Share

Menikahi Putri Konglomerat
Menikahi Putri Konglomerat
Penulis: Ally Jane

1 – Pertemuan Berdarah

“Jika kau menikah denganku, akan kupastikan tidak akan ada lagi satu orang pun yang bisa sembarangan menodongkan senjata padamu. Begitu kau menikah denganku, kau akan keluar dari gang buntu ini, dari kubangan air kotor ini, dan dari orang-orang ini. Aku bisa menjamin itu. Karena akulah yang akan melindungimu,” wanita bergaun merah itu bicara.

Jeff tertegun. Siapa wanita ini sebenarnya? Jeff tak bisa melihat wajahnya karena tertutup payung yang dinaungkan wanita itu di atasnya. Beberapa saat lalu, dia yakin dia sudah hampir mati. Bahkan kini, di bawahnya tergenang darah yang bercampur air hujan. Ia pikir, suara tembakan beruntun tadi akan mengakhiri hidupnya, tapi justru itu adalah algojo kematian untuk orang-orang yang mengepungnya.

“Kau … siapa?” tanya Jeff, tak sepenuhnya percaya pada wanita itu. Tangannya semakin erat memeluk Dion, keponakannya.

“Penyelamatmu.” Setelah mengatakan itu, wanita itu menaikkan payung di atas Jeff hingga tatapan mereka bertemu.

Saat itulah, napas Jeff seolah terhenti. Jeff tak merasa mengenal wajah itu. Wajah cantik yang terkesan begitu angkuh, tapi anggun. Mata biru kehijauan yang begitu kuat menyorot tepat ke mata Jeff. Bibir merahnya bergerak tatkala wanita itu berbicara lagi,

“Jadi, apa kau bersedia menjadi mempelai priaku?”

Jeff tak bisa langsung menjawab. Bahkan meski yang menawarkan itu adalah wanita cantik yang memukaunya, tapi Jeff tidak bisa bertindak gegabah. Ia tak tahu siapa wanita ini dan apa yang dia inginkan dari Jeff.

“Apa pun yang kau pikirkan sekarang, bukankah seharusnya kau memikirkan keselamatan anak itu lebih dulu?” sebut wanita itu.

Jeff seketika tersadar dan menunduk menatap keponakannya. Ya, itu benar. Keselamatan Dion adalah prioritasnya.

“Jika kau menikah denganku, maka aku akan menjamin kehidupan anak itu. Dia akan hidup dengan tenang dan bahagia, tanpa kekurangan suatu apa pun, tanpa ancaman dari apa pun, atau siapa pun,” ucap wanita itu.

Jeff kembali mendongak menatap wanita itu. “Apa aku bisa memercayaimu?” tanya Jeff.

“Percaya atau tidak, tapi kau tak punya jalan keluar lainnya selain aku,” wanita itu berkata dengan begitu yakin. “Lagipula, jika aku melakukan hal yang mencurigakan, bukankah akan mudah bagimu untuk menghabisiku yang hanya seorang wanita ini?”

Jeff mengernyit. Yang mengusik pikiran Jeff, jika memang wanita itu mencurigakan, apakah Jeff sanggup menghabisinya, ketika wanita itulah yang menjadi penyelamatnya?

Lalu, benarkah jika Jeff menikah dengan wanita itu, dia bisa benar-benar bebas dari organisasi itu?

***

Celine tahu pria itu belum sepenuhnya percaya padanya, jadi dari gang berkubang darah itu, Celine membawa pria itu ke hotel berbintang terdekat. Meski, hotel terdekat pun, jaraknya cukup jauh dari pinggiran kota itu. Ketika mereka tiba di hotel itu, keponakan Jeff sudah tertidur, sementara Jeff masih tampak waspada.

“Tidak perlu sewaspada itu terhadapku,” Celine berkata. “Aku bukan musuh. Aku bisa memastikan itu.”

Jeff tak menanggapi, tapi ketika pintu mobil itu dibukakan, pria itu turun bersama Celine. Meski begitu, pria itu masih tampak waspada dengan situasi sekitar. Dia terus memperhatikan sekeliling, seolah takut ada yang mengikuti.

“Tidak akan ada yang mengikuti kita kemari,” Celine memberitahunya. “Tempat ini aman.”

Jeff akhirnya menatap Celine. “Apa kau bahkan tahu siapa lawanmu?”

“Siapa pun mereka, tidak akan ada yang bisa mengganggumu selama ada aku di sini,” janji Celine.

Pria itu kemudian menatap keponakannya yang tidur di gendongannya. Ya, bahkan meski pria itu tak percaya pada Celine, ia tak punya pilihan lain. Saat ini, pasti anak dalam gendongannya itu yang menjadi prioritasnya.

Maka, tanpa menunggu tanggapan Jeff, Celine memimpin pria itu masuk ke lobi hotel. Terlepas dari penampilan Jeff yang kacau dan banyak noda darah dari pakaiannya, tak ada staf yang peduli. Pun, tak ada satu pengunjung pun yang ada di lobi hotel itu. Asisten Celine, Trent, pasti sudah membereskan detail-detail tidak penting itu.

Trent juga yang menyambut Celine di lobi dan mengantarkan Celine ke suite room hotel itu. Celine memberikan key card untuk akses masuk ke kamar Jeff di depan pintu suite room-nya.

“Orang-orangku akan berjaga di luar pintu kamarmu,” Celine berkata. “Make a good use of it.

Namun, meski Celine mengatakannya seperti itu, ia yakin, malam ini pun, pria itu tidak akan berani tidur. Ia baru saja mengalami kenyataan yang lebih mengerikan dari mimpi buruk sekalipun. Hanya dalam satu malam, hidupnya berubah menjadi neraka.

Setelah Jeff masuk ke suite room-nya, Celine berpesan pada Trent,

“Berjagalah di depan kamarnya. Pastikan dia aman.”

“Baik, Nona.”

Saat ini, pria itu lebih membutuhkan perlindungan itu daripada Celine. Karena saat ini, lebih dari siapa pun, dia berada dalam kondisi yang paling lemah.

***

Jeff menoleh waspada ke pintu suite room itu karena suara ketukan di sana. Meski begitu, Jeff tidak bereaksi atau menjawab. Hingga ia mendengar suara dari luar,

“Tuan, saya Trent, asisten pribadi Nona Celine.”

Celine? Apa itu nama wanita itu? Dan Trent … sepertinya dia yang semalam menjemput mereka di lobi hotel.

Jeff menoleh ke pintu kamar tidur yang terbuka dan tampak Dion masih tidur di sana. Anak itu pasti sangat kelelahan. Ini kesempatan Jeff untuk berbicara dengan wanita itu ketika Dion sedang tidur. Jeff lantas berdiri dan membukakan pintu.

Namun, di depan pintu itu hanya ada Trent dan beberapa orang berjas lainnya. Salah satu dari mereka mendorong troli makanan.

“Nona Celine meminta saya mengantarkan sarapan untuk Tuan,” Trent memberitahu.

“Di mana wanita itu?” tanya Jeff tanpa basa-basi.

I’m here.” Jawaban itu datang dari pintu suite room sebelah. Jeff menoleh dan tampak Celine sepertinya baru keluar dari sana. “Trent, suaramu terlalu keras sampai terdengar dari kamarku.”

“Sepertinya soundproof hotel ini tidak begitu bagus, Nona,” Trent menjawab.

“Alasan yang bagus,” sahut Celine sembari mendengus geli. Wanita itu menghampiri Jeff dan berdiri di depan Jeff.

Wanita itu berpostur tinggi, tapi tidak lebih tinggi dari Jeff. Bahkan, Jeff harus menunduk untuk menatap wajahnya. Namun, aura wanita itu benar-benar bukan hal yang harus diremehkan.

“Tidakkah kau terlalu waspada di depan seorang wanita?” ucap wanita itu. “Aku tidak akan melakukan apa pun padamu. Apa yang bisa dilakukan seorang wanita lemah sepertiku pada orang sekuat dirimu?”

Itu benar-benar omong kosong. Tidak hanya Jeff, bahkan mungkin Trent dan orang-orangnya yang ada di koridor ini pun, tidak akan berani menyebut wanita itu lemah.

“Pasti banyak yang ingin kau tanyakan, jadi kau bisa bertanya sambil sarapan,” ucap wanita itu. “Kau pasti juga belum makan dan belum tidur sejak semalam, kan?”

Jeff mengernyit. Wanita itu … tahu terlalu banyak. Namun, sepertinya dia tidak berniat buruk. Untuk saat ini, setidaknya demi keamanan dan keselamatan Dion, Jeff harus bekerja sama.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status