Home / Romansa / Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif / Bab 114. Tak Mau Kalah Pamor

Share

Bab 114. Tak Mau Kalah Pamor

Author: Angsa Kecil
last update Last Updated: 2025-08-29 23:20:37

Tatapan David dan Reyvan semakin tajam. Aura di antara keduanya seperti dua binatang buas yang siap menerkam satu sama lain. Orang-orang yang lalu lalang di lorong gedung tender bahkan sempat menahan napas.

David melangkah mendekat dengan senyum miring yang begitu angkuh.

“Reyvan Kalingga ... terkejut melihatku? Atau sekarang takut kalah pamor, takut kalah hebat dariku?”

Reyvan terkekeh kecil. Dia mendekat satu langkah. “Anak baru banyak omong. Kamu? Mau mengalahkanku? Dengar, dokter gadungan, selamanya kamu tidak akan bisa mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku.”

David menaikkan dagunya sedikit, senyum sinisnya tak hilang. “Dengar juga, Pak Reyvan yang terhormat. Yang berdiri di depanmu ini bukan lagi pria tampan dengan jas putih. Tapi seorang direktur. Direktur yang ditugaskan memenangkan tender hari ini. Dan bukan hanya itu. Aku juga punya tugas hati. Menyelamatkan seorang wanita dari cengkraman pria gila. Amber ... pasti akan aku bawa keluar dari rumahmu.” Tatapannya merunc
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 138. Dia Mau Apa?

    Di dapur, para pembantu menatap box puding yang sudah kosong. Senyum lebar merekah di wajah mereka. Tangan mereka sigap menutup mulut agar tawanya tidak sampai terdengar ke luar. Bahagia karena akhirnya bisa merasakan makanan restoran mewah ala sultan.“Enak banget, sumpah. Lidahku nggak sanggup berhenti,” bisik satu pembantu, matanya berbinar.“Kayak mimpi. Sekali-kali bisa makan ala bangsawan,” timpal pembantu lain sambil menahan tawa.“Untung Nyonya baik hati. Kalau nggak, kita cuma bisa lihat doang makanan beginian,” tambah yang ketiga, senyumnya lebar kepuasan.Mendadak, satu pembantu melotot. Tangannya menunjuk ke arah box teh matcha di pojok meja. “Astaga! Ini tanggalnya udah expired! Gimana ini?”“Ya ampun!” wajah pembantu lain langsung pucat. “Gimana kalau Nona Deandra pingsan di rumah ini?”“Bukan cuma pingsan, gimana kalau sekarat! Kalau sampai kejadian, Nyonya Amber yang disalahin!”Suasana yang tadinya riang berubah jadi panik. Mereka saling pandang dengan wajah tegang.“

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 137. Nggak Bisa Tidur, Harus Dipeluk

    Jantung Reyvan kini berdetak cepat. Kali ini dia takut dengan apa yang akan istrinya katakan. Kenapa mengatakan 'Meski dia tidak jadi istrinya?' Amber satu langkah lebih maju. Dia melengkungkan senyum lebar. "Mama mertua nggak akan mendapatkan menantu seperti dia. Sampai kapanpun, meskipun aku bukan istrinya Reyvan! Karena Reyvan ini cuma mau istri yang cantik natural. Cantiknya harus luar dan DALAM. Bukan cantik permak atau polesan. Dan karena Reyvan tidak suka istri yang suka main drama manusia bertopeng. Juga karena Reyvan suka istri yang bisa membuatnya bahagia tanpa berkunjung ke tempat hiburan. Yang paling penting, bisa membuatnya tidur nyenyak tanpa pikiran berat, tanpa mimpi buruk."Semua diam dengan pikiran dan perasaan masing-masing. Tania dan Deandra sibuk berusaha menekan emosinya.Sedang Reyvan malah menikmati kata-kata indah istrinya. Baginya, kata-kata istrinya itu bagai alunan melodi terindah dalam hidupnya. Ternyata Amber belum selesai bicara. Dia tersenyum dengan d

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   136. Suamiku ini Manjanya Minta Ampun

    Reyvan menatap tehnya dengan wajah kaku. 'Jangan-jangan Amber juga memberinya banyak garam? Nggak mungkin. Amber nggak mungkin ceroboh,' batinnya gusar.Dia mengalihkan pandangan pada istrinya. “Kenapa dengan teh Deandra?”Amber menjawab dengan nada tenang, seolah tidak ada yang aneh. “Oh, aku buatkan yang spesial saja. Teh matcha, tanpa gula. Nggak ada yang aneh.”Reyvan tersenyum kaku. Dalam hati dia ingin tertawa. Lalu, dia menatap Deandra. “Istriku terlalu senang ada tamu spesial. Jadi, dia berusaha menjamu spesial tamunya.”Kalau bukan di rumah itu, kalau bukan di depan Reyvan, Deandra sudah akan menarik rambut Amber lalu melemparkannya ke tempat sampah.Akan tetapi, dia berusaha untuk tenang. “Aku hanya terkejut. Istrimu ini sangat unik dalam menjamu tamunya. Tidak apa-apa. Setelah ini, paling aku cuma opname dua hari. Karena aku memang belum pernah minum teh semacam ini,” Deandra menahan perasaan muak sambil menegakkan duduknya.Amber pura-pura kaget dengan mata melebar. Wajahn

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 135. Teh Rasa Jengkel

    “Jangan omong kosong. Kalau orang lain mendengar, bisa salah paham dengan apa yang kamu katakan itu!” pekik Reyvan, ekor matanya melirik arah sana. Sayangnya bukan sekadar orang lain. Amber benar-benar mendengar dengan telinganya sendiri. Kata-kata itu masuk telinga dan langsung ditransfer ke hatinya. Begitu jelas sampai tubuhnya menegang. Wajahnya kini memerah, menahan kesal.Napas Amber memburu berat. Dada naik-turun cepat, seakan berperang dengan gejolak yang hampir meledak. “Wanita itu … seperti bunga beracun. Indah dilihat, harum aromanya, tapi menyembunyikan racun mematikan di balik kelopak manisnya!”Amber menarik nafas dalam-dalam. Lalu, mengatur raut wajahnya agar bisa menyembunyikan gemuruh di dadanya. Lalu, wanita itu lekas melangkah dengan elegan."Kenapa kalian nggak duduk!" Suara Amber melengking saat muncul membawa nampan. Wajahnya datar, sama sekali tidak menunjukkan kalau dia mendengar sesuatu. Padahal di dalam dadanya, sudah siap menjambak.Reyvan cepat menoleh, mat

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 134. Istri tak Berguna?

    “Kami sebenarnya nggak mau main terima saja, Nyonya. Tapi Nona Deandra maksa banget. Udah ditolak, kami juga bilang harus nunggu Nyonya. Eh, malah ditaruh di dapur sendiri. Katanya harus cepat disajikan karena Tuan sangat suka,” ucap salah satu pembantu.Amber menunduk menatap tajam box cake elegan di atas meja dapur. Kotak itu berlapis kertas berwarna hitam doff, dihiasi pita emas satin yang melingkar rapi. Logo restoran mewah tersemat jelas di atasnya.Salah satu pembantu lain bersuara lirih, “Kami mau unboxing saja takut, Nyonya. Apalagi kalau sampai menyajikan. Kalau ada jampe-jampenya, gimana? Atau pelet? Kami cuma hati-hati saja.”Yang lain menimpali cepat, wajahnya tegang. “Pokoknya kami ada di belakang Nyonya. Kalau tamu itu memang punya niat nggak bener, kami siap!”Amber masih menatap tajam box itu, seperti ingin menelanjangi maksud rahasia di balik puding yang tertutup rapat itu. Pelan, sudut bibirnya tertarik samar. Napas berat keluar dari dadanya. “Kalau begitu, puding in

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   Bab 133. Peri atau Kuntilanak

    Reyvan dan Amber tiba tepat di depan Deandra."Mau apa kamu datang ke rumahku? Sepertinya kita tidak punya janji temu? Dan kenapa tidak menghubungi asistenku saja? Kamu sudah merusak kebersamaan kami saja!" ketus Reyvan, sambil mengusap lembut tangan istrinya.Amber hanya menahan senyum saja. Suaminya itu pantas mendapat bintang 5, suami idaman.Deandra tersenyum lebar. "Tentu saja menengok teman dekat yang habis kecelakaan. Oh ya, aku bawakan puding dari Blue Restoran. Tadi sudah dibawa pembantu masuk dapur. Aku lihat kamu sangat menyukainya kemarin pas kita makan berdua."Reyvan menggeram dalam hati. Ekor matanya melirik reaksi wajah istrinya, jelas kalau Amber menahan kesal.'Deandra! Aku akan membuat perhitungan kalau sampai Istriku marah! Hish! Aku harus segera mencari relasi bisnis lainnya agar bisa secepatnya menyingkirkan wanita gila ini!' batin Reyvan dengan perasaan tak karuan.Mata Amber masih menegang, tapi diam. Satu tangannya meremas kepalan kuat, berusaha menahan diri a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status