Share

Menjadi Istri Presdir Lumpuh
Menjadi Istri Presdir Lumpuh
Penulis: Miss HF

Bab 1. Kecelakaan

"Cari wanita itu, sampai ketemu."

Theo memerintahkan bawahannya mencari wanita yang menyebabkan Boss besarnya kecelakaan.

Elliot Valentino, satu minggu sebelum pernikahannya dia mengalami kecelakaan yang membuatnya tak bisa berjalan lagi. Laki-laki berusia 40 tahun itu, sedang terbaring lemah, belum sadarkan diri sejak kecelakaan dua hari yang lalu.

Melihat jam di pergelangan tangannya, Theo yang merupakan tangan kanan Elliot itu terlihat sangat khawatir. Tunangan Elliot, Alisa yang harusnya tiba satu jam yang lalu tidak juga terlihat. Sementara orang tua Elliot akan segera tiba.

"Maaf Theo, aku tidak bisa. Membayangkan akan mengurus El seumur hidupku. Aku tidak sanggup. Maafkan aku." Isi pesan yang dibaca Theo dari tunangan boss besarnya itu.

"Sial, apa yang wanita ini pikirkan. El sangat mencintainya, dan dia meninggalkannya begitu saja?" Ucap Theo marah.

Alisa adalah wanita kedua yang dicintai Elliot setelah istri pertamanya yang meninggal akibat kecelakaan. Butuh waktu lama untuk Elliot kembali mencintai wanita lain, tapi sekarang Alisa malah meninggalkan Elliot begitu saja.

"Ini semua gara-gara wanita itu." Theo mengepalkan tangannya.

"Bagaimana keadaan Elli ku." Tanya Vanesa yang baru datang, dengan mata berkaca-kaca, tak tega melihat putra tunggalnya kenapa-kenapa.

"Tuan, Nyonya." Theo menyapa kedua orang tua Elliot.

Tuan Lucas Valentino dan Nyonya Vanesa datang melihat putra mereka, dan mereka baru saja tiba dari luar negeri.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Tuan Lucas.

"Seorang wanita mabuk tiba-tiba muncul dan membuat Tuan El membanting setir dan mengalami kecelakaan, karena mobil yang berlawanan arah juga melaju dengan kencang." Jelas Theo.

Vanesa menangis sedih.

"Dan, maaf memberitahukan kabar duka lagi. Tuan El, kemungkinan tidak bisa berjalan lagi." Mendengar itu, Vanesa langsung terduduk lemas.

"Bagaimana bisa? tidak mungkin. Lima hari lagi dia akan menikah. Hari bahagianya." Vanesa menangis.

"Berhenti menangis. Kita harus kuat, agar El juga kuat. Dia adalah laki-laki dengan harga diri yang tinggi. Kalau sampai dia tahu kalau dirinya tak lagi dapat berjalan. Aku tidak tau, apa yang dia pikirkan." Ucap Lucas tak ingin membayangkan hidup putranya.

Theo bimbang, apakah dia juga harus memberi tahu tentang Alisa.

"Alisa ke mana? Kenapa dia belum ada disini?" Tanya Vanesa melihat sekeliling.

"Sial, mau tidak mau aku harus memberitahu mereka." Batin Theo menarik nafas dalam sebelum mulai berbicara.

"Nona Alisa sepertinya mengetahui keadaan Tuan El, dan dia tidak ingin melanjutkan pernikahannya." Jelas Theo.

Vanesa lalu memeluk suaminya, dan menangis.

"Bagaimana ini? Saat akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Semua ini terjadi." Vanesa menangis.

"Apa kalian sudah tau identitas wanita itu?" Tanya Lucas.

"Wanita itu, adalah Filia Raymond. Kami sedang mencari keberadaannya." Ucap Theo memberikan informasi yang dia dapatkan tentang Filia.

"Filia Raymond, 22 tahun. Cucu dari William Raymond, ayahnya sudah meninggal, dan Tuan William menyuruh anak buahnya membunuh ayah Filia. Ibunya adalah putri Tuan William. Sejak usia 15 tahun dia tinggal bersama Tuan William sampai usia 20 tahun. Dan 2 tahun terakhir, dia hidup di luar kediaman Raymond."Lanjut Theo.

"Raymond katamu?, sudah lama aku tidak bertemu dengan Tuan William. Dan sekarang harus bertemu karena masalah ini?" Lucas menggeleng.

William dan Lucas sudah saling mengenal sejak kecil. Lucas sudah menganggap Will, seperti kakaknya sendiri, begitu juga sebaliknya.

Meskipun bisnisnya terus maju, Keluarga William berantakan, sejak putrinya yang bernama Sena menikahi berandalan jalanan dan melahirkan putri dan tinggal dilingkungan yang buruk.

Dan putranya yang sakit-sakitan membuat dia mengabaikan keadaan Sena yang kacau balau.

Alasan William membunuh menantunya pun, tidak ada yang tahu pasti.

Keesokan harinya, Willian datang mengunjungi Elliot, setelah mendengar cucunya di cari oleh keluarga Valentino dan membuatnya sangat khawatir.

"Tuan Lucas, Tuan William datang ingin bertemu dan bicara dengan anda." Ucap Theo yang mempersilahkan Willian masuk ke dalam ruang VVIP rumah sakit yang lebih mirip seperti kamar ekslusif hotel, dibandingkan dengan rumah sakit.

Kedua laki-laki itu bersalaman dan kemudian berpelukan, karena bertemu dengan teman lama.

"Bagaimana keadaan putramu. Aku sangat kaget dan bingung. Mendengar cucuku terlibat dalam kecelakaan Elli."

"Keadaannya sudah membaik, dia hanya sadar sebentar kemudian tertidur lagi. kata dokter mungkin saja pengaruh obat. Dan yang lebih penting. Jika Kak Will, bisa membantuku mencari cucumu. Bukankah akan lebih baik. Aku tidak perlu memaksanya untuk ke sini." Ucap Lucas tersenyum tapi mengancam.

"Kamu masih sama seperti dulu, kata-kata dan ekspresimu halus, tapi selalu berisi ancaman." Ucap William tertawa.

Dan mereka pun mengobrol lama.

Setelah itu, William langsung gencar mencari Filia. Mengunjungi semua klab malam yang biasa dia kunjungi. Hotel-hotel yang biasa di jelajahi.

"Tuan, kami menemukan lokasi Nona Filia." Ucap salah seorang pengawal. Tanpa basa basi William langsung pergi melihat langsung keadaan cucunya.

Filia sedang berpesta di kolam renang bersama teman-temannya.

William menggeleng, melihat cucunya dengan bikini yang hanya menutup bagian pribadinya saja. Sambil memegang botol bir dan berjoged.

"Bawa dia pulang." Ucap William. Dan para pengawal langsung menggandeng tangan Filia yang membuatnya terkejut. Filia memberontak dan berteriak.

Tapi kekuatannya tidak bisa dibandingkan dengan para pengawal itu. Dia sedikit tenang, setelah mengenali wajah salah satu pengawal yang merupakan pegawai kakeknya.

Setelah di masukkan dalam mobil, seorang pengawal memberikan Filia sebuah selimut.

"Terimakasih" Ucap Filia dengan genit, dan mengelus bagian belakang telinga pengawal tersebut, yang membuatnya terperanjat. Filia hanya tertawa geli.

Padahal kakeknya sedang duduk disampingnya.

"Sampai kapan kamu akan hidup begini?" Tanya William kesal.

"Sampai nafasku tak berhembus lagi." Ucap Filia tertawa kecil dan kemudian mengatupkan bibirnya melihat wajah kakeknya yang serius.

"Sekarang, ada apa lagi sih? Apa? Perasaanku. Aku tidak melakukan kesalahan besar. Aku Sudah tidak punya guru, untuk mendapatkan nilai tambahan." Ucap Filia membuat William kesal.

Ketika SMA Filia pernah menjebak gurunya, agar dapat memberikan nilai extra padanya dan teman-temannya.

"Apa kamu, tau. Kamu membuat masalah terbesar dalam hidupmu. Apa kamu tidak ingat, kamu menyebabkan sebuah kecelakan?"

Filia berfikir sejenak dan mengingat kehidupannya beberapa hari yang lalu.

"Aaahhh... Kejadian kembang api?" Ucap Filia yang masih mabuk.

"Sudahlah, kamu tidur dulu, kita akan membicarakannya besok." William tidak ingin bicara ketika Filia mabuk.

Keesokan paginya,

"Aiiirrr... Bibiiii.... Airku mana?" Filia berteriak dari tempat tidurnya, ketika bangun tidur.

"Maaf Non, Tuan William bilang, nona harus ambil minum ke dapur sendiri." Ucap Bi Ina, salah satu pelayan di rumah itu.

Filia lalu mengacak rambutnya kesal. William sudah menunggunya untuk sarapan.

"Apa tidak bisa, kamu merapikan dirimu sebelum keluar kamarmu?" Ucap William berusaha menahan amarahnya.

"Grandpop. Aku butuh air dan ketenangan, bisa gak ngomelnya nanti saja? Sekarang aku sudah punya air, dan aku ingin minum dengan tenang." Filia lalu meneguk airnya.

William hanya bisa melihat tingkah cucunya yang tidak punya aturan dan sopan santun sedikitpun.

"Duduklah, ada yang perlu aku bicarakan." Mendengar itu, Filia lalu menggulung rambutnya yang panjang itu dan duduk dengan malas dihadapan kakeknya.

"Apa kamu sadar, kamu menyebabkan kecelakaan, dan kamu sedang dicari?"

Filia melihat malas, dan menghela nafasnya kasar.

"Aku lupa, dan aku gak perduli. Biarkan saja mereka mencari ku. Aaaahh, jadi sekarang grandpop membawaku ke sini agar mereka tidak menemukanku?" Ucap Filia tertawa pelan.

Filia ingat, dia saat itu tengah mabuk, dan fokus melihat kembang api di atas sampai tak sadar turun ke jalan dan saat itu mobil Elliot lewat. Filia yang mabuk, mengabaikan hal itu dan langsung pulang.

"Justru sebaliknya, aku akan menyerahkan kamu kepada mereka. Aku sudah cukup melihat tingkah lakumu selama ini."ucap William menatap cucunya.

"Kamu pikir gara-gara siapa aku begini? Setelah putramu meninggal, kamu baru mencari ku dan mama." Filia lalu pergi ke kamarnya.

Pengawalnya lalu menghalangi jalan Filia.

Filia menatap kakeknya dengan marah.

"Bersiap-siaplah, aku akan memperlihatkan akibat perbuatanmu." Ucap William tak perduli pada ucapan Filia yang menyalahkan dirinya.

*bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status