"Cari wanita itu, sampai ketemu."
Theo memerintahkan bawahannya mencari wanita yang menyebabkan Boss besarnya kecelakaan.Elliot Valentino, satu minggu sebelum pernikahannya dia mengalami kecelakaan yang membuatnya tak bisa berjalan lagi. Laki-laki berusia 40 tahun itu, sedang terbaring lemah, belum sadarkan diri sejak kecelakaan dua hari yang lalu.Melihat jam di pergelangan tangannya, Theo yang merupakan tangan kanan Elliot itu terlihat sangat khawatir. Tunangan Elliot, Alisa yang harusnya tiba satu jam yang lalu tidak juga terlihat. Sementara orang tua Elliot akan segera tiba."Maaf Theo, aku tidak bisa. Membayangkan akan mengurus El seumur hidupku. Aku tidak sanggup. Maafkan aku." Isi pesan yang dibaca Theo dari tunangan boss besarnya itu."Sial, apa yang wanita ini pikirkan. El sangat mencintainya, dan dia meninggalkannya begitu saja?" Ucap Theo marah.Alisa adalah wanita kedua yang dicintai Elliot setelah istri pertamanya yang meninggal akibat kecelakaan. Butuh waktu lama untuk Elliot kembali mencintai wanita lain, tapi sekarang Alisa malah meninggalkan Elliot begitu saja."Ini semua gara-gara wanita itu." Theo mengepalkan tangannya."Bagaimana keadaan Elli ku." Tanya Vanesa yang baru datang, dengan mata berkaca-kaca, tak tega melihat putra tunggalnya kenapa-kenapa."Tuan, Nyonya." Theo menyapa kedua orang tua Elliot.Tuan Lucas Valentino dan Nyonya Vanesa datang melihat putra mereka, dan mereka baru saja tiba dari luar negeri."Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Tuan Lucas."Seorang wanita mabuk tiba-tiba muncul dan membuat Tuan El membanting setir dan mengalami kecelakaan, karena mobil yang berlawanan arah juga melaju dengan kencang." Jelas Theo.Vanesa menangis sedih."Dan, maaf memberitahukan kabar duka lagi. Tuan El, kemungkinan tidak bisa berjalan lagi." Mendengar itu, Vanesa langsung terduduk lemas."Bagaimana bisa? tidak mungkin. Lima hari lagi dia akan menikah. Hari bahagianya." Vanesa menangis."Berhenti menangis. Kita harus kuat, agar El juga kuat. Dia adalah laki-laki dengan harga diri yang tinggi. Kalau sampai dia tahu kalau dirinya tak lagi dapat berjalan. Aku tidak tau, apa yang dia pikirkan." Ucap Lucas tak ingin membayangkan hidup putranya.Theo bimbang, apakah dia juga harus memberi tahu tentang Alisa."Alisa ke mana? Kenapa dia belum ada disini?" Tanya Vanesa melihat sekeliling."Sial, mau tidak mau aku harus memberitahu mereka." Batin Theo menarik nafas dalam sebelum mulai berbicara."Nona Alisa sepertinya mengetahui keadaan Tuan El, dan dia tidak ingin melanjutkan pernikahannya." Jelas Theo.Vanesa lalu memeluk suaminya, dan menangis."Bagaimana ini? Saat akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Semua ini terjadi." Vanesa menangis."Apa kalian sudah tau identitas wanita itu?" Tanya Lucas."Wanita itu, adalah Filia Raymond. Kami sedang mencari keberadaannya." Ucap Theo memberikan informasi yang dia dapatkan tentang Filia."Filia Raymond, 22 tahun. Cucu dari William Raymond, ayahnya sudah meninggal, dan Tuan William menyuruh anak buahnya membunuh ayah Filia. Ibunya adalah putri Tuan William. Sejak usia 15 tahun dia tinggal bersama Tuan William sampai usia 20 tahun. Dan 2 tahun terakhir, dia hidup di luar kediaman Raymond."Lanjut Theo."Raymond katamu?, sudah lama aku tidak bertemu dengan Tuan William. Dan sekarang harus bertemu karena masalah ini?" Lucas menggeleng.William dan Lucas sudah saling mengenal sejak kecil. Lucas sudah menganggap Will, seperti kakaknya sendiri, begitu juga sebaliknya.Meskipun bisnisnya terus maju, Keluarga William berantakan, sejak putrinya yang bernama Sena menikahi berandalan jalanan dan melahirkan putri dan tinggal dilingkungan yang buruk.Dan putranya yang sakit-sakitan membuat dia mengabaikan keadaan Sena yang kacau balau.Alasan William membunuh menantunya pun, tidak ada yang tahu pasti.Keesokan harinya, Willian datang mengunjungi Elliot, setelah mendengar cucunya di cari oleh keluarga Valentino dan membuatnya sangat khawatir."Tuan Lucas, Tuan William datang ingin bertemu dan bicara dengan anda." Ucap Theo yang mempersilahkan Willian masuk ke dalam ruang VVIP rumah sakit yang lebih mirip seperti kamar ekslusif hotel, dibandingkan dengan rumah sakit.Kedua laki-laki itu bersalaman dan kemudian berpelukan, karena bertemu dengan teman lama."Bagaimana keadaan putramu. Aku sangat kaget dan bingung. Mendengar cucuku terlibat dalam kecelakaan Elli.""Keadaannya sudah membaik, dia hanya sadar sebentar kemudian tertidur lagi. kata dokter mungkin saja pengaruh obat. Dan yang lebih penting. Jika Kak Will, bisa membantuku mencari cucumu. Bukankah akan lebih baik. Aku tidak perlu memaksanya untuk ke sini." Ucap Lucas tersenyum tapi mengancam."Kamu masih sama seperti dulu, kata-kata dan ekspresimu halus, tapi selalu berisi ancaman." Ucap William tertawa.Dan mereka pun mengobrol lama.Setelah itu, William langsung gencar mencari Filia. Mengunjungi semua klab malam yang biasa dia kunjungi. Hotel-hotel yang biasa di jelajahi."Tuan, kami menemukan lokasi Nona Filia." Ucap salah seorang pengawal. Tanpa basa basi William langsung pergi melihat langsung keadaan cucunya.Filia sedang berpesta di kolam renang bersama teman-temannya.William menggeleng, melihat cucunya dengan bikini yang hanya menutup bagian pribadinya saja. Sambil memegang botol bir dan berjoged."Bawa dia pulang." Ucap William. Dan para pengawal langsung menggandeng tangan Filia yang membuatnya terkejut. Filia memberontak dan berteriak.Tapi kekuatannya tidak bisa dibandingkan dengan para pengawal itu. Dia sedikit tenang, setelah mengenali wajah salah satu pengawal yang merupakan pegawai kakeknya.Setelah di masukkan dalam mobil, seorang pengawal memberikan Filia sebuah selimut."Terimakasih" Ucap Filia dengan genit, dan mengelus bagian belakang telinga pengawal tersebut, yang membuatnya terperanjat. Filia hanya tertawa geli.Padahal kakeknya sedang duduk disampingnya."Sampai kapan kamu akan hidup begini?" Tanya William kesal."Sampai nafasku tak berhembus lagi." Ucap Filia tertawa kecil dan kemudian mengatupkan bibirnya melihat wajah kakeknya yang serius."Sekarang, ada apa lagi sih? Apa? Perasaanku. Aku tidak melakukan kesalahan besar. Aku Sudah tidak punya guru, untuk mendapatkan nilai tambahan." Ucap Filia membuat William kesal.Ketika SMA Filia pernah menjebak gurunya, agar dapat memberikan nilai extra padanya dan teman-temannya."Apa kamu, tau. Kamu membuat masalah terbesar dalam hidupmu. Apa kamu tidak ingat, kamu menyebabkan sebuah kecelakan?"Filia berfikir sejenak dan mengingat kehidupannya beberapa hari yang lalu."Aaahhh... Kejadian kembang api?" Ucap Filia yang masih mabuk."Sudahlah, kamu tidur dulu, kita akan membicarakannya besok." William tidak ingin bicara ketika Filia mabuk.Keesokan paginya,"Aiiirrr... Bibiiii.... Airku mana?" Filia berteriak dari tempat tidurnya, ketika bangun tidur."Maaf Non, Tuan William bilang, nona harus ambil minum ke dapur sendiri." Ucap Bi Ina, salah satu pelayan di rumah itu.Filia lalu mengacak rambutnya kesal. William sudah menunggunya untuk sarapan."Apa tidak bisa, kamu merapikan dirimu sebelum keluar kamarmu?" Ucap William berusaha menahan amarahnya."Grandpop. Aku butuh air dan ketenangan, bisa gak ngomelnya nanti saja? Sekarang aku sudah punya air, dan aku ingin minum dengan tenang." Filia lalu meneguk airnya.William hanya bisa melihat tingkah cucunya yang tidak punya aturan dan sopan santun sedikitpun."Duduklah, ada yang perlu aku bicarakan." Mendengar itu, Filia lalu menggulung rambutnya yang panjang itu dan duduk dengan malas dihadapan kakeknya."Apa kamu sadar, kamu menyebabkan kecelakaan, dan kamu sedang dicari?"Filia melihat malas, dan menghela nafasnya kasar."Aku lupa, dan aku gak perduli. Biarkan saja mereka mencari ku. Aaaahh, jadi sekarang grandpop membawaku ke sini agar mereka tidak menemukanku?" Ucap Filia tertawa pelan.Filia ingat, dia saat itu tengah mabuk, dan fokus melihat kembang api di atas sampai tak sadar turun ke jalan dan saat itu mobil Elliot lewat. Filia yang mabuk, mengabaikan hal itu dan langsung pulang."Justru sebaliknya, aku akan menyerahkan kamu kepada mereka. Aku sudah cukup melihat tingkah lakumu selama ini."ucap William menatap cucunya."Kamu pikir gara-gara siapa aku begini? Setelah putramu meninggal, kamu baru mencari ku dan mama." Filia lalu pergi ke kamarnya.Pengawalnya lalu menghalangi jalan Filia.Filia menatap kakeknya dengan marah."Bersiap-siaplah, aku akan memperlihatkan akibat perbuatanmu." Ucap William tak perduli pada ucapan Filia yang menyalahkan dirinya.*bersambung..."Bersiap-siaplah, aku akan memperlihatkan akibat perbuatanmu." Ucap William tak perduli pada ucapan Filia yang menyalahkan dirinya. Karena tak berdaya, Filia terpaksa menyetujui nya. Dia mandi dan bersiap-siap. dia menggunakan rok mini hitam, tank top dan blazer denim. Di tambah stocking jaring dan sepatu kets miliknya. Filia sengaja menunjukkan penampilan yang tidak serasi dan berantakan. Begitu keluar, William yang melihat penampilan cucunya hanya bisa menggeleng dan memegang kepalanya merasa pusing. "Kenapa?" Tanya Filia menghempaskan tubuhnya di atas sofa di depan kakeknya yang sudah menunggunya. "Gantilah dengan pakaian yang lebih tertutup. Kita Akan ke rumah sakit. Dan kita akan bertemu dengan banyak orang." Ucap William lagi. "Apa aku harus memerintahkan orang untuk menggantikan pakaian mu juga?" Lanjut William kesal karena Filia mengabaikannya. "Okay, fine. Tunggu sebentar." Filia akhirnya mengganti pakaiannya dengan celana panjang kain, blazer hitam dan flat shoes nya.
"Tapi, kamu harus bertanggung jawab dengan menikahi Elliot." Ucap Lucas. Membuat Filia membelalak menatap William dan juga Elliot yang kaget langsung berusaha duduk dan Theo membantunya. "Apa? Apa yang ayah pikirkan?" Ucap Elliot marah. "Benar, saya juga tidak mengerti. Kenapa saya harus menikahi dia. Saya memang membuatnya lumpuh. Tapi kenapa saya harus menikah? Saya bisa masuk penjara, atau buat saya lumpuh jika ingin membuatnya adil." Tanya Filia bingung dan marah. "Gara-gara kamu. Elliot tidak bisa jadi menikah. Dan tunangannya pergi meninggalkannya."ucap Lucas. "Pergi, kenapa? Kenapa tunangannya harus pergi. Apa itunya sudah tidak berfungsi? " Ucap Filia menatap tubuh Elliot. Semua orang di ruangan itu terkejut. Tak mendapat jawaban, Filia bertanya lagi. "Lalu kenapa aku harus, menikah dengannya kalau itunya tidak berfungsi. Apa kalian memintaku menjadi wanita yang hanya merawat suaminya dan tidak mendapatkan nafkah batin?" Ucap Filia kesal. Meskipun sebenarnya dia tidak
"Aku akan menikah 3 hari lagi." Ucap Filia mengabaikan lelucon Chloe dan membuat ketiga temannya tertawa terbahak-bahak.Melihat Filia yang tidak tertawa dan fokus mengaduk-aduk kuenya teman-temannya terdiam. "Seriously?" Ucap Shinta memastikan ucapan Filia. Ketiga sahabatnya menatapnya dengan serius dan ingin mendengar kelanjutan ceritanya. "Kalian ingat, acara kembang api, 4 hari yang lalu?" Tanya Filia. "Iya.. Iya. yang kamu hampir ketabrak. Terus ada kecelakaan." Ucap Zoe. "Laki-laki yang akan ku nikahi adalah salah satu korbannya. Dan sekarang dia sedang lumpuh tak bisa berjalan. Merasa iba, aku menawarkan diri menjadi istrinya dan akan merawatnya sepenuh hati." Ucap Filia dengan gerakan tangan yang berlebihan. "Hahahahhahaa... Kamu, akan merawatnya sepenuh hati? Yang ada kamu akan buat laki-laki itu semakin lumpuh karena tingkah lakumu." Ucap Chloe memukul lengan Filia pelan. Filia menghela nafas kasar. Dan akhirnya di menceritakan hal yang sebenarnya. Dia memang benar-b
Filia langsung pulang ke kediaman Raymond, dan berdiri di depan kamar William. Lama dia berdiri di situ, sampai William membuka pintu kamarnya dan menegur Filia. "Apa alasan sebenarnya Pop, menjodohkan ku dengan Tuan Elliot?" Tanya Filia melihat William, yang sudah mulai sadar dari efek minuman. Lama William menatap Filia. "Aku hanya ingin menyembuhkan dan menjaga mu." Ucap William sedih. Mendengar Itu air mata Filia perlahan keluar. "Menyembuhkan? Aku tidak ingin disembuhkan." Filia mengusap air matanya. "Aku tidak ingin menikah, aku tidak mau. Dan aku bisa menjaga diriku sendiri." Ucap Filia marah dan mendekat pada William."Dan apa pop lupa dengan penyakit ku?, bagaimana bisa menyuruhku menikah?." Tanya Filia menatap William tajam. "Aku, sudah tidak muda lagi, Filia. Mamamu dan kamu membutuhkan orang yang bisa melindungi kalian berdua. Masalah penyakitmu, Lucas sudah mengetahuinya. Dan tentang Elliot, dia tidak akan pernah menyentuh wanita yang tidak dia cintai. Dia masih men
Filia yang tertidur, mulai gatal-gatal dan memerah. Dia terlalu banyak pikiran dan melupakan hal pentingnya. Dengan cepat dia berlari ke kamar mandi dan menyalakan shower di kamarnya. Dia tak melihat Elliot di kamarnya, dan lalu kembali tidur. Keesokan paginya, pelayan yang masuk membangunkan Filia terkejut melihat keadaan Filia. "NONAAA..... " Teriak pelayan itu, membuat beberapa orang pergi ke kamar dan melihat Filia. "Kenapa sih berisik banget?" Ucap Filia yang bangun. "Wajah Nona, wajah Nona." Ucap Pelayan itu masih terkejut. Filia bangun dan melihat dirinya di cermin. "Aahh, sial. Aku lupa membawa obatku." Ucap Filia yang membongkar tasnya. "Ada apa ini? " Tanya Theo yang ikut melihat ke arah kamar dan melihat kondisi Filia. Wajahnya memar dan bengkak merah, meski tak merasakan sakit Filia sangat membenci reaksi tubuhnya. Sisa lecet semalam membuat tubuh dan wajahnya lebih merah daripada reaksi biasanya. Filia dengan cepat mengambil ponselnya dan langsung mengubungi kak
"Yaaa, jadi ini adalah kejutan untuk pengantin wanita kita." Teriak pembawa acara menunjuk ke arah Filia. Filia membelalakkan matanya dan terkejut, dan menatap pada Elliot. Sementara Elliot hanya tersenyum dan bertepuk tangan dari atas kursi rodanya. "Untuk rekan bisnis Tuan Elliot, kita tahu Tuan Elliot adalah pebisnis yang hebat. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia juga laki-laki yang sangat romantis. Tak mau istrinya yang masih muda ini merasa jenuh, dia menyiapkan lagu yang membuat kita semua terutama istrinya untuk rileks dan lebih menikmati pesta ini." Ucap Pembawa acara langsung meminta DJ menyalakan musik tadi, tapi dengan volume yang tidak memekakkan telinga. Hal ini malah membuat Filia kesal, bagaimana bisa rencananya malah berubah menjadi rencana Elliot dan mengubahnya menjadi pria romantis. Ketika Filia akan pergi, Eliot menarik pergelangan tangan Filia. "lepaskan!!!" Teriak Filia sampai terjatuh, membuat semua pandangan ke arah mereka. "Filia..!! "Teriak Ketiga sah
"Hentikaaaan, menjauh dari istriku." Teriak Eliot dengan suaranya yang menggelegar. membuat para kameramen dan wartawan itu, terdiam. Theo dan pengawal lainnya lalu menyuruh para kameramen itu mundur. "Nona Filia." Ucap Theo pelan. Filia yang penuh air mata mengangkat wajahnya melihat wajah Theo yang familiar langsung memeluknya. Membuat semua orang lagi-lagi terkaget, tak kalah kaget dengan Theo dan Eliot. Tapi Theo dengan sigap menggendong Filia dan meletakkannya di pangkuan Eliot yang sedang duduk di kursi roda."Nona saya akan meletakkan anda dipangkuan Tuan Elliot." Bisik Theo. Filia mengangguk pelan, Dia hanya ingin pergi dari tempat itu secepat mungkin. Dia tak mengangkat wajahnya. Setelah di pangkuan Eliot, Filia balik memeluk leher Eliot. Dia mencium aroma tubuh Eliot. Tidak seperti laki-laki seusianya memiliki aroma nikotin dan bau menyengat dari rokok seperti yang hisap dari aroma tubuh Theo. Filia, tak menyukai aroma rokok tembakau dan sejenisnya, karena itu ia dan
"Filiiiaaaaa!!! " Teriak ketiga sahabat itu melihat Filia di atas lantai dan langsung memburu masuk. Mata Zoe langsung tertuju pada layar besar yang menampilkan laki-laki yang menjadi target balas dendam mereka. Dan dengan cepat dia menutup tirai kamar. Shinta dengan cepat mengeluarkan obat Filia. Otot-otot Filia yang sudah menegang mulai melemas setelah beberapa menit, reaksi obat itu. Sementara Elliot juga tak kalah khawatir. "Tuan, wajah anda." Ucap Theo. Elliot menggeleng, menyuruh Theo membantu gadis-gadis di hadapannya. "Apa dia tak apa-apa?" Tanya Elliot menatap ketiga sahabat Filia. "Sekarang sudah tak apa-apa." Ucap Chloe lega. "Tolong, pindahkan dia atas tem.." Shinta menghentikan ucapannya. "Filia tidur dimana?" Tanya Shinta melihat sofa dan tempat tidur bergantian lalu menatap Elliot. "Biarkan dia di atas tempat tidur. Aku akan tidur di sofa." Ucap Elliot. Lalu Chloe meminta bantuan Theo untuk mengendong Filia. Dan Theo memanggil pengawal lain, membantu Elliot