Nayra sangat pusing dengan pekerjaannya. Beberapa hari kemarin dia harus lembur karena banyak sekali yang harus ia kerjakan. Malam ini, dia juga harus berada di ruangan dalam gedung tinggi yang menjadi kantornya itu.Untung saja masih ada beberapa teman yang masih di sana dan Nayra tidak perlu takut. "Iya Ma, Nayra akan pulang setelah semua selesai," ujarnya saat Maya menghubunginya. Perempuan itu sungguh pusing melihat Nayra yang hanya menghabiskan waktunya unjuk bekerja saja, padahal ia ingin Nayra bisa mencari pasangan lagi dan menikah."Kenapa kamu harus bekerja hingga larut seperti ini Nay? Orang tuamu tidak hidup kekurangan. Apapun yang kamu inginkan masih bisa dipenuhi oleh orang tuamu. Jadi tolonglah, pulang dan jaga kesehatanmu," omel Maya.Nayra sudah pusing dengan pekerjaannya, ditambah lagi harus mendapatkan omelan dari Maya, dia serasa tidak kuat lagi dengan semua itu."Maa, tolonglah, aku pasti akan pulang tapi tidak sekarang. Mama jangan khawatir."Nayra buru-buru un
Hari demi hari berlalu, bahkan sekarang sudah bertahun-tahun Nayra hidup sendiri tanpa Cakra. Baginya sesuatu yang ia anggap sebagai takdir, cara terbaik untuk menerimanya meskipun suka atau tidak adalah dengan menjalaninya dan tidak berputus asa.Suatu hari Nayra sedang sibuk melakukan acara berbagi takjil gratis di pinggir jalan. Hari ini adalah bulan puasa, dia dan teman-teman komunitasnya sibuk melakukan banyak acara-acara berbagi di bulan yang penuh arti ini.Malam hari sehabis sholat tarawih di salah satu masjid yang besar di kotanya, perempuan itu hendak pulang ke rumah karena hari sudah malam.Saat ia hendak berjalan tiba-tiba seseorang memanggilnya dan membuat perempuan itu harus menoleh ke belakang.Netra perempuan itu langsung menatap laki-laki dengan sarung dan peci hitam dengan baju koko yang berdiri tepat di depannya. Hanya berjarak beberapa meter dari dirinya berdiri saat ini.Mata laki-laki itu tampak berbinar dan tidak percaya bisa melihat Nayra di masjid ini."Nayra,
"Mohon maaf pak, berapa lama lagi kita harus menunggu?" tanya pak penghulu yang sudah siap menikahkan dua orang yang hendak mengikat janji suci hari ini. Pak Hendrawan yang merupakan ayah dari gadis cantik bernama Nayra Alfarani pun merasa tidak enak dengan pertanyaan dari pak penghulu tadi. "Emm mohon maaf pak, tolong tunggu sebentar lagi, saya sudah berusaha untuk menghubungi mempelai laki-lakinya. Sebentar lagi mereka pasti akan datang pak," kata Pak Hendrawan berusaha setenang mungkin. Maya ibunda Nayra pun merasa resah dengan semua ini, dia khawatir jika Ezhra Tamawijaya laki-laki yang akan menjadi menantunya benar-benar tidak datang pada hari pernikahan yang ia gelar dengan sesempurna mungkin di rumah ini. Pasalnya semua orang sudah menunggu, banyak tamu undangan yang semakin lama juga semakin berbisik-bisik tidak enak mengenai hal ini. 'Ya Rabb, tolong berikanlah kelancaran dalam perjalanan calon suamiku untuk segera menghalalkanku,' batin seorang gadis cantik lengkap deng
“Apa yang kalian lakukan?” tanya Hendrawan dengan marah saat melihat Nayra bersama seorang laki-laki di dalam kamarnya dengan posisi seperti itu.“Nayra? Apa ini nak? Apa yang kamu lakukan? Siapa laki-laki ini? Astaghfirullah Nay.”Maya juga menghujani Nayra dengan pertanyaan-pertanyaannya. Dia tidak menyangka akan melihat Nayra dalam posisi ini. Sementara orang yang menjadi tersangka pun tentu kaget dan segera saling menjauh dengan raut wajah yang belum bisa dikondisikan.“Pah Ma, ini … Nayra ga tau siapa laki-laki ini. Sumpah demi Allah Nayra ga tau siapa dia Pah. Apa yang Papa sama Mama lihat ini … ini semua salah paham,” ucap Nayra mencoba untuk menjelaskan sebisanya.Nayra tidak bisa berbicara dengan baik saat ini, dia merasa sangat sedih, hancur, kecewa ditambah lagi terkejut dengan kedatangan pria yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi hingga kejadian memalukan yang akan mengakibatkan salah paham.“Tapi Nay, apa yang kamu lakukan ini salah nak. Kenapa jadi begini?
"Kamu harus menikah dengan laki-laki itu Nayra. Pernikahan ini tidak akan batal meskipun Ezhra ga datang," jelas Hendrawan dengan nada serius. "Loh loh Pa, ya ga bisa gitu dong Pa. Nayra ini kan jodohnya sama Ezhra, bukan sama laki-laki itu. Lagian kita ga tau asal usul laki-laki itu Pa, gimana kalau ternyata dia orang jahat? Masa Papa tega nyerahin Nayra sama penjahat sih Pa?" Maya tidak setuju dengan pendapat suaminya yang dengan mudahnya ingin menikahkan Nayra dengan laki-laki tidak dikenal. "Ma, apa mama ga liat apa yang mereka lakukan tadi? Dia dan Nayra sudah membuat papa malu dengan melakukan hal seperti itu." "Kan Nayra udah bilang semua itu hanya salah paham Pa–" "SEBAIKNYA KAMU DIAM NAYRA!" Mendengar ayahnya yang sudah berkata seperti itu Nayra tidak bisa berkata lagi. "Kalau pernikahan ini batal, semua orang pasti akan mempermalukan kita, dan apa yang kamu lakukan ini juga salah Nayra. Mungkin saja Ezhra tidak datang karena kesalahan kamu dengan laki-laki itu. Unt
"Sial bener hidup ini. Mimpi apa harus nikah sama jodoh orang begini?" tanya Cakra ketika ia berada di kamar Nayra saat ini setelah acara pernikahan selesai. Nayra hanya menghela nafas berat saat mendengar ucapan Cakra suaminya. Namun perempuan itu memilih untuk diam dan tidak menanggapinya. "Heh kamu tuh sama orang tuamu sengaja menjebak saya kan supaya mau nikahin kamu karena calon suamimu itu ga datang? Emang benar-benar jahat ya," kata Cakra dengan marah pada Nayra. "Apa kamu bilang? Menjebak? Heh jangan sembarangan ya kamu! Kalaupun saya dan orang tua saya memang sejahat itu juga pasti akan pilih-pilih kali, ga mungkin lah milih orang kaya kamu," ucap Nayra dengan kesal. "Nah ini buktinya apa? Saya juga kan yang kamu jebak buat nikah sama kamu gantiin calon suamimu yang ga bertanggungjawab itu?" "Siapa yang menjebak kamu sih? Jelas-jelas kamu yang datang ke sini dan membuat semuanya jadi salah paham kan? Semua itu gara-gara kamu." Nayra tidak terima atas tuduhan yang diber
"Engga ga, mau ngapain kamu?" tanya Nayra ketakutan. "Kan tadi saya udah bilang? Masa perlu diulang sih? Gimana sayang? Udah siap kan?" tanya Cakra dengan nada menggoda. "Emang bener ya kamu laki-laki kurang ajar, laki-laki ga bener. Hiiiihh." Nayra memukul Cakra menggunakan bantal dengan kesal dan mengusirnya dari sini. Dia benar-benar terkejut dengan sifat Cakra yang menurutnya sangat mengerikan ini. "Loh loh sama suami kok marah? Saya kan cuma–" "STOOPP, please! Kamu mau saya teriak terus papa bakal pukulin kamu lagi?" ancam Nayra sekenanya. "Silahkan aja. Kamu mau bilang apa sama papamu itu? Mau ngadu kalau saya mau ngapa-ngapain kamu?" tanya Cakra dengan penuh kemenangan. "Kita kan sudah halal sayang, pernikahan ini harus ada untungnya juga dong buat saya, iya kan?," tambah Cakra lagi sambil membuka kancing bajunya yang paling atas. Nayra menutup mata dengan kedua tangannya dia tidak bisa melawan Cakra lagi karena bantal dan gulingnya sekarang sudah berjatuhan di lantai.
Setiap pagi Nayra selalu membantu Maya memasak. Pagi ini dua perempuan itu sibuk memasak di dapur. Maya membuatkan kopi untuk suami dan anak mantunya, Hendrawan dan Cakra sedang berbincang di teras."Hari ini, kamu harus ikut sama suami kamu ke rumahnya, walaupun kamu tidak menyukai pernikahan ini, tapi sekarang dia adalah suamimu dan kamu harus patuh sama dia," jelas Maya dengan berat hati mengatakanitu."Tapi Ma, ini tuh ga bener, keluarga dia ga mungkin menerima semua ini gitu aja, pernikahan ini ga wajar Ma. Dari pihak Mas Cakra pun ga ada pas pernikahan, gimana tiba-tiba dia pulang bawa Nayra sebagai istrinya?" "Nanti kan Papa kamu juga ikut ke sana buat jelasin semuanya–""Iya Ma, tapi ini tetap saja salah, semua orang pasti akan berpikir kalau kita memanfaatkan dia karena Ezhra ga dateng buat nikahin Nayra," ucap Nayra dengan berat hati juga karena masalah ini."Pernikahan ini aja udah bikin semua orang nunggu hampir satu jam, belum lagi orang-orang harus tanya kenapa mempela