Share

Menggoda Zavier

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2025-07-21 11:21:13

Prok! Prok! Prok!

Suara tepuk tangan menggema dari arah pintu.

“Woah, bagus, luar biasa.”

Zavier sontak memutar tubuhnya. Jantungnya hampir berhenti seketika.

Di sana, berdiri seseorang di ambang pintu. Siluetnya tegak, anggun, dan memancarkan wibawa.

Nyonya Eliza ...?

Dengan tangan masih terangkat setengah, wanita itu menatap Zavier dengan senyum kecil menghias bibirnya.

“Bagus,” ucap Eliza pelan. “Hebat sekali.”

Zavier mundur satu langkah, panik. “N-nyonya, saya ... saya tidak bermaksud melanggar ...”

“Tutup mulutmu,” potong Eliza lembut namun tajam. Ia berjalan masuk, langkahnya ringan tapi pasti. Setiap gerakan tampak terkontrol, seolah ia sedang memasuki arena pertunjukan.

“Kau pikir aku tak tahu semua pelayan di rumah ini?” tanyanya sambil mendekat. “Tapi kau ... berbeda.”

Zavier menunduk dalam. Napasnya terengah, bukan karena lelah, tapi karena malu dan takut. “Maafkan saya, Nyonya ... Saya hanya penasaran.”

“Tidak apa-apa Zavier, aku tidak marah.”

Eliza berhenti hanya satu met
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Menggoda Zavier

    Prok! Prok! Prok!Suara tepuk tangan menggema dari arah pintu.“Woah, bagus, luar biasa.”Zavier sontak memutar tubuhnya. Jantungnya hampir berhenti seketika.Di sana, berdiri seseorang di ambang pintu. Siluetnya tegak, anggun, dan memancarkan wibawa.Nyonya Eliza ...?Dengan tangan masih terangkat setengah, wanita itu menatap Zavier dengan senyum kecil menghias bibirnya.“Bagus,” ucap Eliza pelan. “Hebat sekali.”Zavier mundur satu langkah, panik. “N-nyonya, saya ... saya tidak bermaksud melanggar ...”“Tutup mulutmu,” potong Eliza lembut namun tajam. Ia berjalan masuk, langkahnya ringan tapi pasti. Setiap gerakan tampak terkontrol, seolah ia sedang memasuki arena pertunjukan.“Kau pikir aku tak tahu semua pelayan di rumah ini?” tanyanya sambil mendekat. “Tapi kau ... berbeda.”Zavier menunduk dalam. Napasnya terengah, bukan karena lelah, tapi karena malu dan takut. “Maafkan saya, Nyonya ... Saya hanya penasaran.”“Tidak apa-apa Zavier, aku tidak marah.”Eliza berhenti hanya satu met

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Ruang pelatihan

    Setelah memilih beberapa gaun yang dia inginkan, Eliza keluar dari dalam butik mewah itu. Ia tampak anggun dengan kaca mata hitam besar di wajahnya, rambutnya dikuncir rapi, dan langkah kakinya yang teratur membawa pulang beberapa paper bag berisi gaun mahal yang baru saja dibelinya.Di sisi lain, tak jauh dari pintu butik, Zavier duduk di kursi besi taman kecil yang berada di trotoar. Ia menunduk, tubuhnya menyandar lemas. Dari dalam kantong kemeja, ia mengeluarkan sepotong roti—roti yang tadi ia beli dari penjual kaki lima.Zavier menggigit roti itu pelan, sambil melihat beberapa orang kaya keluar masuk butik. Namun saat sedang mengunyah, matanya menangkap bayangan Eliza yang keluar dari pintu butik, berjalan mendekat ke arahnya.Deg!Zavier sontak berdiri kaku, roti di tangan masih utuh separuh. Panik, ia buru-buru menyembunyikannya ke dalam kantong celananya. Ia menyeka sudut bibirnya dengan punggung tangan, berusaha menghapus remah-remah roti yang masih menempel. Dadanya berdebar

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Pemandangan indah

    Mark berdiri di depan Zavier dengan wajah serius, mengenakan setelan jas armani hitam yang tampak mencolok di siang hari. Tangannya bersedekap, suaranya berat dan datar.“Zavier, dengar baik-baik,” ucapnya sambil menatap tajam. “Mulai saat ini, kau akan menjadi pelayan pribadi istriku.”Zavier mengerjap. “Pelayan pribadi, Tuan?”“Ya,” Mark melanjutkan, “Tugasmu bukan hanya melayaninya. Tapi juga menjaganya, mengawalnya ke mana pun dia pergi, memastikan dia tidak disentuh oleh siapa pun yang tak seharusnya.”Zavier mengernyit, bingung dan tidak percaya. “Kenapa harus saya, Tuan? Bukankah ada banyak pelayan lain yang lebih berpengalaman?”Mark menatap Zavier dari atas ke bawah, lalu mengangguk tipis. “Karena dari sekian banyak pelayan pria di rumah ini, hanya kamu yang punya badan kekar dan stamina fisik yang mencukupi. Aku butuh seseorang yang bisa diandalkan untuk menjaga Eliza dalam situasi apa pun.”Ia sempat menoleh pada Eliza yang duduk anggun di sofa ruang tamu dengan kaki bersil

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Butuh pelayan pribadi

    Pagi hari.Di balkon lantai atas mansion yang megah, Eliza duduk dengan anggun di kursi rotan putih berlapis bantal krem. Secangkir kopi hitam mengepul di tangannya. Aroma robusta yang kuat seolah menjadi teman setia pikirannya yang masih belum sepenuhnya tenang.“Bagaimana keadaan Daddy? Dia sudah baikan?” tanyanya sambil memutar sendok kecil di dalam cangkir.Mark berdiri di dekat jendela kamar, melepas kancing kemeja putih yang melekat di tubuhnya. Ia baru saja menjenguk sang ayah pagi tadi. Wajahnya tampak lebih rileks dibanding kemarin. Hanya saja debu jalanan membuatnya merasa tak nyaman.“Hmm, lebih sehat juga sekarang.” Mark mengangguk singkat tanpa banyak ekspresi.Eliza menarik napas lega. "Hmm, syukurlah ..."Sudah beberapa waktu ayah Mark—Tuan Willson—menderita komplikasi yang membuatnya harus tinggal di tempat terpisah. Hal ini demi alasan keamanan, karena keluarga mereka memang punya banyak musuh di dunia bisnis dan politik. Lokasi rumah sakitnya pun dirahasiakan. Bahkan

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Menguping

    Eliza dan Zavier kini berada di ruang privasi. “Apa yang ingin kamu katakan? Cepatlah!” Eliza menyandarkan punggungnya ke sofa, matanya tetap tak sudi menatap Zavier. Ia menatap keluar jendela, pura-pura tidak peduli. Zavier menggenggam jemarinya erat, napasnya tertahan. “Aku … ingin meminjam uang, Nyonya,” ucapnya lirih. Hah? Eliza langsung menoleh dengan tatapan tajam. “Meminjam uang?” ulangnya dingin. “Untuk apa?” Zavier menunduk dalam, tubuhnya gemetar menahan malu dan putus asa. “Tadi keponakan ibuku, Lusi, menelpon ... katanya ibu saya sudah tak berdaya. Dia butuh segera dibawa ke rumah sakit. Tapi saya tak punya apa-apa,” suaranya tercekat. “Saya hanya ... butuh sedikit bantuan.” Mata Eliza menyipit. Suaranya jadi sinis. “Meminjam uang ya? Berani sekali. Kau pelayan baru di sini, bahkan belum genap seminggu bekerja … dan kau sudah berani meminjam uang padaku?” Nada bicaranya penuh penghakiman. Zavier menggigit bibir. Malu, tapi dia harus tetap bertahan. “Saya tahu p

  • Menjadi Simpanan Nyonya Muda   Ada yang ingin kukatakan ...

    “Apa yang Anda lakukan, Nyonya? Anda ingin bunuh diri?”Nada suara Zavier tajam. Napasnya masih memburu. Ia masih menahan Eliza dalam genongannya, memeluknya dengan erat. Tapi masih belum benar-benar percaya bahwa wanita di pelukannya barusan hampir saja mengakhiri hidupnya sendiri.Eliza mendongak perlahan, matanya membelalak. Rambutnya berantakan tertiup angin malam, gaun tipisnya berkibar tak karuan. Suaranya tercekat saat menyebut nama itu …“Za-Zavier …”Satu-satunya pria yang muncul seperti malaikat pelindung di malam tergelapnya.“Aku tidak tau apa masalahmu sebenarnya,” lanjut Zavier, suaranya mulai lebih tenang, tapi masih terdengar nada getir. “Tapi satu hal yang ingin kukatakan …”Ia menatap mata hazel Eliza tajam. “Bunuh diri bukanlah solusi.”“Banyak orang kehilangan arah, tapi mereka bertahan. Lalu kau? Kau yang selama ini begitu angkuh, segalak singa … ternyata kau justru yang paling lemah. Cih!”Wajah Eliza memerah, entah karena malu, marah, atau keduanya. Tapi lidahn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status