Share

14. Pagi yang Manis

Telepon Kevin sepagi itu benar-benar menggelisahkan perasaan Mei. “Berani-beraninya dia melakukan itu dibelakang Raya,” gumamnya ketar-ketir sambil berjalan gontai menuju halaman gedung kantor. Lalu terkejut melihat sebuah mobil yang tak asing terparkir di halaman gedung kantornya. Kebetulan Mei mengenali plat nomornya.

“Jun? Kok mobil lu ada di depan kantor gue?” tanya Mei melalui telepon.

“Hah?” Juna malah kedengaran bingung. “Mobil yang mana nih?”

“Gaya amat pakai tanya yang mana?”

”Iyalah, mobil gue banyak! Makanya gue tanya, yang mana?”

“Ck. Yang lu bawa kondangan waktu itu.”

“Oh yang itu. Gue kasihin orang, Mei. Bosen gue.”

Mei memutar bola mata. Seakan yang dibicarakannya itu mobil-mobilannya saja. Dasar, Juna!

“Oh, kirain elu juga lagi di sini.”

“Eh, Maemunah. Ngapain jam segini dah sampai kantor? Kayak cleaning service aja lu datang pagi-pagi?”

Mei tersadar. Kenapa juga dia menelepon Juna jam enam pagi begini?

“Nah, elu sendiri? Lagi ngapain jam segini?” Mei bal
Indy Shinta

Yuk, dukung penulis dengan klik VOTE.

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
sari rahayu
mereka qbsurd
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status