Share

BAB 71

Penulis: Ranisipenulis
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-09 08:21:58

Namun Dona menoleh dengan tatapan menusuk.

"Arga." Suaranya merendah tapi dingin, membuat ruangan langsung hening.

"Kamu sudah menampar anak kecil yang tak bersalah sampai pingsan di pesta ulang tahunnya sendiri. Kamu masih punya keberanian bicara di sini?"

Arga terdiam, wajahnya makin memerah.

"Kalau kamu punya sisa harga diri, lebih baik diam sebelum saya benar-benar menuntutmu secara hukum," lanjut Dona.

Suasana ruangan makin tegang. Para wartawan saling menatap, jelas mereka tak menyangka seorang wanita bisa berdiri begitu berani menghadapi keluarganya sendiri.

Yuli, mama kandung Jihan, melangkah maju dengan wajah pucat pasi.

"Bu Dona… tolong, jangan perbesar masalah ini. Arga hanya… hanya terpancing emosi," ucap Yuli.

Dona menatap Yuli, kali ini dengan sorot mata tajam bercampur jijik.

"Emosi? Menampar anak lima tahun sampai pingsan itu emosi? Jangan ajari saya membenarkan kekejaman, Bu Yuli," jawab Dona.

"Dia bukan siapa-siapa bagi saya!" seru Yuli tiba-tiba, suaranya mening
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 77

    Ergan menatapnya dengan mata yang lembut namun penuh rasa hormat. "Kamu sungguh luar biasa, Dona. Mungkin kalau bukan kamu, saya sudah hancur."Dona menggenggam tangannya pelan. "Aku tidak luar biasa, Mas. Aku hanya seorang ibu yang ingin melindungi anaknya."Mereka terdiam beberapa saat, hanya terdengar napas halus Jihan di antara mereka.Kemudian Ergan berkata lirih, "Dona, kalau suatu saat Arga sadar dan meminta maaf… apakah kamu bisa memaafkannya?"Dona menatap ke arah anak kecil yang tertidur di dadanya. "Kalau dia datang dengan hati yang tulus, aku akan memaafkannya. Tapi tidak akan lupa. Karena luka di hati anak sekecil ini tidak mudah sembuh."Ergan mengangguk pelan. "Saya mengerti. Saya akan pastikan Arga mendapatkan bimbingan selama masa hukumannya. Saya ingin dia belajar menjadi manusia yang lebih baik.""Terima kasih, Mas," ucap Dona dengan suara pelan. "Kamu selalu berpikir panjang, bahkan ketika hati kamu terluka."Ergan tersenyum tipis. "Karena saya punya alasan

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 76

    Yuli berdiri, menatap Dona dengan tatapan tajam. "Kamu jangan berpura-pura menjadi ibu yang sempurna, Dona, kamu hanya mengambil apa yang bukan milikmu. Rumah, suami, dan sekarang… kasih sayang yang seharusnya milik anakku!" bentak Yuli.Dona menatapnya tajam namun tenang. "Saya tidak pernah mengambil apa pun dari siapa pun, Ibu Yuli. Justru saya berusaha memperbaiki luka yang Anda tinggalkan," jawab Dona.Suasana ruangan menegang. Petugas penyidik yang duduk di ujung meja mengangkat kepala, mencoba menjaga ketertiban. "Mohon tenang, kami hanya ingin memastikan keterangan dari kedua belah pihak. Ibu Dona, Bapak Ergan, laporan sudah kami terima, termasuk hasil pemeriksaan medis anak Saudara. Berdasarkan bukti, tindakan Saudara Arga dapat dikategorikan sebagai kekerasan ringan terhadap anak di bawah umur."Wajah Yuli menegang. "Kekerasan ringan? Itu hanya salah paham! Anak saya tidak bermaksud melukai siapa pun!"Ergan menatapnya tajam. "Yuli, kamu bisa membela dia sejauh apa pun,

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 75

    Baru saja ia hendak duduk, suara mobil berhenti keras di depan mansion. Dari arah luar, Cakra dan Hendrian langsung bergerak cepat ke pintu depan.Tak lama kemudian, suara langkah tergesa dan bentakan terdengar."Mana Dona?! Mana Ergan?!" suara Yuli terdengar keras, menggema di aula depan.Dona menegakkan tubuh, matanya langsung menatap Ergan."Mas... itu Yuli," ucap Dona"Saya sudah duga dia akan datang," ucap Ergan sambil menghela napas panjang.Pintu ruang tamu terbuka keras. Yuli berdiri di sana, rambutnya sedikit berantakan, wajahnya merah padam menahan amarah. Di tangannya, selembar surat berkop polisi tergenggam erat."Ergan! Ini apa maksudnya! Kamu benar-benar melaporkan anakmu sendiri ke polisi!" bentaknya lantang sambil mengangkat surat itu. Ergan berdiri tenang, tapi sorot matanya tegas."Itu surat panggilan untuk Arga. Polisi yang kirim, bukan saya," jawab Ergan dengan nada sedikit tinggi."Jangan berbohong!" teriak Yuli lagi. "Kalau bukan karena laporan kalian, mana mun

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 74

    "Tentu saja. Tapi sekarang kamu tidur lagi ya, tubuh kamu masih sangat lelah, Sayang," jawab Ergan sambil tersenyum hangat.Jihan kembali berbaring, dan Dona menunduk mencium kening Jihan berkali-kali. "Mama sayang kamu," bisiknya pelan."Aku juga sayang Mama dan Papa," jawab Jihan lirih sebelum matanya kembali terpejam.Ergan menatap mereka dengan pandangan penuh kasih. "Dona, saya benar-benar bersyukur kamu kuat menghadapi ini," ucapnya pelan."Aku kuat karena aku tahu kamu selalu di sampingku, Mas. Kita berdua harus jadi tembok buat Jihan, dia butuh kita sekarang," jawab Dona sambil menatap suaminya.Ergan mengangguk mantap. "Saya akan pastikan Arga tidak mendekati Jihan sampai dia benar-benar sadar akan perbuatannya," ucap Ergan sambil mengangguk mantap.Dona menatap suaminya dalam diam, lalu berkata dengan nada tegas, "Besok pagi kita ke kantor polisi jam delapan, Mas, aku sudah siapkan semua bukti dan laporan dari pihak hotel. Mereka punya rekaman CCTV di aula pesta," ucap D

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 73

    "Mas," ucap Dona lembut sambil menatap Jihan yang masih tertidur di pelukan dan gendongannya. "Malam ini, biar Jihan tidur bersama kita saja. Aku tidak tenang kalau dia di kamarnya sendiri," ucap Dona.Ergan mendekat, menatap putrinya dengan wajah iba. "Saya setuju, Dona. Setelah apa yang dia alami, lebih baik Jihan tidak jauh dari kita malam ini," jawab Ergan setuju.Dona mengangguk, lalu perlahan mengelus rambut anaknya yang lembut. "Kasihan, Mas… tubuhnya masih lemah. Setiap kali aku menatap wajahnya, rasanya seperti melihat luka yang belum kering," ucap Dona yang menatap sendu ke arah anak kesayangannya itu.Ergan menatap istrinya dalam diam, lalu menepuk bahu Dona pelan. "Saya tahu, Dona, tapi sekarang yang paling penting, kita buat dia merasa aman. Tidak ada yang bisa menyentuhnya lagi di rumah ini," jawab Ergan.Dona tersenyum tipis. "Aku akan pastikan itu, Mas. Aku tidak akan membiarkan siapa pun mendekatinya tanpa izin kita," ucap Dona dengan nada serius.Mereka berjalan

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 72

    Dona masih mendekap Jihan erat di pelukannya. Hidungnya menempel pada rambut lembut putrinya itu, berkali-kali mengecup kening dan pipi Jihan. "Sayang, kamu tidak sendiri, ada Mama, ada Papa. Kamu tidak perlu takut lagi, Sayang," ucap Dona.Air mata Jihan menetes lagi. "Mama… aku takut kalau Kak Arga marah lagi. Sakit sekali tadi, Mama," ucap Jihan dengan tubuh gemetar karena ketakutan.Dona menahan perih di dadanya, ia mengecup kedua pipi Jihan bergantian dengan penuh kasih sayang. "Tidak akan ada yang menyakitimu lagi. Mama janji," jawab Dona lalu memeluk Jihan lebih erat, seolah ingin menutupinya dari seluruh dunia.Ergan berdiri tidak jauh, menatap istri dan putrinya. Pandangannya dalam, campuran antara sedih dan marah. "Dona…" panggilnya pelan.Dona menoleh, matanya basah. "Mas… aku tidak mengerti. Kenapa Arga bisa setega itu sama Jihan? Dia kakaknya sendiri," ucap Dona yang masih tidak menyangka."Saya juga tidak mengerti. Tapi satu hal yang jelas, kita tidak bisa diam," ja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status