"Bersiap-siaplah, aku akan memperlihatkan akibat perbuatanmu." Ucap William tak perduli pada ucapan Filia yang menyalahkan dirinya.
Karena tak berdaya, Filia terpaksa menyetujui nya. Dia mandi dan bersiap-siap. dia menggunakan rok mini hitam, tank top dan blazer denim. Di tambah stocking jaring dan sepatu kets miliknya. Filia sengaja menunjukkan penampilan yang tidak serasi dan berantakan.Begitu keluar, William yang melihat penampilan cucunya hanya bisa menggeleng dan memegang kepalanya merasa pusing."Kenapa?" Tanya Filia menghempaskan tubuhnya di atas sofa di depan kakeknya yang sudah menunggunya."Gantilah dengan pakaian yang lebih tertutup. Kita Akan ke rumah sakit. Dan kita akan bertemu dengan banyak orang." Ucap William lagi."Apa aku harus memerintahkan orang untuk menggantikan pakaian mu juga?" Lanjut William kesal karena Filia mengabaikannya."Okay, fine. Tunggu sebentar." Filia akhirnya mengganti pakaiannya dengan celana panjang kain, blazer hitam dan flat shoes nya.Setelah memeriksa penampilan Filia, akhirnya mereka menuju ke rumah sakit.Filia hanya menyandarkan kepalanya ke jendela mobil, karena dia sebenarnya masih ingin tidur, dan menguap beberapa kali."Apa kamu masih berpikir, bahwa yang terjadi itu semua salahku?" Tanya William yang menatap punggung cucunya, karena Filia membelakanginya."Kalau saja, grandpop tidak mengusir mama waktu mama hamil, aku gak perlu bertemu dengan bajingan-bajingan itu. Aku dan mama tidak perlu melewati semuanya sendirian. Yang grandpop pikirkan hanyalah Om Seno." Ucap Filia kesal."Dan kalau saja Grandpop lebih perhatian sama Mama. Aku juga gak perlu lahir dan hidup seperti ini."Filia tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Tapi, jika tidak dia merasa seperti akan gila jika tak ada tempat untuk melampiaskan amarahnyaSeno adalah anak kedua dari William. Dia dilahirkan dalam keadaan tidak sehat, dan istrinya meninggal ketika melahirkan Seno.Tapi, William lupa, bahwa yang kehilangan hari itu bukan hanya Dirinya dan Seno, Sena putri pertamanya pun kehilangan ibunya di usia 4 tahun. Kehilangan Ibu dan juga kehilangan kasih sayang dan perhatian ayahnya. Sena mencari kebahagiaannya di luar dan bertemu dengan ayahnya Filia, bernama Jhon.William tahu, memang itu adalah salahnya. Jika saja dulu dia tidak mengabaikan Sena mungkin kisah hidupnya akan berbeda.William hanya menghela nafasnya. Dulu demi menyelamatkan putri dan cucunya, dia bahkan sampai membunuh Jhon.Saat itu, Sena berlari ke rumahnya meminta bantuan ayahnya. Dia sudah tahan hidup dengan Jhon, tapi Jhon tidak mau melepaskan Sena dan Filia.Jhon selalu menyiksa Sena ketika ingin melindungi putrinya yang mendapatkan pelecehan dari teman-teman Jhon sejak usia 12 tahun.Sena dan Filia tidak bisa melupakan penderitaan mereka. Karena itu, Filia menghibur dirinya dengan melakukan apapun yang dia anggap menyenangkan untuknya. Ada beberapa hal yang menjadi peraturan bagi Filia. Berhubungan badan, dan nark*ba adalah hal yang dia hindari.William lalu mengelus kepala cucunya dari belakang."Maafkan aku. FILIA." William hanya bisa mengucapkan maaf saja."Jangan menangis, jangan menangis Filia." Batin Filia tak ingin kakeknya melihat air matanya. Filia lalu menarik mendorong tangan William yang mengelus kepalanya."Aku sudah baik-baik saja sekarang. Tapi, apakah sekarang aku harus ke sana. Apa grandpop tidak bisa menyelesaikannya sendiri?""Tidak, tidak bisa. Kamu tidak tau. Apa yang sudah kamu sebabkan. mereka adalah keluarga baik-baik,aku yakin kalau kamu mau meminta maaf dan bertanggung jawab, mereka akan memaafkan mu, meskipun kamu akan menanggung hukuman." Ucap William menggeleng sedih."Kesalahan apa yang aku perbuat, sampai harus dihukum. Aku Hanya tidak sengaja jalan ke jalan raya. Itu Juga sebagian kesalahannya karena tidak menyetir dengan hati-hati."batin Filia.Akhirnya mereka tiba di rumah sakit.William langsung membawa Filia ke ruangan Elliot.Begitu tiba, William di sambut dengan pelukan oleh Lucas. Dan Vanesa masih setia duduk di samping tempat tidur Elliot."Apa dia masih belum sadar?" Tanya William."Dia sudah sadar, hanya saja. Dia ingin tetap tidur. Dia tidak mau makan dan juga tidak mau melakukan apapun. Padahal 3 hari lagi dia menikah." Lucas lalu menatap Filia yang hanya menunduk karena gugup.William lalu menarik Filia ke dekat Elliot. Vanesa menatap Filia marah."Sekarang Elli ku tidak dapat berjalan. Dan itu semua karena kamu." Menunjuk Filia."Aa.a.a.pa? Tidak bisa berjalan?" Ucap Filia kaget, lalu menatap William."maafkan saya. Saya benar-benar tidak bermaksud. Saya tidak sengaja. Dan saya akan bertanggung jawab. Bagaimanapun caranya". Filia lalu berlutut.Filia tidak menyangka, kalau perbuatannya malam itu, menyebabkan seseorang sampai lumpuh. Dia benar-benar merasa menyesal." Aku akan membuat kamu, dipenjara selamanya." Ucap Vanesa dengan emosi.Filia membelalakkan matanya. William pun terkejut, karena bukan itu yang William dan Lucas bicarakann beberapa hari yang lalu.Melihat istrinya yang semakin panas dan marah., Lucas menyuruh pengawal membawa istrinya ke kamar lain, untuk meredakan emosinya."Bukan ini yang kita sepakati tadi malam." Ucap Lucas berbisik pada istrinya. Kemudian di bawa ke kamar lain."Kak Will, tunggu di sini. Aku akan menenangkan istriku dulu." Lucas mengikuti istrinya yang dibawa ke kamar tidur sebelah."Pop? Aku harus bagaimana?" Tanya Filia khawatir."Yah, kamu harus bertanggung jawab. Aku akan membantumu sebisaku." Ucap William membantu Filia berdiri dan lalu duduk di sofa.Sementara Filia mendekati tempat tidur Elliot.Dia melihat laki-laki yang sangat tampan, garis wajahnya yang tegas, alis yang tebal, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang sangat pas dengan wajahnya. Bahkan dalam keadaan sakit dia masih terlihat sangat mempesona.Filia tidak sadar tangannya bergerak sendiri, menyentuh alis Elliot dan terkagum dengan ketampanannya."Apa yang anda lakukan?" Theo kemudian menarik tangan Filia agar tidak menyentuh Eliot. Dan hal itu, membuat Filia sangat terkejut dan menghempaskan tangan Theo.Filia benci di sentuh oleh laki-laki yang tidak dia kenal. Tapi dia senang menyentuh laki-laki dan membuat mereka merasa tidak nyaman."Aww.. Aku hanya ingin mengambil sisa tisu diwajahnya." Filia berasalan setelah melihat sisa tisu di wajah Elliot."Tuan William, apa ini cucu anda?" Tanya Theo dengan suara beratnya. William hanya mengangguk.Mendengar suara asistennya, Elliot bangun."The, bawa aku keluar dari rumah sakit ini." Ucap Elliot datar."Tapi, Tuan Lucas tidak akan mengizinkannya. Dan gadis yang bertanggung jawab atas kecelakaan anda sudah berada di sini."Elliot memandang Filia dengan tatapan kosong dan memiringkan tubuhnya dengan bantuan Theo."Suruh dia pergi, tidak ada gunanya menghukumnya pun tidak akan membuatku bisa berjalan lagi." Ucap Elliot tak perduli."Itu hanya kemungkinan Tuan, kita pasti akan menemukan cara lain." Ucap Theo menghibur Theo.Filia tersenyum mendengarnya. Lalu dengan cepat berjalan ke arah William."Pop, sudah dengar kan apa yang diucapkan Laki-laki itu. Aku tidak perlu bertanggung jawab. Dia benar, memintaku dihukum tidak akan membuatnya berjalan lagi." Filia menarik tangan William yang duduk di sofa dengan diam.Tapi William tidak bergerak. "Kita tunggu Lucas, kami memiliki rencana lain." Ucap William."Aku tidak tau, kalau ini adalah berita baik untuk Elliot." Batin Theo. Karena Theo tau apa yang Lucas dan William rencanakan.Lucas yang keluar dari kamar lalu berjalan ke arah Filia."Kami tidak akan menuntut mu, dan membuatmu di penjara." Ucap Lucas membuat Filia tersenyum lebar dan senang."Terima kasih, Tuan.emm.. Terima kasih." Jujur saja, Filia lupa nama Lucas yang baru saja disebut William."Tapi, kamu harus bertanggung jawab dengan menikahi Elliot."*bersambung..."Tapi, kamu harus bertanggung jawab dengan menikahi Elliot." Ucap Lucas. Membuat Filia membelalak menatap William dan juga Elliot yang kaget langsung berusaha duduk dan Theo membantunya. "Apa? Apa yang ayah pikirkan?" Ucap Elliot marah. "Benar, saya juga tidak mengerti. Kenapa saya harus menikahi dia. Saya memang membuatnya lumpuh. Tapi kenapa saya harus menikah? Saya bisa masuk penjara, atau buat saya lumpuh jika ingin membuatnya adil." Tanya Filia bingung dan marah. "Gara-gara kamu. Elliot tidak bisa jadi menikah. Dan tunangannya pergi meninggalkannya."ucap Lucas. "Pergi, kenapa? Kenapa tunangannya harus pergi. Apa itunya sudah tidak berfungsi? " Ucap Filia menatap tubuh Elliot. Semua orang di ruangan itu terkejut. Tak mendapat jawaban, Filia bertanya lagi. "Lalu kenapa aku harus, menikah dengannya kalau itunya tidak berfungsi. Apa kalian memintaku menjadi wanita yang hanya merawat suaminya dan tidak mendapatkan nafkah batin?" Ucap Filia kesal. Meskipun sebenarnya dia tidak
"Aku akan menikah 3 hari lagi." Ucap Filia mengabaikan lelucon Chloe dan membuat ketiga temannya tertawa terbahak-bahak.Melihat Filia yang tidak tertawa dan fokus mengaduk-aduk kuenya teman-temannya terdiam. "Seriously?" Ucap Shinta memastikan ucapan Filia. Ketiga sahabatnya menatapnya dengan serius dan ingin mendengar kelanjutan ceritanya. "Kalian ingat, acara kembang api, 4 hari yang lalu?" Tanya Filia. "Iya.. Iya. yang kamu hampir ketabrak. Terus ada kecelakaan." Ucap Zoe. "Laki-laki yang akan ku nikahi adalah salah satu korbannya. Dan sekarang dia sedang lumpuh tak bisa berjalan. Merasa iba, aku menawarkan diri menjadi istrinya dan akan merawatnya sepenuh hati." Ucap Filia dengan gerakan tangan yang berlebihan. "Hahahahhahaa... Kamu, akan merawatnya sepenuh hati? Yang ada kamu akan buat laki-laki itu semakin lumpuh karena tingkah lakumu." Ucap Chloe memukul lengan Filia pelan. Filia menghela nafas kasar. Dan akhirnya di menceritakan hal yang sebenarnya. Dia memang benar-b
Filia langsung pulang ke kediaman Raymond, dan berdiri di depan kamar William. Lama dia berdiri di situ, sampai William membuka pintu kamarnya dan menegur Filia. "Apa alasan sebenarnya Pop, menjodohkan ku dengan Tuan Elliot?" Tanya Filia melihat William, yang sudah mulai sadar dari efek minuman. Lama William menatap Filia. "Aku hanya ingin menyembuhkan dan menjaga mu." Ucap William sedih. Mendengar Itu air mata Filia perlahan keluar. "Menyembuhkan? Aku tidak ingin disembuhkan." Filia mengusap air matanya. "Aku tidak ingin menikah, aku tidak mau. Dan aku bisa menjaga diriku sendiri." Ucap Filia marah dan mendekat pada William."Dan apa pop lupa dengan penyakit ku?, bagaimana bisa menyuruhku menikah?." Tanya Filia menatap William tajam. "Aku, sudah tidak muda lagi, Filia. Mamamu dan kamu membutuhkan orang yang bisa melindungi kalian berdua. Masalah penyakitmu, Lucas sudah mengetahuinya. Dan tentang Elliot, dia tidak akan pernah menyentuh wanita yang tidak dia cintai. Dia masih men
Filia yang tertidur, mulai gatal-gatal dan memerah. Dia terlalu banyak pikiran dan melupakan hal pentingnya. Dengan cepat dia berlari ke kamar mandi dan menyalakan shower di kamarnya. Dia tak melihat Elliot di kamarnya, dan lalu kembali tidur. Keesokan paginya, pelayan yang masuk membangunkan Filia terkejut melihat keadaan Filia. "NONAAA..... " Teriak pelayan itu, membuat beberapa orang pergi ke kamar dan melihat Filia. "Kenapa sih berisik banget?" Ucap Filia yang bangun. "Wajah Nona, wajah Nona." Ucap Pelayan itu masih terkejut. Filia bangun dan melihat dirinya di cermin. "Aahh, sial. Aku lupa membawa obatku." Ucap Filia yang membongkar tasnya. "Ada apa ini? " Tanya Theo yang ikut melihat ke arah kamar dan melihat kondisi Filia. Wajahnya memar dan bengkak merah, meski tak merasakan sakit Filia sangat membenci reaksi tubuhnya. Sisa lecet semalam membuat tubuh dan wajahnya lebih merah daripada reaksi biasanya. Filia dengan cepat mengambil ponselnya dan langsung mengubungi kak
"Yaaa, jadi ini adalah kejutan untuk pengantin wanita kita." Teriak pembawa acara menunjuk ke arah Filia. Filia membelalakkan matanya dan terkejut, dan menatap pada Elliot. Sementara Elliot hanya tersenyum dan bertepuk tangan dari atas kursi rodanya. "Untuk rekan bisnis Tuan Elliot, kita tahu Tuan Elliot adalah pebisnis yang hebat. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia juga laki-laki yang sangat romantis. Tak mau istrinya yang masih muda ini merasa jenuh, dia menyiapkan lagu yang membuat kita semua terutama istrinya untuk rileks dan lebih menikmati pesta ini." Ucap Pembawa acara langsung meminta DJ menyalakan musik tadi, tapi dengan volume yang tidak memekakkan telinga. Hal ini malah membuat Filia kesal, bagaimana bisa rencananya malah berubah menjadi rencana Elliot dan mengubahnya menjadi pria romantis. Ketika Filia akan pergi, Eliot menarik pergelangan tangan Filia. "lepaskan!!!" Teriak Filia sampai terjatuh, membuat semua pandangan ke arah mereka. "Filia..!! "Teriak Ketiga sah
"Hentikaaaan, menjauh dari istriku." Teriak Eliot dengan suaranya yang menggelegar. membuat para kameramen dan wartawan itu, terdiam. Theo dan pengawal lainnya lalu menyuruh para kameramen itu mundur. "Nona Filia." Ucap Theo pelan. Filia yang penuh air mata mengangkat wajahnya melihat wajah Theo yang familiar langsung memeluknya. Membuat semua orang lagi-lagi terkaget, tak kalah kaget dengan Theo dan Eliot. Tapi Theo dengan sigap menggendong Filia dan meletakkannya di pangkuan Eliot yang sedang duduk di kursi roda."Nona saya akan meletakkan anda dipangkuan Tuan Elliot." Bisik Theo. Filia mengangguk pelan, Dia hanya ingin pergi dari tempat itu secepat mungkin. Dia tak mengangkat wajahnya. Setelah di pangkuan Eliot, Filia balik memeluk leher Eliot. Dia mencium aroma tubuh Eliot. Tidak seperti laki-laki seusianya memiliki aroma nikotin dan bau menyengat dari rokok seperti yang hisap dari aroma tubuh Theo. Filia, tak menyukai aroma rokok tembakau dan sejenisnya, karena itu ia dan
"Filiiiaaaaa!!! " Teriak ketiga sahabat itu melihat Filia di atas lantai dan langsung memburu masuk. Mata Zoe langsung tertuju pada layar besar yang menampilkan laki-laki yang menjadi target balas dendam mereka. Dan dengan cepat dia menutup tirai kamar. Shinta dengan cepat mengeluarkan obat Filia. Otot-otot Filia yang sudah menegang mulai melemas setelah beberapa menit, reaksi obat itu. Sementara Elliot juga tak kalah khawatir. "Tuan, wajah anda." Ucap Theo. Elliot menggeleng, menyuruh Theo membantu gadis-gadis di hadapannya. "Apa dia tak apa-apa?" Tanya Elliot menatap ketiga sahabat Filia. "Sekarang sudah tak apa-apa." Ucap Chloe lega. "Tolong, pindahkan dia atas tem.." Shinta menghentikan ucapannya. "Filia tidur dimana?" Tanya Shinta melihat sofa dan tempat tidur bergantian lalu menatap Elliot. "Biarkan dia di atas tempat tidur. Aku akan tidur di sofa." Ucap Elliot. Lalu Chloe meminta bantuan Theo untuk mengendong Filia. Dan Theo memanggil pengawal lain, membantu Elliot
"Saat itu, ketika beberapa orang menyerang keluarga kita, mamamu sudah terluka parah saat mengandung mu. Tapi, Kak Will dengan sekuat tenaganya membawa ibumu melewati semua orang-orang itu dan membawa ibumu ke rumah sakit, ibumu yang kehilangan banyak darah, hampir kehilangan nyawanya, lagi-lagi dia mendonorkan darahnya untuk Mamamu. Kalau bukan karena kak Will, aku mungkin akan kehilangan kalian berdua." Ucap Lucas meremas pelan bahu Elliot. "Tapi, tidak perlu menikah. Jika melindungi anak dan cucu Tuan William yang ayah mau." Tegas Elliot lagi. "William ingin kita mewarisi setengah dari harta miliknya, dengan janji melindungi Sena dan Filia selamanya. Dan hanya dengan menikah, akan mempermudah segalanya." Lanjut Lucas menjelaskan. "Ayah, ini semua sangat tidak masuk akal." Elliot hendak pergi. "Hanya beberapa bulan, tidak sampai setahun. Kamu bahkan tidak perlu melayaninya sebagai seorang suami. Karena gadis itu juga tidak membutuhkannya." Ucap Lucas membuat Elliot bertanya. El