Share

Bab 38

Author: Iyustine
last update Last Updated: 2025-12-25 16:00:18

“Ya, Pa.” Faya yang sedianya sudah menapaki dua anak tangga, kembali turun. Berjalan memangkas jarak dengan papa mertuanya.

“Faya, Papa harap, kamu benar-benar serius mengikuti terapi-mu,” kata Papa Agusto. Menatap sang menantu dari balik kacamatanya. “Tapi mungkin, kamu juga harus mulai menyiapkan ruang iklas.”

Faya mengangguk. Menelan ludah. Andai Papa Agusto mengetahui apa yang sebenarnya dia sebut sebagai terapi. Dan andai lelaki ini tahu siapa yang sebenarnya bermasalah dalam hal ini.

“Keputusan soal pernikahan kedua untuk Alex, bukanlah ancaman untuk rumah tangga kalian. Justru itu akan memberi kebahagiaan baru, makanya Papa infokan sejak awal, supaya kita saling mengerti satu sama lain.” Lelaki enam puluh dua tahun itu menghela napas sejenak.

“Tapi hal itu jangan dipikirkan sekarang. Toh pernikahan kedua belum tentu ada, jadi fokus saja pad

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikmati Sentuhan Pria Bayaran   Bab 39

    “Kamu menginginkannya, Sayang?” desis Alex di telinga Faya. Sementara tangannya menelusup di bawah bra milik istrinya. Menemukan milik Faya yang kenyal. “Katakan, katakan kamu ingin.”“Ah… P-pap… a-aku… agh….” Faya merintih saat Alex meremas kedua buah dadanya. Sama sekali tidak ada rasa enak, hanya sakit. Remasannya terlalu kencang, terasa bagai akan meledak berantakan.Tangan Alex yang berotot bergerak melepas bra milik Faya, lalu dengan cepat turun untuk menarik celana dalamnya. Membuat tubuh sang istri kini sama-sama polos seperti dirinya. Masih dengan gerakan super cepat yang mendominasi, Alex berhasil membuat Faya membungkuk dan membuka kakinya.“Agh… ah….” Faya lebih kencang merintih, sebab Alex sudah mulai maju mundur menghunjam daerah sensitifnya. Ritme-nya cepat, menghentak-hentak tanpa jeda. Sesekali dada milik Faya terasa ditarik dan diremas sekuat tenaga.“Ah… P-pap….” Faya kesakitan.Perih tak terkira. Namun dia tidak berani protes, harus terus mendesah untuk mengesanka

  • Menikmati Sentuhan Pria Bayaran   Bab 38

    “Ya, Pa.” Faya yang sedianya sudah menapaki dua anak tangga, kembali turun. Berjalan memangkas jarak dengan papa mertuanya.“Faya, Papa harap, kamu benar-benar serius mengikuti terapi-mu,” kata Papa Agusto. Menatap sang menantu dari balik kacamatanya. “Tapi mungkin, kamu juga harus mulai menyiapkan ruang iklas.”Faya mengangguk. Menelan ludah. Andai Papa Agusto mengetahui apa yang sebenarnya dia sebut sebagai terapi. Dan andai lelaki ini tahu siapa yang sebenarnya bermasalah dalam hal ini.“Keputusan soal pernikahan kedua untuk Alex, bukanlah ancaman untuk rumah tangga kalian. Justru itu akan memberi kebahagiaan baru, makanya Papa infokan sejak awal, supaya kita saling mengerti satu sama lain.” Lelaki enam puluh dua tahun itu menghela napas sejenak.“Tapi hal itu jangan dipikirkan sekarang. Toh pernikahan kedua belum tentu ada, jadi fokus saja pad

  • Menikmati Sentuhan Pria Bayaran   Bab 37

    “Ya,” sahut Papa Agusto berjalan mendahului. “Ayo kita bicara di kantor. Semuanya ikut!”Sofia dan Mama Vero langsung berpegangan tangan. Pekik kecil keluar dari mulut mereka. Keduanya berjalan bergandengan di belakang Papa Agusto. Derai tawa sesekali meletup.Sementara Alex dan Faya yang berjalan paling belakang, saling diam. Saat tanpa sengaja mata mereka bertatapan, Alex membuang wajah. Lalu mengayunkan langkah lebih cepat, bahkan menyalip langkah Mama Vero dan Sofia.Yang disalip spontan menengok kepada Faya. Tertawa kecil berbarengan. Sofia melengkapinya dengan mencebik jelek sambil menjulurkan lidah.Faya hanya tersenyum kecil.Dalam ruang kerja, Papa Agusto menempatkan diri di balik meja besarnya. Sementara empat orang yang lain berada di depannya dalam posisi saling berjejer.Sofia tampak tersenyum-senyum. Dia sesekali menoleh pada Alex. Lalu akan tersenyum lebih lebar saat menatap Alex balik menatapnya.“Oke, Papa nggak akan basa basi terlalu lama, jadi akan langsung ke intin

  • Menikmati Sentuhan Pria Bayaran   Bab 36

    “Mmp….” Bibir Faya seakan tidak ingin berhenti. Terus bergerak, menari dengan ritme menghentak-hentak. Tidak ada kelembutan.Perempuan dalam balutan gaun cantik itu seakan begitu kelaparan, sehingga rakus melahap bibir tipis Revan.Sementara sang lelaki tampak pasrah mengikuti hentak gairah perempuannya. Revan hanya mengimbangi tarian bibir Faya, tanpa merasa ingin mendahului. Membalas seperlunya, tetapi mempunyai letupan gelora yang sama.“Mmp… Sayang….” Faya yang memejamkan mata, melepas pagutannya sekejap untuk mengucapkan itu, sembari menjatuhkan clutch yang masih dia genggam di tangan kiri.Setelahnya dia menjadi semakin liar. Kini lidah Faya menjulur, menemukan lidah sang lelaki di kelembaban yang memabukkan. Sementara tangannya lebih kukuh menangkup kedua sisi rahang Revan. Seakan takut lelaki itu akan mengakhiri kenikmatan yang tengah dia dapat.

  • Menikmati Sentuhan Pria Bayaran   Bab 35

    “Hei, bukannya….” Tangan Alex terlihat menunjuk ke arah Faya dan Revan. Dahinya tampak berkerut, memperlihatkan jika lelaki itu sedang berpikir tentang sesuatu.Faya pias. Bola matanya bergerak menatap sang suami, lalu cepat berganti melirik Revan.Mata Revan berkedip pelan, setelah itu terlihat mengambil napas panjang di balik maskernya. Kemudian mengangguk samar.Melihat itu, Faya latah mengangguk, sebab dia mengerti Revan sedang memberitahunya agar dia tenang dan mengambil napas.“Bukannya sekarang hari Kamis? Betul nggak sih?” tanya Alex. Dahinya masih berkerut.“I-iya,” sahut Faya cepat. “Kenapa?”Alex tidak menjawab. Kepalanya sudah kembali menunduk, terlihat jari telunjuknya bergerak di layar ponselnya. Sedetik kemudian, Alex turun dari sisi yang berlawanan dengan sang istri.Tampaknya kesempatan kecil itu dimanfaatkan oleh Revan untuk mencondongkan tubuhnya sebentar pada Faya, dan berkata, “Nanti kita ketemu ya.”Faya hanya terpaku. Bahkan ketika Alex sudah sampai di sampingny

  • Menikmati Sentuhan Pria Bayaran   Bab 34

    “Kalau iya kenapa?” Faya menatap langsung ke dalam bola mata Alex. Ingin memberi kesan kepada suaminya, bahwa dia tidak akan tinggal diam jika apa yang dia curigai benar-benar terjadi.Namun sial, bibirnya mendadak bergetar. Kaki kecil perempuan itu juga goyah, mundur sedikit secara otomatis.“Faya, apa kamu mau membuat aku marah lagi? Sedari tadi aku sudah menahan diri loh. Ini kantor, mau membuat keributan juga di sini?” Alex membalas tatapan istrinya itu, tampak menjadi lebih garang.Faya menelan ludah. “Memangnya salah kalau aku cemburu? Pap kan suamiku, pantaslah kalau aku takut Pap ada main di belakangku.”Alex spontan terkekeh. “Mana sesumbarmu di depan Mama yang katanya kamu tidak takut aku menikah lagi dengan gadis mana pun?” Wajah lelaki itu menyungging senyum yang terlihat seperti mengejek. “Baru melihat Yasmin melirik padaku saja kamu sudah ketakutan begitu.”Faya melangkah mundur dengan sedikit terhuyung, lalu duduk di sofa perlahan. Menggigit bibirnya seraya menghela na

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status