Share

BAB 8

Aku duduk di hadapan pusara papa. Menatap batu nisan dengan nama lengkapnya. Tanganku bergetar menahan tangis. 

"Maafkan aku pa ga bisa menemanimu disaat terakhirmu." Permintaan maaf yang sia-sia karena papa tidak bisa mendengarnya.

Ku bacakan doa untuk papa sembari tanganku sibuk mencabuti rumput liar. 

Serena memberiku ranting pohon berisi beberapa helai daun yang baru saja ia petik.  "Dokter, kata orang jika daun ini di simpan di atas kuburan maka orang yang berada di dalam kuburan akan merasa teduh karena terpayungi hingga daunnya layu."

Aku menerima daun itu dan melakukan apa yang Serena anjurkan.

"Mari dokter kita pulang. Hari semakin terik, anda bisa kelelahan."

"Aku ingin berbicara berdua dengan tuan besar. Kamu duluan saja ke mobil."

"Baik dokter." Sebelum bicara ku pastikan Serena pergi menjauh. 

"Papa, aku sudah memutuskan untuk tidak kembali ke rumah sakit. Seperti yang papa katakan, harga diri a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status