Share

Alice Welbert

Author: Stefani
last update Last Updated: 2024-04-18 13:08:47

Alice Welbert.

Dua kata itu terus berputar di kepala Alice. Ia duduk merenung di depan ruang operasi sambil memikirkan kartu identitas milik Elisa.

‘Fotonya foto Elisa, tapi kenapa dia memakai namaku?’ gumam Alice. Adegan kecelakaan itu saja masih meninggalkan tanda tanya, sekarang ditambah dengan identitas Elisa yang mencurigakan.

“Bos!”

Alice mengangkat kepala ketika mendengar suara yang familiar. Itu adalah Jake, bawahannya.

Tanpa bangun dari duduk, Alice bertanya, “Jadi bagaimana?”

“Saya sudah mengurus semuanya,” jawab Jake, masih berdiri di sebelah Alice. “Seperti dugaan Anda, ada yang janggal dari kecelakaan Nona Elisa.”

Alice menelan air liurnya yang terasa pahit. Tangannya terkepal kuat. Beberapa saat yang lalu, ia memang menghubungi Jake untuk menyelidiki kasus kecelakaan Elisa.

Alice mengangkat kepala, menatap Jake dengan matanya yang memerah. “Aku minta laporan lengkapnya, secepatnya.”

Jake mengangguk. “Baik, Bos.”

Jake pun meninggalkan Alice yang masih gemetar menahan amarah. Ia mengangkat pandangannya, melihat lampu ruang operasi yang masih menyala.

‘Elisa… sebenarnya apa yang terjadi kepadamu selama ini?’

Kepalan tangan Alice menguat.

“Alice!”

Panggilan itu membuat Alice mendongak ke sumber suara. Ia mendapati sesosok wanita paruh baya yang tengah menatapnya dengan pandangan merendahkan.

‘Siapa…?’ batin Alice. Ia tidak mengenali wanita itu.

"Sepertinya kamu tidak kenapa-kenapa," ucap wanita paruh baya tersebut setelah mengamati Alice selama beberapa waktu, terdengar ketus.

"Iya, Ma, dia terlihat baik-baik saja,” sahut seorang gadis, berusia sekitar 20 tahun. Wajahnya cukup cantik, tubuhnya tinggi semampai, kulitnya putih bersih dengan menggunakan pakaian, tas, dan perhiasan bermerek edisi terbatas.

"Sepertinya telepon darurat itu hanya berlebihan, Gavin. Istrimu tampaknya baik-baik saja."

Wanita paruh baya itu kembali berkata, kini menoleh pada satu-satunya pria yang datang bersamanya.

Wajahnya tampan, dengan bentuk tubuh tidak kalah saing bak model internasional. Kulit kuning kecokelatan sangat sangat serasi dengan warna rambut dan iris matanya yang juga berwarna senada.

Mata mereka beradu, tapi pikiran Alice langsung terfokus pada ucapan si wanita paruh baya sebelumnya.

“Istri?” batin Alice. Seketika otaknya menghubungkan kejadian-kejadian yang ada. “Mereka berpikir bahwa aku adalah Elisa.”

“Ayo, kita pulang,” ucap pria itu pada Alice dengan dingin, sebelum kemudian berbalik badan. Keseluruhan orangnya menampakkan aura tidak ramah.

Dua wanita asing yang ada di sana ikut berbalik, tapi Alice masih tidak bergerak.

"Alice! Apa lagi yang kamu tunggu!?" sentak wanita paruh baya itu, setengah membentak. Ia menarik tangan Alice dengan kasar.

Hal tersebut membuat Alice terkejut. Begitu banyak yang ingin Alice tanyakan, tapi ia menahan diri sekuat tenaga.

Apakah orang-orang ini ada sangkut pautnya dengan kejanggalan kecelakaan sang adik dan kartu identitas Elisa yang menggunakan namanya?

‘Elisa, aku akan mendapatkan jawabannya.’

Mereka sampai di depan rumah sakit. Beberapa mobil mewah telah terparkir di sana. Pria tadi melangkah ke arah sebuah mobil Rolls Royce, dan pergi begitu saja meninggalkan mereka di sana.

Alice menatap kepergian pria itu. ‘Dia yang paling mencurigakan di sini. Apalagi dia tidak berkata apa pun sedari tadi,’ gumam Alice dalam hati.

"Ayo, cepat masuk! Tunggu apa lagi sih kamu?" perintah gadis muda itu sambil mendorong kasar Alice masuk ke dalam mobil.

Ketika Alice didorong masuk ke mobil dengan kasar, Alice melihat Jake masih berdiri di sebelah mobilnya. Terlihat Jake akan berlari mendatangi mereka, tapi Alice segera memberi isyarat kepada Jake agar tenang dan membiarkannya ikut dengan mereka.

“Tidak sekarang,” batin wanita itu. Untungnya, bawahannya tersebut mengerti isyaratnya.

Alice sekarang duduk di tengah dengan dihimpit kedua wanita itu.

"Argh, aku kesal! Kamu hanya membuang-buang waktuku saja. Kenapa kamu tidak mati saja sana!" geram wanita paruh baya itu sambil mendorong-dorong kepala Alice dengan telunjuknya.

"Iya, padahal aku sedang di salon tadi, baru separuh perawatan, dapat kabar kalau mobilmu kecelakaan dan rusak parah! Tapi ternyata kamu masih hidup dan baik-baik saja."

Gadis muda itu mengguncang-guncang tubuh Alice dengan kasar.

‘Apakah perlakuan seperti ini yang selalu kamu terima, Elisa?’ ujar Alice dalam hati, menahan kekesalan.

Alice mencoba merangkai kata-kata mereka sedari tadi satu per satu. Mereka berkata Alice adalah istri pria bernama Gavin tadi. Gadis ini pun memanggil wanita ini dengan sebutan ‘mama’.

Nama ‘Gavin’ terdengar tidak asing di telinga Alice. Itu seperti orang yang ingin dijodohkan dengannya beberapa tahun lalu, sebelum dia kabur ke luar negeri. Lantas, bagaimana Elisa bisa terlibat dengan mereka?

Alice terlalu sibuk dengan pikirannya sampai tidak sadar ketika mobil memasuki resort yang sangat mewah. Pada gerbang jalan menuju resort itu terdapat plang mewah bertuliskan 'WELBERT'.

‘WELBERT?!’ Alice terbelalak. Ternyata benar, mereka adalah dari keluarga Welbert, keluarga yang ingin dijodohkan dengannya 10 tahun lalu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Renaldi Muslim
menarik ceritanya
goodnovel comment avatar
Lailatul Qoimah
bagus banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Cerita Tambahan

    "AYO, KERAHKAN TENAGA KALIAN!" Alice berteriak kencang memerintahkan para tentara pasukan elit Albain untuk melalui halang rintang yang dibuatnya di tengah-tengah hutan lebat pegunungan Albain. Ratusan tentara elit Albain itu telah melalui pelatihan Alice selama hampir 1 bulan ini. Pelatihan yang diberikan Alice benar-benar mengerikan. Sang Alpha, menciptakan neraka untuk membentuk tentara-tentara terlatih dan profesional. Ketika pelatihannya berakhir, Alice melihat kembali seluruh catatan skor dari setiap orang. "Bagus, bagus. Kalian mengalami peningkatan, meskipun hanya sedikit." Alice memuji para peserta pelatihannya. Seluruh peserta bukannya senang, mereka malah merasa merinding. Jika Alice mengucapkan kata 'peningkatan sedikit' itu artinya, besok harinya akan dibuat sebuah rintangan pelatihan yang baru dan lebih sulit. "Ada apa dengan wajah kalian? Mengapa di wajah kalian aku melihat ada 'keluhan'?" Alice menatap barisan tentara itu satu persatu. "TIDAK, YANG MULIA RATU!

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Pemakaman

    Alice melangkah perlahan di komplek pemakaman dengan memegang seikat karangan bunga Krisan Putih di tangannya. Langkahnya terhenti di sebuah makam keluarga yang terlihat masih baru. Tanahnya masih basah, belum ditumbuhi subur oleh rumput hias yang cantik seperti makam di sekitarnya. Dia berjongkok dan meletakkan bunga Krisan Putih yang dipegangnya. Dipegangnya pusara dengan hati-hati. Perutnya kini agak membuncit, jadi Alice tidak tahan berjongkok lama-lama. Ketika Alice akan bangkit berdiri, sepasang tangan merangkul bahunya dari belakang untuk membantunya. Lalu pada bahunya disampirkan sebuah mantel hangat. "Mengapa kau tidak menggunakan pakaian yang agak tebal? Sekarang sudah hampir musim dingin. Bagaimana nanti jika sakit?" Suara hangat pria mengalun di telinga Alice. Alice menatap pria itu kemudian tersenyum, "Ada kau di sisiku, aku tidak akan sakit." Alice melingkarkan tangannya di pinggang Gavin, dan menyandarkan kepalanya di dadanya. Gavin mengecup pelan dahi istrinya

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Gavin Belum Sadar

    Berjam-jam waktu telah berlalu, Alice masih duduk di kursinya tanpa beranjak sedikitpun. Wajahnya terlihat lelah dan juga pucat. "Alice, sebaiknya kamu dan Ibu pulang dan beristirahat. Aku dan Jake akan menunggu di sini. Kami akan mengabari kamu jika Gavin telah sadar." Elisa merangkul bahu Alice yang duduk di sisinya. Semalaman Alice tidak tidur. Kini hari sudah berganti pagi. Waktu menunjukan pukul 09.00 pagi. Namun Gavin belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Mereka juga hanya bisa duduk dan menunggu di luar, karena Gavin saat ini masih berada di ruang observasi. "Ya, aku juga akan tetap di sini." Mario juga sejak semalam masih berada di sana. "Kami akan mengantarkan kamu, Bos!" Wella berkata kepada Alice sambil menunjuk dirinya dan Henry. "Benar Alice, setidaknya kau harus menjaga kondisimu juga. Beristirahatlah sejenak!" Ujar Jake pada Alice. Alice sebenarnya merasa tidak tenang jika harus pergi meninggalkan Gavin di rumah sakit. Tapi memang benar, dia harus menjaga k

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Gavin Dioperasi

    Tuuuuuuuutttt Dokter melakukan teknik Resusitasi Jantung Paru kepada Gavin, namun tidak juga ada tanda-tanda detak jantungnya kembali. Mesin masih terus berbunyi, tanda detak jantung Gavin tidak terdeteksi. "Siapkan defibrillator!" Dokter meminta perawat memberikan alat kejut jantung. "50 Joule!" Perintah dokter pada perawat yang memegang alat defibrillator. "Everybody clear!" Dokter memberikan kejut jantung pertama kepada Gavin. Namun tidak ada reaksi apapun. "100 Joule!" Perintah dokter lagi pada perawat. "Everybody clear!" Tetap tidak ada reaksi apapun pada Gavin. "150 Joule!" Perintah dokter lagi pada perawat. "Everybody clear!" Tut...Tut...Tut... "Oke, jantung mulai berfungsi. Siapkan ruang operasi. Aku akan mensterilkan diri." Dokter kemudian keluar dari ruang gawat darurat. "Nyonya, sebaiknya Anda menunggu di luar. Kami akan mempersiapkan pasien untuk dioperasi." Alice mengangguk, namun sebelumnya ia memegang tangan Gavin sebelum keluar, "Sayangku

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Akhir Dari Firlo dan Logan

    "Ya, aku bersedia bersaksi untuk kerajaan." Louis bersuara. Entah sejak kapan dia masuk ke dalam ruang rapat Parlemen. "Louis?" Isabela menatap tajam kepada pembunuh putrinya itu. Sebenarnya Isabela tahu bahwa yang meracuni Ansara adalah Louis dan Logan. Hanya saja, dia tidak punya cara untuk membuktikannya. Mereka berdua telah bersekongkol dengan sangat rapi. Seluruh rekaman kamera pengawas telah dihapus pada bagian dimana mereka memasukkan racun ke dalam makanan dan minuman Ansara. Setiap kali mereka secara bergantian meracuni Sara. "Aku akan menyerahkan diri dan mengakui perbuatanku. Aku juga akan menjadi saksi kejahatan Logan. Aku menyimpan beberapa bekas botol racun yang telah kosong. Aku rasa itu cukup kuat untuk dijadikan alat bukti." Louis berkata sambil menunjuk Logan. "Pria bajingan ini memaksa aku dan putraku untuk menjadi kaki tangannya. Namun, ketika kami sudah tidak dibutuhkan lagi, dia memerintahkan orang untuk membunuhku. Beruntung bagiku, Matheo tiba di rumah ber

  • Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku   Lebih Baik Membangun Kembali dari Awal

    "Rekam baik-baik semua bukti yang akan aku tunjukkan kepada kalian hari ini!" Lalu proyektor menampilkan seluruh bukti transfer uang senilai 1 milyar kepada seluruh anggota Dewan Parlemen yang berasal dari rekening Firlo More. Setelahnya, menampilkan seluruh percakapan Ketua, Wakil, dan beberapa anggota Dewan Parlemen sebelum rapat hari ini dimulai. 'Apakah kalian telah menerima uang senilai 1 milyar yang dikirimkan Firlo?' Terdengar suara Ketua Dewan Parlemen. 'Hahaha, kami telah menerimanya. Pokoknya, apapun yang tuan Firlo minta, akan kita lakukan. Jika mengikutinya, kita akan semakin kaya raya.' Seorang anggota merasa sangat senang. 'Ya, yaa.. Nominal 1 milyar setiap bulan, sangat besar. Tuan Firlo memang sangat murah hati.' Wakil Ketua Dewan Parlemen terdengar sangat bersemangat. 'Hei, sudah. Itu, Perdana Menteri telah datang!' Seseorang dari mereka meminta untuk menghentikan obrolan. 'Tuan Firlo, terima kasih atas hadiahnya. Hahaha.' Ketua Dewan Parlemen bersuara.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status