Share

2 – Kontrak Pernikahan

Wanita itu tak mengatakan apa pun sepanjang mereka sarapan. Jeff sendiri tak tahu apa saja yang ia masukkan ke mulutnya. Ia tak peduli, selama ia bisa mengisi energi. Sepanjang sarapan itu, Jeff tak mengurangi kewaspadaannya dari wanita yang duduk di ujung lain meja makan itu.

“Aku memesan cukup banyak makanan. Tapi, jika kau masih merasa kurang …”

“Ini sudah cukup,” Jeff menyela. “Ada hal lain selain makanan yang seharusnya kau berikan padaku.”

Wanita itu menghela napas. “Baiklah. Kau bisa bertanya,” ucap wanita itu.

“Siapa kau sebenarnya?” Jeff bertanya tanpa basa-basi.

Tidak hanya wanita itu bisa melawan orang-orang yang mengepung Jeff semalam dengan mudah, ketika mereka tiba di hotel ini pun, mereka bisa masuk tanpa menarik perhatian para staf hotel. Seolah … hotel ini adalah milik wanita itu.

Wanita itu menjentikkan jari, lalu Trent yang berdiri di belakang wanita itu, menghampiri Jeff dan meletakkan sebuah kartu nama di meja. Jeff tak mengambil kartu nama itu, tapi dia bisa membaca tulisan yang ada di sana.

Celine Laurence Rodriguez.

Royale Group. 

Jeff pernah mendengar dua nama itu. Pertama, Celine yang merupakan keluarga inti dari pemilik Royale Group. Kedua, Royale Group yang merupakan perusahaan besar yang bergerak di berbagai bisnis mulai dari properti, asuransi, hingga perbankan.

Jeff tahu dua hal itu karena Bernard, Bos Besar dari organisasi hitamnya, berencana bekerja sama dengan Royale Group. Bahkan, sepertinya dia sudah punya koneksi dengan beberapa orang dari Royale Group. Meningkatkan kewaspadaannya, Jeff meraih pisau buah yang ada dalam jangkauan tangannya.

“Apa kau memiliki hubungan dengan Bernard?” geram Jeff.

Namun, wanita di seberang meja itu mengerutkan kening. “Bernard? Siapa dia?” tanya wanita itu heran.

Jeff memeriksa ekspresi wanita itu. Dia tampaknya tidak berbohong tentang itu. Itu berarti, Bernard belum bisa mendekati mereka.

“Kau sepertinya masih belum sepenuhnya percaya padaku,” Celine berbicara. “Kalau begitu, apa kau bisa sedikit percaya padaku jika kita sudah menandatangani kontrak?”

“Kontrak?” Jeff mengerutkan kening.

“Bukankah semalam sudah kukatakan padamu?” sebut wanita itu. “Kau tidak akan pernah mengalami hal-hal seperti semalam begitu kau menjadi mempelai priaku.”

“Maksudmu …?”

“Menikahlah denganku,” ucap wanita itu. “Aku akan menuruti semua syarat yang kau ajukan, jadi kau bisa membaca lebih dulu kontrak dariku itu. Kita akan menambahkan syarat yang kau ajukan di revisi kontraknya. Tapi, agar kita tidak terlalu banyak melakukan revisi, ajukan syaratmu sekaligus.”

Trent kemudian menyerahkan sebuah i-Pad pada Jeff. Di layar i-Pad itu, terpampang halaman awal kontrak, di mana nama wanita itu dan nama Jeff tertulis sebagai pihak pertama dan pihak kedua. Jeff menatap Celine yang dengan santai menikmati dessert-nya.

Jeff memutuskan untuk fokus membaca kontrak itu dan memikirkan syarat apa yang akan ia ajukan. Wanita itu berkata jika dia akan menuruti semua syarat yang diajukan Jeff. Mengingat siapa wanita itu, Jeff akhirnya mengerti bagaimana bisa dia melawan orang-orang yang mengepung Jeff semalam. Meski, hal seperti semalam tidak akan terjadi jika salah satu dari bos markas yang menjadi pilar kekuatan Bernard ada di sana.

Tak seperti orang-orang yang bisa dengan mudah dikalahkan Celine semalam, orang-orang itu jauh lebih berbahaya. Namun, itu akan menjadi bagian Jeff untuk mengurus mereka. Bahkan untuk Celine pun, mereka terlalu berbahaya.

Setelah memeriksa isi kontrak dari Celine itu, Jeff bisa menyimpulkan bahwa wanita ini hanya membutuhkan Jeff untuk menjadi mempelainya dan mewakilinya di perusahaan. Hanya itu?

Apakah dia tidak memiliki calon selain Jeff, mengingat dua hal itu pasti bukan hal yang sulit ia dapatkan, mengingat siapa dirinya? Pasti ada banyak orang yang lebih berkuasa, lebih kuat, lebih bisa diandalkan daripada Jeff di sekelilingnya. Namun, kenapa wanita itu memilih Jeff sampai melibatkan diri dalam hal mengerikan seperti semalam?

Jeff sudah akan menanyakan itu ketika mendengar suara dari pintu kamar tidur,

“Om Jeff?”

Jeff langsung berdiri dan menghampiri Dion yang sepertinya baru bangun. Jeff berlutut di depan Dion dan tersenyum pada anak itu.

“Kau sudah bangun, Tiger?” sapa Jeff.

Dion mengangguk. Lalu, dia melongok ke belakang Jeff. Jeff ikut menoleh dan melihat Celine melambaikan tangan pada Dion sembari tersenyum.

“Selamat pagi, Dion,” wanita itu menyapa Dion ramah.

Dion membalas lambaian tangannya meski tampak bingung. “Selamat pagi …” balas anak itu. Dion lantas mendekatkan kepala ke telinga Jeff dan berbisik, “Itu siapa, Om?”

Ah, sepertinya semalam Dion tidak sempat melihat dengan seksama wajah wanita itu. Dia juga langsung tertidur karena kelelahan tak lama setelah mereka masuk ke mobil Celine. Jeff memastikan Dion tak melihat betapa mengerikannya lokasi tempat mereka dikepung semalam. Pun, Jeff tak bertanya tentang bagaimana Dion bisa ada di sana. Anak itu juga langsung percaya ketika Jeff menjelaskan jika suara tembakan itu adalah suara kembang api.

Namun, ada satu hal yang mengganjal di pikiran Jeff tentang kejadian semalam. Veros. Jeff yakin, pria itu yang membawa Dion ke lokasi semalam. Namun, ketika Celine datang, Veros tidak ada di sana. Jika di sana ada Veros, bahkan pasukan yang dibawa Celine pun mungkin akan terkapar tak berdaya.

Apa yang terjadi pada Veros?

***

Celine memperhatikan bagaimana Jeff dengan telaten membantu keponakannya sarapan. Dia mendekatkan berbagai macam makanan ke dekat keponakannya, mengoleskan selai ke roti untuk anak itu, bahkan mengelap bibir anak itu yang belepotan.

Terlepas dari kehidupan pria itu sebelum ini, dia bisa mengurus seorang anak dengan baik. Tidak, lebih tepatnya, dia tampak putus asa. Anak itu adalah satu-satunya keluarganya yang tersisa sekarang.

Dan anak itu adalah kuncinya. Selama Celine memastikan keselamatan anak itu, maka Jeff akan melakukan apa pun untuknya. Celine bahkan tidak akan terkejut jika semua syarat yang diajukan Jeff nantinya akan penuh dengan anak itu. Mengingat, pria itu sudah membuang hidupnya sendiri belasan tahun lalu.

“Dion,” panggil Celine.

Dion menoleh padanya, sementara Jeff seketika menatap Celine penuh kewaspadaan.

“Mulai sekarang, Tante akan menjadi keluargamu. Apa kau keberatan?” tanya Celine tanpa basa-basi.

Dion mengerjap, lalu menoleh pada Jeff. Pria itu mengangguk kecil pada Dion. Ketika Celine menyapanya tadi, Jeff memperkenalkan Celine sebagai temannya pada anak itu.

Dion lalu menoleh lagi pada Celine dan sambil tersenyum lebar, dia berkata, “Mama bilang, semakin banyak keluarga, akan semakin baik. Agar kita tidak kesepian lagi.”

Celine tertegun. Ah … begitukah? Celine harus memastikan anak itu tidak pernah tahu situasi keluarga Celine. Keluarga besar yang hanya memburu satu sama lain demi kekuasaan.

“Kalau kita jadi keluarga, apa itu berarti, kita akan tinggal di rumah yang sama mulai sekarang?” tanya anak itu lagi.

Celine mengangguk. “Tentu saja.”

“Dengan Mama dan Papa juga?” tanya anak itu.

Celine terhenyak. Ia tak bisa menjawab itu dan menatap Jeff. Ekspresi pria itu seketika berubah. Ia tampak terluka …

“Ya,” jawab pria itu. “Tapi, kita tidak tahu kapan mereka akan pulang, jadi kita harus menunggu mereka.”

“Berapa malam?” tanya anak itu dengan polosnya.

“Um … Om tidak bisa menghitungnya. Tapi, kita hanya harus menunggu, kan?” Jeff memberikan jawaban dengan wajah sedih.

“Hmmm … tapi, Mama dan Papa pasti akan sangat senang ketika pulang nanti. Karena keluarga kita sudah bertambah,” ucap anak itu dengan senyum lebar.

“Ya …” jawab Jeff. Namun, luka dalam suara itu terdengar begitu jelas.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status