Share

Bab 172. Bisik-bisik

Author: Angsa Kecil
last update Huling Na-update: 2025-09-22 21:59:30

“Kamarmu di sebelah kamar Deandra?” Reyvan terheran kaget. Dia bicara pakai volume lirih. Takut istrinya mendengar apa yang mereka bicarakan.

Prama mengangguk kecil. Dia juga memperkecil volumenya. “Benar, Pak. Saya mengambil kamar di lorong yang sama dengan kamar Nona Deandra. Dari sana, saya bisa mengawasi semua gerak-geriknya. Bukannya itu yang Anda mau?”

Dari sana, Amber sengaja mencuri dengar. Tapi jangkauan telinganya tidak bisa mendengar jelas. Kini matanya menegang. 'Apa yang sedang mereka bicarakan? Apa Reyvan masih membahas soal semalam dengan Prama? Apa Reyvan tidak punya privasi? Kenapa dari tadi malah seperti pamer dengan percaya dirinya soal efek semalam?' batinnya. Yang mengira suaminya senang bercerita soal malam panasnya dengan Prama.

Reyvan mengetuk meja dengan jemarinya. “Hemm, bagus. Sekarang, apa rencanamu untuknya? Aku sedang tidak bisa berpikir. Kamu tahu sendiri kalau sejak datang di tempat ini, aku sangat sibuk menjaga istriku.”

Menjaga? Prama bertanya pada di
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   DV-66

    "Hish! Apa-apa itu?"David menutup pintu ruang kerjanya pelan-pelan. Dia kaget saat mendapati Irish tertidur. Wanita itu duduk di kursi eksekutifnya dengan kepala bersandar di atas kedua tangan yang terlipat di atas meja.Irish terlihat damai, berbeda sekali dengan aura tajam yang dia pancarkan di koridor tadi.David berjalan pelan, langkah kakinya nyaris tak terdengar. Lalu dia melepas jas dan menyampirkan di punggung Irish.Kemudian, David menarik kursi lain, sedikit jauh dari Irish, dan duduk menghadap wajah wanita yang terlihat tenang dalam tidurnya itu."Sejak kapan wanita ini bisa tidur di sembarang tempat? Dia benar-benar menganggap kantorku ini hotel," gumamnya dengan senyum tipis. Lalu, dia menyibak sedikit rambut yang menutupi pipi Irish.David mendesis pelan. "Tadi di koridor dia seperti singa betina yang siap menerkam. Sekarang malah terlihat seperti anak kecil. Menjengkelkan." Disusul kekehan lirih.Kini, David menggeleng. "Dia ini memang merepotkan! Wanita yang paling ak

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   DV-65

    "Dav---" Irish terkejut, tubuhnya menegang di kursi single mahal itu. Kursi itu terasa terlalu besar untuknya, dan fakta bahwa dia sedang duduk di singgasana David membuat jantungnya berdetak kencang."Hem." David meletakkan kedua tangannya di dua sisi kursi, mengunci Irish sepenuhnya. Lalu ... perlahan dia mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya hanya berjarak beberapa inci dari wajah Irish.Irish sontak gugup. Aroma parfum mahal David, ditambah dengan tatapan mata hitamnya yang tajam, membuat jantungnya berdetak makin cepat dan wajahnya terasa panas, memerah karena malu bercampur dengan sensasi yang tidak dia mengerti.Secara refleks, tangan Irish terangkat ke depan, telapak tangannya menahan dada bidang David, meminimalisir jarak yang terasa seperti kobaran api.David tersenyum tipis, senyum yang dingin dan hanya dia yang paham apa artinya. "Tadi kamu bisa memelukku dan mengatur jadwal tidurku. Kenapa sekarang gugup? Apa ini yang kamu sebut totalitas?"Irish yang semakin gugup, tid

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   DV-64

    "Jadwal padat? Jadwal seperti apa yang mau kamu buat di kamar untuk kita berdua?" Dua alis David terangkat, tatapannya tajam cool.Nah kan? Benar seperti dugaan ... David menang benar-benar. Kalau David yang mau buat adegan manis, dia harus langsung tanggap. Sedang kalau Irish yang butuh adegan manis, David sepele saja. Malah membuat sikap menyebalkan.Irish memberikan sedikit cubitan di pinggang David agar jangan mengacaukan dramanya. Dia kesal dan grogi kalau dipancing-pancing dengan pertanyaan semacam itu. Harus dijawab apa coba? Bercinta? Gulat? Jawabannya benar sih, tapi kan merinding.Sedang David menekan rahangnya menahan sakit dicubit, dia tersenyum kaku dengan sorot mata makin tajam. 'Irish! Awas kamu nanti!' pekik batinnya.Irish lalu menarik napas dalam dan tersenyum manis pada suaminya. Lalu, berkedip-kedip manja. "Seperti biasanya. Masa harus aku jelaskan di sini? Hish, kamu nakal di depan karyawan rumah sakit." David geram, tapi juga geregetan melihat ekspresi itu. Rasa

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   DV-63

    Dahi Irish berkerut dengan sorot mata tajam. Kalau bukan Laura, lantas siapa yang bisa menggerakkan pasien sampai sangat fanatik dan mau menggila?Sedang David menatap kosong sebentar, lalu menatap Boy dengan tatapan penuh arti.Boy mengangguk paham."Kalau memang bukan ulahmu, buktikan jangan pakai omongan. Itu basi!" ketus David.Laura mengepalkan tangannya di samping tubuh, rasa malunya tidak tertahankan. "Ok, aku pasti akan buktikan padamu."Lalu, Laura menatap Irish dengan tatapan membunuh. "Kamu juga tunggu saja, Nyonya David!"Laura berbalik dan melangkah cepat, menghilang dari koridor rumah sakit. Dia kalah telak kali ini.Setelah Laura menghilang di belokan koridor.Seolah-olah tombol 'OFF' telah ditekan. David dan Irish reflek melepaskan diri secepat kilat, menciptakan jarak di antara mereka."Ehem!" David menarik tangannya dari pinggang Irish seolah baru saja memegang besi panas."Ehem!" Sedang Irish melangkah mundur, membenarkan gaun yang tadi menempel rapat di tubuh David

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   DV-62

    'Tunggu! Apa yang sedang mereka rencanakan di depanku? Beraninya mereka main mata manja di depanku. David! Apa kamu sudah lupa kalau kamu itu singa yang punya taring, tapi kenapa sekarang malah mengeong manja di kaki wanita ini?! Perasaanku nggak enak melihat tingkah mereka ini. Menjijikkan,' batin Laura. Dia juga tidak terlalu bodoh untuk mencerna situasi di depannya.Mata Irish melebar dengan rasa tak karuan. 'Ok, aku paham. Totalitas di depan nenek lampir ini. Akan kupertegas siapa pelakor di antara kita,' batinnya."Hem! Ehem!" Hatinya David sudah mulai pegal dan geregetan. Jengkel sendiri jadinya. Dalam hatinya--kalau sampai hitungan lima detik Irish tidak ada respon, dia tak mau kompromi pake kode manis lagi. Langsung sikat!Sedang Irish menarik napas dalam-dalam. Lalu melemaskan dua pundaknya. Ekor matanya melirik Laura dan dua sudut bibirnya membentuk simpul senyum tipis. Pokoknya, dia mau Laura melihat sendiri bagaimana kemesraannya dan David.'Ok, akan aku lakukan lagi. Demi

  • Menjadi Istri Dadakan CEO Posesif   DV-61

    David dan Boy saling tatap sekilas, sebuah komunikasi tanpa kata yang hanya mereka berdua pahami. Boy tahu kalau saat ini David sedang mengumpulkan kekuatan dan sisa kesabaran, untuk menahan diri agar tidak mengamuk. Jadi dia menekan sorot matanya. Berharap bos itu sekali saja nurut kalau dikasih tahu asistennya. Sekian detik, hasilnya- David menatap Laura dengan Wajah merah menahan kesal. "Aku cuma punya waktu sepuluh menit, dari sekarang!" ketusnya. "Itu sudah cukup," balas Laura cepat, dengan senyum lebar. Mereka mulai berjalan, jarak antara David dan Laura sangat dekat di koridor, Laura berusaha memanfaatkan momen keintiman palsu itu. Boy berjalan sigap di belakang mereka, sambil terus memicing tajam jarak antara keduanya. "Vid, besok kamu bisa memanggil jurnalis untuk membuat konferensi pers. Aku pasti akan menjelaskan sejelas-jelasnya pada publik. Hanya dengan cara seperti ini aku bisa tenang, karena bisa menebus dosa-dosaku." "Ehem!" Dari arah ujung koridor, sebuah suar

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status