Menatap ke arah Versus, menatapnya dengan intens sembari menaikkan tipis sudut alisnya. "Kenapa kau berpikir aku memikirkan Yessa?""Bukankah karena itu konsentrasi Anda cukup terganggu saat ini, Yang Mulia?" tanya langsung Versus sembari mengerutkan dahi. "Itu karena Yessa adalah kekasih Anda," imbuhnya lagi.Tak ada yang tidak tahu di seluruh negara ini kalau Yessa adalah satu-satunya wanita yang sangat penting bagi Raja. Dia adalah kekasih sang Raja! Wanita yang disayangi Raja, Asteria Ternin. Dan itu adalah rahasia umum yang sudah diketahui semua orang.Tak terkecuali Versus yang tahu akan hal itu. Tetapi, baru-baru ini terjadi ketidakseimbangan di istana dalam. Di mana banyak sekali hal-hal yang menyebar tanpa bisa dikendalikan. Rumor yang sangat panas bagai virus yang mematikan.Dan rumor itu adalah tentang Ratu dan Raja. Terutama sang Ratu.Ratu yang berselingkuh dengan membawa pria lain ke dalam kamarnya tepat di malam penyambutan atas kepulangan sang Raja. Ratu yang marah te
Keluar? Dari istana dan pergi ke pusat kota untuk menghadiri bazar malam?Eudora tak mendengar hal semacam itu selama tinggal di dunia ini. Tidak, tetapi ia juga tak pernah menikmati hal-hal seperti itu waktu dia menjadi Mariane dulu. Hidupnya terlalu monoton dan membosankan. Sedangkan sekarang hidupnya terlalu ekstrim!Tetapi, setidaknya ia ingin menikmati itu meski hanya sekali."Apakah tak apa?" gumam Eudora dengan ragu. Menatap Tily dengan tatapan penuh harap namun juga penekanan pada hasrat untuk diri sendiri."Aku bukan berada di dalam situasi yang bisa berpergian santai seperti itu, Tily!" Eudora menghela napasnya dengan pendek dan berat. Menikmati malam indah dengan suasana bazar seperti negeri dongeng, tentu saja karakter seperti Eudora tak akan pernah bisa menikmati hal-hal seperti itu. Jadi dia tak akan memikirkan tentang harapan itu.Eudora—Mariane—mengingat satu adegan yang ia tulis di lembaran cerita 'The King Lovers' miliknya ini. Yaitu saat sang heroine sedang berkenc
Pada akhirnya Isidore harus kalah dengan desakan ajudan setianya. Entah atas dasar apa dan kenapa ia mengikuti saran Versus, tetapi kali ini ia benar-benar sudah keluar dari istana dan menuju ke bazar malam pusat kota.Tentu saja Isidore keluar dengan menyamar. Menggunakan tudung warna gelap yang menutupi rambut birunya—rambut yang merupakan ciri-ciri keluarga Kerajaan.Isidore melirik ke arah ajudannya yang sedang mengawalnya juga itu. Versus berjalan dengan wajah berseri karena sarannya dikabulkan oleh Isidore. "Apa kau benar-benar sesenang itu, Versus?""Tentu saja, Yang Mulia! Dengan Yessa yang tak lagi marah kepada Anda, maka harapan semua orang akan terkabul!" seru Versus penuh kegembiraan di wajahnya.Isidore, dia hanya bisa mendengus berat sembari memutar bola matanya dengan jengah.Tanpa menanggapi serius Versus yang sedang kegembiraan sendiri seperti melihat kedua orang tuanya akur setelah bertengkar hebat, Isidore pun memikirkan satu hal yang tampak cemerlang. Cara agar dia
Rasanya waktu benar-benar berhenti.Bukan karena Eudora yang terpaku dan terhanyut oleh pernyataan Isidore, si Raja kematiannya itu, untuk mengajak berkencan. Tetapi karena ia seperti mendengar keputusan hukuman mati untuknya!Tetapi pada akhirnya ia tak bisa menolak permintaan Raja, bukan? Dia masih ingin hidup lebih panjang!'Sebenarnya apa yang dilakukan oleh malaikat maut ini? Kenapa dia tiba-tiba menginginkan permintaan konyol? Berkencan? Sungguh konyol!' batin Eudora dengan hati yang was-was.Ia kini sedang berjalan beriringan dengan malaikat mautnya sendiri. Di tengah malam dan udara yang semakin dingin. Bukankah ini waktu yang pas bagi malaikat maut untuk turun ke bumi dan membunuh manusia?"Aku rasa saat ini wajahku benar-benar akan berlubang jika kau terus menatapku seperti itu, Ratu!" ucap Isidore dengan pandangan yang masih lurus ke depan.Tanpa melihat ke arah samping pun, Isidore bisa mengetahui kalau saat ini Ratunya itu sedang menatapnya dengan sangat tajam. Seperti in
"Bakar hidup-hidup penjahat itu!""Bunuh dia!""Penggal kepalanya!""Dasar penjahat kejam! Berani-beraninya kau mengacaukan negara dan juga membunuh calon Ratu masa depan!"Semua teriakan dan makian menggema di seluruh jalanan menuju alun-alun kota. Sumpah serapah yang diiringi oleh lemparan berbagai kotoran dan batu, menjadi pemandangan yang mengerikan yang didapatkan seorang wanita.Wanita berambut blonde yang lurus dan indah, kini tak ada lagi keindahan. Karena rambutnya yang terpotong berantakan, pendek, kumal, serta hampir setengah botak. Pun tubuhnya yang dulu mulus, seputih dan sehalus sutra, kini hanya ada goresan luka dan begitu kering kerontang.Tubuh penuh luka, wajah dengan berbagai memar, adalah penampilan dari sang Ratu Kerajaan Deimos yang dulu begitu cantik. Bahkan menjadi wanita paling cantik di sepenjuru benua.Ratu Eudora Circe, seorang putri dari Kerajaan seberang yang menikah politik dengan Raja Kerajaan Deimos, Raja Isidore Von De Eryx."Dasar pelacur jahat!""Pe
Seorang wanita dengan perlahan membuka matanya. Dia yang sedang berbaring di atas ranjang yang besar dan di tengah-tengah ruangan yang luas. Tirai lembut sedikit transparan, menari-nari akibat angin panas dan sejuk dari luar yang menghantamnya. Cahaya mentari yang terang, menyelinap masuk tanpa permisi. Membuat sang empunya mata yang baru saja terbuka itu, sedikit merengit. Menutupi netranya yang kesulitan akibat penerimaan cahaya yang terlalu banyak. Tak lama kemudian, wanita itu pun perlahan mengangkat tubuh bagian atasnya. Tangannya di atas sprei dikubur untuk menopangnya. Lalu dengan perlahan, wanita itu turun dari ranjang tempatnya tertidur tadi. Ia melihat sekeliling yang ada di sekitarnya. Ia berada di sebuah tenda! Merasa asing, ia pun berjalan dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari tempat ini. Seketika tepat saat ia berhasil keluar dari tenda, kamar tidur tempatnya berbaring dan membuka mata, ia pun langsung melebarkan bola matanya seketika. Melihat apa yang menjadi pe
Eudora bangkit dan berjalan ke meja rias. Dia menatap pantulan di cermin. Di mana bayangan wajahnya kini terlihat sangat jelas. Wajah yang sangat asing baginya.Dia semakin menelisik setiap detail wajahnya di dekat cermin lalu mengulurkan tangan untuk melihatnya. Eudora yang kini berada tepat di depan cermin mengulurkan tangan dan menekankan telapak tangannya ke bayangan dirinya yang ada di dalam cermin.Eudora Circe.Eudora mengerutkan alisnya. Bibirnya bergerak-gerak dari sisi ke sisi, lalu dia menjulurkan lidahnya. Pun ia juga membuat berbagai ekspresi tajam dan dingin. Berkerut keras seperti seorang antagonis. Lalu dia memiringkan kepalanya, miring dengan satu tangan di dagunya.Bayangan wanita yang ada di cermin menyalin semua tindakan.Wanita di cermin itu memiliki rambut yang cukup panjang. Rambut hitam lurusnya menjuntai ke pinggangnya. Matanya juga hitam.Itu akrab dengan karakteristik luar dari orang-orang di mana Mariane, jiwa yang menempati tubuh Eudora, dilahirkan dan dib
Pelayan itu kembali bersuara dengan lirih bergumam, "Saya harus mendapatkan seekor sapi." Bellion sangat senang dengan makanan yang akan segera dimakan dan dengan patuh bergerak saat pelayannya menarik. Isidore mengambil langkah dan mengamati sekelilingnya dengan cepat. Dia tidak bisa melihat wajah satu orang pun. Dia adalah orang yang tidak akan pernah jatuh ke posisi ini di mana dia bisa mengingatkan orang-orang di sekitarnya tentang posisinya tanpa banyak usaha. 'Ada yang salah.' Isidore bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Seolah merasakan memang ada sesuatu yang salah. Atau lebih tepatnya ada sesuatu yang kurang? "Hemm sudahlah mungkin hanya perasaanku saja," gumam Isidore lagi dengan lirih. "Yang Mulia, apa ada yang mengganggu Anda?" Versus—salah satu ajudannya, bertanya seolah melihat ada hal yang salah dengan Rajanya. "Tidak, lupakan!" sahut Isidore datar. Verus berdiri berdampingan dengan sang Raja, yang sedang mengiringi dan melayaninya. Para pelayan yang lain juga