Nayra dan Oma tidak ikut ke rumah sakit karena Kania menyuruhnya untuk tetap di rumah. Lagipula oma sudah tua dan tidur di rumah sakit akan membuatnya tidak nyaman, jadi dia menyuruh Nayra juga di rumah menemani Oma Dewi. "Oma mau saya bikinin teh hangat Oma?" tanya Nayra pada Oma yang tampak gelisah hingga malam tidak tidur karena memikirkan Pram anaknya."Ga usah sok-sokan mau ambil hati saya kamu," jawabnya tidak suka pada Nayra."Omaa, saya ga ada niat untuk ngelakuin itu, saya cuma melaksanakan tugas saya buat jagain Oma seperti yang mama bilang," jawab Nayra dengan sabar."Ooh gitu ya? Sekarang kamu sudah berani panggil Kania itu mama kamu juga? Kamu itu ga pantes nikah sama Cakra. Kalau kamu memang perempuan baik-baik, calon suami kamu pasti akan tetap nikahin kamu dan kamu ga akan nyusahin cucu saya Cakra. "Mendengar semua itu membuat Nayra terdiam dan merasa dia memang perempuan yang buruk sampai Ezhra justru tega meninggalkannya.Namun sedetik kemudian dia meyakinkan diri
Bi Nur yang tidak sengaja lewat di depan kamar mereka pun melihat Nayra dan Cakra dalam keadaan seperti itu.Menyadari adanya bi Nur yang melihat mereka. Cakra lalu melepaskan Nayra dan terlihat gugup.Bi Nur pun buru-buru pergi dan senyum-senyum sendiri melihat kedua pasangan baru itu.Padahal Cakra merasa kesal setelah menyadari apa yang telah terjadi antara dia dan Nayra."Kamu itu kalau jalan liat-liat, percuma punya mata kalau jalan aja masih nabrak orang," omel Cakra."Loh kok jadi nyalahin saya sih? Kamu juga salah, ngapain masuk ke kamar ga salam dulu? Kan saya ga tahu.""Ya terserah saya lah, kamu lupa kalau ini kamar saya? Kamu tuh cuma tamu di sini, sebentar lagi kamu bersama dengan baju-baju kamu dan jejak-jejak kamu itu harus segera angkat kaki dari rumah saya," ujar Cakra dengan kesal.Nayra tidak merasa takut dengan apa yang Cakra katakan. Meskipun apa yang Cakra ucapkan sebenarnya tidak baik, tapi karena nada dan sifat jail Cakra membuatnya menjadi tidak terkesan jahat
Hari ini Pram sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah setelah dirawat di rumah sakit. Dia menyuruh Cakra untuk mulai bekerja di kantor dan Reno yang akan mengawasi Cakra. "Eh kamu kan teman aku nih, jadi kamu jangan apa-apa ngadu ya ke bokap aku, awas kamu," peringat Cakra pada Reno temannya. Reno tersenyum lucu mendengar apa yang Cakra katakan padanya. "Ya gimana Cak, aku ga bisa lah bohong sama orang tua, bokap kamu percaya sama aku karena aku tuh jujur, jadi ya mana mungkin aku bohong sama dia soal kelakuan kamu?""Kamu tuh bener-bener bikin aku naik darah tau ga? Temen macam apa sih kamu yang tega liat temennya menderita?""Menderita apanya orang kamu baik-baik aja gini.""Ya gimana aku ga menderita? Suruh lanjutin pernikahan yang salah ini? Asal kamu tahu aja ya? Aku itu salah jodoh, pernikahan ini juga salah, aku udah tahu salah ya ga mau lah disuruh lanjut," curhat Cakra.Reno yang mendengar semua itu tersenyum sambil menyesap kopi miliknya."Terserah kamu deh mau bilang
"Kamu" ujar Cakra begitu membuka pintu dan tampak Nayra berdiri di sana.Laki-laki itu bingung kenapa Nayra datang ke kantornya. "Ngapain kamu disini?""Boleh saya masuk dulu?" tanya Nayra tidak menjawab pertanyaan Cakra."Ga boleh," jawab Cakra menghalangi Nayra untuk masuk ke ruangannya, namun Nayra tetap masuk dan membuat Cakra semakin kesal padanya. "Mama nyuruh saya buat anterin makanan buat kamu," jelas Nayra sambil meletakkan makanan yang ia bawa untuk Cakra. "Idih sejak kapan? Saya mau makan diluar."Cakra tidak habis pikir kenapa juga ibunya harus meminta Nayra mengantarkan makanan untuknya.Sedangkan Nayra hanya menjalankan apa yang Kania minta."Heh denger ya, kamu tuh jangan terlalu nurut sama mama, kalau kaya gini caranya mereka akan tambah suka sama kamu, terus kapan kita bisa pisah? Atau jangan-jangan kamu emang ga mau pisah sama saya dan berpikir buat lanjutin pernikahan ini sama seperti apa yang mereka minta?"Cakra semakin kesal karena sikap Nayra. Dia pikir jika N
Nayra dan Cakra menjadi bingung dengan apa yang harus mereka lakukan. Mereka berdua sudah berusaha untuk meyakinkan orang tuanya masing-masing namun tidak ada yang berhasil.Cakra tidak mungkin nekat menceraikan Nayra jika orang tuanya tidak setuju. Dan Nayra juga tidak ingin mengecewakan hati orang tuanya yang sangat ia sayangi. Hari hari berlalu Nayra mencoba untuk menerima pernikahannya dan membiasakan diri tinggal bersama Cakra.Hingga suatu pagi, Pram mengatakan pada semua orang bahwa dia akan menggelar resepsi pernikahan untuk Cakra karena Cakra adalah anak satu-satunya dan ia ingin pernikahannya diumumkan dengan menggelar resepsi."APA?" tanya Cakra kaget bukan main. Dia tentu sangat takut jika Verlisa tahu dirinya sudah menikah dengan Nayra.'Mampuslah aku, ga ga ini ga boleh terjadi. Kalau papa mau bikin resepsi dan semua orang tahu gimana? Gimana nasib hubungan gue sama Verlisa?' tanya Cakra dalam hati. "Kenapa Cak? Ada yang salah sama omongan papa?" tanya Pram saat meliha
Pagi ini Kania mamanya Cakra, sedang berbicara dengan Reno dan membahas masalah keperluan untuk resepsi Cakra.Pram sudah berangkat ke kantor dan menyuruh Cakra untuk segera menyusulnya."Pokoknya saya minta tolong banget ya sama kamu Reno. Tolong siapin semuanya," pinta Kania pada Reno."Iya tante, insyaallah saya usahakan semua."Cakra yang baru turun ke lantai bawah dan melihat mereka berdua mendadak menjadi kesal, dia tahu apa yang mamanya lakukan bersama Reno.Laki-laki itu pun lalu menghampiri mereka dan seperti biasa dia akan protes tentang apapun yang menyangkut Nayra dan pernikahannya. "Maaa, Cakra kan udah bilang, ga usah bikin resepsi yang mewah-mewah ah. Ngapain ga perluuu," tuturnya gemas sekali. "Kamu ini kenapa sih Cak datang-datang udah ngomel aja?" tanya Kania heran."Ya habisnya mama ngapain siapin semuanya besar-besaran? Itu tuh ga perlu ma. Kalau mama mau ngelakuin ini, harusnya saat Cakra menikah dengan orang yang Cakra mau. Bukan dengan yang sekarang–""Hussh,
Hari ini Cakra dan Nayra kembali ke rumah orang tua Nayra dan Cakra harap Hendrawan tidak ada di rumah supaya dia bisa leluasa berbicara dengan Maya."Pokoknya kamu tuh harus aktif ngomong dan meyakinkan orang tua kamu. Awas aja kalau sampai kamu diem aja," ancam Cakra."Saya tuh udah ngomong sama mama sebelumnya, dia ga mau dengerin saya. Sekarang mama sama papa yakin kalau kita harus terus hidup dalam pernikahan ini.""Gila kamu ya, semua ini tuh gara-gara kamu. Kalau dari awal kamu tegas menolak, semua ga akan jadi kaya gini tau ga?""Kok kamu jadi nyalahin saya mulu sih? Kamu juga salah dong, kalau kamu ga tiba-tiba muncul di kamar saya, semua juga ga akan jadi kaya gini," ucap Nayra membela diri."Ya siapa juga yang tahu kalau itu tuh kamar kamu. Saya terpaksa karena nyelamatin diri waktu itu. Eh selamat dari bahaya satunya, datanglah kehancuran yang sesungguhnya dengan nikah sama kamu."Nayra hanya mendengus kesal, saat ini dia juga bingung tidak ada yang bisa ia yakinkan untuk
Akhirnya Cakra dan Nayra pun pulang ke rumah dengan kecewa karena tidak berhasil membuat Maya percaya.Setelah mendengar apa yang Maya katakan, Cakra menjadi tidak bisa berbuat banyak.Apalagi yang bisa ia lakukan? Dia tidak mungkin mengatakan bahwa dirinya mencintai Verlisa dan akan menikahinya. Jika Cakra mengatakan itu pada orang tua Nayra lalu orang tua Nayra mengatakannya pada orang tua Cakra pasti dia sendiri yang akan tamat di tangan Pram dan Kania.Sekarang Cakra harus memutar keras pikirannya untuk bisa menemukan cara agar dirinya terbebas dari pernikahan yang ia anggap salah ini."Sekarang bagaimana? Ribet kan jadinya? Mana mama mau ngadain resepsi lagi. Apaan coba?" tanya Cakra saat berada di kamarnya bersama Nayra.Nayra juga sudah tidak memiliki solusi untuk masalah ini. Memangnya apa juga yang akan dia lakukan? Mengemis cinta pada Ezhra yang sudah meninggalkannya?"Oke saya punya ide, sekarang kita terima semua ini dulu dan biarin mereka berpikir kalau kita sudah meneri