Home / Romansa / Menikahi CEO Dingin / bab 77 Haruskah mengakuinya?

Share

bab 77 Haruskah mengakuinya?

Author: Bunda kembar
last update Last Updated: 2024-07-11 12:01:12

Setelah Bunga dan Alvaro keluar dari ruangan itu, Sarah dan Alexa bersuka ria. Sarah langsung menarik selang oksigen itu dari hidungnya. “Aku bebas sekarang. Aku senang sekali. Gio memang pintar mengatur strategi. Aku yakin kita akan memenangkan hati Alvaro ,” ujar Sarah.

“Apa yang aku bilang, Bu. Gio memang tahu segalanya. Dia cerdas untuk mengurus semua ini.” Alexa ikut bangga karena dialah yang sudah mengenalkan Gio pada Sarah.

“Sekarang kita harus menjalankan peran ini sebaik mungkin, Bu. Harus berhasil sampai Ibu bisa dibawa Alvaro ke rumahnya,” lanjut Alexa. Dia membuka semua paper bag yang dibawanya tadi. Sebenarnya bukan hanya buah yang ada di dalamnya, namun juga makanan dan minuman kesukaan Sarah. Alexa tahu kalau Sarah tak akan betah dengan treatment dari rumah sakit itu.

Suka ria yang dirasakan oleh Sarah dan Alexa berbeda jauh dengan yang dialami oleh Alvaro dan Bunga di dalam mobil menuju tempat tinggal mereka. Alvaro masih sedih atas sikap Bunga. Walaupun dia senang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi CEO Dingin    Promil

    Setelah kembali dari makan siang, Bunga langsung kembali ke dalam ruang kerjanya. Sementara Nabila, Aditya, bersama Alvaro langsung menuju ruang meeting. Di dalam ruangannya, Bunga duduk. Dia sedikit melamun membayangkan wajah Alvaro yang tadi berseri-seri melihat keluarga kecil di restoran.‘Mungkin Al memang sudah ingin kami memiliki anak,’ batin Bunga. Dia memandang foto Alvaro dan dirinya yang ada di meja kerjanya. Sejak Alvaro mengumumkan pernikahan mereka, Bunga tentunya sudah tak punya lagi masalah dalam memajang foto-foto mereka bersama.Bunga jadi ikut tersenyum sendiri membayangkan bagaimana wajah anak mereka nantinya. “Dia pasti akan tampan seperti ayahnya,” gumam Bunga sendiri di ruangan itu. Dia mengambil pigura foto itu kemudian menatapnya lekat-lekat. Bunga membelai foto Alvaro yang tampak tersenyum padanya dengan ujung jarinya.Tiba-tiba saja pintu ruang kerja Bunga terbuka. Alvaro muncul di depan pintu itu. “Sayang, aku membutuhkan fi

  • Menikahi CEO Dingin    bab 99 Ingin anak

    Sejak pagi, Bunga sibuk di kantornya. Tadi, Bunga meminta pada Alvaro agar mereka berangkat lebih cepat. Menuju keberangkatan mereka untuk berlibur, pekerjaan Bunga justru semakin banyak. Bunga ingin menyelesaikan semuanya lebih dulu. Dia tak mau pikirannya terganggu di masa liburan nanti.Tok! Tok! Tok!Menjelang makan siang, seseorang mengetuk pintu ruang kerja Bunga. “Masuk!” teriak Bunga dari dalam. Ketika pintu terbuka, Bunga langsung tertawa. Nabila datang membawa sebuah kotak kado.“Surprise!” ujar Nabila.Bunga tertawa karena melihat ekspresi lucu di wajah Nabila. “Hei, ada apa ini? Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba dapat kejutan?” Bunga langsung berdiri, dia senang sekali menyambut sahabatnya itu.“Aku datang dengan Aditya, rapat pimpinan cabang. Duh, yang mau belated honeymoon, kerjanya semakin rajin. Biar disana bisa sibuk yang lain ya?” sindir Nabila dengan senang. Bunga tersenyum malu-malu. Rona merah menjalari waja

  • Menikahi CEO Dingin    bab 98 kekalahan

    Gio tersenyum tipis ketika Alexa masuk ke dalam ruangannya. Dia kemudian berdiri dan berjalan menuju lemari yang ada di belakang meja kerjanya. Dia membuka salah satu pintu kecil yang ada di lemari tersebut.Di dalam lemari itu bersusun aneka jenis minuman beralkohol, lengkap dengan gelas berbagai ukuran, dari sloki sampai gelas anggur. “Kau mau minum apa?” tanya Gio kepada Alexa.“Ch, ch, ch, CEO macam apa sih kau ini, Babe. CEO mana yang minum pada jam kerja seperti ini?” ejek Alexa.“Heh, Perempuan. Diamlah saja, ini kantorku, kalau kau tak suka, silahkan angkat kaki dari sini.”Begitulah Gio, dia tak pernah punya keinginan untuk menghormati siapapun. Lelaki ataupun perempuan, baginya sama saja. Apalagi perempuan seperti Alexa.Kalau saja kata-kata itu keluar dari mulut orang lain, mungkin saja Alexa sudah balas memakinya. Tapi dengan Gio, jelas semua ceritanya akan berbeda. Setidaknya, Gio adalah satu-satunya tempat bagi Alexa ya

  • Menikahi CEO Dingin    bab 97 Hari yang apes

    Dengan perasaan kesal, Alexa berjalan keluar dari ruang kerja Alvaro. ‘Awas! Rasakan saja nanti, sombong sekali,’ batin Alexa . Kekesalannya memuncak, dia langsung saja berjalan menuju parkiran.Alexa masuk ke dalam mobilnya. Dia membanting pintu mobil itu sampai menciptakan bunyi yang keras. Beberapa orang yang sedang melintas langsung menatap ke arah mobil Alexa . “Apa lihat-lihat?!” seru Alexa dari dalam mobil. Suaranya tentu saja tak terdengar sampai keluar, teredam di dalam kabin mobil itu.Kekesalan Alexa kembali memuncak ketika telepon genggamnya yang tersambung dengan audio mobil berbunyi. Dia melirik ke arah layar yang ada di dashboard mobil. Nama Sarah tertera di layar tersebut. “Duh, Nenek Lampir ini lagi. Gara-gara dia sendiri nih, coba dia lebih pintar,” maki Alexa .Alexa menerima panggilannya. “Halo, Bu. Aku di jalan. Alvaro marah padaku juga. Dia mengancam akan menyudahi kontrak kalau aku menimbulkan kecurigaan. Jadi Ibu sekarang

  • Menikahi CEO Dingin    bab 95 pura-pura

    Alexa terkejut melihat Sarah dengan kopernya sudah berdiri di depan pintu unit apartemen yang ditinggali Alexa. ‘Untung saja tadi malam Gio tidak menginap disini,’ batin Alexa ketika membuka pintunya.“Kenapa, Bu? Kenapa mereka mengusir Ibu?” tanya Alexa. Dengan malas dia duduk di sofa yang ada pada ruang tamu di apartemen itu.“Kau bodoh, Gio juga bodoh! Kalian mark up terlalu banyak tagihan rumah sakit kemarin. Kalau saja kalian tidak menaikkan biayanya sebesar itu, pasti sekarang aku masih berada di rumah Al,” kecam Sarah.“Eh, itu bukan salah kami. Ibu mengatakan segitu jumlah hutang Ibu yang harus segera dibayarkan, kenapa sekarang menyalahkan kami?” tanya Alexa sengit. Dia tak menerima disalahkan oleh Sarah.“Memang, memang sebanyak itu. Tapi tidak juga dalam sekali jarah saja, Alexa.” Sarah lebih sengit lagi kepada Alexa. Dia merasa gadis itulah yang mengacaukan segalanya.“Bilang saja Ibu tak becus membujuk mereka berdua, Bu. Seka

  • Menikahi CEO Dingin    bab 94 hadiah bulan madu

    “Wifey, bangun.” Bisikan lembut Alvaro membuyarkan alam mimpi Bunga. Matanya langsung bergerak-gerak gelisah. Sesaat kemudian langsung membuka matanya pelan.Wajah tampak Alvaro tampak bersinar tertimpa cahaya matahari pagi yang menyelusup melalui sela-sela ventilasi jendela kamar mereka. “Tampan sekali,” gumam Bunga tak sadar. Dia mengira masih di dalam alam mimpi, dimana dirinya bebas bersuara memuji ketampanan sang suami tanpa merasa malu.“Oh, terimakasih, Wifey!” Kecupan Alvaro mendarat tepat di bibir Bunga. Kecupan itu membuatnya tersadar kalau itu adalah nyata, bukan mimpi sama sekali. Bunga langsung duduk, dia menggosok-gosok matanya pelan.“Sayang, astaga, aku kira sedang mimpi,” lirih Bunga, malu karena tadi terang-terangan memuji ketampanan sang suami.“Tidak, Sayang. Kau tidak hanya bermimpi jadi istriku. Kau benar-benar sudah menjadi istriku sekarang,” ujar Alvaro. Kecupan berikutnya bertubi-tubi menghujani pipi, kening, dan bibir Bun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status