Share

Apotik

Author: Bunda kembar
last update Last Updated: 2025-12-07 08:15:19

“Ikut,” rengek Bunga dengan manja. Alvaro segera menggelengkan kepalanya. Dia ingin Bunga diam dan beristirahat di rumah. Alvaro tak mau Bunga bertambah lelah. Belum lagi kalau nanti di jalan terjebak macet.

“Aku hanya sebentar saja. Kau pasti pusing kan? Aku akan meminta Bibi membuatkan teh mint untukmu sementara aku pergi sebentar,” ujar Alvaro.

Bunga menyerah. Alvaro tampaknya sedang tak bisa dipatahkan. Alvaro segera mengecup kening dan bibir Bunga kemudian beranjak selagi sang istri mempersilahkan dengan senyuman. Sebelum Bunga berubah pikiran, Alvaro melesat ke arah pintu kamar.

“Sayang, jangan lupa!” seru Bunga. Alvaro terhenti, dia kemudian mundur dan berbalik.

“Jangan lupa apa, Sayang?” tanya Alvaro.

“Belikan aku pizza,” ujar Bunga. Alvaro mengacungkan jempolnya.

“Siap, Sayang!” seru Alvaro, dia kemudian langsung melesat keluar kamar. Dia terlebih dulu ke dapur untuk meminta pelayan membuatkan teh untuk Bunga kemudian langsung ke garasi mobilnya.

Sebentar saja, Alvaro suda
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi CEO Dingin    negatif

    Bunga merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia melepaskan pelukan Alvaro seraya mendekat ke meja wastafel. Bunga meraih ketiga alat tespack tersebut.“Sayang, hasilnya negatif,” desah Bunga. Nada kecewa menyeruak di dalam suaranya. Sama seperti Bunga, Alvaro pun mengalami kekecewaan yang sama. Namun, ketika memandang wajah sang istri yang sudah sarat akan kesedihan, Alvaro segera menyembunyikan kekecewaannya.Alvaro pun mendekat ke arah Bunga, memastikan kalau Bunga membaca tespack itu dengan benar. Di dalam hati, sebenarnya Alvaro berharap hasilnya akan berbeda. Sedikit banyaknya Alvaro tahu kalau satu garis di tespack itu berarti negatif. “Tidak apa, Sayang. Kita hanya harus mencoba lagi. Kita masih punya banyak tespack, kita akan memeriksa lagi bulan depan,” ujar Alvaro . Dia mencoba membuat suaranya terdengar bersemangat, namun sepertinya gagal.Bunga secepatnya memandang Alvaro , menatap tajam ke dalam ruang matanya. Bunga mencari kejujuran, dia ingin tahu seberapa kece

  • Menikahi CEO Dingin    tespek

    Menanti pagi membuat Bunga dan Alvaro merasa tak sabar. Setelah menghabiskan pizza sembari menonton serial drama kesukaan Bunga, mereka masih saja terjaga di atas tempat tidur.“Sayang,” panggil Alvaro sembari mencolek pinggang Bunga. Begitu Bunga melirik ke arahnya, Alvaro langsung mengedipkan matanya dengan manja.“Apa colek-colek?” tanya Bunga. Dia memegang tangan Alvaro yang tadi dengan usil menggodanya. “Tidak malam ini, Sayang. Aku lelah,” keluh Bunga.Alvaro merengut, sebenarnya dia hanya ingin bermanja pada Bunga. Alvaro tentu tidak ingin Bunga kelelahan. Apalagi ada indikasi mengenai kehadiran jabang bayi di dalam perut Bunga.“Iya deh, tapi kalau peluk-peluk saja boleh kan?” rengek Alvaro seperti anak kecil. Bunga mendekat pada sang suami yang tiduran di dekatnya kemudian memeluk lelaki itu.“Kau ini kenapa manja sekali sih?” ujar Bunga gemas. Bunga menciumi kening dan pipi Alvaro yang berbantal di pahanya.Alvaro berba

  • Menikahi CEO Dingin    Apotik

    “Ikut,” rengek Bunga dengan manja. Alvaro segera menggelengkan kepalanya. Dia ingin Bunga diam dan beristirahat di rumah. Alvaro tak mau Bunga bertambah lelah. Belum lagi kalau nanti di jalan terjebak macet.“Aku hanya sebentar saja. Kau pasti pusing kan? Aku akan meminta Bibi membuatkan teh mint untukmu sementara aku pergi sebentar,” ujar Alvaro. Bunga menyerah. Alvaro tampaknya sedang tak bisa dipatahkan. Alvaro segera mengecup kening dan bibir Bunga kemudian beranjak selagi sang istri mempersilahkan dengan senyuman. Sebelum Bunga berubah pikiran, Alvaro melesat ke arah pintu kamar.“Sayang, jangan lupa!” seru Bunga. Alvaro terhenti, dia kemudian mundur dan berbalik. “Jangan lupa apa, Sayang?” tanya Alvaro.“Belikan aku pizza,” ujar Bunga. Alvaro mengacungkan jempolnya. “Siap, Sayang!” seru Alvaro, dia kemudian langsung melesat keluar kamar. Dia terlebih dulu ke dapur untuk meminta pelayan membuatkan teh untuk Bunga kemudian langsung ke garasi mobilnya.Sebentar saja, Alvaro suda

  • Menikahi CEO Dingin    bab 113

    Hari ini adalah hari terakhir Alvaro dan Bunga berada di Amsterdam. Sore ini mereka akan berangkat menuju Jakarta kembali. Alvaro dan Bunga tak mau lagi keluar dari hotel. Mereka hanya memesan makanan dari layanan kamar di hotel itu.“Kenapa tidak mengajak keluar, Sayang? Apa trauma?” tanya Alvaro. Dia menghampiri Bunga yang sedang berdiri di depan jendela kamar itu.“Tidak, menghindari masalah saja. Siapa tahu nanti nyasar, malah bikin masalah, Sayang,” ujar Bunga. Sebenarnya ada hal lain yang dipikirkan oleh Bunga. Tapi, dia sendiri pun belum yakin untuk menyampaikannya pada Alvaro sekarang.‘Aku sudah terlambat datang bulan, apa aku ceritakan sekarang atau nanti saja ketika di Indonesia?’ pikir Bunga. Alvaro membaca wajah istrinya. Dia tahu persis kalua Bunga sedang memikirkan sesuatu.“Cepat ceritakan, apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan, Sayang?” tanya Alvaro. Bunga berbalik, menatap Alvaro yang tadinya berada di belakangnya. Bunga tak tahan kalau menyembunyikan sesuatu dari

  • Menikahi CEO Dingin    bab 112 Tidur saja di luar

    Setelah diperiksa secara intensif di rumah sakit, Bunga dan Alvaro diperbolehkan kembali ke hotel tempat mereka menginap tadi. Petugas medis dan rumah sakit itu menawarkan untuk mengantarkan mereka kembali ke hotel, tapi Bunga menolak. Dia ingin kembali dengan taksi saja bersama Alvaro saja, Bunga merasa enggan bila harus naik ambulans lagi. Alvaro sendiri juga merasa enggan diantarkan menggunakan fasilitas dari rumah sakit itu. Mereka sudah merasa kuat kembali.Keluar dari rumah sakit, Bunga dan Alvaro segera memesan taksi. Keesokan harinya mereka harus kembali ke Indonesia, dan mereka belum beristirahat sama sekali. Padahal, malam sudah cukup larut akibat kelamaan terlibat insiden di lift sebelumnya.Setelah sampai di hotel, pihak hotel itu sendiri langsung menyambut mereka. Dari pihak hotel tadi menginformasikan kalau mereka sudah mengamankan barang-barang Alvaro dan Bunga yang tertinggal di dalam lift, dan mereka akan mengantarkannya dengan troli. Seo

  • Menikahi CEO Dingin    Penyelamatan

    Alvaro berdiri dan segera menekan kembali tombol darurat di lift tersebut. Dia memohon agar secepatnya diberi bantuan. Alvaro menyampaikan kalau istrinya yang bersamanya di dalam lift saat ini tak lagi sadarkan diri.“Can you perform CPR on her?” tanya wanita yang menerima permintaan bantuan secepatnya oleh Alvaro. Alvaro meringis, dia tak pernah melakukan CPR sebelumnya. Tidak banyak orang biasa yang mampu melakukan CPR dengan cara yang benar. Selama ini, Alvaro tak pernah belajar, bahkan tak pernah mengetahui cara melakukannya. Dia melirik ke arah Bunga, Alvaro merasa tak mampu melihatnya seperti itu. Alvaro sedih dan khawatir kalau terjadi sesuatu yang buruk pada istrinya itu.“Helo, helo, Sir. Can you hear me?” Wanita yang menerima panggilan darurat Alvaro kembali memancing kesadaran Alvaro. Alvaro pun tersentak. Sekarang bukan saatnya dia untuk berpikir mengenai bagaimana cara melaksanakannya, melainkan Alvaro harus berpikir mengenai nyawa dan kesela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status