Home / Romansa / Menikahi Pamannya Tunanganku / Bab 4 : Konferensi Pers

Share

Bab 4 : Konferensi Pers

Author: Iris Moonvale
last update Last Updated: 2025-07-14 15:33:39

“Apa tanggapan kalian terkait video rekaman keluarga Wijaya yang tersebar?”

tanya seorang wartawan yang langsung menghampiri Nadine dan Leonhart yang baru saja turun ke lobi hotel.

Nadine kebingungan. Video apa yang dimaksud para wartawan? Nadine menatap Leonhart dengan penuh tanya.

“Kami akan menjelaskannya dalam konferensi pers siang ini di Singapura. Tolong beri kami waktu,” jawab Leonhart dengan tenang.

Konferensi pers?

Nadine bertanya-tanya apa maksudnya, kenapa ia tidak diberitahu apapun?

Mereka segera naik ke mobil yang sudah disiapkan dan segera berangkat menuju bandara Soekarno Hatta.

“Apa maksud para wartawan tadi? Rekaman video apa? konferensi pers apa? Kenapa kau tidak memberitahuku apa pun?” Nadine menatap Leonhart, matanya penuh tanda tanya.

Leonhart menatap Nadine lekat-lekat. “Rekaman itu tentang percakapan kita sehari sebelum pernikahan. Dan soal konferensi pers … maaf, aku benar-benar lupa memberitahumu.”

“Maksudmu soal kau yang ingin menggantikan Rafael menikah denganku?” tanya Nadine, memastikan.

“Ya, tapi untungnya rekaman itu hanya terekam sebagian percakapan saja,” ucap Leonhart dengan tenang.

“Kenapa kau tidak langsung memberitahuku? Kenapa aku harus mengetahuinya dari para wartawan?” ucap Nadine dengan kesal.

“Aku hanya tidak ingin membebanimu,” jawab Leonhart dengan tulus.

“Tapi ini masalahku! Hidupku! Aku harus tahu apa yang terjadi untuk bisa menyelesaikannya!” ucap Nadine marah.

“Maafkan aku. Aku tidak memikirkan perasaanmu,” jawab Leonhart dengan lembut.

Nadine terdiam. Ia tidak menyangka langsung muncul masalah setelah ia menikah. Kepalanya seperti mau meledak. Belum selesai satu masalah, sudah muncul lagi masalah baru.

“Kenapa masalah selalu datang kepadaku?” kata Nadine dengan lirih.

Leonhart menatap Nadine. “Kita akan hadapi bersama. Jangan khawatir,” kata Leonhart menenangkan Nadine.

Nadine mengangguk pelan. Meski pikirannya masih kacau, setidaknya kata-kata Leonhart sedikit menghiburnya.

Sesampainya di bandara, mereka langsung check-in dan masuk ke dalam pesawat. Nadine hanya diam sepanjang perjalanan. Ia menatap keluar jendela, lalu tertidur.

Leonhart tersenyum tipis saat melihat Nadine terlelap. Ia segera menyelimutinya dengan hati-hati.

Mereka akhirnya tiba di Bandara Changi, Singapura. Suasana bandara sudah dipenuhi para wartawan yang sejak tadi menunggu kedatangan mereka.

Pengawal yang telah disiapkan Leonhart segera membuka jalan dan mengawal mereka menuju lokasi konferensi pers.

Nadine dan Leonhart berdiri bersama di podium. Dengan suara lantang dan tegas, Leonhart membuka konferensi pers.

“Terima kasih atas kedatangan Anda semua. Kami di sini untuk menjelaskan beberapa hal terkait berita yang sedang beredar,” ucap Leonhart.

Leonhart mulai menjelaskan latar belakang pernikahannya dengan Nadine. Setelah itu, sesi tanya jawab pun dimulai.

Seorang wartawan mengangkat tangannya.

“Pak Leonhart, jadi apa benar ini hanya pernikahan bisnis?” tanya wartawan dari SG News.

“Tidak sepenuhnya benar,” jawab Leonhart dengan tenang.

Nadine menoleh ke arah Leonhart. Mereka bertatapan sebentar.

“Pak Leonhart, banyak yang mempertanyakan absennya Pak Rafael dan Laura pada pernikahan Anda kemarin. Apakah ada alasan khusus di balik ketidakhadiran mereka?” tanya wartawan dari Singapore One dengan semangat.

Leonhart tersenyum tipis. “Saya tidak dalam posisi untuk menjelaskan alasan pribadi orang lain. Tapi yang bisa saya katakan, fokus utama kami saat ini adalah menjaga stabilitas keluarga dan reputasi perusahaan masing-masing,”

Suasana ruang konferensi makin ramai. Para wartawan sibuk mencatat setiap kata yang diucapkan Leonhart.

Mereka berebut mengangkat tangan, berharap diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.

Wartawan dari Multi News yang ditunjuk oleh Leonhart segera bertanya.

“Apa yang akan Anda lakukan selanjutnya? Apakah Ny. Nadine akan ikut terlibat di Inter Tech?” tanyanya antusias.

Leonhart mengangguk.

“Mulai minggu depan, Nadine akan diperkenalkan ke internal perusahaan dan mulai belajar serta bekerja bersama tim kami.” jawabnya tenang.

Nadine terkejut mendengar kalimat itu. Ia belum diberitahu Leonhart bahwa dirinya akan bergabung dengan Inter Tech.

Namun sebelum Nadine sempat bertanya, seorang wartawan dari barisan belakang tiba-tiba melontarkan pertanyaan,

“Pak Leonhart, apa benar alasan pergantian pengantin pria pada pernikahan ini karena Pak Rafael telah menikahi Laura, adik tiri Ny. Nadine?” tanya wartawan dari Singapore Star.

Nadine tersentak mendengar pertanyaan itu. Ia tak menyangka ada yang mengetahui alasan sebenarnya di balik pergantian pengantin. Dengan panik, ia menatap Leonhart.

Namun, tiba-tiba Leonhart menggenggam tangan Nadine, berusaha menenangkannya.

“Saya tidak tahu mengenai hal itu, karena pertanyaan tersebut berada di luar kapasitas saya. Silakan Anda tanyakan langsung kepada pihak terkait,” kata Leonhart datar

Ruang konferensi mendadak riuh. Beberapa wartawan mulai bergosip dan saling bertukar informasi dengan penuh antusias.

“Benarkah perkataanmu itu?”

“Dari mana kau mendapatkannya?”

“Wah, ini bisa jadi berita eksklusif.”

Nadine yang mendengar kericuhan para wartawan, mulai gugup. Bagaimana jika rahasia keluarganya terbongkar? Ia pasti akan disalahkan oleh ayahnya, Yusuf, karena dianggap mengumbar aib keluarga.

“Bagaimana ini, Leonhart?” bisiknya panik.

“Tenang saja,” jawab Leonhart.

“Baiklah, karena waktunya sudah habis, saya dan istri saya akan undur diri.” ucap Leonhart membuat ruangan jadi hening.

“Dan … tolong untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak perlu, jika kalian tidak ingin berurusan dengan tim hukum Inter Tech, terima kasih.” lanjut Leonhart dengan tegas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 43 : Sadar

    “Aku ingin minta maaf.”Nadine terkejut mendengar ucapan Tasya. Ia tak menyangka Tasya akan mengatakan hal itu dalam pertemuan ini. Sejenak Nadine bertanya-tanya, ada apa hingga Tasya mengajaknya bertemu di kafe dekat kantor. Perubahan ini terasa begitu tiba-tiba, apalagi mengingat semalam mereka sempat berkonflik.“Minta maaf?” tanya Nadine memastikan.“Ya, selama ini sepertinya aku selalu mengganggumu … semalam aku dinasehati orang tuaku, dan aku jadi sadar bahwa selama ini aku telah banyak berbuat salah padamu,” ucap Tasya sambil menunduk malu.Nadine tidak tahu harus merespons bagaimana. Ia sangat bingung dengan perubahan sikap yang begitu mendadak ini. Namun, ia tidak ingin menyimpan dendam atau memiliki musuh. Ia hanya ingin berteman dan hidup dengan damai.“Ya, aku memaafkanmu,” ucap Nadine akhirnya, tersenyum lembut.Tasya mengangkat kepalanya, matanya berbinar penuh antusias.“Benarkah? Terima kasih, Nadine,” ujarnya sambil memegang kedua tangan Nadine.“Ya, mari bekerja deng

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 42 : Pengganggu

    “Kita seharusnya tidak pulang bersama.”Perkataan itu keluar begitu saja dari mulut Nadine. Namun, apa yang dikatakannya memang tidak sepenuhnya salah. Ia tidak mau reputasi Leonhart tercoreng karena ulah yang telah dibuatnya.“Kenapa? Apa kau takut reputasiku turun?” tanya Leonhart, mencoba memastikan.Nadine mengangguk pelan.“Hah … ya, aku tidak bisa mengatakan aku tidak terdampak karena perbuatanmu, tapi… aku percaya kau sebenarnya tidak ingin melakukan itu, kan?” ucap Leonhart, mencoba menenangkan Nadine.Nadine mengangguk sambil memajukan bibirnya. Ia juga menahan air matanya yang ingin jatuh, karena merasa bersalah sekaligus terharu mendengar perkataan Leonhart.“Yah … aku tersulut emosi karena dia selalu mencari masalah denganku … maaf,” ucap Nadine menyesal.Leonhart menepuk pelan kepala Nadine.“Tidak apa-apa, lain kali cobalah untuk menghiraukannya saja,” ucapnya lembut.Nadine mengangguk pelan.Akhirnya mereka sampai di apartemen. Leonhart memarkir mobilnya dan mereka pun

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 41 : Peringatan!

    “Jadi, apa yang kalian ributkan?”Leonhart bertanya dengan tenang kepada Nadine dan Tasya. Namun, mereka berdua hanya diam, tak satupun dari mereka membuka suara.Nadine tertunduk malu, bisa-bisanya ia terbawa suasana dan menimbulkan masalah di kantor suaminya.Leonhart kembali membuka suara.“Tidak ada yang mau menjawab? Apa ini pertanyaan sulit untuk kalian?” tanyanya lagi.Nadine masih terdiam, sedangkan Tasya akhirnya membuka mulut.“Saya … saya hanya menegur Nadine untuk tidak bermalas-malasan, tetapi dia malah marah,” ucapnya dengan ekspresi sedih, seolah-olah Nadine lah yang memulai perkelahian.“Hah?” Nadine terperangah sambil menggelengkan kepala.Saat Nadine hendak membalas perkataan itu, Leonhart menghentikannya.“Sebentar … biarkan Tasya berbicara lebih dulu,” ucapnya sambil memberikan kode tangan untuk berhenti ke arah Nadine.“Kamu, silahkan ceritakan lebih lengkap,” ucapnya lagi, menunjuk Tasya.Tasya, yang merasa Leonhart seperti berpihak padanya, langsung menceritakan

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 40 : Pertengkaran

    “Padahal aku sudah mengatakan untuk makan siang bersama, tapi kau malah makan siang bersama temanmu.”Leonhart mengucapkannya dengan nada tenang, tetapi jelas menyiratkan sindiran. Tatapannya lurus dan tajam ke arah Nadine, membuat wanita itu salah tingkah.Sambil menampilkan senyum kaku, Nadine mencoba merespons.“Maaf, aku sedang membahas pekerjaan.”Leonhart mengangguk perlahan, seolah menerima penjelasan itu.“Baiklah, kalau begitu aku juga ingin bergabung. Boleh kan?” tanyanya dengan ramah, meski nada suaranya tetap terasa mendesak.“Ya … baiklah,” jawab Nadine, merasa tak enak pada teman-temannya.Dari sudut matanya, Nadine bisa melihat Mira tampak salah tingkah, sedangkan Revan hanya bergantian menatap Nadine dan Leonhart, jelas membaca suasana yang canggung.Kehadiran Leonhart di sebelahnya membuat Nadine semakin kaku. Para karyawan yang sedang makan di kantin pun mulai memperhatikan mereka, beberapa bahkan berbisik-bisik.“Kalian silahkan lanjutkan pembicaraan kalian. Aku tid

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 39 : Menghindar

    “Apa Anda memanggil saya?”Nadine berbicara sambil menundukkan kepala, ia tidak berani menoleh ke arah depan, karena di sana duduk seseorang yang sangat ingin ia hindari.“Ya, sebenarnya tidak ada hal khusus,” ucap Leonhart sambil mengetuk-ngetukkan jari-jarinya ke meja.“Baiklah, kalau begitu saya akan kembali bekerja,” ucap Nadine sambil berbalik dan hendak melangkah keluar pintu.Namun sebelum ia benar-benar keluar, Leonhart menambahkan sesuatu.“Makan sianglah denganku nanti,” ucapnya tenang.Nadine sempat mendengar kalimat itu, tapi ia buru-buru pergi ke ruang kerjanya tanpa memberikan jawaban. Ia merasa Leonhart semakin aneh. Tidak biasanya ia bertingkah seperti itu.Begitu masuk ke ruang kerjanya, Mira langsung menghampiri dan membombardir Nadine dengan pertanyaan.“Kenapa, Nad? Apa Pak Leonhart memberitahumu tentang tanggal launching Intershow? Atau ada masalah dengan desainmu?” tanyanya panik.Nadine terkekeh kecil, lalu menggeleng pelan.“Bukan keduanya. Pak Leonhart membaha

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 38 : Canggung

    “Ah, maaf, aku tidak bermaksud ….”Perkataan Leonhart terputus ketika melihat wajah Nadine yang memerah.Nadine sempat terdiam, wajahnya makin panas. Lalu tiba-tiba ia berdiri.“Maaf, aku harus kembali ke kamar karena masih ada pekerjaan yang belum selesai,” ucapnya, lalu segera pergi.Saat masuk ke kamar, Nadine langsung menutup pintu dan melempar tubuhnya ke ranjang sambil kedua tangannya menutupi wajah.Untuk pertama kalinya, dalam keadaan sadar, mereka melakukan kontak fisik yang cukup intens. Nadine bangun dari tidurnya, berjalan ke arah cermin, lalu memegangi bibirnya sambil membayangkan kejadian sebelumnya.“Bibirnya … rasa obat,” gumamnya sambil terkekeh, kemudian menggeleng pelan karena tersadar. Ia merasa seperti wanita mesum.Nadine kembali merebahkan tubuhnya di kasur, tapi bayangan tadi tidak juga pergi dari kepalanya. Semakin ia pikirkan, semakin gila rasanya. Akhirnya, untuk menghilangkan pikiran itu, ia menelpon Mira agar bisa mencurahkan hatinya.“Halo, Mir?” sapanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status