Wajah Agatha langsung memerah. Mereka berdua berdiri berhadap-hadapan, dan dia bisa mendengar detak jantung suaminya.
“Mengapa kamu tidak keluar saat aku berganti pakaian?” “Mengapa aku harus keluar? Bukankah kita suami istri?" Adnan dengan sengaja menggodanya. Dia mengangkat sudut mulutnya dan melepas pakaiannya di depannya. Karena dia telah berlatih militer sepanjang tahun, dia memiliki otot di sekujur tubuhnya dan tubuhnya sangat kencang hingga terlihat seperti telah diukir. Apalagi roti sobeknya, sangat menggiurkan. Agatha menelan ludahnya ketika menatap mahluk tampan dan seksi didepannya. Adnan memiliki tinggi 1,74 cm. Mekipun ekpresinya slalu dingin, tapi dia sangat tampan. Apalagi kulit putihnya yang menggelap, malah membuat dia lebih tampan. Seluruh tubuhnya memancarkan bau hormon yang menyengat. Ini membuat Agatha tersipu dan berdebar-debar. Dia memandang pria kuat di depannya seperti seorang nymphomaniac. Bagaimana bisa ada pria yang begitu sempurna di dunia ini, dan pria seperti ini sudah menjadi miliknya. Dibutuhkan banyak kerja keras untuk mendapatkan sosok sesempurna ini. Ketika dia mendongak dan melihat mata Adnan yang membara, dia tahu dia dalam masalah. Sudah terlambat untuk pergi. Adnan langsung menariknya ke dalam pelukannya, "Kaulah yang menggodaku, apa kamu sekarang ingin melarikan diri?" Agatha belum pernah memegang tangan pria di kehidupan sebelumnya, apalagi dipeluk telanjang oleh seorang pria. Dia sedikit tersipu, "Jangan membuat masalah, kita harus pergi ke pasar untuk membeli sayuran." Adnan sudah terpancing olehnya, dan sekarang wanita dipeluknya ingin melarikan diri. Tapi, dia tidak bisa memaksakannya, dia takut Agatha akan seperti dulu lagi. Dia tidak punya pilihan selain melepaskannya dan mengenakan pakaian yang Agatha berikan padanya. Adnan terlihat sangat tampan dengan pakaian biasa. Agatha merasa telah diracuni oleh suaminya. “Ayo pergi.” Adnan memegang tangan kecil Agatha. Hati Agatha terasa semanis madu, dan dia memegang tangan besar Adnan dan berjalan keluar bersama. Ada sepuluh keluarga yang tinggal di halaman militer, setiap keluarga memiliki halaman kecil sendiri, tiga kamar, dua kamar mandi dan dapur untuk memasak. Sekarang waktunya memasak, dan asap mengepul dari cerobong setiap rumah. Siang hari, semua militer akan kembali kerumahnya untuk makan siang. Ada juga beberapa anak yang sedang memanjat pohon dan bermain-main. Mereka berdua meninggalkan halaman militer, dan dua pria berseragam militer datang dari sudut. Agatha mengenal mereka berdua, salah satunya adalah kakak Jolie, komandan Ezra. Dan satunya adalah Komandan Abian. Kedua orang ini adalah bawahan Adnan, dan mereka bertiga memiliki hubungan yang baik. Adnan juga melihat bawahannya, dia merasa malu dan melepaskan tangan Agatha. Komandan Ezra dan Komandan Abian kembali ke halaman untuk makan siang bersama keluarganya, dan melihat pemandangan luar biasa dari Kapten Adnan yang memegang tangan Agatha. Pasangan ini bertengkar seperti musuh sepanjang hari, tetapi mengapa pasangan ini tiba-tiba berpegangan tangan dan berjalan bersama seperti pria dan wanita yang sedang jatuh cinta? Apakah matahari terbit di barat? Kapten Adnan dikenal sebagai Raja Neraka Berwajah Hitam di ketentaraan. Tidak hanya dia terampil dalam bisnisnya, tetapi para prajurit yang dia latih adalah yang terbaik di ketentaraan. Di benak para prajurit, dia adalah raja yang tidak dapat dilampaui oleh siapa pun. Semua orang tahu bahwa istri kapten Adnan slalu memintanya bercerai. Pria sejati yang mampu melakukan segalanya dalam kariernya tidak pernah kehilangan kesabaran saat bertemu dengan istri kecil yang tidak masuk akal. Itu bahkan membuat semua orang mengkhawatirkannya. Semua orang berpikir bahwa Agatha tidak pantas untuk Kapten Adnan dan mereka juga berpikir tidak akan butuh waktu lama bagi pasangan ini bercerai. Lagipula, tidak akan ada pria yang ingin bertahan dengan wanita seperti Agatha. Ketika mereka melihat pasangan ini hari ini, mereka berdua langsung tercengang. “Kapten Adnan, sepertinya akan pergi berkencan dengan istri kecilnya?” “Urusi urusan kalian sendiri.” Adnan tersenyum kecil dan berjalan pergi lebih cepat tanpa henti. Senang sekali, siapa pun yang melihatnya pasti tahu apa yang terjadi. "Apakah matahari terbit di barat? Bukankah dia mengatakan bahwa istrinya gantung diri? Tapi kenapa mereka berdua terlihat seperti sedang kasmaran?" Komandan Abian tampak tidak percaya. "Aneh sekali. Bukankah mereka akan bercerai? Kapten Adnan bahkan slalu tinggal di asrama." "Meskipun Kapten Adnan pandai dalam segala hal, tapi dia tidak punya dasar untuk bersikap baik kepada istrinya. Saya pikir Agatha adalah musuh bebuyutannya." "Hahaha, kamu menggambarkannya dengan sangat tepat. Istrinya adalah musuh bebuyutannya. Ini adalah hal yang baik untuk kita jika mereka berdua berdamai. Setidaknya Agatha tidak akan mengacaukan kapten Adnan lagi. Kapten Adnan juga tidak akan menderita lagi." Komandan Abian mengangguk setuju. Komandan Ezra kembali ke rumah dan ingin menceritakan kepada istrinya tentang hal-hal aneh yang dilihatnya. Tanpa diduga, Elin menariknya ke kamar dan menceritakan apa yang terjadi di rumah Kapten Adnan dengan wajah serius. "Suamiku, menurutku tidak baik kalau Jolie tetap tinggal di sini. Dia sudah tidak terlalu muda lagi. Biarkan orang tua kita menjodohkannya dan pulang untuk menikah. Membiarkan Jolie di sini cepat atau lambat akan menimbulkan masalah." Komandan Ezra melihat sekeliling dengan marah. “Setelah aku membawanya pulang, dia berlari keluar lagi.” “Saat dia kembali, aku akan berbicara dengannya dan mengirim dia kembali.” Ketika Elin mendengar apa yang suaminya katakan, hatinya merasa jauh lebih baik. Jika adik iparnya terus tinggal disini, dia akan slalu marah dan sakit. "Apa makanannya sudah siap? Ajak Agta makan dulu. Aku akan keluar dan mencarinya." "Jangan khawatirkan dia. Agta, cepat kemari dan lihat makanan enak apa yang dibawakan ayah untukmu." Agta baru berusia lima tahun, dia berlari dan melompat gembira ketika dia melihat daging babi rebus yang harum di kotak makan siang. “Babi rebus, Agta punya daging babi rebus.” “kamu membeli terlalu banyak dan menghabiskan banyak uang. Aku khawatir kita tidak akan punya sisa uang di akhir bulan.” Tunjangan bulanan komandan Ezra adalah 48 yuan, dan dia harus mengirimkan 18 yuan kembali ke orang tuanya di pedesaan setiap bulan. Elin hanya ibu rumah tangga, dia bukan wanita yang berpendidikan tinggi. Jadi dia hanya bisa mengandalkan suaminya. Sedangkan Jolie pekerja sementara, dan Jolie hanya mendapat 10 yuan sebulan, tapi Jolie hanya membelanjakan keperluannya sendri. Semua makanan, minuman, dan obat-obatan menghabiskan tiga puluh yuan. Uangnya habis hampir setiap akhir bulan. “Agta dan kamu juga membutuhkan nutrisi, dan kita jarang membelinya. Makanlah dengan cepat.” komandan Ezra memasukkan sepotong daging babi rebus ke dalam mangkuk Elin. “Ayah, kamu makan juga.” Agta mengambil sepotong dan menaruhnya di mangkuk Komandan Ezra. Elin sangat senang melihat keluarganya harmonis. Jika Jolie bisa kembali, beban mereka akan berkurang dan hidup mereka akan lebih mudah. **** Dalam perjalanan kepasar, Adnan tidak melihat banyak orang. Dia mengulurkan tangan dan meraih tangan kecil Agatha. Tangan kecilnya selembut kapas, menggoda hati kecilnya. Rasanya luar biasa. Agatha dengan sengaja menarik tangannya, berpura-pura marah dan berkata: "Mengapa kamu melepaskan tanganku tadi?" "Mereka berdua adalah bawahanku, dan Komandan Abian adalah orang yang bermulut besar. Dia pasti akan menyebarkan berita tentang kita yang berpegangan tangan kepada semua orang." "Kenapa? Kita berdua suami istri, ayo kita sebarkan saja." "Apa kamu tidak takut orang lain bergosip?" "Aku tidak akan memaafkan siapa pun yang berani menggosipkanku." Agatha mengulurkan tangan dan meraih tangan suaminya. Kedua orang itu berjalan dengan gembira menuju pasar.Penyesalan menusuk hati Laras. Dalam kegelapan, ia mendengar langkah kaki mendekat di luar pintu, diikuti suara lelaki berat yang membuat darahnya berdesir.“Tenang saja. Wanita ini memang sedikit lebih tua, tapi dia masih cantik. Pesonanya masih ada, dan dia pasti mudah dijual.”Wajah Laras pucat pasi. Dijual? Mereka ingin menjualku seperti ternak?Ia tak pernah menyangka hidupnya akan jatuh sehina ini—diperlakukan layaknya barang dagangan.Tak lama, suara lain menyahut, berat dan penuh wibawa.“Baiklah, aku akan melihatnya. Kalau kualitasnya bagus, harga bisa kita bicarakan.”Begitu suara itu terdengar, tubuh Laras bergetar hebat. Ada rasa familiar yang menusuk hingga ke sumsum tulang. Ia mengenali suara itu—suara yang tidak pernah ia lupakan, suara yang menghantuinya siang dan malam.Dalam kegelapan, matanya membelalak. Dari celah pintu, cahaya senter menyembul, lalu langkah-langkah itu semakin dekat hingga berhenti tepat di depan pintu.Klak!Kunci diputar. Pintu berderit terbuka,
Polisi palsu itu berjongkok di tanah, mengeluarkan semua isi tas dengan tergesa. Sebuah kotak kayu berukir perunggu, pakaian yang masih hangat dengan aroma tubuh pemiliknya, juga ikut terhempas ke tanah. Lapisan dalam tas kain itu ternyata masih menyimpan sebuah kantong rahasia. Begitu ia membukanya, sehelai sapu tangan kotak-kotak yang membungkus sesuatu menyembul keluar. Polisi palsu itu menyeringai. Ia bahkan tak perlu menebaknya—sudah jelas apa isinya. Ketika sapu tangan itu dibuka, segepok uang kertas besar langsung terlihat. Jemarinya gemetar saat menarik salah satunya. Nomor serinya masih jelas, jumlahnya hampir tiga ribu yuan! Matanya berkilat rakus, lalu melirik ke arah wanita yang masih terlelap. “Tak kusangka panen hari ini sebesar ini. Benar-benar wanita kaya…” Ia menghitung ulang dengan cepat. Dua puluh dua ratus yuan. Jumlah yang membuat napasnya memburu. Sayangnya, buku tabungan yang ia temukan tak memiliki kata sandi. Itu berarti uangnya belum bisa disentu
Laras menerima selembar kertas tagihan.Meskipun ia tidak paham banyak tulisan di atasnya, angka-angkanya tetap mudah dikenali. Matanya langsung membelalak.Lima ratus yuan.Ia tertegun, hampir tak percaya dengan angka di baris terakhir itu.“Lima… ratus yuan?” suaranya tercekat. Ia menatap wanita yang memegang tagihan itu dengan wajah tak percaya. “Aku hanya potong rambut, bagaimana bisa kalian menagihku lima ratus yuan?”Wanita muda itu masih tersenyum ramah, seakan tidak terjadi apa-apa. “Nona jangan salah paham. Semua layanan di salon kami sudah jelas harganya. Bukan cuma potong rambut, tadi ada pijat, ada perawatan wajah, dan semua itu menggunakan produk impor terbaik.” Ia menunjuk lembaran kertas itu. “Setiap langkah dilakukan dengan persetujuan Nona. Jadi jangan bilang kami menipu.”Laras tercekat. Lima ratus yuan… itu bukan jumlah kecil. Itu setara penghasilan setahun seorang pekerja biasa!Dalam hati, ia menjerit. Aku masuk ke salon hitam…“Kau memang bilang ada perawatan ini
Kota S adalah salah satu kota paling maju di selatan. Begitu mendengar nama kota itu, Ardan langsung paham.Laras pasti ada di sana. Dia membawa abu Julian, tentu untuk mencari ayah kandungnya.“Aku sudah tahu ke mana dia pergi. Mari kita akhiri pencarian ini sampai di sini. Terima kasih atas bantuan kalian.”Ardan menunduk sopan kepada petugas polisi yang mendampingi.Keluar dari kantor polisi, Arham tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Mengapa kau tidak terus mencarinya sampai ketemu? Bukankah lebih baik begitu?”Ardan menggeleng dengan tenang. “Aku tidak ingin menyusahkan polisi lagi. Kota Jing sudah sangat jauh dari Kota S. Lagipula, Kota S itu luas, kita tidak tahu alamat pastinya. Mencarinya sama saja membuang tenaga, uang, dan waktu. Untuk wanita seperti dia, tidak ada gunanya.”Ardan terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Benar juga. Meskipun ketemu, kalau dia tidak mau kembali dan menyelesaikan urusan dokumen denganmu, kita tetap tak bisa berbuat apa-apa.”Ardan menghe
Agatha berdiri dengan wajah tegang. Ia sama sekali tidak ingin diseret pergi oleh polisi.Fakta bahwa keluarga Zhou memiliki nomor langsung ke kantor polisi sudah cukup membuktikan betapa dekatnya hubungan mereka. Jika benar-benar dibawa pergi, bukankah itu artinya semua yang dikatakan Agatha akan menjadi kenyataan?Orang baik tidak pernah bisa menang melawan mereka. Lebih aman jika pergi sendiri.Ia berdiri, menunjuk Agatha dengan penuh amarah.“Agatha, tunggulah. Kau akan menyesal!”Setelah melemparkan kata-kata itu, ia berbalik dan melangkah keluar.Ardan menghela napas berat. “Sekarang dia sudah pergi, dan kau sudah sempat menghubungi polisi. Kalau nanti polisi benar-benar datang, apa yang harus kita katakan?”Agatha menunduk sebentar sebelum menjawab dengan jujur, “Aku sengaja tidak menekan satu angka. Hanya ingin menakut-nakutinya. Ayah, apa yang akan Ayah lakukan selanjutnya?”Mata Ardan menajam, tekadnya sekeras baja. “Kalau aku tidak membuatnya membayar, aku akan menyesal se
“Aku tahu… di mata kalian, aku hanyalah wanita tak setia.” Laras mendongak, tatapannya menantang meski wajahnya kusut. “Setelah aku bicara hari ini, aku tidak peduli apa yang kalian pikirkan. Kalau kalian pernah mengalami apa yang aku alami, kalian akan tahu… perasaan ini di luar kendaliku.”Ia menoleh ke arah Ardan.“Ardan, aku memang mengecewakanmu secara emosional, tapi seumur hidup aku tidak pernah bersalah padamu. Kau membesarkan anak orang lain selama enam belas tahun, tapi bukankah Julian selalu memanggilmu Ayah sejak kecil? Baginya, kau adalah ayah satu-satunya. Dia bahkan tak pernah tahu siapa ayah kandungnya. Jadi… kau tidak pernah rugi.”Suasana hening sejenak. Ucapan itu membuat darah Ardan kembali mendidih. Baru saja ia bisa menahan amarah, kini hatinya lagi-lagi terobrak-abrik. Ia melompat, kakinya menghantam Laras.“Ah—!” Laras menangkis, tapi lengannya langsung mati rasa. Ia terhuyung ke belakang, nyaris terjatuh kalau saja Arham tidak buru-buru menahan tubuhnya.“Tena