MasukLanjut besok ya 🥰🥰🥰🥰🥰
"Selamat ulang tahun, Cintaku. Terima kasih sudah lahir ke dunia, dan terima kasih sudah memilih untuk tetap berada di samping pria tampan ini. Semoga kamu bahagia selalu. Semoga kamu bahagia. Dan semoga kamu bahagia selamanya di sisiku."Irish memejamkan matanya rapat-rapat di depan pendar lilin itu. Dalam hati, dia merapalkan doa, 'Berkatilah hubungan kami. Biarkan kebahagiaan ini menjadi selamanya, dan jangan biarkan ada yang memisahkan kami lagi.'Huhhhh .... Irish meniup lilinnya.David mengecup kening Irish sedikit lama. Tak berhenti di situ, David merogoh saku dan mengeluarkan sebuah kotak beludru. Saat kotak itu terbuka, sebuah cincin dengan berlian tunggal tampak berkilau.Mata Irish kembali berkaca-kaca. Perasaannya meluap-luap. Rasa haru, cinta, dan syukur bercampur menjadi satu hingga dia merasa sesak karena terlalu bahagia.David mengambil tangan kanan Irish, lalu perlahan menyematkan cincin itu di jari manisnya. "Cincin ini simbol jika aku telah menyerahkan seluruh hid
'To the Queen of our Heart, Happy Birthday Irish.'Untuk Ratu Hati Kami, Selamat Ulang Tahun IrishDavid dan Irish menatap layar itu tanpa melepaskan pelukan. Irish tersenyum di tengah tangisnya.Lalu, David menunduk, menatap wajah Irish yang kini memerah layaknya kelopak mawar. Jemarinya mengusap lembut pipi sang istri, sementara animasi di dinding masih berputar."Lihat di sana. Kamu terlihat sangat ingin melarikan diri dariku, tapi matamu nggak bisa berbohong kalau kamu terpesona dengan ketampananku," bisik David menggoda, bibirnya tepat di dekat telinga Irish.Irish mencubit pelan pinggang David, membuatnya sedikit meringis, tapi tetap tertawa kecil. "Percaya diri sekali. Aku cuma lagi mikir, bagaimana bisa ada pria seangkuh kamu di dunia ini? Tapi siapa sangka, pria angkuh itu sekarang malah memberikan kejutan semanis ini.""Karena pria angkuh ini sudah benar-benar terjatuh, Irish. Terjatuh di hatimu. Dan ke depannya, aku tidak keberatan jika harus terus jatuh setiap hari asal ka
"Ingat, apa pun yang nanti terjadi. Jangan pergi!" bisik Amber.Pintu berderit dan terbuka perlahan. Jantung Irish sudah berdetak cepat.Gelap. Irish tertegun dan tak paham. Mana suaminya? Sama sekali tak ada pergerakan.Irish kaget saat Amber mendorong kursi rodanya masuk ke dalam ruangan yang gelap gulita.Belum sempat dia bertanya, Amber sudah melangkah mundur dan menutup pintu dengan cepat, meninggalkannya sendirian dalam kebisuan yang mencekam."Amber! Kamu-" Irish cepat menoleh dan tak terkejar. Amber pergi.Jantungnya makin berdetak cepat, napasnya kian berat. Tak mungkin Amber menipunya atau menjebaknya. Tapi apa ini? Kenapa seperti mempermainkannya?Mau tak mau. Berani tidak berani. Dia harus tetap di sana mencari apa benar suaminya ada di sana? Kalau benar, di mana?Irish mengedar kegelapan."Vid .... David!" panggil Irish, suaranya bergetar karena cemas. Pikirannya masih dipenuhi bayangan David yang sedang mengamuk karena luka di punggungnya dan tak mau diobati."David, kam
David belum memakai baju atas. Tadi setelah punggungnya diperban, langsung lari ke ruangan istrinya. Dan dia lega Irish baik-baik saja dan sedang tertidur karena kelelahan.Lalu, satu bawahannya maju mengabarkan kalau baru saja mendapatkan informasi dari Pak Boy, kalau Pak Reyvan sekarat dan lumpuh. Langsung saja dia berlari mencari Reyvan dengan wajah tegang dan jantung hampir melompat. "Pak-" Boy sedikit maju mencoba menjelaskan, tapi ditahan oleh Prama.Reyvan dalam posisi duduk di sisi ranjang rawat dan di sebelahnya ada Amber.Di sana, David terpaku dengan tatapan nanar dan wajah cemas. Kakinya melangkah kaku pelan dengan tubuh seperti lemas. Dia terus menatap Reyvan."Bagaimana bisa? Bagaimana bisa kamu-" David tak kuat melanjutkan kata-katanya. Dia menghembuskan napasnya panjang dari mulut.Galaxy mengerutkan dahinya sambil mundur menyingkir memberi jalan pada Om dokter yang sedang terbawa perasaan.Reyvan menatap heran tak paham dengan apa yang dikatakan David. Lalu, otaknya
Reyvan memeluk erat istrinya. Dia menghirup aroma rambut Amber. "Sungguh aku sangat takut tidak bisa memelukmu lagi, Sayang."Sesaat, mereka larut dalam pelukan. Lalu, Amber mengurai pelukan itu. Dia menelisik tubuh suaminya. Penampilan sudah berantakan, meski masih sangat tampan. Wanita itu sigap mengangkat tangan suaminya dan memicing tajam setiap inchi. Kaki, leher, wajah, kepala. Lalu tubuh suaminya diputar putar."Mana yang luka? Mana lukanya? Kenapa dokter tidak memeriksamu? Kenapa kamu malah kemari? Ayo kita ke IGD dulu!" Tangan suaminya ditarik, tapi Reyvan bergeming."Ini. Ini yang terluka!" Reyvan meletakkan tangan istrinya pada dadanya. Sontak Amber melotot tajam dengan jantung hampir lompat. Tangan Amber gemetar meraba dada suaminya.Titik jantung. Suaminya yang gila ini benar-benar membuatnya sangat takut. Bibirnya gemetar menahan isakan. "Di sini?" Amber gelisah mencari luka sobek, luka tusukan, atau luka lebam pada dalam kemeja suami yang kancingnya terbuka setengah
"Pak direktur dan istrinya terluka parah. Siapkan Tim terbaik dan ruang eksklusif. Jangan ada yang tanya kenapa dan dari mana asal luka-luka mereka. Paham?" titah wakil direktur rumah sakit yang adalah dokter kepercayaan David. "Dokter bedah baru pulang satu jam yang lalu, telepon dia! Dokter Ortopedi andalan kita bukannya tadi siang mau izin cuti tiga hari, suruh dia cepat datang! Kabari semua dokter agar bersiap!"Semua langsung sibuk dengan bagian masing-masing. Dalam bayangan mereka, para pasien terluka sangat parah. Hingga akhirnya mobil yang membawa David dan lainnya tiba."Pasien VVIP datang! Jangan sampai ada kesalahan!"Koridor vvip rumah sakit kini seperti medan perang taruhan nyawa sendiri bagi para staf medis. Langkah kaki mereka terburu-buru, beradu dengan suara roda brankar yang berderit nyaring dan detak jantung mereka yang menggila.Mereka takut melakukan kesalahan fatal dan berakhir seperti dokter Mika yang tiba-tiba dipecat secara tak hormat dan di black list dari







