Share

16. Melarikan Diri II

"Jangan berpikiran buruk," tutur Ardhan.

"Aku tidak bermaksud berpikirkan buruk, Mas. Aku hanya ingin memastikan. Karena jika Mbak Tami dan Mas Ardhan tidak menyayanginya, aku yang akan merawatnya."

Ardhan menunduk untuk mencium perut Lova. "Dia darah daging saya. Selamanya akan tetap seperti itu."

Lova tersenyum lega. "Syukurlah."

Ponsel Ardhan bergetar. Ada satu panggilan masuk dari Khatami. Ardhan ingin mengabaikannya. Namun, tatapan Lova menusuk. Seolah-olah menyuruh Ardhan mengangkat telepon itu.

"Iya. Ada apa?" tanya Ardhan datar.

[Kamu bawa Lova ke mana?]

"Ke tempat yang aman."

[Di mana?]

Ardhan malas menjelaskan. "Pokoknya aman dari keributan yang kamu dan Mama ciptakan."

Khatami belum tahu soal penyewa apartemen yang sudah pindah. Ardhan belum mengatakannya. Belum sempat. Atau mungkin, Ardhan memang tidak ingin memberi tahunya. Lumayan. Unit ini bisa Ardhan jadikan tempat bersembunyi.

[Mama tidak mau pulang tuh.]

"Ya sudah. Biarkan saja," jawab Ardhan cuek.

[Kok begitu sih, M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status