Ini semua adalah rencana Jolie, Jolie mengusulkan pemilik asli tubuh ini untuk kawin lari, dan Jolie bahkan membantu menutupinya agar kawin larinya berhasil.
Setelah pemilik aslinya pergi, Adnan juga mengalami keterpurukan untuk waktu yang lama. Jolie-lah yang menghibur dan merawat Adnan. Pada akhirnya, keluarganya memaksanya untuk menikah dan tidak ada jalan keluar. Meskipun Jolie menikah dengan Adnan dan menjalani kehidupan yang membuat iri semua orang, tapi pernikahan mereka tidak bertahan lama. Entah apa alasan mereka bercerai? Agatha tidak mengetahuinya, karna dinovel itu tidak dijelaskan. Apa karna wanita ini sangat jahat? Sekarang dia bukan pemilik asli tubuh ini, dia akan mengubah alur novelnya dan hidup bahagia bersama suaminya yang tampan dan gagah ini. Dia tidak akan membiarkan pelakor ini merebut suami tampannya ini. Kalau di lihat dari penampilan, dia lebih cantik dari Jolie, Jolie tidak ada apa-apanya dengannya. Agatha meraih tangan Adnan yang besar dan berkata dengan sedih: "Itu semua adalah rencana wanita ini. Dia menyukaimu, dia mengatakan bahwa aku harus bercerai denganmu. Dia slalu mengatakan omong kosong tentangmu dan memintaku untuk menceraikanmu." Itu tadi juga rencana Jolie, Jolie menyuruhnya untuk gantung diri. Dia bahkan hampir mati dicekik sebelum dia berlari keluar untuk memanggil seseorang. "Dia ingin membunuhku, agar dia mempunyai kesempatan untuk bersamamu." Adnan sangat gugup, ini pertama kalinya dia bersentuhan dengan Agatha. Tangan besarnya dipegang oleh tangan kecilnya yang hangat, dan jantungnya berdetak kencang. Setelah mendengarkan penjelasannya, dia menyadari bahwa pelaku yang membuat gelisah keluarga mereka sebenarnya adalah Jolie. "Kamu berbicara omong kosong. Kamu sendri-lah yang mengatakan kepadaku bahwa kamu tidak menyukai kakak Adnan dan memintaku untuk membantumu bercerai. Kenapa kamu sekarang memfitnahku?" Jolie berpikir bahwa Agatha dirasuki oleh roh jahat. Sebelum Agatha gantung diri, Agatha bahkan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berkata bahwa Agatha akan membantu dia dan Adnan menikah. Tapi, kenapa sekarang Agatha terlihat seperti orang yang berbeda? Adnan menatap Jolie dengan dingin. "Jangan panggil aku, kakak Adnan mulai sekarang. Kita berdua tidak begitu akrab. Aku akan memberi tahu Komandan Ezra tentang hal ini. Perilakumu menghancurkan pernikahan militer. Dalam kasus yang lebih serius, kamu akan dipenjara." Ketika Jolie mendengar bahwa dia akan dipenjara, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan, "Kakak Adnan, tidak, Kapten Adnan, mohon maafkan aku kali ini. Aku tidak akan pernah main-main lagi." "Ternyata kamu yang menyebabkan masalah ini. Kamu memiliki prilaku buruk. Kamu pasti akan mendapat balasan jika mengganggu pernikahan seseorang." "Biar kuberitahu, Kapten Adnan adalah orang yang baik, bagaimana bisa Agatha memandang rendah Kapten Adnan?" “Benar, tadi aku sempat berpikir, bahwa kamu adalah orang yang baik. Ck ck ck, sungguh tak tahu malu." Ketika Jolie mendengar umpatan dari orang-orang, dia sangat malu dan ingin mencari celah di tanah untuk dirayapinya. Ini semua karena wanita jalang ini. Wanita jalang ini membuatnya malu. Bagaimana dia bisa tinggal di sini di masa depan? Elin yang berada di antara kerumunan juga merasa malu. Ia mengetahui bahwa adik iparnya mempunyai niat tersebut. Ia meminta suaminya untuk membujuknya agar adik iparnya kembali ke kampung halamannya dan tidak tinggal di rumah keluarga untuk menghindari masalah di masa depan. Suaminya tidak menganggapnya serius dan mengatakan dia terlalu memikirkannya. Bahkan suaminya malah mencarikan Adik iparnya pekerjaan di kantin sekolah di desa sini. Dia di rumah membesarkan anak-anak dan mengandalkan pria untuk mendukungnya, jadi dia tidak bisa mengusirnya begitu saja. Menghadapi situasi ini, dia tidak bisa mengabaikannya, jadi dia harus gigit jari dan berkata, "Kapten Adnan, tolong beri adik ipar saya kesempatan. Saya akan membiarkan suami saya mendisiplinkannya dengan baik ketika dia kembali." Ekpresi Adnan masih terlihat jelek. Wanita ini-lah yang hampir mengacaukan pernikahannya. Suara Adnan tidak bersahabat, "Perilaku seperti ini sangat buruk, Aku tidak akan memberinya kesempatan." Agatha sangat puas dengan jawaban suamianya. Dia memandang Jolie dan berkata dengan sengaja: "Biarkan saja dia masuk penjara." Kaki Jolie tiba-tiba menjadi lemah dan dia berlutut dilantai, "Kakak ipar, aku salah. Beri aku kesempatan. Aku tidak akan berani untuk melakukannya lagi lain kali." Elin takut keadaan akan menjadi serius dan Jolie akan masuk penjara. Ini pasti akan mempengaruhi masa depan suaminya. "Kapten Adnan, Agatha, saya mohon sekali. Dia masih muda. Jika dia masuk penjara, nasib akan hancur." Adnan juga sebenarnya cuman mengertak Jolie saja. Dia dan kakaknya berteman. Aggata juga sama, kenapa dia mengatakan ini karna dia ingin menakutinya. Biarkan dia mati memikirkan Adnan. "Demi Kakak Elin, aku akan memberinya kesempatan. Mulai sekarang, jadilah orang baik dan jangan memikirkan cara-cara jahat. Adnan adalah suamiku. Dia milikku dalam hidup dan milikku dalam kematian. Tidak ada yang bisa membawanya pergi." Adnan memandang Jolie tanpa ekspresi, "Kamu mendengarnya, kan? Istriku sangat baik dan masih peduli padamu. Istriku bahkan memberimu kesempatan untuk mengubah sifat dan perilakumu. Meskipun kamu adalah adik Komandan Ezra, aku tidak akan sopan.” Jolie menghela nafas lega. Selama dia tidak dianggap bertanggung jawab atas kehancuran pernikahan militer, dia bisa mengatakan apa saja. Agatha berkata lagi: "Kakak Elin, di rumah militer tidak baik tinggal bertiga, kecuali anak-anak kita. Meskipun Jolie adalah adik iparmu, sangat tidak cocok bagi seorang gadis tinggal di sini. Mengapa kakak Elin tidak mendiskusikannya dengan Komandan Ezra dan biarkan Jolie kembali." Ada sesuatu dalam kata-kata Agatha, Elin tentu saja memahaminya. Dia berkata dengan canggung: "Agatha, kamu benar. Ketika suamiku kembali, aku akan berdiskusi dengannya untuk mengirim Jolie pergi." Jolie bingung. Dia akhirnya meninggalkan keluarganya itu dan menjalani kehidupan bebas di sini. Tapi sekarang..... Dengan wajah sedih, dia berkata, "Aku sudah mengakui kesalahanku, mengapa kamu ingin aku kembali? Aku tidak akan kembali." Elin lamgsung meraih tangannya dan menyeretnya keluar, "Diam. Jika kamu tidak ingin pergi dari sini, kamu akan masuk penjara." Jolie diseret keluar. Agatha sekarang merasa jauh lebih nyaman. Semua Istri militer di depan pintu memiliki pandangan baru pada Agatha, yaitu wanita ini cukup kuat. Adnan juga memandang para istri militer di depan pintu, "Terima kasih telah menyelamatkan istriku. Aku Minya maaf, karna telah menimbulkan masalah bagi kalian." Gayatri istri Kepala Kamp berkata sambil tersenyum: "Kita semua sudah tinggal disini bersama. Jadi bisa dikatakan bahwa kita semua keluarga. Ini semua salah gadis itu, jika tidak, hal ini tidak akan terjadi. Tidak apa-apa, kita semua akan kembali dulu." Hanya ada dua orang yang tersisa di ruangan itu. Akan sedikit memalukan jika mereka tidak pergi, jadi semua orang pergi satu demi satu. Adnan juga menyuruh mereka pergi dan kembali ke kamar untuk melihat Agatha yang sedang bersandar di tempat tidur. Memikirkan bagaimana dia baru saja memeluk lengannya dengan penuh kasih sayang untuk menyatakan kepada Jolie bahwa dia adalah suaminya. Dia juga mengatakan bahwa hidup dan kematiannya adalah miliknya. Sudut mulutnya melengkung. Sekarang hanya ada dua orang yang tersisa di kamar ini. Agatha menatapnya sambil tersenyum, dan dia merasa sedikit malu. "Kamu belum makan. Aku akan pergi ke kafetaria untuk membelikanmu makanan." Agatha bangkit dari tempat tidur, "Ayo kita pergi bersama. Aku akan memasak untukmu saat kita kembali. Oke?" Adnan terkejut. Sudah hampir lima bulan sejak mereka menikah, jangankan pergi bersama, makanan yang dia bawa dari kantin setiap hari bahkan tidak pernah dimakan Agatha. "Agatha, apa yang kamu katakan ini beneran?" "Tentu saja benar. Aku sudah mengetahuinya setelah melalui kejadian ini. Kamu pria yang baik, dan aku beruntung bertemu denganmu. Aku ingin menjalani kehidupan yang baik bersamamu di masa depan, dan bahkan aku tidak akan menyebutkan perceraian lagi.“ Setelah mendapatkan pria tampan yang tahu cara menjaga orang lain, tidak ada alasan mengapa dia tidak bersikap baik padanya. Adnan tersentuh setelah mendengar ini. “Mulai sekarang, jangan makan di kafetaria. Pulanglah dan makan dirumah.” Setelah mengatakan ini, Agatha secara alami memeluk lengannya. Adnan langsung menjadi kaku dan jantungnya berdetak secepat drum. Untungnya, kulitnya sedikit gelap, jika tidak, Agatha akan melihat wajahnya yang memerah. **** Ada istirahat dua jam di siang hari. Pasarnya tidak jauh dari halaman militer, dan hanya membutuhkan sekitar setengah jam berjalan kaki pulang pergi. Adnan langsung mengganti seragam militernya, karena tentara memiliki peraturan untuk tidak mengenakan pakaian formal saat keluar. Agatha pergi ke lemari dan mengeluarkan pakaiannya. Dia melihat wajah yang membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan mereka, "Sepertinya gaun ini sangat cocok." Keduanya begitu dekat hingga mereka bahkan tidak bisa bernapas. Mereka berdua saling menatap, Ketika Adnan menatap Agatha, matanya langsung berapi-api.“Jangan khawatir soal itu, aku masih bisa menanggung semuanya.”Hati Laras terasa manis seolah sedang disiram madu. Ia menatap pria di depannya dengan mata berkaca-kaca. “Sonny, kamu benar-benar baik sekali…”Sonny menggandeng Laras dan membawanya ke sebuah rumah. Rumah itu memiliki halaman luas, dengan tiga kamar berdinding ubin besar yang tampak megah dibanding rumah-rumah lain di sekitar.Orang tuanya tinggal di rumah itu.Saat Laras melihat kedua orang tua Sonny, hatinya mendidih oleh amarah. Kalau saja dulu mereka tidak berbohong padanya dengan mengatakan bahwa Sonny sudah menikah, ia tidak akan gegabah menerima kencan buta dan berakhir menikah dengan pria yang sama sekali tidak dicintainya. Semua penderitaannya berawal dari kebohongan mereka. Maka, wajar bila ia menyimpan dendam pada dua orang tua itu.Sementara itu, kedua orang tua Sonny juga tertegun ketika melihat Laras muncul kembali setelah sekian tahun. Mereka tak pernah menyangka, Laras benar-benar berani kesini.Sonny ki
Bangsal Rumah SakitBegitu Anatasya dan Clara masuk, Ainsley langsung berdiri. Ia menarik kursi, menyerahkannya pada mereka dengan penuh perhatian.“Semuanya sudah beres,” katanya pelan, suaranya tenang tapi penuh wibawa.Anatasya terkejut. “Sudah beres? Apa yang kau negosiasikan?”Ainsley mengambil map dari pengacara, lalu menatap istrinya sambil tersenyum tipis.“Total lima juta, untuk membeli hak asuh Clara.”“Lima… juta?” Clara terperangah. Angka itu begitu besar baginya. Di usia semuda ini, memikul beban utang lima juta terasa mustahil.Ainsley mencondongkan tubuh, suaranya dingin namun jelas.“Orang tuamu menghitung bahwa membesarkanmu sejak kecil menghabiskan satu juta. Ditambah kewajibanmu memberi mereka lima ribu yuan tiap bulan, lalu mas kawin, juga rumah untuk adikmu. Total semua itu: lima juta.”Clara tertawa getir, lalu menangis sambil memaki. “Kalian benar-benar perhitungan! Apa karena kalian melahirkan seorang putri, aku harus jadi mesin pencetak uang? Harus memberi kal
Penyesalan menusuk hati Laras. Dalam kegelapan, ia mendengar langkah kaki mendekat di luar pintu, diikuti suara lelaki berat yang membuat darahnya berdesir.“Tenang saja. Wanita ini memang sedikit lebih tua, tapi dia masih cantik. Pesonanya masih ada, dan dia pasti mudah dijual.”Wajah Laras pucat pasi. Dijual? Mereka ingin menjualku seperti ternak?Ia tak pernah menyangka hidupnya akan jatuh sehina ini—diperlakukan layaknya barang dagangan.Tak lama, suara lain menyahut, berat dan penuh wibawa.“Baiklah, aku akan melihatnya. Kalau kualitasnya bagus, harga bisa kita bicarakan.”Begitu suara itu terdengar, tubuh Laras bergetar hebat. Ada rasa familiar yang menusuk hingga ke sumsum tulang. Ia mengenali suara itu—suara yang tidak pernah ia lupakan, suara yang menghantuinya siang dan malam.Dalam kegelapan, matanya membelalak. Dari celah pintu, cahaya senter menyembul, lalu langkah-langkah itu semakin dekat hingga berhenti tepat di depan pintu.Klak!Kunci diputar. Pintu berderit terbuka,
Polisi palsu itu berjongkok di tanah, mengeluarkan semua isi tas dengan tergesa. Sebuah kotak kayu berukir perunggu, pakaian yang masih hangat dengan aroma tubuh pemiliknya, juga ikut terhempas ke tanah. Lapisan dalam tas kain itu ternyata masih menyimpan sebuah kantong rahasia. Begitu ia membukanya, sehelai sapu tangan kotak-kotak yang membungkus sesuatu menyembul keluar. Polisi palsu itu menyeringai. Ia bahkan tak perlu menebaknya—sudah jelas apa isinya. Ketika sapu tangan itu dibuka, segepok uang kertas besar langsung terlihat. Jemarinya gemetar saat menarik salah satunya. Nomor serinya masih jelas, jumlahnya hampir tiga ribu yuan! Matanya berkilat rakus, lalu melirik ke arah wanita yang masih terlelap. “Tak kusangka panen hari ini sebesar ini. Benar-benar wanita kaya…” Ia menghitung ulang dengan cepat. Dua puluh dua ratus yuan. Jumlah yang membuat napasnya memburu. Sayangnya, buku tabungan yang ia temukan tak memiliki kata sandi. Itu berarti uangnya belum bisa disentu
Laras menerima selembar kertas tagihan.Meskipun ia tidak paham banyak tulisan di atasnya, angka-angkanya tetap mudah dikenali. Matanya langsung membelalak.Lima ratus yuan.Ia tertegun, hampir tak percaya dengan angka di baris terakhir itu.“Lima… ratus yuan?” suaranya tercekat. Ia menatap wanita yang memegang tagihan itu dengan wajah tak percaya. “Aku hanya potong rambut, bagaimana bisa kalian menagihku lima ratus yuan?”Wanita muda itu masih tersenyum ramah, seakan tidak terjadi apa-apa. “Nona jangan salah paham. Semua layanan di salon kami sudah jelas harganya. Bukan cuma potong rambut, tadi ada pijat, ada perawatan wajah, dan semua itu menggunakan produk impor terbaik.” Ia menunjuk lembaran kertas itu. “Setiap langkah dilakukan dengan persetujuan Nona. Jadi jangan bilang kami menipu.”Laras tercekat. Lima ratus yuan… itu bukan jumlah kecil. Itu setara penghasilan setahun seorang pekerja biasa!Dalam hati, ia menjerit. Aku masuk ke salon hitam…“Kau memang bilang ada perawatan ini
Kota S adalah salah satu kota paling maju di selatan. Begitu mendengar nama kota itu, Ardan langsung paham.Laras pasti ada di sana. Dia membawa abu Julian, tentu untuk mencari ayah kandungnya.“Aku sudah tahu ke mana dia pergi. Mari kita akhiri pencarian ini sampai di sini. Terima kasih atas bantuan kalian.”Ardan menunduk sopan kepada petugas polisi yang mendampingi.Keluar dari kantor polisi, Arham tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Mengapa kau tidak terus mencarinya sampai ketemu? Bukankah lebih baik begitu?”Ardan menggeleng dengan tenang. “Aku tidak ingin menyusahkan polisi lagi. Kota Jing sudah sangat jauh dari Kota S. Lagipula, Kota S itu luas, kita tidak tahu alamat pastinya. Mencarinya sama saja membuang tenaga, uang, dan waktu. Untuk wanita seperti dia, tidak ada gunanya.”Ardan terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Benar juga. Meskipun ketemu, kalau dia tidak mau kembali dan menyelesaikan urusan dokumen denganmu, kita tetap tak bisa berbuat apa-apa.”Ardan menghe