Share

Bab 7 Ketahuan

Author: D Lista
last update Last Updated: 2022-01-20 17:28:50

Rumi memegang kedua tangan suaminya untuk menyalurkan kehangatan.

"Dia itu memendam rasa pada teman kuliahnya, namanya Ar...,"

Uhuk,uhuk,

Sontak saja Ilyas terbatuk dan dahinya mengernyit, rasa gugup pun menderanya.

"Kenapa, Mas?"

"Nggak apa-apa, Nda. Lanjutkan!"

"Namanya Ar..., Ah siapa ya aku lupa, Mas. Ardi, Arman, Arya, atau Ar... Eh kalau Arkana nggak mungkin ya?"

Jleb,

Ilyas menelan salivanya, dia telah dibuat salah tingkah oleh istrinya sendiri.

"Enggaklah, baru juga ketemu tadi di kantor."

"Mas jodohin aja kalau ada karyawan masih jomblo di kantor," pinta Rumi sambil menatap Ilyas yang makin tampan dan berwibawa memegang jabatan barunya.

Diusapnya rahang tegas suaminya yang berbalas tanda sayang di keningnya.

"Iya iya, ada Roby masih jomblo kayaknya lagi ndeketin trus Om Reno juga."

"Hah, Om Reno. Nggak terlalu tua untuk Hira, Mas? Cariin yang seumuran Mas dong!"

"Cinta tak memandang usia, Nda. Jodoh Allah yang atur, kita hanya wajib berusaha, kan? Setelahnya ya tawakal pada-Nya."

"Iya iya."

***

Mentari pagi menyapa hari dengan sinar terangnya. Namun cerahnya hari tak secerah hati Hira. Langkah kakinya menginjak kantor semakin membuat jantungnya berdetak tak normal.

Entah kenapa Hira merasa semakin canggung bertemu dengan bos barunya.

"Pagi, Ra. Tumben kusut gitu mukanya?" ledek Roby di pelataran parkiran. Mereka berdua berjalan bersisihan menuju lobby kantor.

Hira pun menjawab singkat salam dari Roby.

"Belum sarapan?"

Hira hanya meringis.

Seperti biasa dia memang karyawan yang  disiplin dalam pekerjaan tetapi tidak untuk sarapan.

Roby menyahut lengan Hira yang mengenakan kemeja dilengkapi blazer navy dan rok selutut.

"Mau kemana, Bi?"

"Ke kantin."

Mereka berdua berbalik arah menuju kantin. Saat melewati lobby kembali, mereka berpapasan dengan bos baru.

Hira berusaha menetralkan detak jantungnya. Beberapa kali dia menghirup oksigen di sekitarnya.

"Selamat pagi, Pak Ilyas!"

Roby menyapa sambil membungkukkan badan. Dia menyenggol lengan Hira yang tidak mengikuti perlakuan hormatnya pada bos baru. Hira justru melamun saat memandang Ilyas seperti terhipnotis oleh pesona laki-laki itu.

"Hai, Ra. Awas, jangan sampai terpesona. Pak Ilyas sudah beristri."

Hira memukul lengan Roby karena bicara sembarangan. Kalau sampai karyawan lain mendengar bisa jadi bahan gosip sekantor.

Hira melewati sarapan berdua bersama Roby.

Tindakannya tak luput dari jangkauan netra Ilyas yang mengamati mereka sejak pertemuan di lobby.

"Jeni, tolong panggil kepala divisi pemasaran!"

"Baik, Pak."

Jeni sekretaris Reno selama 5 tahun kini masih setia dengan posisinya meski berganti pimpinan.

Memasuki ruang divisi pemasaran, Jeni menyapa karyawan dan memanggil nama Mahira.

"Ada apa, Bu?"

Gegas Hira melangkahkan kaki mendekati sekretaris yang berusia kepala 3.

"Kamu diminta menghadap Pak Ilyas. Jangan lupa bawa laporan dua bulan ini, ya!"

Melangkahkan kaki menuju ruang yang biasa dikunjunginya saat ditempati Pak Reno, Hira mendadak berhenti.

Dihelanya nafas panjang untuk menetralkan debaran jantungnya.

'Dulu rasanya tak seperti ini, kenapa semua jadi rumit,' batin Hira mengusap wajahnya kasar.

Tok tok,

"Masuk!"

Debaran itu kian meningkat, dinginnya AC tak mampu dirasakan Hira. Suasana ruangan mendadak terasa panas.

Tidak seperti biasa saat Reno menjabat bos, Hira kini tak berani menatap Ilyas bos barunya. Dia hanya menunduk dan sesekali mencuri pandang.

"Ini Pak, laporan pemasarannya. Bulan ini meningkat 20 persen dari bulan lalu."

"Bagus, Mahira. Lalu saran apa yang kamu usulkan untuk progres berikutnya?"

Hira melirik sekilas pada Ilyas yang menatapnya intens. Menunduk kembali adalah satu-satunya cara mengurangi kecanggungannya. Dia berusaha mempertahankan sikap profesionalnya. Hira tak mau terbawa perasaan di depan laki-laki masa lalunya.

"Tim marketing akan menambah konten kreatif untuk media sosial karena menurut analisa kami salah satu faktor peningkatannya di media sosial, Pak."

"Kinerja yang bagus. Saya tunggu laporannya  bulan depan."

"Siap, Pak."

Hira membungkukkan badan tanda pamit lalu berbalik menuju pintu keluar.

"Tunggu!"

Suara denting sepatu makin mendekat dimana posisi Hira masih membelakangi Ilyas.

Deg,

'Kenapa perasaanku tak enak, ada apa lagi bos memanggilku?' guman Hira dalam hati.

"Mahira, kamu tidak sedang berpura-pura lupa, bukan?"

Hira mencoba tenang dan berbalik menghadap bosnya.

"Maksud Pak ilyas apa?" Hira mengernyitkan dahinya.

"Hmm, kamu Mahira Saraswati teman kuliahku, kan? Aku ingin tanya satu hal, apa kamu ingat teman kita yang nama depannya pakai Ar...?"

Hira tampak berpikir terlihat dari arah bola matanya ke atas. Sejujurnya dia heran dengan pertanyaan bosnya.

'Kemana arah pertanyaannya, apa dia mau memojokkanku?'

"Eh, iya. Ada Arya kelas marketing A, Ardi kelas penjualan, dan Arman kelas marketing B, Pak."

"Maksudku teman yang sekelas dengan kita, Hira."

Ilyas melangkah makin dekat mengikis jaraknya dengan posisi berdiri Hira yang semakin canggung dibuatnya.

"Hmm, kelas kita ada Ar..., Arkana," ucap Hira terbata seakan tenggorokannya tercekat lalu membuang mukanya ke samping. Dia tidak mau Ilyas melihat wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus.

Senyum tersungging tercipta di bibir Ilyas yang sukses mengerjai Mahira.

"Pak, Pak Ilyas," ujar Hira memperingatkan Ilyas yang semakin mendekatkan wajahnya.

Aroma mint tercium oleh Hira hingga membuatnya makin gugup.

"Terima kasih sudah mengingat namaku, Hira," bisik Ilyas di telinga kiri Hira membuat jantungnya berpacu tak normal.

Cklek.

"Mas Ilyas?"

"Rumi."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
hira hanjinh murahan banget hati kau. dia itu teman kuliahmu dulu bukan pacar njing. malu2in banget.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menikahi Suami Sahabatku   Bab 41B Tiga Hari Bersamamu

    Bab 41B Tiga Hari Bersamamu Menjelang malam, cacing di perut mulai berteriak protes. Syila mengeluarkan bahan untuk makan malam yang sudah menjadi bekal di tas. Keluar kamar dengan kerudung instan, kaos panjang dan celana training. Wajah celingukan tak nampak laki-laki pemilik nama Arfan. Dia melenggang menuju dapur. Tangan lincah mengadu perkakas dapur. Bukan pandai memasak sih aslinya, hanya khusus menu inilah yang dia bisa, karena sering memasaknya saat tinggal di kontrakan ibukota. Terdengar pintu berderit, sepertinya penyewa kamarnya juga merasa kelaparan. "Hai, Syila! Buatin makan malam buat gue sekalian bisa, nggak?!" teriak Arfan. Hening, Syila tampak memutar otak. Tercetus ide menambah isi kantongnya. "Bisa, tapi mau enggak menunya?! Dan juga ini enggak gratis!" balasnya berteriak. "Hmm, terserah menunya." "Oke, soto dan jahe panas." Arfan menelan ludah sambil meremas perut yang mulai keroncongan." Aroma soto menguar di seluruh ruangan. Pun sedapnya menusuk indra penc

  • Menikahi Suami Sahabatku   Bab 41A Tiga Hari Bersamamu

    Bab 41A TIGA HARI BERSAMAMU Arsyila Ramadhanti (syila) tak menyangka harus tinggal seatap dengan Arfan Raditya (Arfan) saat diberi liburan oleh bosnya yang super duper berwajah dingin. Tampan sih iya, selangit malah, tapi senyumnya mahalnya minta ampun. Layaknya harga minyak goreng yang semakin meroket hingga mencekik warga kelas bawah. Konon kata karyawan lama, si bos pernah ditinggal kekasihnya hingga jadi seperti es kutub begitu. Apa iya harus nangis atau ketawa guling-guling dulu di depannya biar dia tersenyum. Menyebalkan. Berbeda dengan bosnya, Arfan justru tukang obral senyum alias hobi TP-TP(tebar pesona). Menurut penilaian Syila, Arfan termasuk playboy kelas kakap. Makanya dia harus berjaga-jaga, khawatir jatuh dalam pesonanya. Lihat saja, saat Syila tak sengaja bersitatap dengannya, eh dia mengerlingkan sebelah matanya. Sontak saja, Syila bergidik ngeri. Gubrak. Syila mengaku saja deh sebagai lulusan SMA, bekerja di ibukota sebagai pelayan. Nggak bohong, kan? Sekretaris

  • Menikahi Suami Sahabatku   Bab 40 Beranjak Dewasa

    "Selamat ya, Ra, Yas. Semoga kelahiran baby twin membawa keberkahan dalam keluarga kalian. Semoga kelak anak-anak kalian menjadi anak sholeh dan sholehah." Ucapan tulus diberikan oleh David yang didukung juga oleh Muna. Mereka berdua sangat senang melihat kebahagiaan hadir untuk Hira dan keluarga kecilnya. Cobaan yang datang bertubi-tubi lantas tidak menjadikan seorang Hira patah semangat. Dia mampu mengembalikan semangat hidupnya serta mendapatkan hati Ilyas suaminya. "Terima kasih juga Mas David dan Mbak Muna yang telah menjaga Hira dengan baik hingga dia menjadi pendamping hidup saya." Ilyas melingkarkan lengannya di pinggang sang istri seraya mencium keningnya. "Terima kasih, Rara Sayang. Kamu wanita terbaik, ibu dari anak-anakku." "Terima kasih juga, Mas Ilyas suami hebatku." Wajah keduanya memancarkan senyum kebahagiaan yang mereka berikan untuk semua keluarganya. *****Waktu berlalu begitu cepat. Hari tergerus oleh minggu, minggu tergerus oleh bulan, dan bulan termakan

  • Menikahi Suami Sahabatku   Bab 39 Hidup Tentram

    MSS 39Dianjurkan untuk 18th keatas.Lima tahun kemudian,"Di sini tidak ada taksi yang menjemput mantan.... Ayolah, kamu lupa denganku?"Jasmine menurunkan kaca mata hitam yang bertengger di matanya. Tusuk sanggul pun ditariknya menampakkan penampilan aslinya saat terakhir berjumpa dengan Reno."Kamu..."Reno terbelalak, ada setitik kesal di masa lalu yang mencuat kembali. Namun dia berusaha menahan diri dengan baik.Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang mewarnai. Sesekali Jasmine menanyakan jalan ke rumah Reno hanya untuk memancingnya bicara. Kenyataannya Jasmine hanya berpura-pura tidak tahu.Sampai di rumah, Reno mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dihelanya napas panjang seraya memejamkan mata dan menengadahkan kepala bentuk rasa syukurnya pada Allah karena sudah terbebas dari hukuman.Jika bisa memutar ulang waktu, Reno pasti berpikir ulang seratus kali untuk melakukan kejahat

  • Menikahi Suami Sahabatku   Bab 38 Bahagia

    MSS 38 Uhuk, uhuk....Airin tersedak minuman mendengar ungkapan Jasmine yang membuatnya tercengang.Dia terbayang malam itu, jangan-jangan Roby melakukan hal buruk padanya.Dia terlanjur sakit hati dengan ucapan laki-laki itu.'Astaga, kalau aku hamil gimana?' Airin merasa kepalanya pusing mendadak."Kamu tidak apa-apa, Rin?" tanya Hira kawatir."Eh, Airin kan juga ada di sana sama Pak Robert?"Deg, jantung Airin tak bisa diajak kompromi."Maaf, aku permisi dulu mau cari air putih hangat."Airin terburu-buru menghindari mereka sekaligus tak berani menatap Roby. Hatinya semakin tersayat jika mengingat kejadian malam itu."Ra, toiletnya sebelah mana?"Roby mencari alibi untuk membuntuti Airin.Dia mengikuti arah telunjuk Hira seraya mengedarkan pandangan mencari Airin."Kenapa lari menghindar?"Jantung Airin semakin berdebar mendengar suara Roby yang mengagetkannya d

  • Menikahi Suami Sahabatku   Bab 37 Sadar

    MSS 37Airin mencoba mengingat kejadian semalam. Dia meratapi kesedihan yang menimpanya. Ditengoknya wajah laki-laki yang memunggunginya.Airin menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangan."Mas Roby? Kenapa dia yang tidur bersamaku? Bukankah semalam laki-laki br*ngs*k itu yang membuatku tak sadar."Airin yang semula sedih dan kecewa atas apa yang menimpanya kini justru tersenyum berseringai. Diambilnya ponselnya yang tergeletak di nakas lalu mengabadikan dirinya yang tidur bersama Roby.Dengan tersenyum, Airin mengambil gambar tak cukup sekali."Apa-apaan ini?"Roby yang sadar gadis di sampingnya sudah bangun dan menggambil gambar dengan pose yang bisa diartikan lain oleh orang yang melihatnya segera mencekal tangan Airin."Apa yang kamu lakukan, Airin?""Mas Roby, harusnya aku yang tanya Mas Roby kenapa meniduriku. Kamu harus tanggung jawab menikahiku!""Apa? Jangan gila kamu, Rin. Aku bisa j

  • Menikahi Suami Sahabatku   Bab 36 Pengakuan

    MSS 36Pyar,Suara pecahan terdengar menyeruak di ruangan hingga membuat penghuni bangun.Bu Liyan di kamar bawah segera mencari sumber suara."Hira...."Tubuh Bu Liyan kaku melihat menantunya terkapar di kamar mandi dengan tangan kiri yang meneteskan darah segar.Ilyas yang terbangun dari kamar atas berlari meloncati beberapa anak tangga."Ada apa, Ma?"Tak ada jawaban dari Bu Liyan yang lidahnya kelu."Ra, Rara..."Ilyas mendekap tubuh istrinya diliputi penyesalan terdalamnya.Tak butuh lama, Ilyas melarikan Hira ke RS terdekat menggunakan taksi online. Tidak memungkinkan bagi dirinya mengendarai mobil sendiri karena kondisi berjalan saja belum normal.Bu Liyan turut menemani setelah menitipkan si kembar pada Bi Surti."Bagaimana kondisinya, Dok?""Istri Bapak kondisinya lemah karena kecapekan kerja dan banyak pikiran. Saya sarankan istri Bapak untuk istirahat beberapa h

  • Menikahi Suami Sahabatku   Bab 35 Jebakan

    M35Sesi untuk 18th+Mohon bijak memilih bacaannya ya. Agak sedikit sensitif."Apa, kamu kencan sama Pak Reno? Dia laki-laki br*ngs*k, Mine.""Ayolah, laki-laki yang datang ke sini hampir semuanya br*ngs*k.""Ckk, kecuali aku," terak Roby.Roby dibuat tercengang kembali saat melihat ada gadis muda yang duduk tak nyaman di sebelah laki-laki seumuran Pak Reno menatapnya mes*m."Airin."Jasmine mulai melakukan aktingnya sebagai wanita penggoda. Dia mendekati Reno yang baru saja duduk menyapa Robert."Kenapa lama sekali, Sayang?" keluh Jasmine sambil bergelayut manja dan mengalungkan tangannya di leher Reno.Laki-laki itu terlihat gugup dan merasa jantungnya berdesir saat matanya beradu dengan kerlingan mata Jasmine.'Ckk, Jasmine sudah mengalihkan pandanganku pada Hira,' guman Reno."Kenapa melamun, Sayang?""Ah, tidak Mine. Aku hanya membayangkan bersena

  • Menikahi Suami Sahabatku   Bab 34 Mengintai

    M34 "Kamu mau mengelak, hah?" Hira penasaran, segera diambil ponsel itu dan melihat layarnya. "Astaghfirullah." Hira hanya mampu menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Roby. Kenapa semua jadi runyam begini. Rumi maafkan aku yang sudah menikah dengan suamimu. Kenyataan tak sesuai dengan apa yang aku harapkan." Tubuh Hira luruh ke lantai sambil meratapi kesedihannya. Kali ini suaminya pasti murka. "Mas, Mas Ilyas pasti salah paham. Dengarkan penjelasanku dulu! Foto itu tidak seperti yang Mas bayangkan." "Memangnya kamu tahu apa yang kubayangkan?" teriak Ilyas sampai mengundang orang yang tak sengaja lewat depan kamarnya. Foto di layar menampakkan Hira yang berada dalam dekapan Roby tentunya bisa membuat yang melihat menjadi salah paham. "Ada apa?" Reno yang baru saja datang dari kantor bak pahlawan bagi Hira dengan pura-pura lembut membangunkan wanita itu dari posisi duduk d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status