Share

Dipecat

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2023-07-14 21:35:50

"Ini pasti bukan karena Marc. Ini karena wanita itu kan? Tadi kau ke sana, dan aku yakin kau dengannya telah melakukan hubungan suami istri. Karena itu kau tersenyum gila, Damon!" pekik Kinja tiba-tiba sudah menangis sembari memukul-mukul dada bidang Damon. 

"Shut up, Stupid!" Damon berucap dengan nada tinggi, melotot marah ke arah Kinja sembari mengatupkan rahang dengan kuat, "jaga batasanmu. Dan … keluar dari kamar ini!" dingin Damon, menatap tajam ke arah Kinja dengan air muka masih menunjukkan marah.

"Da--Damon," cicit Kinja dengan raut sedih dan gugup ketakutan. Raut Damon benar-benar mengerikan, tetapi sikap pria ini lebih mengerikan dan bahaya baginya. Baru pertama kali Damon menemui istri keduanya, tetapi Damon sudah bersikap tak peduli padanya.

"Pergi," geram Damon, mengelakkan tangan kuat dengan semakin mempertajam tatapan matanya pada Kinja.

Pada akhirnya, Kinja beranjak dari kamar tersebut. Dia juga takut dan merasa terancam dengan tatapan mata Damon yang mengerikan. Aura suaminya ini saat marah memang mengerikan dan membuat bulu kuduk merinding.

'Awas saja kau, Disha. Berani sekali kau membuat Damon tidak peduli padaku! Shit!'

***

"Kau dipecat."

"Tapi, Pak--" Wajah Disha memucat dengan mata membelalak tak percaya. Masalahnya kenapa dia dipecat begini? Dia merasa tidak melakukan kesalahan dan tidak pernah melanggar peraturan kantor juga. Sekarang dia bekerja di sebuah perusahaan perhotelan, tetapi sekarang dia sudah dipecat. Entah salahnya apa.

"Keluar dari sini dan … jangan pernah kembali lagi. Orang sepertimu tidak dibutuhkan di perusahaan kami."

"Ta--tapi, kesalahanku apa?" pekik Disha yang masih tak paham kenapa dia dipecat secara mendadak begini.

"Apa kau tidak paham perkataanku tadi?! Keluar!"

Brak'

Disha tergelonjak kaget dan memilih untuk buru-buru keluar dari ruangan tersebut. Dengan raut bingung bercampur sedih, Disha berjalan lunglai dari sana. Salahnya apa?!

Tanpa dia sadari seseorang telah andil dalam pemecatannya. Kinja! Dialah orang yang telah membuat Disha kehilangan pekerjaan. Tempat Kinja bekerja merupakan salah satu perusahaan yang bersahabat dengan perusahaan milik suaminya. Jadi dengan alasan menjatuhkan nama baik Disha, dia meminta agar pemiliknya memecat Disha dan meminta agar pemiliknya menyuruh semua mitra kerja perusahaannya untuk tak mempekerjakan Disha.

Siapa suruh Disha macam-macam dengannya?! Perempuan itu sudah ia peringati agar tidak mau disentuh oleh Damon. Jadi, Disha salah di sini.

Setelah pulang dari tempat kerjanya, dia ke sebuah pusat perbelanjaan. Dia ber-telponan dengan sahabatnya sembari berbelanja beberapa keperluan pribadinya– untuk menghilangkan frustasinya juga karena dipecat.

"Aku … tidak tahu harus bekerja di mana lagi. Itu perusahaan impianku, masuk ke sana penuh perjuangan tetapi tanpa tahu aku salah apa, aku malah dipecat secara tidak baik," curhat Disha pada Stella dan Sera, sahabatnya yang saat ini ber-telponan sambung tiga dengannya.

'Kamu yang sabar yah, Baby. Aku sampai sekarang masih pengangguran sih,' ucap sahabatnya yang bernama Sera tersebut dari sambungan telpon.

Disha mendorong trolinya, lalu berjongkok untuk mengambil buah di rak paling bawah.

'Aku sebenarnya sejak dulu sudah mengatakan pada kalian, masuk ke perusahaan tempatku bekerja. Aku bantu kalian masuk jalur orang dalam dan kalian bisa bekerja dengan tenang di sini tanpa harus takut dipecat atau apalah. Pokoknya kalian aman di sini,' ucap Stella dengan suara cemprengnya dari seberang sana.

"Humm." Disha berdehem pelan. Mereka masih berbicara dan membahas tempat kerja, lalu tak lama Disha maupun dua sahabatnya tersebut berhenti ber-telponan.

Yah, Stella bekerja di perusahaan milik keluarganya. Sejak dulu dia memang memaksa agar Disha dan Sera bekerja di sana. Namun, karena tak enak dan Disha ingin mandiri juga, dia selalu menolak. Termasuk hari ini.

Hah, Disha harus mencoba melamar pekerjaan ketempat lain! Perusahaan keluarga Stella akan menjadi daftar terakhir bagi Disha.

Mata Disha sontak membelalak saat tak sengaja melihat sesuatu yang mengagetkannya.

"Eh."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yen Anton
berkesan jg novelnya
goodnovel comment avatar
Rizky Rofiq
mengesankan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Happy Happy Happy!!

    Beberapa bulan kemudian. "Namanya Davin Sbastian Lucas," ucap Daniel, memberikan nama pada cucunya yang baru lahir. Disha dan Damon sama-sama tersenyum mendengar nama tersebut. Nama yang bagus untuk putra mereka yang baru lahir. "Namanya indah dan bagus, Ayah," ucap Disha, tersenyum hangat ke arah ayahnya tersebut. "Humm, nama yang bagus." Damon ikut berkomentar, menggenggam tangan istrinya yang baru melahirkan dan terus menatap Disha dengan penuh cinta, hangat serta penuh kasih sayang. Istrinya ini baru saja melahirkan putra mereka. Damon sangat berterimakasih dan sangat bersyukur. Disha telah berjuang untuk sebuah kehidupan baru, dan Disha memang wanita yang hebat. Dia sangat hebat di mata Damon. "Arshila, sekarang kamu punya adik. Hihihi … adik yang tampan sekali," ucap Sera yang dengan menggendong bayi berusaha satu bulan, sembari memperlihatkan baby Davin pada bayi tersebut. Arshila Keyna Lucas. Bayi Sera dan Ben yang masih berusia satu bulan. Yah, Sera lebih dulu melah

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Kebahagiaan yang Indah

    Hingga tiba-tiba saja …."Aulia, bekalnya man--" Aulia spontan menoleh ke arah ambang pintu, menatap seorang pria yang terdiam di sana dengan raut muka yang sulit dijelaskan. Sadar akan keadaannya, Aulia buru-buru menyekat air mata yang sempat membasahi pipi. Dia berusaha untuk tersebut ke atas Ando, berdiri kemudian menghampiri suaminya tersebut. Dia memilih menunda untuk memakan bekal sarapan untuk suaminya tersebut. Ah, sepertinya Ando kembali karena ada hal penting. Mungkin handphone atau dokumennya tertinggal. "Ada apa, Tuan Ando? Ada yang ketinggalan yah?" tanya Aulia lembut dan hangat. Aulia selalu berusaha untuk menjadi istri yang baik pada suaminya. Meskipun Ando belum bisa menerima kehadirannya, tetapi Aulia akan tetap belajar menjadi istri yang baik. "Aku … meminta bekal sarapan dan makan siang," ucap Ando dengan pelan, menatap Aulia dengan pandangan yang sulit diartikan lalu menatap ke arah bekal yang sudah dimakan secara miris. Bukan! Ando bukan sedang marah karena

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Bekal yang Terabaikan

    Setelah pernikahan mereka, Ando memilih memisah dari keluarganya– dia memutuskan untuk tinggal rumah miliknya sendiri dengan istrinya, Aulia. Dia menikahi perempuan ini karena perasaan iba dan tanggung jawab atas perbuatannya pada Aulia. Oleh sebab itu, setelah menikahi Aulia, sikap Ando pada perempuan itu terkesan cuek. Sebab dia tidak mencintai Aulia. "Tuan Ando, aku sudah memasak sarapan. A--apa Tuan tidak sarapan lagi?" tanya Aulia, gugup setengah mati ketika berhadapan dengan suaminya tersebut. Hidupnya jauh lebih baik setelah menikah dengan Ando. Hanya saja, suaminya ini sangat cuek padanya. Dari hari pertama mereka menikah, Ando belum pernah sekalipun mau menyentuh masakan yang dia buat. Mereka bahkan pisah kamar. "Tidak." Ando berkata datar, "maaf, aku sudah terlambat," lanjutnya dengan menoleh ke arah jam tangannya. 'Padahal masih jam setengah tujuh.' batin Aulia murung. "Kalau begitu Tuan Ando bawa saja bekal ke kantor. Aku sudah menyiapkan bekal untuk sarapan dan maka

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Keindahan Cinta

    "By the way, kau menangis karena apa? Cemburu-- atau … kau takut kehilanganku karena kau mulai mencintaiku, heh?"Sera mengerjab beberapa kali, mengatur wajah untuk tak terlihat gugup dan agar biasa saja. Meskipun sejujurnya pertanyaan Ben tersebut sudah membuat jantungnya dalam sana berdebar kencang. 'Asal jawab saja.' batin Sera, diam-diam meneguk saliva secara kasar. "Jangan kepedean!" Sera berkata ketus, "aku menangis karena aku … aku mengidam ingin menangis. Udah, aku nggak mau drama lagi," cerocos Sera sembari turun dari pangkuan Ben. "Aku ingin tidur," ucapnya kemudian, naik ke atas ranjang dengan langsung membaringkan tubuhnya di sana. Ben berdecis geli, ikut merebahkan tubunnya di sebelah Sera– menarik perempuan tersebut untuk tidur dalam pelukannya. "Caramu mencintaiku sangat unik, Sera. Dan aku sangat menyukainya.""Aku tidak mencintai Pak Ben. Jangan kepedean," bantah Sera, memutar bola mata dengan jengah. "Kalau begitu, katakan jika aku tidak mencintaiku sembari menat

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Aku Ingin Menjadi Satu-satunya Pak Ben!

    "Kau sudah mengembalikan Marc dan Gebara pada Kak Damon dan Kakak ipar?" tanya Ben ketika melihat Sera masuk dalam kamar. Sera menganggukkan kepala, air mukanya terlihat datar dan tatapannya sedikit memicing dan malas; terkesan tengah marah dan kesal secara bersamaan. "Kenapa?" tanya Ben lagi saat menyadari raut muka Sera yang terlihat tengah menahan marah. "Ada yang mengganggumu, Humm?" "Ya, mantan istrimu menggangguku," ketus Sera, meraih bantal lalu melemparnya ke arah Ben yang duduk di ranjang. "Kau pernah menikah dan kau tidak mengatakannya padaku. Sebenarnya maumu apa, hah?"Mata Ben sedikit membulat, wajahnya mendadak kaku dan beberapa detik dia terlihat panik serta khawatir. Shit! Sera tengah hamil dan dia tak ingin masalah ini mempengaruhi kesehatan istri dan bayi dalam perut Sera. "Kau punya mantan istri. Kenapa kau menutup-nutupinya dariku? Apa yang kau rencanakan, Pak Ben yang terhormat? Jujur saja, sampai detik ini aku tidak tahu alasan kenapa kau melakukan semua ini

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Ben Dulunya Duda?

    "Kau bilang apa?" dinginnya, membuat Sera mendadak pucat pias– menciut dengan raut muka gugup dan harap cemas. "Aku hanya bilang tolong buka pintunya," ujar Sera gugup dan kaku, mendongak sepenuhnya ketika Ben tiba-tiba sudah berada di tepatnya– menarik pinggang Zelda dengan menyentak kuat lalu mengalungkan tangannya secara possessive di sana.Cup'Dengan cepat, Ben mendaratkan bibirnya di atas bibir Sera– meraupnya lalu melumatnya lembut namun sedikit menuntut. Sera awalnya menolak, tetapi pada akhirnya dia menerimanya. Bagaimanapun Ben sangat mahir dan Sera sulit menolaknya. "Bibir sangat manis," ucap Ben sembari membelai bibir Sera, membersihkan sisa pergulatan mereka di sana, "tetapi sayang, suka mengatakan kata kotor. Bisa ubah?" Ben menatap Sera, tepat pada manik mata perempuan tersebut– melayangkan tatapan yang menghunus tajam serta penuh peringatan. "Cik! Itu karena aku kesal saja," dengkus Sera pelan. "Tolong buka pintunya dan lepaskan aku," ucapnya kemudian sembari meraih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status