Kurasa ini terlalu banyak bukan?” Beverley menatap Edward dan Bibi Daisy dengan heran.

Bibi Daisy menghela napas panjang. “Maaf, aku pikir ini akan menjadi malam yang meriah. Mungkin aku salah.”

Beverley mengerti. Orang normal mungkin akan berpikir malam ini akan menjadi malam perayaan untuk pernikahan mereka. Namun, tidak ada hal seperti itu. Pernikahan ini bukan sesuatu yang menggembirakan, jadi mereka tidak perlu merayakan dengan cara apa pun.

“Di mana pria itu? Apakah dia sudah makan malam?”

Pada saat itu dia mendengar suara langkah kaki dari belakang. Dia menoleh dan melihat Brent yang datang dengan wajah datar, diikuti oleh seorang pria lain yang tampak seumuran. Pria itu terlihat asing, Beverley belum pernah melihatnya sebelum ini.

Edward yang masih berdiri di sana segera menarik kursi untuk Brent. Sekarang Beverley kembali berhadapan dengan pria itu. Melihat dia membuat makanan di meja tampak tidak menarik sama sekali.

“Tuan, anggur atau sampanye?” Edward menawarkan minuman untuk Brent.

“Anggur.”

Edward segera membuka botol anggur dan menuangkannya ke gelas Brent. Dia bergerak ke sebelah Beverley dan menuangkan minuman yang sama ke gelas wanita itu setelah mengucapkan permisi.

Brent memutar gelas anggur di tangannya sambil mengamati cairan merah gelap yang bergoyang-goyang. Keningnya tampak berkerut tidak bahagia. Bahkan lampu kristal di langit-langit itu tampak seperti kehilangan kehangatannya.

Tidak ada seorang pun yang berbicara, seolah kehadiran Brent membuat orang-orang terintimidasi dan menyebabkan mereka tidak berani bersuara. Hanya Bibi Daisy yang berinisiatif untuk menata piring di meja.

Beverley mendengkus pelan, lalu mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Dia ingin segera menyudahi makan malam ini dan kembali ke kamar. Setidaknya dia tidak akan melihat wajah Brent lebih lama.

Dia menusukkan garpunya di atas potongan daging panggang. Tiba-tiba Brent berkata, “Jace, berikan peraturannya.”

Pria asing yang dipanggil Jace itu mengeluarkan map hitam yang cukup tebal. Dia tersenyum pada Beverley lalu menyerahkan map hitam itu padanya. “Ma'am, maaf, kau harus membacanya.”

Beverley menatap curiga pada pria itu. Dia menurunkan pandangannya lalu melihat tulisan Aturan Khusus untuk Pernikahan yang Tak Diinginkan Tuan Oliver.

“….”

Neraka. Ini adalah neraka!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menikah dengan Miliarder Berskandal   81. Happy Ending

    Brent dan rekan-rekannya berhasil mengumpulkan bukti-bukti kejahatan Natalie dalam waktu tiga hari yang singkat. Mereka menyerahkannya kepada pihak kepolisian hingga akhirnya penangkapan pun dilakukan.Beverley ikut dalam penangkapan itu. Pada awalnya Brent melarangnya, tapi dia bersikeras ingin ikut. Dia ingin melihat apakah Natalie akan mengakui kejahatannya.“Dia memiliki niat untuk mencelakaimu, Sayang,” ucap Brent saat mobil yang mereka tumpangi sampai di apartemen Natalie. Dia menatap istrinya itu dengan lembut. “Jangan sampai dia melakukannya lagi.”“Jangan khawatir, Brent. Dia tidak akan melakukannya karena kita datang bersama petugas polisi.”Brent akhirnya mencium keningnya dengan penuh cinta. “Baiklah. Ayo turun.” Dia membuka pintu lalu menuntun Beverley keluar dari mobil.Beverley tertawa kecil. Sejak mengetahui kehamilannya, sikap Brent menjadi lebih lembut padanya. Pria itu juga akan mengabulkan apa pun keinginannya. Dia begitu manis dan penuh kasih sayang.Para petugas

  • Menikah dengan Miliarder Berskandal   80. Investigasi

    Kematian Chris merupakan pukulan berat untuk Brent dan Michael. Chris telah banyak merugikan mereka dan menyebabkan banyak masalah untuk keluarga. Namun, mereka sama sekali tidak menginginkan kematiannya.Berhari-hari setelah proses pemakaman dilakukan, Brent menjadi sangat sibuk. Dia berjuang untuk menyelidiki siapa yang telah mendalangi kecelakaan itu. Pihak kepolisian melakukan penyelidikan, tapi dia tidak bisa hanya mengandalkan mereka.Karena masalah itu, waktunya untuk Beverley juga berkurang banyak. Wanita itu memakluminya. Namun, dia menjadi penasaran seserius apa masalahnya.Hampir tengah malam, Brent belum naik ke kamar tidur padahal dia sudah pulang dari kantor. Beverley menuruni tangga dengan hati-hati. Tidak ada seorang pun yang terlihat di mansion itu. Para pelayan sudah beristirahat.Dia mengintip ke luar halaman dan melihat mobil Ryan parkir di sana. ‘Mereka masih ada di sini,’ batin Beverley.Dengan hati-hati dia melangkah mendekati ruang baca yang jarang digunakan. I

  • Menikah dengan Miliarder Berskandal   79. Hamil?

    Air mata menetes di wajah Brent. Dia langsung berbalik lalu memeluk Beverley. Tubuhnya gemetar dan dia menangis dalam diam.Beverley memeluk pria itu dengan erat. Dia mengerti kesedihannya. Brent biasanya terlihat begitu membenci Chris. Namun, pria itu selalu melindunginya.Semarah apa pun Brent, dia tidak pernah bertindak kejam atau terlalu jauh pada Chris. Ancaman-ancaman yang keluar dari mulutnya hanya kata-kata yang tidak sungguh-sungguh dia lakukan. Pria itu diam-diam selalu menyayangi saudaranya. Atau dia tidak pernah menyadarinya.“Aku tidak buru-buru untuk berdamai dengan dia. Kupikir … masih ada banyak waktu yang tersisa,” bisik Brent dengan mata terpejam.“Seharusnya aku tidak pergi ke New York. Itu pastilah tanda-tandanya," gumamnya.Beverley mengusap punggung Brent dengan lembut. Telapak tangannya merasakan jejak kain melintang di punggungnya. Keningnya berkerut dalam. Apakah yang Chris katakan benar? Dia mencoba mengesampingkan hal itu sementara.“Brent, bahkan jika kau t

  • Menikah dengan Miliarder Berskandal   78. Kabar Duka Lainnya

    Tubuh Chris tergeletak di tengah jalan. Darah segar mengalir dari kepalanya. Wajahnya bersimbah darah. Dia berdiam dan tak bergerak.Beverley gemetaran melihat apa yang baru saja terjadi. Wajahnya pucat pasi. “Tidak. Tidak. Chris, apa kau baik-baik saja?!”Dia mencoba berdiri, tapi kakinya sakit dan lemah. Perut dan kepalanya juga sakit. Dengan panik dia merangkak mendekati pria itu.Chris tersedak dan kehabisan napas. Beverley langsung menangis setelah melihat betapa buruknya kondisinya. Dia segera memegang tangannya.“Chris, aku akan memanggil bantuan. Tolong bertahanlah,” pintanya dengan suara bergetar. Dia segera mengambil ponselnya tapi Chris mencengkeram tangannya.“Beverley ….” Chris memanggilnya dengan lemah.“Jangan katakan sesuatu dulu, kumohon.” Beverley sambil menangis mencoba mengendalikan tangannya yang gemetar. Dia menekan nomor 911 dengan panik.“Maafkan aku … Bev,” bisik Chris dengan susah payah. Dia merasa tubuhnya melayang semakin tinggi. Dadanya sesak. Rasa sakit m

  • Menikah dengan Miliarder Berskandal   77. Kecelakaan

    Upacara pemakaman untuk Emma dilakukan dengan cepat. James dan Beverley sepakat untuk membuat semuanya sederhana dan tidak mencolok. Mereka juga tidak mengundang banyak orang.Pemakaman itu dilakukan sehari kemudian. Beverley berdiri di belakang ayahnya yang berjongkok di dekat batu nisan. Upacara pemakaman itu sudah selesai. Orang-orang yang datang sebagian sudah pergi.Michael menghampiri Beverley. Pria tua itu menepuk pundaknya dan berbisik, “Brent seharusnya akan segera tiba di LA. Anak itu benar-benar ….”Beverley menggeleng dan tersenyum. “Dia mengalami beberapa kendala yang membuatnya tertunda. Tidak apa-apa. Lagi pula dia berada di negara bagian lain. Perjalanan pulang akan memakan waktu berjam-jam.”Kemarin Brent bilang akan segera pulang setelah rapat selesai. Namun, pria itu mengaku menemukan masalah serius yang mustahil untuk ditinggalkan. Akhirnya dia baru bisa kembali hari ini.“Aku senang karena kau memakluminya. Setelah Brent tiba di mansion nanti, aku akan langsung me

  • Menikah dengan Miliarder Berskandal   76. Kematian Tak Terduga

    Keesokan harinya, sesuatu yang mengejutkan tiba-tiba terjadi. Pagi itu Beverley baru sampai di kafe Katy. Ponselnya berdering. Ada panggilan masuk dari James.“Sangat jarang James meneleponku,” gumamnya. Dia segera menjawab telepon itu. “Halo, Ayah.”Suara tangisan James tiba-tiba memasuki telinga Beverley. Pria itu tidak mengatakan apa-apa dan itu membuatnya khawatir. “Ayah, ada apa? Kenapa kau menangis?”James terisak. “Emma ….”“Kenapa dengan Emma?” Beverley segera berdiri dari kursi. Perasaannya menjadi tidak tenang. Apa sesuatu yang buruk telah terjadi?“Dia mengonsumsi begitu banyak obat-obatan terlarang. Dia overdosis, Bev,” bisik James dengan suara lemah.Beverley menggeleng tidak percaya. “Bagaimana … bagaimana mungkin?”Suara isak tangis James kembali terdengar bersama dengan suara keributan beberapa orang. Ada banyak orang di tempat di mana pria itu berada. Dan itu semakin membuat Beverley khwatir.“Ayah, di mana Ayah sekarang? Aku akan segera ke sana.”“Datanglah ke rumah,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status