“Kenapa kamu nggak kunci pintu?” bentak Faya. Dia kebingungan. Antara mau berbalik, tetapi merasa kencingnya sudah tidak bisa ditahan lagi. Namun jika tetap di situ, dia merasa malu dengan ketelanjangan Revan.“L-loh s-sudah tadi kok. Apa rusak—”“Pakai handuk, dan cepat kamu keluar!” pekik Faya. “Aduh… aku ngompol!”Air mengalir dari pangkal paha Faya. Turun cepat membasahi lantai.Revan yang semula panik, harus menahan tawa sembari menyambar handuk. “I-ini a-aku masih perlu keluar atau… ppfff….”“Kenapa ketawa? Ini semua salahmu!” geram Faya. Dia mundur, tetapi sial, lantai menjadi licin karena air seninya sendiri.Faya merasakan tubuhnya oleng. Matanya menangkap sosok Revan yang datang bergegas ke arahnya, mengulurkan tangan. Hap, akhirnya tangan mereka bertautan.Sayangnya, lagi-lagi sial, handuk yang melilit pinggang Revan melorot, menyebabkan kaki lelaki itu terserimpet. Mereka pun jatuh. Posisi Revan di atas, tetapi dia sigap menangkupkan tangan untuk melindungi kepala Faya.K
Huling Na-update : 2025-12-05 Magbasa pa