Share

BAB 45

Author: Ranisipenulis
last update Last Updated: 2025-08-21 21:43:26

Dona meletakkan tangan lembut di lengan suaminya, menatap mata Ergan dengan tulus.

"Aku ingin kamu berhenti narik angkot, sudah terlalu lamaas bekerja keras di jalan untuk menghasilkan nafkah. Kita mampu dan aku tidak ingin Mas kalah oleh lelah yang tak perlu," jelas Dona.

Ergan tersenyum tipis, namun rautnya tetap serius.

"Dona… pekerjaan itu bagian dari identitas saya. Saya bangga bisa mencukupi keluarga dengan usaha sendiri, meskipun sederhana," jawab Ergan.

Dona menggenggam lengan suaminya lebih erat.

"Aku tahu Mas bangga, tapi aku ingin Mas memiliki pilihan yang lebih baik. Tak harus selalu dalam kelelahan, di tengah panas dan hujan, atau risiko lainnya." Dona yang masih berusaha membujuk suaminya.

Ergan menghela napas.

"Tentu… saya mengerti maksudmu. Saya juga ingin lebih banyak waktu bersama Jihan dan kamu," jawab Ergan.

Dona menatapnya dengan lembut

"Betul, aku ingin kamu punya lebih banyak kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga, bukan hanya setelah maghrib at
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 49

    "Aku bangga sama Mas. Nanti kita lanjut lagi ke laporan arus kas, karena itu sama pentingnya. Banyak orang terkecoh, laba besar tapi kas habis," ucap Dona dengan lembut.Ergan mengangguk, kali ini dengan senyum penuh percaya diri."Saya siap belajar, Dona. Teruskan membimbing saya," jawab Ergan.Wanita itu mulai membuka laptopnya, menampilkan laporan keuangan salah satu perusahaan milik Ergan. Angka-angka yang tertera di layar cukup rumit, banyak kolom, grafik, serta tabel yang memenuhi layar."Aku tahu ini terlihat membingungkan, Mas. Tapi kalau kita pelajari pelan-pelan, Mas akan terbiasa," ucap Dona.Ergan memperhatikan layar dengan seksama. "Bagian mana yang seharusnya saya pahami lebih dulu?" tanya Ergan."Mulai dari laporan laba rugi dulu, ini yang paling sering ditanya oleh pemegang saham atau auditor. Di sini ada pendapatan, lalu ada biaya operasional, dan hasil akhirnya adalah laba bersih," jelas Dona sambil mengarahkan kursornya. "Kalau biaya operasional itu apa saja conto

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 48

    Pagi itu, udara masih terasa segar. Matahari baru saja merangkak naik, sinarnya menembus kaca besar kamar utama mansion. Ergan sudah lebih dulu terbangun, duduk di kursi dekat meja kerja dengan setumpuk berkas di hadapannya. Pandangannya serius, meski sesekali dahi berkerut melihat deretan angka yang tampak asing baginya.Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Dona masuk dengan rambut yang masih sedikit basah habis mandi, mengenakan kemeja putih sederhana yang dipadu celana panjang krem. Ia tersenyum tipis ketika melihat suaminya sudah larut dalam tumpukan kertas."Mas, kamu bangun pagi sekali," ucap Dona sambil berjalan mendekat.Ergan menoleh, tersenyum kecil."Saya memang mau bangun lebih awal, kalau tidak, kapan lagi saya bisa belajar. Laporan ini… luar biasa rumit, Dona," jawab Ergan sambil tersenyum.Dona duduk di sampingnya, lalu meletakkan secangkir kopi hitam di meja. "Aku tahu, tapi jangan kamu pikir ini mustahil. Semua bisa dipelajari. Yang penting, kamu sabar," ucap Dona

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 47

    Semua tertawa kecil mendengar komentar polos itu.Ergan mengusap kepala Jihan dengan lembut. "Papa harus rajin belajar," jawab Ergan.Damar tersenyum lebar."Justru itu, Pak Ergan. Anggap saja proses ini seperti kembali ke sekolah. Ada tahap belajar, latihan, dan ujian," ucap Damar.Dona menoleh penuh perhatian."Kalau begitu, kapan sebaiknya Mas Ergan mulai, Pak Damar?"tanya Dona."Semakin cepat semakin baik," jawab Damar mantap. "Saya sarankan minggu depan Pak Ergan mulai masuk ke kantor, bukan hanya sebagai pendamping Anda, Bu Dona, tapi juga untuk mulai mengenal karyawan," lanjut Damar.Dona menoleh ke arah suaminya."Bagaimana menurut Mas?" tanya Dona menatap suaminya.Ergan menghela napas, lalu mengangguk. "Saya… akan mencoba. Kalau kamu percaya pada saya, Dona, maka saya juga harus percaya pada diri sendiri," jawab Ergan sambil tersenyum ke arah istrinya.Dona tersenyum haru, matanya sedikit berkaca-kaca. "Itu yang aku tunggu, Mas," ucap Dona.Jihan tiba-tiba meraih tangan

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 46

    Suasana malam hari sekitar jam setengah tujuh terasa begitu hangat di mansion mewah itu, lampu-lampu taman mulai menyala lembut, memberi nuansa tenang setelah seharian penuh kesibukan. Dona duduk anggun di ruang tamu, menanti kedatangan seseorang yang sudah ia percayai sejak lama. Tak lama kemudian, pintu besar terbuka, dan seorang pria paruh baya dengan raut wajah tegas namun bersahaja masuk. Dona berdiri sambil tersenyum. "Selamat malam, Pak Damar. Terima kasih sudah meluangkan waktu datang ke sini," ucapnya ramah. Damar Anderson, salah satu rekan kerja yang sangat ia percaya, sedikit terkejut dengan sambutan hangat itu. Ia tidak menyangka bahwa malam ini, pertemuan mereka akan membuka sebuah rahasia besar. Dona kemudian menggandeng tangan Ergan dan mendekat, memperkenalkan dengan nada penuh keyakinan. "Pak Damar, saya ingin memperkenalkan. Ini adalah suami saya, Mas Ergan, dan ini, Jihan… anak kesayangan saya." Mata Pak Damar membesar, wajahnya sempat sulit menyembunyika

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 45

    Dona meletakkan tangan lembut di lengan suaminya, menatap mata Ergan dengan tulus. "Aku ingin kamu berhenti narik angkot, sudah terlalu lamaas bekerja keras di jalan untuk menghasilkan nafkah. Kita mampu dan aku tidak ingin Mas kalah oleh lelah yang tak perlu," jelas Dona. Ergan tersenyum tipis, namun rautnya tetap serius. "Dona… pekerjaan itu bagian dari identitas saya. Saya bangga bisa mencukupi keluarga dengan usaha sendiri, meskipun sederhana," jawab Ergan. Dona menggenggam lengan suaminya lebih erat. "Aku tahu Mas bangga, tapi aku ingin Mas memiliki pilihan yang lebih baik. Tak harus selalu dalam kelelahan, di tengah panas dan hujan, atau risiko lainnya." Dona yang masih berusaha membujuk suaminya. Ergan menghela napas. "Tentu… saya mengerti maksudmu. Saya juga ingin lebih banyak waktu bersama Jihan dan kamu," jawab Ergan. Dona menatapnya dengan lembut "Betul, aku ingin kamu punya lebih banyak kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga, bukan hanya setelah maghrib at

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 44

    "Melihat Jihan tidur sedamai ini di pelukanku, rasanya seperti menyaksikan luka-luka lama di hatinya perlahan sembuh. Ia benar-benar merasa aman sekarang, dan itu yang selalu aku inginkan," ucap Dona. Ergan mengangguk perlahan, menatap kedua orang yang sangat dicintainya. "Kita akan menjaga suasana ini, Dona, saya tahu perjalanan kita tidak mudah. Tapi dengan komitmen dan cinta yang kita miliki, saya yakin… kita bisa memberikan kehidupan yang layak dan penuh kasih untuk Jihan," jelas Ergan. Dona menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata, "Aku sudah minta semua foto keluarga kita dicetak dalam ukuran besar. Minggu depan, saat semuanya selesai dicetak dan diantarkan ke rumah, para bodyguard akan langsung memasangnya sesuai instruksi, aku sudah menyiapkan tata letaknya, ruang tamu, ruang tengah, kamar kita, dan tentu saja kamar Jihan." "Langkah yang sangat bijak. Setiap hari Jihan akan diingatkan bahwa ia adalah bagian dari keluarga ini, dan bahwa ia dicintai tanpa syarat," ucap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status