Home / Romansa / Menikahi CEO Dingin / Bab 9 – tatap aku saat bicara padaku

Share

Bab 9 – tatap aku saat bicara padaku

Author: Bunda kembar
last update Last Updated: 2024-04-06 11:00:57

“Kalo gitu aku siapin air panas untukmu ya? Jadi setelah mandi nanti kita bisa langsung makan,” ucap Bunga dia hendak beranjak meninggalkan ruang makan.

Baru saja ia melangkah Alvaro mulai berkata, “Jika berbicara padaku lihat kearahku, jangan kau berbicara namun pandanganmu ketempat lain, belajarlah menghargaiku, aku ini suamimu.” Ungkap Alvaro begitu dingin, ia kesal karena Bunga terus terusan berusaha menghindar terlebih lagi saat berbicara padanya gadis itu enggan melihat ke arahnya.

Setelah berbicara seperti itu Alvaro langsung meninggalkan Bunga sendirian di ruang makan, Bunga menyesali perbuatannya tak seharusnya ia mengabaikan lelaki itu, biar bagaimanapun Alvaro adalah suaminya,

Namun egonya sebagai wanita begitu tinggi, “Kenapa dia harus marah seperti itu, aku sudah memasakkan makanan untuknya, iss ... menyebalkan sekali, sudah ku bilang aku butuh waktu,” gumam wanita itu, ia langsung berjalan menuju kamarnya menyusul Alvaro.

Saat memasu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi CEO Dingin    bab 98 kekalahan

    Gio tersenyum tipis ketika Alexa masuk ke dalam ruangannya. Dia kemudian berdiri dan berjalan menuju lemari yang ada di belakang meja kerjanya. Dia membuka salah satu pintu kecil yang ada di lemari tersebut.Di dalam lemari itu bersusun aneka jenis minuman beralkohol, lengkap dengan gelas berbagai ukuran, dari sloki sampai gelas anggur. “Kau mau minum apa?” tanya Gio kepada Alexa.“Ch, ch, ch, CEO macam apa sih kau ini, Babe. CEO mana yang minum pada jam kerja seperti ini?” ejek Alexa.“Heh, Perempuan. Diamlah saja, ini kantorku, kalau kau tak suka, silahkan angkat kaki dari sini.”Begitulah Gio, dia tak pernah punya keinginan untuk menghormati siapapun. Lelaki ataupun perempuan, baginya sama saja. Apalagi perempuan seperti Alexa.Kalau saja kata-kata itu keluar dari mulut orang lain, mungkin saja Alexa sudah balas memakinya. Tapi dengan Gio, jelas semua ceritanya akan berbeda. Setidaknya, Gio adalah satu-satunya tempat bagi Alexa ya

  • Menikahi CEO Dingin    bab 97 Hari yang apes

    Dengan perasaan kesal, Alexa berjalan keluar dari ruang kerja Alvaro. ‘Awas! Rasakan saja nanti, sombong sekali,’ batin Alexa . Kekesalannya memuncak, dia langsung saja berjalan menuju parkiran.Alexa masuk ke dalam mobilnya. Dia membanting pintu mobil itu sampai menciptakan bunyi yang keras. Beberapa orang yang sedang melintas langsung menatap ke arah mobil Alexa . “Apa lihat-lihat?!” seru Alexa dari dalam mobil. Suaranya tentu saja tak terdengar sampai keluar, teredam di dalam kabin mobil itu.Kekesalan Alexa kembali memuncak ketika telepon genggamnya yang tersambung dengan audio mobil berbunyi. Dia melirik ke arah layar yang ada di dashboard mobil. Nama Sarah tertera di layar tersebut. “Duh, Nenek Lampir ini lagi. Gara-gara dia sendiri nih, coba dia lebih pintar,” maki Alexa .Alexa menerima panggilannya. “Halo, Bu. Aku di jalan. Alvaro marah padaku juga. Dia mengancam akan menyudahi kontrak kalau aku menimbulkan kecurigaan. Jadi Ibu sekarang

  • Menikahi CEO Dingin    bab 95 pura-pura

    Alexa terkejut melihat Sarah dengan kopernya sudah berdiri di depan pintu unit apartemen yang ditinggali Alexa. ‘Untung saja tadi malam Gio tidak menginap disini,’ batin Alexa ketika membuka pintunya.“Kenapa, Bu? Kenapa mereka mengusir Ibu?” tanya Alexa. Dengan malas dia duduk di sofa yang ada pada ruang tamu di apartemen itu.“Kau bodoh, Gio juga bodoh! Kalian mark up terlalu banyak tagihan rumah sakit kemarin. Kalau saja kalian tidak menaikkan biayanya sebesar itu, pasti sekarang aku masih berada di rumah Al,” kecam Sarah.“Eh, itu bukan salah kami. Ibu mengatakan segitu jumlah hutang Ibu yang harus segera dibayarkan, kenapa sekarang menyalahkan kami?” tanya Alexa sengit. Dia tak menerima disalahkan oleh Sarah.“Memang, memang sebanyak itu. Tapi tidak juga dalam sekali jarah saja, Alexa.” Sarah lebih sengit lagi kepada Alexa. Dia merasa gadis itulah yang mengacaukan segalanya.“Bilang saja Ibu tak becus membujuk mereka berdua, Bu. Seka

  • Menikahi CEO Dingin    bab 94 hadiah bulan madu

    “Wifey, bangun.” Bisikan lembut Alvaro membuyarkan alam mimpi Bunga. Matanya langsung bergerak-gerak gelisah. Sesaat kemudian langsung membuka matanya pelan.Wajah tampak Alvaro tampak bersinar tertimpa cahaya matahari pagi yang menyelusup melalui sela-sela ventilasi jendela kamar mereka. “Tampan sekali,” gumam Bunga tak sadar. Dia mengira masih di dalam alam mimpi, dimana dirinya bebas bersuara memuji ketampanan sang suami tanpa merasa malu.“Oh, terimakasih, Wifey!” Kecupan Alvaro mendarat tepat di bibir Bunga. Kecupan itu membuatnya tersadar kalau itu adalah nyata, bukan mimpi sama sekali. Bunga langsung duduk, dia menggosok-gosok matanya pelan.“Sayang, astaga, aku kira sedang mimpi,” lirih Bunga, malu karena tadi terang-terangan memuji ketampanan sang suami.“Tidak, Sayang. Kau tidak hanya bermimpi jadi istriku. Kau benar-benar sudah menjadi istriku sekarang,” ujar Alvaro. Kecupan berikutnya bertubi-tubi menghujani pipi, kening, dan bibir Bun

  • Menikahi CEO Dingin    bab 93 suami yang marah

    Kemarahan Alvaro“Maafkan kami berdua karena selama ini menutupinya,” ujar Alvaro. Alvaro adalah bos yang dingin dan kaku di kantor dalam urusan pekerjaan. Namun, ketika ada acara di luar kerja seperti yang digelar malam ini, maka dia lebih santai dan lebih mampu membawakan suasana.Para karyawan tampak senang, mereka yang ada di kantor pusat selama ini juga sudah banyak yang menduga kalau Alvaro memang memilik hubungan dengan Bunga. Kecuali Vanessa yang hanya bisa meringis. Teman-teman yang duduk dalam satu meja dengannya pun mengatakan kalau Vanessa membawa gosip yang tidak akurat.Yang paling senang dengan semua itu adalah Kakek Bram. Begitu Bunga dan Alvaro kembali turun dari panggung, Kakek Bram langsung memeluk Alvaro dan juga Bunga. “Kakek senang, sekarang langkah kalian akan lebih mudah lagi. Tidan usah bersembunyi-sembunyi,” ujar Kakek Bram. Bunga sendiri merasa konyol. Sebenarnya masih saja ada keinginannya untuk memberontak pada Alvaro. Setidakn

  • Menikahi CEO Dingin    berita pernikahan

    “Sayang! Cepatlah bersiap. Biarkan Ibu istirahat!” ujar Alvaro berdiri di pintu ruang makan. Dia menatap tajam pada Bunga. Alvaro tal sengaja mendengar perkataan Bunga tadi. Dia sangat menyesalkan itu. Alvaro tadi kembali ke ruang makan juga untuk menjauhkan Bunga dari Sarah yang penuh intrik.‘Kurang ajar, ternyata selama ini dia belum melimpahkannya pada Alvaro. Jadi bagaimana mungkin aku mengambil alih dari Alvaro?’ pikir Sarah yang duduk terdiam di ruang makan itu sendirian. Tak ada jalan lain agar Alvaro bisa secepatnya menerima warisan dari Kakek Bram kecuali mereka memiliki anak.Di kamar, Alvaro cepat menutup pintu setelah Bunga masuk ke kamar bersamanya. “Sayang, kau tidak bisa mengatakan apapun pada Ibu dengan semudah itu. Aku tahu kalau dia adalah ibu kandungku, tapi bukan berarti aku buta. Aku hanya tak mau dia terlantar walaupun dulu dia menelantarkan aku,” ujar Alvaro. Dia berjalan gelisah di dalam kamar.“Aku rasa tidak ada salahnya, daripada Ibu terus bertanya,” ujar B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status