Share

Part 12 - Kematian Minna

Dingin.

Seluruh tubuhku terbungkus nyeri, tapi aku tidak bisa membuka mulut untuk menyuarakannya.

“Kondisi Nona Minna sudah stabil.”

“Tapi mengapa Nona Minna belum juga siuman, Dokter?”

Aku sudah sadar. Hanya saja, kedua mataku terasa sangat berat.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Sudah berapa lama aku tertidur? Mengapa suara Windi terdengar seputus asa itu?

Kucoba mengingat kejadian yang terjadi. Namun yang tertinggal hanyalah potongan-potongan gambar samar.

Malam yang dingin. Dinding-dinding mansion yang menyesakan. Jalan setapak yang dipenuhi potongan ranting runcing, dan danau tersembunyi yang indah.

Pelarian kecilku membawa ke sebuah tempat tersembunyi, yang memanggilku dengan kemilau rembulan di atas permukaannya.

Pekat air danau membungkus tubuhku. Semakin dalam aku melangkah, hatiku menjadi tumpul. Rasa sesak itu perlahan berayun pergi bersama embusan angin.

Aku tidak ingin mati.

Tapi aku ingin mengenyahkan semua perasaan menyakitkan itu.

Keserakahan akan perasaan bebas itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status