Share

15. Program yang Gagal

Author: Ndraa Archer
last update Last Updated: 2025-01-18 16:58:14

Sudah tiga minggu sejak Jasmine mulai magang, dan selama itu, Noah tak sekalipun datang menjenguknya di rumah. Pertemuan dan interaksi hanya terjadi di kantor, Dirgantara Corp.

Rutinitas bekerja dan pulang ke rumah yang sepi semakin membuat Jasmine tertekan. Yang lebih parah, meski sudah berusaha mengikuti pola hidup sehat seperti saran Zora, tidak ada tanda-tanda kehamilan.

”Kenapa sejak malam itu aku belum ada merasakan tanda kehamilan, seperti yang ada di informasi kehamilan lainnya, ya?” tanya Jasmine, sendiri.

Pagi itu, Zora datang tanpa pemberitahuan. Ia membawa Jasmine ke dokter kandungan untuk memeriksakan kondisi rahimnya. Jasmine tahu Zora tak pernah peduli pada perasaannya, tetapi ia tetap menurut.

”Aku sengaja majukan, soalnya aku gak sabar mau punya bayi,”

ujar Zora , yang tetap berusaha terlihat ramah di depan Jasmine.

Jasmine tersenyum dan hanya menjawab satu kata, ”Iya.”

Jarak dari perumahan kompleks Raflesia Hill menuju , Klinik Dokter Arindia Wiryagunadi, Sp.OG. me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   16. Amarah Noah  

    Siangnya, Zora dengan sengaja memberi tahu Noah tentang hasil pemeriksaan Jasmine. Dan seperti yang sudah bisa ditebak, Noah meledak di kantornya.“Dia terlalu sibuk bekerja! Aku sudah bilang fokus pada kontrak, bukan malah magang di tempat ini,” seru Noah sambil melempar dokumen ke meja.Tak menunggu lama, Noah langsung pulang untuk menemui Jasmine. Ketika ia membuka pintu rumah, Jasmine yang baru selesai menyeduh teh hampir tersedak melihatnya.“Noah? Kenapa pulang mendadak?” tanyanya heran.Tanpa basa-basi, Noah langsung mendekat. Ekspresi wajahnya keras. “Kamu serius tanya itu, Jasmine? Aku dengar dari Zora kalau kamu belum juga hamil. Apa ini karena kamu terlalu sibuk bekerja?”Jasmine terdiam beberapa detik, mencoba mencerna tuduhan itu. “Maksudmu apa?” tanyanya dengan nada hati-hati.Noah menggeleng, wajahnya semakin tegang. “Kamu menganggap kontrak ini main-main, ya? Aku sudah bilang, fokus saja pada tanggung jawabmu. Kalau kamu terlalu sibuk magang, bagaimana kamu bisa memenu

    Last Updated : 2025-01-18
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   17. Kesalahpahaman di Dirgantara Corp.

    "Aduh, aku terlambat lagi!" gumam Jasmine sambil berlari kecil menuju pintu utama Noah Dirgantara Corp.Tangan kanannya memegang setumpuk dokumen proposal proyek, sementara tangan kirinya sibuk merapikan rambut yang tergerai terkena angin. "Kalau ini gagal, tamat sudah magangku," tambahnya dalam hati, mencoba menenangkan kegugupannya.Langkahnya cepat, sambil memastikan dokumen di tangannya aman. Sebagai magang, ia tahu ini tanggung jawab penting yang harus dijalani dengan baik.Sesampainya di kantor, resepsionis menyapanya dengan senyum ramah, "Selamat pagi, Nona Jasmine. Pak Noah sudah menunggu di ruangannya."Jasmine mengangguk sopan dan melangkah menuju lift dengan hati yang sedikit berdebar. Noah Rizky Dirgantara selalu membuatnya gugup, bukan hanya karena statusnya sebagai CEO, tetapi juga tatapan tajam dan aura dinginnya.Ketukan pelan Jasmine di pintu ruang kerja Noah menggema, membuat detik terasa lebih lambat.Dari dalam, suara berat Noah memecah keheningan, "Masuk."Ada ses

    Last Updated : 2025-01-19
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   18. Kesalahpahaman yang Memecah, Pilihan yang Tak Terbalikkan  

    Noah merasa tertekan, namun ia tetap mencoba untuk mempertahankan prinsipnya. "Zora, kita sudah sepakat tentang kontrak ini. Jasmine tidak melanggar aturan apapun."Zora membuang napas kasar. "Kalau kamu terus membiarkan ini berlarut-larut, aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan keluarga kita. Semua ini bisa mengganggu rencana kita untuk punya anak!"Jasmine menunduk, merasa hatinya semakin berat. "Kak Zora, saya hanya ingin semuanya berjalan baik." Ia menahan air mata, merasakan tekanan dari semua arah.Zora memberi perintah dingin, "Jasmine, keluar dari sini sekarang. Fokuslah pada kehamilan, bukan pekerjaan di perusahaan Noah."Jasmine mengangguk pelan, menahan emosinya. Ia membungkuk sedikit kepada Noah dan Zora sebelum melangkah keluar dari ruangan dengan langkah yang terasa berat.Setelah Jasmine pergi, Noah menatap Zora dengan tajam. "Apa yang baru saja kamu lakukan? Jasmine tidak melakukan kesalahan."Zora menjawab dengan suara keras, "Aku tidak akan biarkan kamu mengabaika

    Last Updated : 2025-01-19
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   19. Keputusan yang Terperangkap

    Jasmine memasuki rumah dengan langkah berat. Zora sudah berada di ruang tamu, duduk di sofa dengan ekspresi serius yang sulit dibaca. Begitu melihat Jasmine masuk, Zora langsung berdiri, wajahnya menunjukkan penyesalan.“Jasmine, aku minta maaf,” kata Zora dengan suara lembut, jauh dari nada tajam yang tadi.Jasmine berhenti di pintu, menatap Zora dengan tatapan penuh kebingungan. "Minta maaf? Untuk apa? Karena tadi menamparku atau karena kamu ingin aku berhenti magang?"Zora menundukkan kepala, menghela napas dalam. “Aku… aku takut kamu akan membatalkan kontrak ibu pengganti. Aku tidak bisa kehilangan itu. Kami sudah merencanakan semuanya. Ini… ini sangat penting bagi kami, bagi keluarga kita.”Jasmine terdiam. Suasana itu terasa semakin menyesakkan, ada sesuatu di hatinya yang ingin dia ungkapkan, namun kata-kata itu terasa terhalang. “Aku tidak pernah berniat membatalkan kontrak itu, Zora. Aku hanya… merasa terlalu banyak tekanan. Semua ini… tidak sesuai dengan harapanku.”Zora men

    Last Updated : 2025-01-19
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   20. Takdir di Balik Rem Mobil yang Mendadak

    Setelah Zora pergi, meninggalkan rumah Jasmine di Komplek Raflesia Hill dalam ketegangan yang tak terungkapkan, Jasmine duduk terdiam, matanya kosong menatap pintu yang tertutup.Hatinya penuh dengan kebingungan, otaknya seakan berhenti berpikir. Semua masalah datang begitu cepat, saling tumpang tindih, dan Jasmine merasa terperangkap dalam labirin tanpa jalan keluar."Harus bagaimana?" gumamnya, meremas tangan di atas meja. Ia tak bisa memutuskan mana yang lebih penting, melanjutkan kontrak ibu pengganti yang sudah penuh dengan tekanan atau merawat neneknya yang kondisi kesehatannya semakin menurun.Akhirnya, Jasmine bangkit dari kursi, bertekad untuk mencari sedikit ketenangan. Dia harus melihat neneknya, memastikan bahwa keadaan wanita yang sangat berarti baginya itu masih baik-baik saja. Jasmine meraih jaket dan keluar dari rumah dengan langkah terburu-buru.”Nikmah, kalau ada yang mencari saya bilang saya ke rumah sakit. Ngak Kabur!” seru Jasmine setelahnya, dia pergi menggunakan

    Last Updated : 2025-01-19
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   21. Pram, Noah, dan Kejutannya

    Jasmine merasa seperti baru saja keluar dari mimpi buruk yang tak berkesudahan. Masalah pekerjaan, kondisi neneknya, dan konflik dengan Zora terus menghantui pikirannya. Kini, Pram berdiri di hadapannya, menghadirkan perasaan campur aduk di tengah semua kekacauan itu.Pram menatapnya dengan raut penuh perhatian. “Apa kamu baik-baik saja, Jasmine?” tanyanya pelan, suaranya seperti berusaha menjaga agar tak membuat Jasmine semakin tertekan.Jasmine mengangguk pelan, mencoba menenangkan diri meski hatinya penuh kekalutan.“Ya… aku hanya… sedikit bingung,” jawabnya, suaranya serak dan lemah.Pram mendekat, masih menjaga jarak yang sopan. “Kamu pasti ada masalah besar, kan? Kalau kamu butuh teman untuk bicara, aku di sini.”Tatapan Jasmine berubah, matanya mulai berkaca-kaca. Ia tahu semua yang terjadi begitu rumit, dan ia merasa terjebak di a

    Last Updated : 2025-01-19
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   22. Pantai Nyiur Melambai dan Es Batu Berbulu Pink  

    ”Kita sudah sampai,” ujar Pram.Jasmine tanpa menunggu aba-aba langsung berlari menuju bibir pantai. Ia berdiri di tepi pantai, kakinya tenggelam di pasir dingin.Jasmine menengadahkan kepala ke langit, menarik napas panjang, lalu melepaskannya dalam teriakan yang menggelegar."Aaaaarrrrggghhhhhh!!!"Teriakannya menggema, terbawa angin laut yang dingin, bercampur dengan suara ’whooosh’ ombak yang menerjang karang. Suara itu meluap, seperti mencoba menandingi gemuruh alam, sebelum perlahan mereda, tenggelam oleh deburan air yang terus memecah.Angin pantai di ujung kota Artaloka berembus lembut, membawa aroma asin khas laut. Jasmine berdiri di tepi pantai Nyiur Melambai, memandang hamparan air biru yang seolah menyatu dengan langit.Kakinya tenggelam dalam pasir yang hangat, dan ia membiarkan gelombang kecil menyentuh

    Last Updated : 2025-01-19
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   23. Ancaman Es Batu Berbulu Pink.  

    "Aku boleh pesan minuman dingin lagi?" tanya Jasmine, yang langsung dibalas dengan anggukan oleh Pram.Pria itu kemudian memanggil pramuniaga dan memesan satu minuman dingin sesuai permintaan Jasmine.Jasmine baru saja meletakkan ponselnya ketika sebuah pesan masuk dari Noah. Hatinya berdegup kencang, dan ketika ia membuka pesan tersebut, darahnya langsung mendidih.Noah: "Jika kamu tidak tiba di rumah dalam waktu 30 menit, aku akan menyatakan bahwa kamu memutuskan kontrak ibu pengganti dan meminta kamu membayar kompensasinya. Jangan coba-coba menghindar, Jasmine."Jasmine merasa kepalanya berputar sejenak, panik dan kesal. Emosinya langsung memuncak. Ia tidak bisa percaya pria itu bisa sebegitu tega."Huft!" Jasmine menghembuskan napas frustrasi, sambil menekan ujung pelipis matanya. ’Kesalahan apa lagi yang ku buat, sampai menyinggung dia? Apa soal panggilannya dengan Pram tadi? Sudah pasti itu.’Tidak lama kemudian, Pram mendengar Jasmine menghembuskan napas panjang penuh kekesalan

    Last Updated : 2025-01-19

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   351. Rumah Ini Tak Lagi Sama

    Jasmine kembali terdiam, pikirannya kembali ke masa lalu. Setelah percakapan emosional itu, Jasmine dan Noah duduk di balkon rumah kecil itu. Hujan masih turun, tapi lebih ringan.“Aku tidak bisa janji semua akan mudah,” kata Noah, menatap gelap malam.“Aku tidak minta mudah,” balas Jasmine. “Aku cuma mau tahu... kamu akan ada di sini. Meski saat aku marah. Saat aku takut. Saat aku ragu.”Noah menoleh, lalu menyentuh perut Jasmine yang membulat.“Aku akan ada. Untuk kamu. Untuk dia.”Dan di bawah langit yang masih menangis, untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Jasmine merasakan tenang. Bukan karena semua masalah selesai. Tapi karena ia tahu—ia tak lagi sendiri.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Jasmine menoleh. Noah muncul dari balik pintu kamar, membawa selimut tambahan dan termos susu.“Sudah tidur?” tanyanya pelan.Jasmine mengangguk. “Baru saja.”Noah berjalan pelan, lalu duduk di sampingnya. Ia menatap bayi mereka, lalu mencium kening Jasmine.“Aku suka malam h

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   348. Tujuh Bulan Lalu di Tengah Hujan

    “Waktu kadang menyembuhkan luka, tapi ada jenis luka yang justru membuat kita ingin kembali… hanya untuk memastikan bahwa semuanya memang layak diperjuangkan.”Suara rintik hujan yang menghantam jendela terdengar bagai irama pilu yang menggema di seluruh ruangan. Lampu kamar menyala temaram. Di pelukannya, seorang bayi kecil tertidur dengan damai, napasnya ringan, dadanya naik turun perlahan.Jasmine duduk di kursi goyang dekat jendela, membiarkan matanya tertumbuk pada kegelapan malam di luar sana. Tangannya membelai lembut punggung bayi itu, tapi pikirannya melayang jauh… menuju malam hujan yang sama, tujuh bulan lalu. Malam yang ia kira hanya akan berakhir sebagai luka.Tujuh bulan sebelumnya.Rumah kecil tempat ia tinggal bersama Nina untuk sementara waktu terasa terlalu sunyi malam itu. Angin mengetuk jendela loteng dengan kasar. Jasmine memegangi perutnya yang membuncit—usia kehamilannya memasuki bulan ketujuh, dan setiap gerakan kecil dari dalam kandungannya menjadi pengingat b

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   347. Luka yang Tak Sempat Sembuh (Versi Panjang)

    Sore itu, langit di atas rumah kaca menyimpan gradasi warna yang murung. Biru kelabu berbaur dengan oranye pucat, seolah alam pun ikut menyesali semua yang telah terjadi. Angin menyusup masuk lewat sela-sela jendela, membawa aroma bunga melati yang hampir layu. Jasmine berdiri di dekat balkon dengan tangan memeluk tubuhnya sendiri, seakan udara terlalu dingin untuk ditahan, padahal sebenarnya yang dingin adalah hatinya.Sudah berapa lama ia terjebak dalam pusaran luka yang tak pernah benar-benar bisa ia benahi? Sejak pertama kali menerima tawaran menjadi ibu pengganti, hidupnya seperti berubah menjadi cerita yang tak ia kenali.Noah mendekat perlahan, langkahnya nyaris tanpa suara. Ia tidak ingin mengganggu, tapi juga tak sanggup menahan keinginannya untuk bicara. Jasmine tahu dia datang—ia bisa mencium aroma parfum kayu cendana lembut yang biasa Noah pakai. Tapi ia tetap diam, masih terpaku menatap taman kecil yang mulai gelap.“Aku boleh bicara?” tanya Noah perlahan.Kepala Jasmine

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   348. Forum Global Jasmine

    Langit Arenia berwarna keperakan pagi itu, menyelimuti kota dalam cahaya mendung yang lembut. Gedung pusat kebijakan internasional yang menjulang di jantung distrik Saphira tampak megah. Di dalamnya, ratusan kursi telah tertata rapi, mikrofon disiapkan, dan layar besar menampilkan satu kalimat: Forum Etika Global untuk Ibu Pengganti dan Hak Anak.Di kursi utama, Jasmine duduk tenang mengenakan setelan biru tua dengan aksen perak. Tak ada perhiasan mencolok, hanya liontin kecil yang tergantung di lehernya—hadiah terakhir dari ibunya, Sylvia. Di sampingnya, Noah dan Kiara mempersiapkan presentasi utama, sedangkan Evan memantau keamanan data dan jaringan digital.Forum ini bukan sekadar acara simbolik. Jasmine—dengan dukungan penuh dari Project Axis—berinisiatif mengadakan forum ini setelah tekanan internasional terhadap praktik kontrak ibu pengganti yang tidak adil mulai meningkat, menyusul pengakuannya dan penyelidikan terhadap Levara Group.“Sepuluh negara sudah mengirim delegasi,” la

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   347. Leonhart Menuntut Balik

    Noah menoleh pada Jasmine. “Apa kamu siap jika Leonhart muncul kembali?”Jasmine menjawab pelan, tapi tegas, “Aku siap. Karena aku tidak lagi melawannya sendirian.”Dan hari itu, suara seorang ibu menggetarkan kota Arenia. Bukan dengan amarah. Tapi dengan keberanian yang lahir dari kasih.Hanya dua hari setelah pidato Jasmine mengguncang Arenia, dampaknya terasa seperti ombak besar yang menyapu seluruh jagat media. Hashtag #IbuUntukZai telah menembus tren global. Wawancara dari pakar hukum, aktivis perempuan, hingga influencer keluarga membanjiri lini masa dengan satu suara: Jasmine layak mendapatkan keadilan.Tapi di tengah dukungan itu, ada kekuatan yang bergerak diam-diam. Di ruang pertemuan bawah tanah sebuah kantor legal internasional di Kairo, seorang pria berambut perak duduk di ujung meja panjang. Ia mengenakan jas gelap yang pas, dan di tangan kirinya ada cincin berlambang burung hitam bersayap patah.Leonhart.“Jadi, gadis kecil itu sekarang memanfaatkan simpati publik?” uca

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   346. Suara dari Seorang Ibu

    Matahari Arenia naik perlahan, memantulkan sinarnya pada jendela-jendela kaca yang berbaris rapi di gedung-gedung pusat kota. Tapi pagi itu, sorotan media bukan tertuju pada kemegahan bangunan atau kecanggihan teknologi kota modern tersebut. Fokus mereka adalah satu wanita muda yang berdiri di balik podium sederhana—Jasmine Ayu Kartika.Dalam balutan blazer putih yang elegan namun sederhana, Jasmine berdiri dengan tegak, wajahnya tenang. Di hadapannya, puluhan kamera dari berbagai media siap menangkap setiap kata yang keluar dari mulutnya. Suasana di luar gedung forum publik Arenia benar-benar hening untuk sesaat.“Terima kasih telah datang. Hari ini, saya berdiri bukan sebagai tokoh besar, bukan sebagai pemegang saham, bukan pula sebagai pion dalam perang kekuasaan,” ucap Jasmine membuka pidatonya. “Saya berdiri sebagai seorang ibu.”Beberapa wartawan langsung mengambil gambar, beberapa lainnya menunduk menulis cepat. Kata-kata Jasmine tajam, sederhana, dan langsung menancap ke hati

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   345. Awal yang Rapuh

    “Saya tidak berdiri di sini sebagai wanita sempurna,” ucapnya. “Saya bukan pahlawan. Tapi saya tahu, saya adalah seorang ibu. Dan tidak ada kontrak, manipulasi, atau rekayasa hukum yang bisa menghapus cinta seorang ibu dari hatinya.”Ia menatap langsung ke hakim. “Saya tidak meminta apa pun selain kesempatan untuk memeluk anak saya... dan membesarkannya tanpa harus bersembunyi.”Hening menyelimuti ruangan.Hakim mengangguk. “Saya akan memberi putusan sore ini.”Sore itu, seluruh ruangan kembali berkumpul. Cahaya matahari mulai menguning, menandai hari yang panjang akan segera berakhir.Hakim berdiri, membawa map berisi keputusan.“Setelah mempertimbangkan bukti tertulis, kesaksian di bawah sumpah, serta laporan psikologis anak... pengadilan menyatakan bahwa hak asuh penuh atas anak dengan inisial ZJ diberikan kepada Ny. Jasmine Jorse.”Terdengar isakan tertahan dari sisi pendukung Jasmine.Hakim melanjutkan, “Dengan supervisi kunjungan yang diatur terhadap pihak Ny. Zora Dirgantara, s

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   344. Penentu Akhir

    “Apakah Anda menyangkal bahwa Anda memalsukan keterangan medis Jasmine pasca melahirkan?” tanya hakim tegas.Zora tidak menjawab. Ia hanya menunduk.Noah akhirnya berdiri. “Yang Mulia, saya juga ingin berbicara. Saya sudah cukup lama diam. Tapi hari ini, saya berdiri bukan hanya sebagai ayah, tapi sebagai pria yang menyaksikan semua ketidakadilan ini.”Ia menatap Jasmine sebentar, lalu melanjutkan. “Anak saya... tidak boleh tumbuh besar dalam kebohongan. Ia berhak tahu siapa ibunya. Ia berhak dipeluk dan dicintai tanpa batas. Saya mendukung Jasmine. Bukan karena kami pernah mencintai. Tapi karena... tidak ada ibu yang lebih layak.”Ketika sidang diskors untuk makan siang, kabar dari dalam pengadilan sudah bocor ke media. Tagar #JusticeForJasmine dan #HakAsuhZai mulai trending di media sosial.Di luar gedung, para pendukung mulai berkumpul. Beberapa bahkan membawa papan bertuliskan “Seorang Ibu Adalah Ibu” dan “Zai Berhak Tahu Kebenaran.”Zora keluar lewat pintu samping, wajahnya ditut

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   343. Sidang yang Mengguncang

    “Sebagai tergugat, kami setuju,” ujar Jasmine. “Karena anak kecil bisa berbohong... tapi hati mereka tidak.”Noah, yang duduk mendampingi Jasmine, menambahkan, “Saya ingin masuk sebagai saksi. Dan sebagai ayah biologis, saya mengajukan revisi hak asuh bersama.”Zora menoleh cepat, matanya membelalak. “Noah?! Kau di pihaknya sekarang?”Noah menatapnya tanpa ampun. “Sudah lama aku bukan di pihakmu.”Sepulang dari pengadilan, Jasmine merasa tubuhnya seperti diseret waktu. Namun saat ia membuka pintu kamar hotel, suara kecil menyambutnya dari balik ruang tamu.“Ibu Jas?”Jasmine membeku. Tubuh kecil itu berlari dan memeluknya dari belakang. “Ibu Jas! Aku mimpikan Ibu tadi malam! Ibu peluk aku kayak waktu kita tinggal di rumah yang banyak bunga!”Jasmine membalik tubuhnya, dan Zai menatapnya dengan mata berbinar.“Kamu di sini?” bisik Jasmine, air matanya mengalir.Noah masuk dari belakang. “Dia... memaksa ikut. Aku tak bisa menolaknya. Dia ingin bertemu kamu. Hanya kamu.”Zai menempelkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status