Share

Bab. 3: Kamu Menggodaku?

Author: Faoo pey
last update Last Updated: 2024-12-22 00:26:45

Wajah Agatha langsung memerah. Mereka berdua berdiri berhadap-hadapan, dan dia bisa mendengar detak jantung suaminya.

“Mengapa kamu tidak keluar saat aku berganti pakaian?”

“Mengapa aku harus keluar? Bukankah kita suami istri?" Adnan dengan sengaja menggodanya.

Dia mengangkat sudut mulutnya dan melepas pakaiannya di depannya.

Karena dia telah berlatih militer sepanjang tahun, dia memiliki otot di sekujur tubuhnya dan tubuhnya sangat kencang hingga terlihat seperti telah diukir. 

Apalagi roti sobeknya, sangat menggiurkan.

Agatha menelan ludahnya ketika menatap mahluk tampan dan seksi didepannya.

Adnan memiliki tinggi 1,74 cm. Mekipun ekpresinya slalu dingin, tapi dia sangat tampan. Apalagi kulit putihnya yang menggelap, malah membuat dia lebih tampan.

Seluruh tubuhnya memancarkan bau hormon yang menyengat. Ini membuat Agatha tersipu dan berdebar-debar.

Dia memandang pria kuat di depannya seperti seorang nymphomaniac. Bagaimana bisa ada pria yang begitu sempurna di dunia ini, dan pria seperti ini sudah menjadi miliknya.

Dibutuhkan banyak kerja keras untuk mendapatkan sosok sesempurna ini.

Ketika dia mendongak dan melihat mata Adnan yang membara, dia tahu dia dalam masalah.

Sudah terlambat untuk pergi.

Adnan langsung menariknya ke dalam pelukannya, "Kaulah yang menggodaku, apa kamu sekarang ingin melarikan diri?"

Agatha belum pernah memegang tangan pria di kehidupan sebelumnya, apalagi dipeluk telanjang oleh seorang pria.

Dia sedikit tersipu, "Jangan membuat masalah, kita harus pergi ke pasar untuk membeli sayuran."

Adnan sudah terpancing olehnya, dan sekarang wanita dipeluknya ingin melarikan diri. Tapi, dia tidak bisa memaksakannya, dia takut Agatha akan seperti dulu lagi.

Dia tidak punya pilihan selain melepaskannya dan mengenakan pakaian yang Agatha berikan padanya.

Adnan terlihat sangat tampan dengan pakaian biasa. Agatha merasa telah diracuni oleh suaminya.

“Ayo pergi.” Adnan memegang tangan kecil Agatha.

Hati Agatha terasa semanis madu, dan dia memegang tangan besar Adnan dan berjalan keluar bersama.

Ada sepuluh keluarga yang tinggal di halaman militer, setiap keluarga memiliki halaman kecil sendiri, tiga kamar, dua kamar mandi dan dapur untuk memasak.

Sekarang waktunya memasak, dan asap mengepul dari cerobong setiap rumah.

Siang hari, semua militer akan kembali kerumahnya untuk makan siang. Ada juga beberapa anak yang sedang memanjat pohon dan bermain-main.

Mereka berdua meninggalkan halaman militer, dan dua pria berseragam militer datang dari sudut.

Agatha mengenal mereka berdua, salah satunya adalah kakak Jolie, komandan Ezra.

Dan satunya adalah Komandan Abian. Kedua orang ini adalah bawahan Adnan, dan mereka bertiga memiliki hubungan yang baik.

Adnan juga melihat bawahannya, dia merasa malu dan melepaskan tangan Agatha.

Komandan Ezra dan Komandan Abian kembali ke halaman untuk makan siang bersama keluarganya, dan melihat pemandangan luar biasa dari Kapten Adnan yang memegang tangan Agatha.

Pasangan ini bertengkar seperti musuh sepanjang hari, tetapi mengapa pasangan ini tiba-tiba berpegangan tangan dan berjalan bersama seperti pria dan wanita yang sedang jatuh cinta? 

Apakah matahari terbit di barat?

Kapten Adnan dikenal sebagai Raja Neraka Berwajah Hitam di ketentaraan. Tidak hanya dia terampil dalam bisnisnya, tetapi para prajurit yang dia latih adalah yang terbaik di ketentaraan. Di benak para prajurit, dia adalah raja yang tidak dapat dilampaui oleh siapa pun.

Semua orang tahu bahwa istri kapten Adnan slalu memintanya bercerai. Pria sejati yang mampu melakukan segalanya dalam kariernya tidak pernah kehilangan kesabaran saat bertemu dengan istri kecil yang tidak masuk akal.

Itu bahkan membuat semua orang mengkhawatirkannya.

Semua orang berpikir bahwa Agatha tidak pantas untuk Kapten Adnan dan mereka juga berpikir tidak akan butuh waktu lama bagi pasangan ini bercerai. Lagipula, tidak akan ada pria yang ingin bertahan dengan wanita seperti Agatha.

Ketika mereka melihat pasangan ini hari ini, mereka berdua langsung tercengang.

“Kapten Adnan, sepertinya akan pergi berkencan dengan istri kecilnya?”

“Urusi urusan kalian sendiri.” Adnan tersenyum kecil dan berjalan pergi lebih cepat tanpa henti.

Senang sekali, siapa pun yang melihatnya pasti tahu apa yang terjadi.

"Apakah matahari terbit di barat? Bukankah dia mengatakan bahwa istrinya gantung diri? Tapi kenapa mereka berdua terlihat seperti sedang kasmaran?" Komandan Abian tampak tidak percaya.

"Aneh sekali. Bukankah mereka akan bercerai? Kapten Adnan bahkan slalu tinggal di asrama." 

"Meskipun Kapten Adnan pandai dalam segala hal, tapi dia tidak punya dasar untuk bersikap baik kepada istrinya. Saya pikir Agatha adalah musuh bebuyutannya."

"Hahaha, kamu menggambarkannya dengan sangat tepat. Istrinya adalah musuh bebuyutannya. Ini adalah hal yang baik untuk kita jika mereka berdua berdamai. Setidaknya Agatha tidak akan mengacaukan kapten Adnan lagi. Kapten Adnan juga tidak akan menderita lagi."

Komandan Abian mengangguk setuju.

Komandan Ezra kembali ke rumah dan ingin menceritakan kepada istrinya tentang hal-hal aneh yang dilihatnya.

Tanpa diduga, Elin menariknya ke kamar dan menceritakan apa yang terjadi di rumah Kapten Adnan dengan wajah serius.

"Suamiku, menurutku tidak baik kalau Jolie tetap tinggal di sini. Dia sudah tidak terlalu muda lagi. Biarkan orang tua kita menjodohkannya dan pulang untuk menikah. Membiarkan Jolie di sini cepat atau lambat akan menimbulkan masalah."

Komandan Ezra melihat sekeliling dengan marah.

“Setelah aku membawanya pulang, dia berlari keluar lagi.”

“Saat dia kembali, aku akan berbicara dengannya dan mengirim dia kembali.”

Ketika Elin mendengar apa yang suaminya katakan, hatinya merasa jauh lebih baik. Jika adik iparnya terus tinggal disini, dia akan slalu marah dan sakit.

"Apa makanannya sudah siap? Ajak Agta makan dulu. Aku akan keluar dan mencarinya."

"Jangan khawatirkan dia. Agta, cepat kemari dan lihat makanan enak apa yang dibawakan ayah untukmu."

Agta baru berusia lima tahun, dia berlari dan melompat gembira ketika dia melihat daging babi rebus yang harum di kotak makan siang.

“Babi rebus, Agta punya daging babi rebus.”

“kamu membeli terlalu banyak dan menghabiskan banyak uang. Aku khawatir kita tidak akan punya sisa uang di akhir bulan.”

Tunjangan bulanan komandan Ezra adalah 48 yuan, dan dia harus mengirimkan 18 yuan kembali ke orang tuanya di pedesaan setiap bulan.

Elin hanya ibu rumah tangga, dia bukan  wanita yang berpendidikan tinggi.

Jadi dia hanya bisa mengandalkan suaminya.

Sedangkan Jolie pekerja sementara, dan Jolie hanya mendapat 10 yuan sebulan, tapi Jolie hanya membelanjakan keperluannya sendri.

Semua makanan, minuman, dan obat-obatan menghabiskan tiga puluh yuan. Uangnya habis hampir setiap akhir bulan.

“Agta dan kamu juga membutuhkan nutrisi, dan kita jarang membelinya. Makanlah dengan cepat.” komandan Ezra memasukkan sepotong daging babi rebus ke dalam mangkuk Elin.

“Ayah, kamu makan juga.” Agta mengambil sepotong dan menaruhnya di mangkuk Komandan Ezra.

Elin sangat senang melihat keluarganya harmonis.

Jika Jolie bisa kembali, beban mereka akan berkurang dan hidup mereka akan lebih mudah.

****

Dalam perjalanan kepasar, Adnan tidak melihat banyak orang.

Dia mengulurkan tangan dan meraih tangan kecil Agatha.

Tangan kecilnya selembut kapas, menggoda hati kecilnya. Rasanya luar biasa.

Agatha dengan sengaja menarik tangannya, berpura-pura marah dan berkata: "Mengapa kamu melepaskan tanganku tadi?"

"Mereka berdua adalah bawahanku, dan Komandan Abian adalah orang yang bermulut besar. Dia pasti akan menyebarkan berita tentang kita yang berpegangan tangan kepada semua orang."

"Kenapa? Kita berdua suami istri, ayo kita sebarkan saja."

"Apa kamu tidak takut orang lain bergosip?" 

"Aku tidak akan memaafkan siapa pun yang berani menggosipkanku." Agatha mengulurkan tangan dan meraih tangan suaminya. Kedua orang itu berjalan dengan gembira menuju pasar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 354: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Adnan melangkah mendekati sumur tua itu. Tatapannya menelusuri noda darah yang menetes di sekitarnya. Setelah diam beberapa detik, ia berkata dengan tenang namun tegas,“Kurasa... dia bunuh diri dengan melompat ke dalam sumur.”Kalimat itu membuat semua orang terkejut. Mereka saling berpandangan, lalu serempak berlari ke tepi sumur untuk melihat ke dalam.Kepala desa yang baru saja tiba segera bertanya, “Bagaimana kau bisa yakin dia melompat ke dalam sumur?”Adnan menunduk, menunjuk pada tanah. “Lihat arah darah ini. Noda darah berhenti di sini—tepat di tepi sumur. Dari sini ke gerbang, tak ada setitik pun jejak darah. Aku yakin... orang itu jatuh atau sengaja melompat ke dalam.”Wajah semua orang menegang.Ibu si bodoh itu gemetar, berlari ke tepi sumur, menatap ke dalam dengan mata melebar ngeri. Suaranya bergetar saat bertanya, “Apakah cucuku juga ada di bawah sana?”Adnan menggeleng pelan. “Aku belum yakin. Ini baru dugaanku. Tapi kita akan tahu begitu orang di dalam sumur berhasi

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 353: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Begitu pintu tertutup, pria idiot itu kembali melampiaskan hasratnya dengan cara yang kejam dan tidak berperasaan.Laras hanya diam. Ia tidak lagi melawan. Semua ini sudah menjadi rutinitas menyakitkan yang terjadi hampir setiap hari.Selama pria itu menginginkannya, ia akan memaksanya tanpa peduli waktu, tempat, atau siapa pun yang ada di sekitar.Setiap kali itu terjadi, tubuh Laras terasa seolah dikoyak. Ia ingin menjerit, ingin mati saja daripada harus menanggung semuanya lagi. Tapi tubuhnya lemah. Ia tak punya kekuatan untuk melawan.Meski pria itu bodoh, tenaganya besar — dan di hadapannya, Laras hanyalah selembar daun yang terombang-ambing.Ketika semuanya usai, pria itu tertidur pulas di sisi ranjang, napasnya berat dan bau alkohol menyengat. Ia tidur seperti binatang kenyang.Laras memandanginya lama. Tatapannya kosong, namun dalam hati bergolak api kebencian yang sudah tak bisa padam.Air mata mengalir tanpa ia sadari, jatuh di pipi yang lebam dan penuh luka.Hatinya sudah m

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 352: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Kepala desa mengangguk pelan. “Baiklah, kalian berdua bisa membicarakannya dulu.”Keduanya bangkit dan berjalan keluar menuju halaman. Udara malam menusuk kulit, namun ketegangan di antara mereka jauh lebih dingin daripada angin itu sendiri.Sementara itu, Meita mendekat ke Adnan dan menurunkan suaranya. Wajahnya serius, matanya penuh iba. “Tadi, saat aku pergi ke rumah Paman Keduaku,” katanya perlahan, “Bibi Keduaku memanggilnya untuk makan malam. Tapi alih-alih menjawab, dia malah menampar wajah Bibi kedua sampai terjatuh ke tanah.”Nada suaranya bergetar menahan emosi. “Ketika Paman Kedua pergi ke rumah si idiot itu, Bibi Kedua keluar diam-diam dan memohon bantuanku. Dia... dia sangat menyedihkan, Tuan Adnan. Katanya, karena tak bisa punya anak, setiap hari dia dipukuli tanpa ampun. Kalau begini terus, cepat atau lambat dia akan mati. Kuharap kalian bisa menolongnya juga. Tolonglah, aku mohon.”Adnan terdiam lama. Ada kilatan iba di matanya, tapi ia menunduk pelan. Ia tahu betapa p

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 351: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Begitu sampai di rumah paman keduanya, Meita langsung disambut oleh pemandangan yang membuat darahnya mendidih.Pria itu menampar istrinya tanpa ampun hanya karena ia memanggilnya makan. Suara tamparan itu menggema keras di udara yang dingin. Wajah wanita itu memerah, tubuhnya terjatuh ke lantai tanah, sementara suaminya berdiri dengan napas tersengal penuh amarah.Meita menatap pemandangan itu dengan jijik. Sudah sejak lama ia tidak menyukai pamannya ini, tapi kali ini… rasa bencinya benar-benar memuncak. Ia menatap wanita muda yang ditampar itu — bibinya, yang ternyata hanya sedikit lebih tua darinya.Begini, ya, nasib para menantu perempuan yang dibeli…Ia menggigit bibirnya dengan getir. Hampir semua perempuan yang diperdagangkan ke desa ini mengalami hal serupa. Dipukuli, dihina, dipaksa tunduk dengan kekerasan agar tak berani melarikan diri.Ia bahkan masih ingat — bertahun-tahun lalu — bagaimana menantu perempuan si idiot itu dipukuli hingga mati, lalu dilempar ke dalam sumur.

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 350: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    “Tidak apa-apa, kami berdiri di sini terlalu lama. Jalan-jalan sebentar saja,” kata Adnan sambil tersenyum, lalu duduk di kursi penumpang. Kepala desa dan putrinya naik ke kursi belakang. Ardan dan seorang petugas polisi lain berjalan pelan mengikuti dari belakang.Di gerbang halaman, si bodoh dan ibunya masih berdiri menonton mobil polisi berlalu. Ardan menoleh menatap rumah reot itu—pintu kayunya yang penuh celah, halaman berantakan—mencari-cari bayangan Laras. Namun tak satupun terlihat. Hatinya mencelos. Ia tahu—jika perempuan itu masih berada di sana, pasti sudah ada tanda-tanda.Ibu si bodoh memperhatikan tatapan Ardan. Dengan suara dingin, ia mencecar, “Kau lihat apa?” Lalu ia menarik anaknya, menutup pintu berderit itu dengan Bunyi keras. Melalui celah, terlihat halaman yang kumuh; tampilan itu membuat napas siapa pun mengeras.Di dalam mobil, Adnan menaruh dua kantong besar berisi hadiah di pangkuannya. “Ini untuk Tuan,” katanya sambil tersenyum. “Ada juga anggur—apa Tuan suk

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 349: Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan

    Tiba-tiba, suaminya—si pria berwajah tolol yang selama ini dipaksa hidup bersamanya—menerjang keluar dari kerumunan seperti hewan yang terpojok. Matanya bengkok, rahangnya tegang; dari bibirnya keluar klaim yang memekakkan: “Istriku milikku! Kalian jangan sentuh dia! Dia milikku, dan kalau kalian berani, aku hancurkan mobil kalian!”Suara itu mengambang di udara dingin pagi seperti ejekan. Semua yang melihatnya terpaku sejenak — Adnan bahkan tak mampu menahan perih di dada. Benarkah pria bobrok itu suami dari Laras, ibu mertuanya? Ardan yang berdiri di sampingnya menatap dengan ngeri; rasa pengkhianatan menggerayangi hatinya. Betapa ironi hidup: cinta yang pernah diliputi cahaya bulan, kini diperdagangkan ke orang yang tak lebih dari komedi nasib.Pria tolol itu, yang setengah gila karena kebodohan dan dibiarkan, mengambil batu besar dari tanah dan melesat ke arah mobil. Dua petugas polisi berdiri di hadapan kendaraan, langkah mereka cepat menutup ruang gerak. Tapi si bodoh itu tak ra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status