공유

Bab 116

작가: Liazta
last update 최신 업데이트: 2024-10-24 22:54:38

Nathan tersenyum sambil meneguk minuman coklat. Ia sudah tidak sabar menunggu Eliza kembali dan memberikan laporan. Sesuai prediksi, Eliza kembali dalam waktu hitungan menit.

"Apa sudah selesai?" Nathan bertanya seolah-olah tidak tahu dengan situasi di villa ini.

Eliza kembali dengan wajah kesal. Niatnya membersihkan kamar, namun ia terkejut ketika melihat kamar yang begitu sangat bersih. Padahal dia beranggapan kamar di villa ini pasti banyak debu, mengingat sangat jarang di tempati. Di kamar Itu juga sudah tersedia selimut serta bantal. Kalau begitu untuk apa Eliza membawa dari rumah. Karena memang satu koper berisi selimut untuk mereka.

"Kenapa nggak kasih tahu, kalau kamarnya sudah dibersihin. Alas tempat tidur, bantal dan selimut juga sudah ada."

Nathan tertawa mendengar perkataan Eliza. Begitu juga dengan Mawar. Wajah Eliza sangat lucu dengan bibir yang maju beberapa senti. Sehingga membuat Mawar gemas sendiri.

Sedangkan Hermawan bersusah payah menahan ketawa hingga perutn
이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (14)
goodnovel comment avatar
Rini Puspita
alur nya lambat...
goodnovel comment avatar
Suci Royani
bab nya jangan kepanjangan ya ka, biar gak bosen
goodnovel comment avatar
Sugiarti Harijanto
setau ku kalau Jawa kuno, kakang ketuban/kawah,Adi Ari Ari, kembaran Pancer/darah. mereka yang menjaga raga & roh kita pribadi.
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 790

    "Nomor satu mommy ku, nomor dua istri ku. Hanya saja mommy sudah tidak ada, jadi kamu tidak punya saingan." Samuel berkata dengan wajah polosnya. Violet langsung tersenyum saat mendengar jawaban calon suami."Sayang, aku ingin meminta keluarga kita, agar pernikahan dimajukan lagi."Samuel tersenyum kecil, nakal.“Karena calon istriku cantik banget. Aku tidak sabar ingin bisa bebas mencium mu.”Wajah Violet langsung memanas. Refleks ia memukul lengan Samuel pelan.“Mas! Jangan bercanda di sini.”“Ini bukan bercanda,” sahut Samuel cepat.“Ini pengakuan.”Ia sedikit menunduk, matanya sejajar dengan pantulan mata Violet di cermin. Tatapannya lembut, hangat, penuh rasa memiliki yang tidak berisik namun dalam. "Untuk cium saja, aku harus curi-curi. Mana Tante Eliza seperti punya radar pendeteksi lagi. Setiap kali aku curi kesempatan, mommy kamu itu selalu saja muncul.""Sudah jangan protes. Nanti kalau banyak protes, pernikahan kita malah dibatalkan.""Iya deh, aku akan tunggu dua Minggu,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 789

    Samuel dan Violet berada di sebuah butik haute couture ternama di Prancis—Maison Étoile.Violet berdiri di depan cermin tinggi. Gaun pengantin berwarna ivory lembut membalut tubuhnya dengan sempurna. Potongannya sederhana, tanpa detail berlebihan, namun justru di situlah letak keindahannya. Anggun. Tenang. Memikat. Seolah gaun itu diciptakan khusus untuknya.Beberapa langkah di belakang, Samuel berdiri mengenakan setelan jas hitam yang masih dalam tahap penyesuaian. Bahunya tampak tegap, namun wajahnya… sama sekali tidak setenang posturnya.Begitu Violet berbalik—Samuel terdiam.Benar-benar terdiam.Tatapan pria itu terkunci pada satu titik. Dadanya terasa penuh, napasnya tertahan sesaat. Semua penantian panjang, semua rindu yang ia simpan bertahun-tahun, terasa terbayar lunas hanya dengan satu pemandangan itu.“Sayang…” ucapnya pelan, suaranya nyaris bergetar.“Kamu cantik sekali.”Violet tersenyum kecil, masih menunggu.Samuel menggeleng pelan, seolah kata cantik saja tidak cukup.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 788

    Leo mengaduk sup perlahan, memastikan uapnya tidak terlalu panas. Aromanya memenuhi ruangan—hangat, sederhana, dan menenangkan. Ia mendekat ke sisi ranjang, duduk hati-hati agar tidak membuat Anisa kaget. “Anisa, kamu harus makan agar cepat sembuh. Aku membuat sup hangat untuk mu.” Anisa tersenyum kecil lalu mengangguk. “Kalau lagi sakit seperti ini, makan sup memang paling enak.” Ia berusaha mengangkat tubuhnya, tapi tangan Leo langsung menahan bahunya. “Jangan dipaksakan,” ucapnya lembut. “Aku akan menyuapimu.” Anisa menggeleng cepat. “Tidak usah, Leo. Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Diberi tumpangan tempat tinggal yang hangat seperti ini saja sudah membuat aku senang.” Leo tidak menjawab bantahannya. Ia hanya menggeser mangkuk sedikit lebih dekat, menyendok sup dengan tenang. “Aku tidak merasa direpotkan,” katanya singkat. Anisa memandang Leo "Buka mulut!" Anisa tersenyum canggung, dan kemudian memasukkan sendok yang sudah berada di ujung bibirnya.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 787

    Telepon di tangan Noah bergetar. Nama Leo tertera di layar. Noah langsung mengangkatnya. “Halo Leo," kata Noah ketika menjawab telepon. “Ya Noah, bagaimana kabar mu?” "Sangat baik, hanya degdegan," jawab Noah sambil memegang dadanya. "Ya wajar, apa lagi hari pernikahan adikmu sudah semakin dekat." Leo berkata sambil sedikit tertawa. Noah menganggukkan kepalanya. Namun bukan pernikahan Violet yang membuat dadanya berdebar cepat, melainkan pernikahan dirinya bersama dengan Aishwa. “Apa kau sudah ke apartemen Anisa?" Tanya Noah. Beberapa hari yang lalu, Leo menghubunginya dan meminta alamat apartemen Anisa. Dan setelah itu Noah tidak menanyakan apakah sahabatnya itu sudah jadi mengunjungi Anisa atau tidak. "Ya sudah," jawab Leo dengan nada suara rendah. "Anisa bagaimana?” Noah langsung bertanya, tanpa basa-basi. Di seberang sana, Leo terdiam sejenak. Lalu suaranya terdengar, tenang… tapi berat. “Kondisinya sangat tidak baik,” jawab Leo jujur. Nada suaranya tetap d

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 786

    Eliza menarik napas panjang di depan pintu kamar Violet. Tangannya terangkat. Klik. Pintu terbuka perlahan. Violet berdiri tepat di depan pintu, punggungnya kaku, senyumnya terlalu rapi untuk seseorang yang baru saja hampir kehilangan napas. “Iya, Mommy?” katanya. Eliza memandangnya tajam. Pandangan seorang ibu yang sudah kenyang dengan firasat. “Kenapa pintunya tidak di kunci?” tanya Eliza datar. Violet menelan ludah. “Aku… lupa.” Eliza mengangguk pelan, tapi matanya tidak berhenti bergerak. Menyapu kamar. Tempat tidur. Meja rias. Sofa kecil di sudut ruangan. Lalu… matanya berhenti sejenak. Gorden. Sedikit berayun. Sangat halus. Nyaris tak terlihat. Di balik gorden tebal itu, Samuel berdiri menahan napas. Tubuhnya menempel ke dinding, satu tangan menutup mulutnya sendiri, dadanya naik turun pelan—pelan sekali. Ia bahkan tidak berani berkedip. Kalau Eliza melangkah dua langkah saja ke kanan… Tamat. Mungkin dia bakal batal nikah dengan Violet. Eliza melangkah

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 785

    Violet mengangkat wajahnya. “Mas berlebihan.”“Mungkin,” Samuel tersenyum kecil.“Tapi aku jatuh cinta sama kamu. Dan cinta itu bikin aku nggak rasional.”Violet menggigit bibirnya, menahan senyum.“Aku juga kangen,” kata Violet yang akhirnya memilih jujur.“Tapi justru karena itu… kita harus kuat.”Samuel berdiri, melangkah satu langkah mendekat kemudian berhenti, menjaga batas.“Aku janji,” katanya lembut.“Aku nggak akan melewati batas. Aku cuma mau lihat kamu sebentar… biar rindu ini nggak meledak.”Violet mengangguk pelan.Beberapa detik mereka hanya saling memandang, dalam diam yang hangat. Udara di kamar itu terasa berbeda—lebih rapat, lebih penuh.“Dua minggu,” Violet berkata akhirnya.“Setelah itu… mas nggak perlu nyusup lagi.”Samuel tersenyum—senyum yang penuh harap. Namun alih-alih langsung menjawab, ia melangkah mendekat satu langkah. Pelan. Sangat pelan.“Dua minggu,” ulangnya lirih.“Aku tahan.”Tangannya terangkat, ragu sesaat, lalu menyentuh sisi wajah Violet. Ibu jar

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status