Share

220. Aku tidak Bisa Tidur

Author: Ndraa Archer
last update Last Updated: 2025-03-05 23:30:45

Jasmine duduk di balkon rumah, menatap langit malam yang dihiasi bintang-bintang redup. Udara dingin menyelinap melalui kain tipis piyamanya, tetapi bukan itu yang membuat tubuhnya menggigil. Pikirannya terus-menerus berputar pada Noah, pada kontrak yang mengikat mereka, dan pada perasaannya sendiri yang semakin sulit dikendalikan.

’Sepertinya aku akan demam,’ batinnya.

Hubungannya dengan Noah kembali berjalan seperti orang asing. Pria itu tetap dingin, berbicara hanya ketika perlu, dan menjaga jarak seolah Jasmine hanyalah bagian dari perjanjian yang harus diselesaikan.

Tetapi malam itu, sesuatu di dalam hatinya terasa berat. Seakan ada jarak yang semakin melebar, tetapi juga perasaan yang tak bisa ia kendalikan.

Dari dalam rumah, langkah kaki terdengar mendekat. Jasmine menoleh dan mendapati Noah berdiri di ambang pintu balkon, mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung hingga siku. Wajahnya tetap datar, tetapi sorot matanya lebih lembut daripada biasanya.

“Kau belum tidur?” ta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   221. Kepergok Noah

    Jasmine menatap Juan dengan perasaan campur aduk. Sudah lama ia tidak melihat pria itu, dan kini ia berdiri di depan pintu rumah ini, rumah yang bukan benar-benar miliknya, dalam kehidupan yang tidak benar-benar ia inginkan.“Juan?” Jasmine mengerjap, suaranya terdengar lebih seperti bisikan.Juan tersenyum miring, berjalan mendekat dengan langkah santai. “Kau terlihat terkejut.”“Tentu saja,” Jasmine bangkit dari kursinya, tatapannya penuh pertanyaan. “Apa yang kau lakukan di sini?”Juan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. “Aku kebetulan ada urusan di kota ini dan berpikir untuk mampir. Kudengar banyak hal terjadi padamu, Jas.”Jasmine menggigit bibir bawahnya, merasa tidak nyaman dengan tatapan pria itu. “Aku baik-baik saja.”Juan mengangkat alisnya. “Benarkah?” Matanya menelisik ke arah sekeliling ruangan, seolah ingin menilai sendiri kebenaran kata-kata Jasmine. “Kau tidak terlihat seperti seseorang yang baik-baik saja.”Jasmine mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya,

    Last Updated : 2025-03-05
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   222. Awal Perpanjangan Kontrak

    Noah menarik tubuh Jasmine mendekat, bibirnya menekan lembut tetapi penuh emosi di atas bibir Jasmine.Jasmine ingin menolak, tetapi tubuhnya membeku, tangannya masih terkunci dalam genggaman kuat pria itu. Jantungnya berdegup kencang, bukan hanya karena kejutan, tetapi juga karena kebingungan yang melanda hatinya.Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Noah akhirnya melepaskan genggamannya dan menatapnya dalam-dalam. "Jangan biarkan dia datang lagi," suaranya dalam, nyaris seperti bisikan yang berat.Jasmine menggigit bibirnya, menahan ribuan kata yang ingin ia ucapkan. Namun, sebelum ia bisa menjawab, Noah sudah melangkah pergi, meninggalkannya dalam kekacauan emosi yang semakin dalam.***Hari-hari berlalu dengan cepat. Kehamilan Jasmine memasuki bulan ketujuh, perutnya semakin membesar, tetapi pikirannya justru semakin kacau.Setiap langkahnya terasa berat, bukan hanya karena kehamilannya tetapi juga karena ketegangan yang menggantung di antara dirinya, Noah, dan Zo

    Last Updated : 2025-03-07
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO       223. Perpisahan Menyakitkan, Berpisah dengan Buah HAti 

    Satu minggu telah berlalu sejak Jasmine melahirkan, tetapi dia masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Tubuhnya masih terasa nyeri, tetapi yang lebih menyakitkan adalah kenyataan bahwa dia harus menyerahkan anaknya sendiri kepada Zora.Dia tahu sejak awal bahwa ini akan terjadi, tetapi tidak ada yang bisa mempersiapkan hati seorang ibu untuk perpisahan semacam ini. Hatinya hancur berkeping-keping saat melihat Dursilla menggendong bayi itu dengan penuh kebanggaan, tidak menyadari bahwa bayi itu bukanlah anak Zora.“Anak ini benar-benar mukjizat,” ucap Dursilla dengan suara bahagia. “Aku tahu Zora akan berhasil memberikan keturunan untuk keluarga Dirgantara.”Jasmine mengepalkan selimutnya erat-erat. Dia ingin mengatakan sesuatu, ingin berteriak bahwa itu adalah darah dagingnya sendiri, tetapi dia hanya bisa menahan air matanya. Ini bagian dari kesepakatan. Dia sudah menandatangani kontrak ini sejak awal.“Kau lihat, Jasmine?” Zora menyeringai sambil menepuk lengan Jasmine dengan

    Last Updated : 2025-03-07
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   224. Pesta yang Penuh Kepalsuan

    Jasmine duduk di tepi ranjang rumah sakit, menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Sudah beberapa hari sejak ia melahirkan, dan dalam beberapa jam lagi, ia akan meninggalkan tempat ini. Seharusnya ini adalah momen di mana seorang ibu membawa pulang bayinya, tapi bagi Jasmine, ini adalah momen di mana ia harus benar-benar melepaskan.Pintu kamar terbuka, dan seorang perawat masuk. “Nona Jasmine, ini dokumen kepulangan Anda. Anda sudah diperbolehkan pulang hari ini.”Jasmine mengambil dokumen itu dengan tangan gemetar. Ia mengangguk, berusaha tersenyum, meskipun hatinya terasa remuk. “Terima kasih.”Begitu perawat keluar, pintu kembali terbuka. Kali ini, Zora masuk dengan ekspresi puas. “Waktunya pergi, Jasmine.”Jasmine menarik napas panjang. “Aku tahu.”Zora tersenyum sinis. “Jangan terlalu sedih. Aku akan menjaga bayi

    Last Updated : 2025-03-08
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   225. Kembali Tanpa Pilihan  

    Jasmine menggenggam erat mantel di tubuhnya, menatap kosong ke arah rumah besar keluarga Dirgantara yang masih dipenuhi tamu-tamu pesta. Dari luar, suara tawa dan musik masih terdengar. Mereka merayakan sesuatu yang menurut dunia adalah kebahagiaan, tetapi bagi Jasmine, itu adalah awal dari penderitaannya.Tubuhnya masih lemah pascapersalinan, namun ia tidak punya pilihan lain. Udara dingin menusuk kulitnya, seolah ingin mengingatkannya bahwa dia sekarang sendirian. Tidak ada lagi tempat yang bisa ia sebut rumah.Tidak ada lagi keluarga yang bisa ia andalkan. Satu-satunya yang ia miliki hanyalah kesepakatan yang mengikatnya dalam kebisuan.Pikirannya masih melayang ketika tiba-tiba sebuah suara memecah keheningan."Jasmine?" Jasmine menoleh dan melihat Juan berdiri beberapa meter darinya. Pria itu menatapnya dengan alis berkerut, ekspresi penuh keheranan bercampur kekhawatiran.&

    Last Updated : 2025-03-08
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   226. Kembali ke Sangkar Emas  

    Jasmine berdiri di depan gerbang megah rumah keluarga Dirgantara, hatinya berdebar hebat. Sudah beberapa minggu sejak ia terakhir kali berada di tempat ini, dan kini ia kembali bukan sebagai bagian dari keluarga, tetapi sebagai seseorang yang dibutuhkan hanya untuk menyusui anaknya. Atau lebih tepatnya, anak yang sekarang diakui oleh dunia sebagai milik Zora.Tangannya menggenggam erat tali tas kecilnya, mencoba menguatkan dirinya. Ia tahu, kembali ke rumah ini berarti kembali menghadapi Zora, Dursilla, dan terutama, Noah.Gerbang besar terbuka secara otomatis, seolah menyambutnya. Namun, Jasmine tahu betul bahwa tidak ada sambutan hangat yang menunggunya di dalam.Begitu langkah kakinya memasuki pekarangan, seorang pelayan menyambutnya dengan kaku. "Silakan masuk, Nona Jasmine. Nyonya Zora sudah menunggu di dalam."Jasmine mengangguk pelan dan mengikuti pelayan itu. Setiap langkah terasa berat, seakan dirinya mel

    Last Updated : 2025-03-09
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   227. Api dalam Sekam  

    Jasmine duduk di kursi di dalam kamar bayi, menggendong anaknya yang sedang menyusu dengan tenang. Setiap detik yang berlalu terasa berharga, karena dia tahu, momen-momen seperti ini akan selalu direnggut darinya begitu sesi menyusui selesai. Seharusnya, dialah yang merawat bayi ini, tetapi dunia tidak mengizinkannya.Pintu kamar terbuka tiba-tiba, dan suara langkah kaki cepat menggema di dalam ruangan."Apa-apaan ini?!" Suara Dursilla terdengar tajam, memotong keheningan.Jasmine tersentak, hampir saja refleks menarik bayinya dari pelukannya. Ia menoleh dan melihat wanita tua itu berdiri di ambang pintu dengan wajah penuh kemarahan. Dursilla berjalan mendekat, matanya menatap tajam ke arah Jasmine dan bayi yang sedang menyusu di pelukannya.“Kenapa dia yang menyusui bayi ini?” Dursilla melontarkan pertanyaan dengan nada dingin, matanya menyipit penuh kecurigaan.Zora

    Last Updated : 2025-03-09
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   228. Kebohongan yang Mulai Retak

    Malam di rumah keluarga Dirgantara terasa sunyi, tetapi tidak bagi Jasmine. Ia berjalan mondar-mandir di kamar yang diberikan kepadanya, pikirannya penuh dengan segala hal yang telah terjadi.Dursilla telah mencurigai sesuatu, meskipun Zora berhasil meyakinkannya untuk sementara. Namun, Jasmine tahu bahwa kebohongan ini tidak akan bertahan selamanya.Ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya. Dengan ragu, Jasmine membuka pintu dan mendapati seorang pelayan berdiri di sana dengan ekspresi tegang.“Nona Jasmine, bayi sedang rewel. Nyonya Zora meminta Anda untuk datang segera.”Jasmine menahan napas, lalu mengangguk. “Baik, aku akan ke sana.”Hatinya mencelos setiap kali ia harus menghadapi anaknya sendiri tetapi dalam status yang begitu menyakitkan. Ia tahu bahwa bayi itu merindukannya, dan itu adalah satu-satunya alasan mengapa ia terus bertahan di tempat ini.&nb

    Last Updated : 2025-03-10

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   354. Kebenaran yang Tersembunyi

    Pagi itu terasa lebih sepi dari biasanya. Jasmine duduk di ruang tamu besar, tangan terlipat di atas meja, menatap pemandangan taman yang tampak redup karena hujan yang baru saja reda. Matanya terlihat kosong, seolah tidak ada hal yang benar-benar menarik perhatiannya. Namun, dalam diamnya itu, pikirannya penuh dengan kebingungan."Kenapa aku merasa seperti ini?" gumamnya pelan, meraba perasaannya yang semakin terhimpit oleh ketegangan yang ia ciptakan sendiri.Pintu ruang tamu terbuka perlahan, dan Noah muncul di ambang pintu. Ia menatap Jasmine dengan ekspresi cemas, tampak sedikit gelisah. "Jasmine," panggilnya, suara itu lembut, penuh kekhawatiran. "Kau baik-baik saja?"Jasmine menoleh pelan, namun tidak mengatakan apa-apa. "Aku baik-baik saja." Jawabnya, namun suaranya terdengar hampa, hampir tak ada gairah.Noah berjalan mendekat, menatap wajahnya dengan penuh perhatian. "Aku tahu kau bilang baik-baik saja, tapi..." Ia berhenti sejenak, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "K

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   353.  Ketegangan yang Mulai Muncul

    “Jasmine, kau harus mendengarku,” suara Noah terdengar serak. Ia baru saja masuk ke ruang makan setelah berbicara dengan keluarganya. Jasmine sedang duduk di meja, menatap langit lewat jendela, tampak merenung dengan wajah yang jauh.Jasmine menoleh perlahan, matanya mengisyaratkan pertanyaan tanpa kata. "Ada apa, Noah?"Noah berjalan mendekat, duduk di sebelahnya dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Kau tampak berbeda belakangan ini. Ada yang mengganggumu?"Jasmine menghela napas, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. "Aku baik-baik saja." Ia berusaha tersenyum, meski senyum itu terasa terpaksa. "Hanya sedikit lelah."Noah menatapnya lebih dalam, merasa ada sesuatu yang tidak beres. "Jasmine, jangan menutupi perasaanmu dariku. Apa yang sebenarnya terjadi?"Jasmine mengalihkan pandangannya lagi ke luar jendela, mengamati riak-riak air di kolam. "Aku cuma merasa... cemas." Suaranya terdengar pelan, hampir seperti bisikan. "Kau tahu, aku datang ke sini dengan harapan bisa menjadi ba

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   352. Rekaman Suara dari Masa Lalu

    Di sisi lain kota, Zora berdiri di depan cermin besar berbingkai emas di kamar utama rumah Dirgantara. Cermin itu telah menjadi saksi begitu banyak perubahan dalam hidupnya—dari wanita muda ambisius, menjadi istri dari pewaris kekaisaran bisnis, hingga kini... seorang istri yang mulai kehilangan pijakan. Ia merapikan blouse satin putih yang telah ia kenakan puluhan kali, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang makin lama makin sulit ditutupi.Matanya menatap pantulan diri dengan senyum yang hambar—senyum yang ia bentuk hanya sebagai formalitas sosial. Beberapa hari terakhir, gosip dan bisik-bisik di antara sosialita dan direksi perusahaan mulai membentuk luka kecil yang lambat tapi pasti merobek hatinya.Bukan hanya Noah yang berubah. Dunia pun ikut berputar, seolah tak ada tempat lagi untuknya. Mereka bilang Jasmine adalah ibu dari pewaris masa depan keluarga Dirgantara. Mereka menyambut wanita itu seolah-olah dia satu-satunya yang pantas berdiri di sisi Noah.Zora menggigit bibirnya

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   351. Rumah Ini Tak Lagi Sama

    Jasmine kembali terdiam, pikirannya kembali ke masa lalu. Setelah percakapan emosional itu, Jasmine dan Noah duduk di balkon rumah kecil itu. Hujan masih turun, tapi lebih ringan.“Aku tidak bisa janji semua akan mudah,” kata Noah, menatap gelap malam.“Aku tidak minta mudah,” balas Jasmine. “Aku cuma mau tahu... kamu akan ada di sini. Meski saat aku marah. Saat aku takut. Saat aku ragu.”Noah menoleh, lalu menyentuh perut Jasmine yang membulat.“Aku akan ada. Untuk kamu. Untuk dia.”Dan di bawah langit yang masih menangis, untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Jasmine merasakan tenang. Bukan karena semua masalah selesai. Tapi karena ia tahu—ia tak lagi sendiri.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Jasmine menoleh. Noah muncul dari balik pintu kamar, membawa selimut tambahan dan termos susu.“Sudah tidur?” tanyanya pelan.Jasmine mengangguk. “Baru saja.”Noah berjalan pelan, lalu duduk di sampingnya. Ia menatap bayi mereka, lalu mencium kening Jasmine.“Aku suka malam h

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   350. Tujuh Bulan Lalu di Tengah Hujan

    “Waktu kadang menyembuhkan luka, tapi ada jenis luka yang justru membuat kita ingin kembali… hanya untuk memastikan bahwa semuanya memang layak diperjuangkan.”Suara rintik hujan yang menghantam jendela terdengar bagai irama pilu yang menggema di seluruh ruangan. Lampu kamar menyala temaram. Di pelukannya, seorang bayi kecil tertidur dengan damai, napasnya ringan, dadanya naik turun perlahan.Jasmine duduk di kursi goyang dekat jendela, membiarkan matanya tertumbuk pada kegelapan malam di luar sana. Tangannya membelai lembut punggung bayi itu, tapi pikirannya melayang jauh… menuju malam hujan yang sama, tujuh bulan lalu. Malam yang ia kira hanya akan berakhir sebagai luka.Tujuh bulan sebelumnya.Rumah kecil tempat ia tinggal bersama Nina untuk sementara waktu terasa terlalu sunyi malam itu. Angin mengetuk jendela loteng dengan kasar. Jasmine memegangi perutnya yang membuncit—usia kehamilannya memasuki bulan ketujuh, dan setiap gerakan kecil dari dalam kandungannya menjadi pengingat ba

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   349. Luka yang Tak Sempat Sembuh (Versi Panjang)

    Sore itu, langit di atas rumah kaca menyimpan gradasi warna yang murung. Biru kelabu berbaur dengan oranye pucat, seolah alam pun ikut menyesali semua yang telah terjadi. Angin menyusup masuk lewat sela-sela jendela, membawa aroma bunga melati yang hampir layu. Jasmine berdiri di dekat balkon dengan tangan memeluk tubuhnya sendiri, seakan udara terlalu dingin untuk ditahan, padahal sebenarnya yang dingin adalah hatinya.Sudah berapa lama ia terjebak dalam pusaran luka yang tak pernah benar-benar bisa ia benahi? Sejak pertama kali menerima tawaran menjadi ibu pengganti, hidupnya seperti berubah menjadi cerita yang tak ia kenali.Noah mendekat perlahan, langkahnya nyaris tanpa suara. Ia tidak ingin mengganggu, tapi juga tak sanggup menahan keinginannya untuk bicara. Jasmine tahu dia datang—ia bisa mencium aroma parfum kayu cendana lembut yang biasa Noah pakai. Tapi ia tetap diam, masih terpaku menatap taman kecil yang mulai gelap.“Aku boleh bicara?” tanya Noah perlahan.Kepala Jasmine m

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   348. Forum Global Jasmine

    Langit Arenia berwarna keperakan pagi itu, menyelimuti kota dalam cahaya mendung yang lembut. Gedung pusat kebijakan internasional yang menjulang di jantung distrik Saphira tampak megah. Di dalamnya, ratusan kursi telah tertata rapi, mikrofon disiapkan, dan layar besar menampilkan satu kalimat: Forum Etika Global untuk Ibu Pengganti dan Hak Anak.Di kursi utama, Jasmine duduk tenang mengenakan setelan biru tua dengan aksen perak. Tak ada perhiasan mencolok, hanya liontin kecil yang tergantung di lehernya—hadiah terakhir dari ibunya, Sylvia. Di sampingnya, Noah dan Kiara mempersiapkan presentasi utama, sedangkan Evan memantau keamanan data dan jaringan digital.Forum ini bukan sekadar acara simbolik. Jasmine—dengan dukungan penuh dari Project Axis—berinisiatif mengadakan forum ini setelah tekanan internasional terhadap praktik kontrak ibu pengganti yang tidak adil mulai meningkat, menyusul pengakuannya dan penyelidikan terhadap Levara Group.“Sepuluh negara sudah mengirim delegasi,” la

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   347. Leonhart Menuntut Balik

    Noah menoleh pada Jasmine. “Apa kamu siap jika Leonhart muncul kembali?”Jasmine menjawab pelan, tapi tegas, “Aku siap. Karena aku tidak lagi melawannya sendirian.”Dan hari itu, suara seorang ibu menggetarkan kota Arenia. Bukan dengan amarah. Tapi dengan keberanian yang lahir dari kasih.Hanya dua hari setelah pidato Jasmine mengguncang Arenia, dampaknya terasa seperti ombak besar yang menyapu seluruh jagat media. Hashtag #IbuUntukZai telah menembus tren global. Wawancara dari pakar hukum, aktivis perempuan, hingga influencer keluarga membanjiri lini masa dengan satu suara: Jasmine layak mendapatkan keadilan.Tapi di tengah dukungan itu, ada kekuatan yang bergerak diam-diam. Di ruang pertemuan bawah tanah sebuah kantor legal internasional di Kairo, seorang pria berambut perak duduk di ujung meja panjang. Ia mengenakan jas gelap yang pas, dan di tangan kirinya ada cincin berlambang burung hitam bersayap patah.Leonhart.“Jadi, gadis kecil itu sekarang memanfaatkan simpati publik?” uca

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   346. Suara dari Seorang Ibu

    Matahari Arenia naik perlahan, memantulkan sinarnya pada jendela-jendela kaca yang berbaris rapi di gedung-gedung pusat kota. Tapi pagi itu, sorotan media bukan tertuju pada kemegahan bangunan atau kecanggihan teknologi kota modern tersebut. Fokus mereka adalah satu wanita muda yang berdiri di balik podium sederhana—Jasmine Ayu Kartika.Dalam balutan blazer putih yang elegan namun sederhana, Jasmine berdiri dengan tegak, wajahnya tenang. Di hadapannya, puluhan kamera dari berbagai media siap menangkap setiap kata yang keluar dari mulutnya. Suasana di luar gedung forum publik Arenia benar-benar hening untuk sesaat.“Terima kasih telah datang. Hari ini, saya berdiri bukan sebagai tokoh besar, bukan sebagai pemegang saham, bukan pula sebagai pion dalam perang kekuasaan,” ucap Jasmine membuka pidatonya. “Saya berdiri sebagai seorang ibu.”Beberapa wartawan langsung mengambil gambar, beberapa lainnya menunduk menulis cepat. Kata-kata Jasmine tajam, sederhana, dan langsung menancap ke hati

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status