แชร์

Bab 480

ผู้เขียน: Liazta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-06-24 23:49:21

Beberapa menit kemudian, suara blender memenuhi dapur yang sunyi. Aroma manis apel segar mulai tercium.

“Apa perlu aku tambahkan madu?” gumamnya sendiri.

Setelah merasa cukup, Aruna menuang jus ke dalam gelas kaca bening. Ia menata semuanya di atas nampan kecil, lalu melangkah kembali ke ruang keluarga.

Albert masih di tempat yang sama. Namun kini, wajahnya tampak lebih rileks. Ketika melihat Aruna datang, matanya berbinar pelan.

“Tidak ada pisang, Tuan. Ini jus apel, semoga cocok.” ucap Aruna sambil meletakkan nampan di meja.

“Terima kasih, kau sangat perhatian.” balas Albert, mengambil gelas itu dengan kedua tangannya.

Aruna duduk di seberang, tak jauh darinya. Hening sejenak, hanya terdengar suara detik jam yang berdetak pelan.

Albert menyesap jus itu perlahan. Lalu, dengan suara yang lebih lembut dari biasanya, ia berkata, “Ternyata, tidak selalu buruk, berada di sini, di mansion ini.”

Aruna menatapnya, menunggu kelanjutan kata-kata itu.

“Dulu aku takut Olivia merasa bosan di sini
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (9)
goodnovel comment avatar
Siti Thowillah
lanjutt kak thor, tambah up nya yAa kak thor
goodnovel comment avatar
Nur Elifa
kayaknya sebentar lagi Tuan Hermawan mantu nih. Albert dan Aruna. tak sabar segera membaca lanjutannya.
goodnovel comment avatar
Surtinah Surtinah
lanjutttt Thor ......️
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 480

    Beberapa menit kemudian, suara blender memenuhi dapur yang sunyi. Aroma manis apel segar mulai tercium.“Apa perlu aku tambahkan madu?” gumamnya sendiri.Setelah merasa cukup, Aruna menuang jus ke dalam gelas kaca bening. Ia menata semuanya di atas nampan kecil, lalu melangkah kembali ke ruang keluarga.Albert masih di tempat yang sama. Namun kini, wajahnya tampak lebih rileks. Ketika melihat Aruna datang, matanya berbinar pelan.“Tidak ada pisang, Tuan. Ini jus apel, semoga cocok.” ucap Aruna sambil meletakkan nampan di meja.“Terima kasih, kau sangat perhatian.” balas Albert, mengambil gelas itu dengan kedua tangannya.Aruna duduk di seberang, tak jauh darinya. Hening sejenak, hanya terdengar suara detik jam yang berdetak pelan.Albert menyesap jus itu perlahan. Lalu, dengan suara yang lebih lembut dari biasanya, ia berkata, “Ternyata, tidak selalu buruk, berada di sini, di mansion ini.”Aruna menatapnya, menunggu kelanjutan kata-kata itu.“Dulu aku takut Olivia merasa bosan di sini

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 479

    Udara malam di Jakarta terasa sangat panas. Meski pendingin ruangan di kamar Albert telah disetel ke suhu 16 derajat, rasa gerah tetap menempel di kulit. Dengan napas berat, ia duduk di tepi ranjang, lalu melepas kaosnya yang basah oleh keringat.“Indonesia memang sangat panas,” gumamnya.Ia melirik jam tangan. Pukul 10.00 malam. Tidak terlalu larut.Albert berdiri, menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan, lalu melangkah keluar kamar. Ia berniat ke dapur untuk membuat minuman dingin, berharap bisa menyegarkan tenggorokannya yang kering.Namun, langkahnya terhenti saat melihat sosok Aruna duduk sendiri di sofa ruang keluarga. Lampu temaram menyinari wajah gadis itu yang sedang memandangi layar ponsel, tampak tenggelam dalam pikiran.“Aruna?” sapanya pelan.Wanita itu tersentak kaget, nyaris menjatuhkan ponselnya. Matanya membulat, lalu menghela napas lega. “Tuan Albert,” ucapnya gugup.Albert tersenyum kecil, lalu berjalan perlahan dan duduk di sofa, sengaja memilih jarak yang sop

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 478

    Malam di mansion Hermawan kian hening. Pengamanan tetap berjalan ketat, namun suasana dalam rumah perlahan menjadi lebih ringan. Tidak memegangkan seperti malam-malam sebelumnya.Eliza menyiapkan dua cangkir teh chamomile. Kemudian menata Cukis, serta puding jeruk yang menjadi favorit Nathan. Meskipun perutnya sudah sangat besar, dan bergerak juga sulit, Namun Eliza tidak menghiraukannya. Ia menyiapkan menu cemilan seperti ini untuk Nathan seakan sudah menjadi kewajibannya. "Nyonya Eliza, biar Mbak yang antar makanannya. "Seorang pelayan menawarkan jasanya. Mengingat perut Eliza yang sudah sangat besar. Sudah pasti akan sangat kesulitan untuk membawa Napan berisi makanan seperti ini. Eliza tersenyum dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Boleh Mbak Yuli." Eliza pun berjalan di sebelah wanita tersebut. Untuk berjalan memang dilarang. Namun terkadang menghabiskan waktu hanya duduk di kursi roda, serasa juga tidak sehat. Karena itu Eliza tetap memilih untuk melakukan jalan seperti ini

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 477

    Sore itu, taman belakang mansion Hermawan terasa begitu teduh. Mentari sudah mulai condong ke barat, sinarnya yang keemasan menyelinap di antara dedaunan rindang. Angin sore berembus pelan, membawa aroma bunga mawar dan harum rumput segar.Di sudut taman, berdiri sebuah gazebo kayu berwarna coklat. Tirai tipis melambai ringan diterpa angin. Di dalamnya, Aruna dan Eliza, duduk santai. Di atas meja, tersaji aneka camilan sore. kue lapis, roti isi, dan sepiring buah segar. Satu gelas jus jeruk dingin tampak berembun di depan masing-masing.Eliza, kondisiku sekarang sudah jauh lebih baik. Aku pamit pulang, ya."Aruna berbicara dengan senyum lembut.Terlalu lama tinggal di sini membuatnya merasa tak enak hati. Ia sadar, kebaikan yang diberikan Eliza dan keluarga Hermawan sudah sangat besar. Tubuhnya sudah sembuh, luka-luka pun sudah sembuh. Efek obat mujarab yang membuat luka cepat kering dan sembuh. Para pelaku kejahatan yang sempat mengincarnya kini telah ditangkap. Ini artinya keadaanny

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 476

    Matahari mulai merendah saat mobil-mobil keluarga Hermawan kembali memasuki halaman mansion. Olivia yang duduk di jok belakang tampak berseri, kedua tangannya menggandeng erat lengan Aruna, seolah enggan berpisah.Albert yang duduk di depan hanya melirik melalui spion, melihat kedekatan putrinya dengan Aruna. Ada sesuatu yang hangat berdesir di dadanya, rasa yang sulit ia jelaskan.Sudah sangat lama ia tidak melihat senyum bahagia sang putri. Selama ini Olivia selalu tersenyum, namun senyum itu hanya untuk menghibur dirinya. Menurut pandangan Oliva, Albert orang yang tidak bisa menerima kenyataan.Begitu pintu mobil terbuka, Olivia lebih dulu turun, berlari kecil ke dalam rumah sambil berseru, “Kami pulang...!”Nathan dan Hermawan yang sedang berbincang di ruang tengah, langsung menoleh. Mawar dan Eliza pun ikut keluar dari ruang makan, penasaran.Melihat Olivia berlari masuk sambil tersenyum cerah, diikuti Albert dan Aruna yang berjalan berdampingan membawa tas belanjaan, sorot mata

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 475

    Eliza duduk di ruang keluarga, menunggu dengan gelisah.Kondisi saat ini benar-benar tidak aman. Mereka bahkan belum tahu siapa yang berniat mengusik keluarga Hermawan.Apakah prediksi Eliza benar, bahwa semua ini berkaitan dengan Sherly?Atau, ada orang lain yang bermain di balik bayang-bayang?Tak lama, pintu utama terbuka. Nathan pulang dari kantor. Wajah pria itu tampak lelah.“Hubby sudah pulang?” sapa Eliza, berusaha tersenyum.Nathan mengangguk, lalu duduk di sofa di samping istrinya.Tangannya langsung terulur, mengusap perut besar Eliza dengan lembut.“Hai, kembar, bagaimana hari ini? Apa kalian baik-baik saja, ya?” tanyanya dengan nada hangat.Mengapa permasalahan ini timbul di saat Eliza sedang mengandung besar seperti ini. Begitu banyak kecemasan yang membuat hati pria itu semakin tidak tenang. Eliza tersenyum, hatinya sedikit lega mendengar suara lembut suaminya.Hal seperti ini memang sering dilakukan Nathan setiap pulang kantor. Ia selalu menyapa kedua bayi mereka yang

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status