Home / Romansa / Menikahi Ayah Angkat / BAB 2 : Berkemah

Share

BAB 2 : Berkemah

Author: Namaku Malaja
last update Last Updated: 2023-12-11 22:55:26

Shanna yang baru saja keluar dari taksi, dikejutkan oleh Viona yang tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat. Dirinya hampir terjatuh, tetapi Viona dengan cepat menahannya.

Viona hanya tertawa pelan melihat Shanna yang kesal akibat ulahnya.

“Bagaimana? Apa kamu benar-benar memberitahu babamu?”

“Hm!”

“Kamu serius?” pekik Viona tidak percaya.

“Menurutmu?” bukannya menjawab, Shanna justru bertanya balik.

Sebelumnya Shanna memang memberi tahu sahabat-sahabatnya bahwa dia akan mengungkapkan perasaannya kepada Damar di hari ulang tahunnya. Awalnya mereka menyarankan Shanna untuk memikirkannya matang-matang. Akan tetapi, tekad Shanna sudah bulat untuk mengungkapkan perasaannya kepada Damar. Dia juga sudah menguatkan hatinya untuk menerima apa pun jawaban yang diberikan Damar nanti. Dia akan menerima semua konsekuensi dari apa yang dilakukannya.

“Lalu bagaimana jawaban babamu?” tanya Viona penasaran.

“Baba menolakku.”

Viona mengambil langkah lebar dan berdiri di hadapan Shanna, membuat langkah Shanna terhenti. Digenggamnya tangan Shanna dengan erat. “Kamu harus menceritakan apa yang terjadi kemarin,” pintanya sedikit memaksa.

“Hm, nanti aku akan ceritakan semuanya. Sekarang kita ke kelas dulu. Sebentar lagi kelas dimulai.”

“Oke!”

Viona berbalik dan mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan menuju kelas.

Shanna memiliki tiga orang sahabat, Viona, Neila, dan Deva. Mereka berada di fakultas yang sama, tetapi kelas mereka berbeda. Tidak ingin mengulang cerita yang sama berkali-kali, Shanna pun meminta mereka berkumpul di kantin setelah jam kuliah berakhir.

Tidak hanya Viona saja yang penasaran. Neila dan Deva pun penasaran dengan cerita Shanna. Neila langsung memberondong Shanna dengan banyak pertanyaan. Tanpa basa-basi, Shanna menceritakan apa yang terjadi kemarin antara dirinya dan ayahnya.

“Terus sekarang bagaimana sikap babamu? Apa ada perubahan?” tanya Neila setelah Shanna selesai bercerita. Tangannya mengelus punggung Shanna memberi kekuatan dan semangat untuknya.

“Sikap baba biasa aja seperti biasanya. Kayak nggak pernah terjadi apa-apa di antara kami.”

Pagi tadi Damar bersikap seperti biasanya. Di mana pria itu memberikan kecupan selamat pagi di keningnya. Bahkan tidak terlihat canggung sama sekali. Berbeda dengan Shanna yang sedikit canggung menghadapi Damar.

“Syukur, deh, kalau begitu,” jawab Deva. “Berarti babamu benar-benar hanya menganggapmu sebagai anaknya. Nggak lebih.”

“Hm! Tapi justru aku yang merasa canggung.”

“Itu wajar kalau kamu canggung. Bagaimanapun kasih sayangmu pada Om Damar bukan kasih sayang antara anak dan ayah, tetapi lebih dari itu.”

“Itulah masalahnya. Aku sudah berusaha mencoba bersikap biasa dan menganggap kalau aku nggak mengatakan apa-apa sama baba. Tapi nggak bisa. Aku nggak bisa membuang perasaanku begitu aja dari baba.”

“Nggak apa-apa. Kamu bisa melakukannya pelan-pelan. Aku yakin nanti rasa cintamu pada Om Damar juga akan hilang.”

Shanna bergumam sebagai jawaban.

Shanna akan berusaha membuat hubungan mereka kembali seperti semula. Seharusnya dia memang tidak boleh memiliki perasaan yang lebih kepada Damar. Namun, Shanna tidak bisa mengendalikan perasaannya yang timbul tanpa dia kehendaki. Di mana perasaan itu semakin lama semakin dalam kepada ayahnya. Shanna tidak tahu apakah dia benar-benar bisa menghilangkan rasa cintanya kepada ayahnya itu atau tidak.

“Oh ya, baba ingin mengajak kalian untuk berkemah di puncak akhir pekan ini. Kalian mau ikut, nggak?” Shanna mengalihkan topik pembicaraan, beralih membahas apa yang Damar katakan kemarin siang mengenai acara ulang tahunnya kali ini.

“Tentu aja!” jawab ketiganya serempak.

Saking antusiasnya, mereka sudah mulai merencanakan apa yang harus mereka bawa untuk pergi berkemah besok.

Perjalanan ke puncak lumayan jauh, dan untuk menghindari macet, Damar mengajak Shanna dan ketiga sahabatnya berangkat pagi-pagi buta. Selain itu, agar mereka semua bisa bermain sepuasnya di puncak nanti.

Selama di perjalanan, suasana dalam mobil sangat ramai. Neila dan Viona asyik mengobrol dengan Damar. Sebagai ayah Shanna, Damar memang dekat dengan ketiga sahabat putrinya, terutama dengan Viona yang ceria.

“Akhirnya kita sampai juga!” Viona membuka pintu mobil dan keluar. Kedua tangannya direntangkan sembari menghirup udara segar pegunungan. Dia berbalik, pandangannya menatap Damar yang baru saja keluar dari mobil. “Om, kami boleh jalan-jalan?”

“Ya. Kalian bisa jalan-jalan.”

“Baba nggak ikut?” tanya Shanna ketika melihat Damar justru membuka bagasi mobil dan mengeluarkan barang-barang mereka.

“Tidak. Kamu jalan-jalan saja dengan mereka. Baba mau istirahat dulu sambil membawa barang belanjaan kita ke tenda. Badan baba sedikit pegal karena menyetir berjam-jam.”

Shanna tidak membantah dan segera menyusul ketiga sahabatnya yang sudah lebih dulu pergi. Mereka menghabiskan waktu menyusuri perkebunan teh dan berfoto di tempat-tempat yang memang disediakan untuk berfoto bagi para pengunjung. Mereka baru kembali pada sore hari.

Pada malam harinya, mereka mengadakan barbeku untuk makan malam.

Hari ini, Shanna mencoba untuk menghilangkan rasa canggungnya pada Damar. Meski selama tiga hari ini Shanna bersikap seolah tidak ada masalah dengan Damar, tetapi di dalam hatinya, dia benar-benar canggung saat berhadapan dengan Damar.

“Hai, Semuanya!”

Semua orang yang tengah asyik makan, seketika menghentikan gerakan mereka dan refleks menatap ke arah sumber suara, di mana Galang datang mendekat ke arah mereka.

“Galang!” kejut Damar.

Galang tertawa pelan dan berjalan mendekat, berdiri di samping Damar. “Kupikir aku salah lihat, makanya aku datang untuk memastikan dan ternyata memang kamu.”

“Halo, Om Galang,” sapa Shanna yang memang akrab dengan sahabat satu-satunya sang ayah.

Galang tersenyum lebar dan mengusap kepala Shanna seperti biasanya ketika mereka bertemu.

Walaupun sedikit malu diperlakukan seperti itu di hadapan sahabat-sahabatnya, tetapi Shanna tidak bisa marah atau protes. Sebab jika dia protes, maka Galang akan semakin gencar mengusap kepalanya dan memperlakukannya seperti anak kecil.

“Kenapa kamu tidak bilang kalau mau liburan ke puncak juga?” Damar mengalihkan perhatian Galang yang membuat Shanna merasa lega.

“Kamu sendiri saja tidak bilang kalau mau pergi ke puncak. Jadi mana aku tahu kalau kamu pergi ke puncak bersama anak-anakmu.”

Damar mempersilakan Galang duduk di sampingnya.

Untuk sesaat suasana sedikit canggung dengan kehadiran Galang. Itu karena ketiga sahabat Shanna tidak terlalu akrab dengan Galang. Mereka hanya pernah bertemu beberapa kali saja dengan pria itu ketika mereka bermain ke rumah Shanna.

Galang merupakan orang yang pandai mengubah suasana. Sehingga dalam sekejap, suasana yang tadinya canggung kini kembali hidup lagi.

Usai makan malam, mereka bersantai sebentar sebelum masuk ke tenda untuk beristirahat, sementara Damar dan Galang masih mengobrol di luar. Namun, setelah beberapa lama, Shanna mendengar langkah kaki serta suara dua orang pria itu semakin mengecil.

Shanna yang belum benar-benar tidur pun penasaran, dia bangkit dari rebahannya dan keluar tenda untuk melihat. Sayangnya Damar dan Galang sudah tidak ada di meja tempat mereka makan malam tadi. Shanna mengedarkan pandangannya ke segala arah, mencari sosok mereka berdua. Seketika tubuhnya mematung ketika netranya menemukan sosok dua pria itu.

“Kamu baik-baik aja?” tanya Viona khawatir. Dia merangkul bahu Shanna dan ikut memandang ke arah mana Shanna memandang.

Shanna menatap Viona dengan senyum kecil. “Hm, aku baik-baik aja,” suaranya sedikit bergetar meski sudah berusaha untuk bersikap tenang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 112 : Mogok Bicara

    Saat membuka mata, Shanna mendapati dirinya berada di kamar inapnya. Damar berada di samping ranjangnya. Tangan pria itu menggenggam erat tangan Shanna sejak wanita itu kembali dibawa ke kamar inap."Sayang, kamu sudah bangun," ucap Damar, lega dan juga senang.Ardo yang sejak tadi ikut menunggu, lebih tepatnya menemani Damar, segera menekan tombol di dekat kepala ranjang.Pandangan Shanna sedikit kabur. Pikirannya pun masih belum pulih dari efek obat bius.Dokter datang tidak lama kemudian dan langsung memeriksa kondisi Shanna. Setelah memeriksa Shanna, dokter pun meninggalkan mereka.Perlahan, pikiran Shanna pun mulai pulih. Raut wajahnya datar, begitu pula dengan tatapannya saat bertemu mata dengan Damar.Shanna yang sangat marah kepada Damar pun mengabaikan pria itu. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Pun, untuk makan. Shanna benar-benar mogok makan dan bicara sebagai bentuk protesnya."Sayang, ayo makan dulu." Dam

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 111 : Keputusan Bulat Damar

    Shanna menatap ke depan, di mana Farel tidak sadarkan diri dengan darah yang juga membasahi wajahnya. Mengabaikan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Shanna berteriak meminta bantuan. Akan tetapi, suaranya yang lemah tidak mampu didengar oleh orang-orang yang berada di sekitar tempat kecelakaan. Shanna tidak menyerah, dia terus berteriak meminta bantuan. Tidak kuat menahan rasa sakit lagi, Shanna pun akhirnya jatuh pingsan.Lima belas menit kemudian, polisi, pemadam kebakaran dan beberapa ambulans tiba di tempat kejadian setelah mendapat laporan dari orang-orang di sana. Mereke semua segera mengamankan tempat kejadian. Garis polisi terpasang mengelilingi TKP.Para medis memberikan pertolongan pertama kepada para korban sebelum membawa ke rumah sakit. Shanna, Damar, dan Farel langsung memasuki ruang UGD begitu ambulans tiba di rumah sakit. Para dokter menangani mereka dengan cepat. Setelah penanganan yang cukup lama, akhirnya ketiganya dibawa ke ruang inap setelah memastikan kondisi ketiga

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 110 : Kecelakaan Tragis

    Setelah menadapatkan perintah dari Damar, Farel langsung melaksanakannya saat itu juga. Akan tetapi, Farel tidak menemukan adanya indikasi bahwa kecelakaan itu disengaja. Tidak putus asa, Farel pun meminta bantuan dari temannya yang bekerja di kepolisian untuk mendapatkan hasil penyelidikan dan juga interogasi sang sopir mobil pengangkut barang.Farel merasa ada yang janggal saat membaca hasil penyelidikan para polisi, sehingga Farel pun mendatangi tempat kejadian perkara untuk menyelidiki lebih lanjut. Dalam penyelidikannya, Farel banyak mendapatkan kejanggalan. Prediksi Damar bahwa ada dalang di balik kecelakaan itu tampaknya benar adanya.Farel menyelidiki lebih dalam, tetapi dia kehilangan jejak. Akhirnya Farel meminta bantuan beberapa orang untuk membantunya menyelediki lebih lanjut. Dan seperti yang sudah mereka duga, Nadialah dalang di balik kecelakaan ituNadia membayar pembunuh bayaran untuk membunuh Shanna. Karena itulah Farel sedikit kesulitan menyelidikinya seorang diri. m

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 109 : Ketakutan dan Kekhawatiran Damar

    Shanna tidak pernah berhenti mengkhawatirkan kondisi Ardo dan Tessa meski Damar selalu mengatakan bahwa keduanya baik-baik saja. Shanna juga selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian itu. Walau begitu, Shanna berusaha menikmati liburannya.Damar dapat merasakan perubahan Shanna. Apa yang Damar takutkan ternyata menjadi kenyataan. Seandainya Damar memberi tahu yang sebenarnya, dia yakin Shanna pasti akan meminta kembali saat itu juga.Damar beberapa kali memergoki Shanna melamun. Damar tidak ingin terjadi apa-apa dengan kandungan Shanna, sehingga dia berusaha mengalihkan pikiran Shanna. Bahkan Damar tidak membiarkan Shanna tinggal sendirian meski hanya sebentar.“Ba, kenapa kamu mengemasi barang-barang?” tanya Shanna heran saat keluar dari kamar mandi dan melihat Damar mengemasi barang-barang mereka ke koper.Beberapa menit yang lalu mereka baru saja pulang jalan-jalan dan makan malam romantis seperti biasanya. Dan karena gerah, Shanna memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebe

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 108 : Terbongkarnya Penyamaran

    Damar tidak bisa menolak saat Shanna terus memaksanya untuk menceritakan bagaimana Ardo dan Tessa mengalami kecelakaan. Damar menceritakan dengan singkat, tanpa memberi tahu kebenaran mengenai kondisi Ardo dan Tessa yang kritis.Damar mengusap pipi Shanna. “Jangan terlalu memikirkan masalah ini. Aku hanya memintamu untuk menjaga anak kita. Untuk masalah ini, serahkan dan percayakan saja padaku. Aku akan membalas siapa pun jika benar ada dalang di balik kecelakaan mereka. Aku mohon.”“Hm, baiklah,” jawab Shanna patuh. Karena dia juga tidak ingin terjadi apa-apa pada janinnya.Damar pun mengajak Shanna untuk kembali beristirahat, mengingat sore nanti mereka akan melanjutkan kembali jalan-jalan mereka. Shanna menurut dan segera memejamkan mata, tetapi dia sulit untuk tidur karena pikirannya terus mengkhawatirkan kondisi Ardo dan Tessa.Shanna tidak tahu kapan dirinya terlelap, matahari hampir terbenam saat dia membuka mata. Setelah mandi dan makan, Damar pun mengajak Shanna pergi sesuai

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 107 : Kabar Buruk

    Damar dengan cepat mengubah raut wajahnya. Dia menatap Shanna dan tersenyum kecil. “Tidak ada apa-apa. Hanya ada beberapa masalah di perusahaan.”“Masalah di perusahaan?” ulang Shanna, khawatir. “Apa masalahnya besar? Apa perlu kita pulang lebih awal?”“Bukan masalah serius, Sayang. Hanya masalah kecil saja. Kita tidak perlu pulang, Adara akan menyelesaikannya dengan cepat.”Damar yang dapat merasakan keraguan Shanna, berusaha meyakinkan Shanna kalau semuanya baik-baik saja karena ada Adara yang akan menyelesaikan semua urusan pekerjaan. Damar meminta Shanna untuk tidak memikirkan apa pun selain menikmati liburan mereka.Akan tetapi, entah kenapa Shanna merasa Damar seolah-olah menyembunyikan sesuatu darinya.‘Mungkin itu hanya perasaanku aja,’ pikir Shanna berusaha untuk berpikir positif. Dia yakin Damar tidak akan merahasiakan apa pun lagi darinya, sebab pria itu sudah berjanji padanya.“Kalau begitu, ayo kita lanjutkan istirahatnya. Tadi kamu bilang capek, kan? Nanti sore kita mas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status