Home / Urban / Terjerat Hasrat Nyonya Muda / Mengintip Nyonya 21+

Share

Mengintip Nyonya 21+

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2025-07-23 11:15:31

Setelah keramas dan merasa lega, Zavier keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk saja, dia segera membuka koper dan menaruh pakaiannya di dalam lemari, saat Zavier memakai celana dalamnya tiba-tiba pintu terbuka ...

Brak!

“Zavier, bisa tolong ak—” suara Eliza terpotong oleh jeritan kecil. “Aaaah!”

Zavier membeku sejenak, dia segera meraih handuk dan melilitkan langsung ke pinggangnya. Wajahnya memerah, napasnya tercekat. Eliza, yang sudah membalikkan badan dengan cepat, berdiri kaku di depan pintu, punggungnya tegak dan kedua tangannya menutup wajahnya sendiri.

“Maaf, Nyonya!” seru Zavier panik, buru-buru meraih kaos dan celana di atas tempat tidur. Dengan gerakan tergesa, ia memakainya, jari-jarinya sampai gemetar karena malu. Bagaimana mungkin sang Nyonya masuk saat dia telanjang, dan melihat senjatanya.

“A-aku … aku kira kau sudah berpakaian,” ucap Eliza cepat, masih membelakangi.

“Sudah, sekarang sudah. Maafkan saya, Nyonya. Saya seharusnya mengunci pintunya tadi,” jawab Zavie
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Bersih dan terawat. Aku suka!

    Keesokan harinya.Drrrttt Drrtt!Zavier terbangun saatendemgar ponselnya bergetar di meja kecil samping ranjang. Setelah berhari-hari tanpa sinyal, akhirnya ada koneksi.Ia meraba ponsel itu dan langsung mengangkat.“Halo, Ibu?”Suara di seberang ternyata bukan ibunya.“Zavier, ini aku, Ruby.”“Oh … Bibi. Ada apa?”“Aku hanya memastikan keadaan Nyonya Eliza. Dia baik-baik saja, kan?”Zavier melirik ke jendela, cahaya matahari menerobos tipis dari sela tirai putih.“Dia aman bersamaku.”“Dan kau? Sedang apa sekarang?”Zavier tertawa kecil, sambil mengusap wajahnya yang masih mengantuk.“Aku? Di tempat tidur … belum bangun sepenuhnya.”Namun sebelum Ruby sempat menjawab, terdengar suara teriakan dari kamar sebelah.“Akkhhh tolooong!”Suara Eliza.Mata Zavier langsung membelalak.“Bibi, aku harus pergi!” ucapnya tergesa sebelum menutup panggilan.Ia meloncat turun dari tempat tidur, buru-buru menarik jaket yang tergantung, sebab semalam tidur bertelanjang dada, lalu berlari ke luar kamar

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Berciuman

    “Nyonya, makan malam sudah saya siapkan,” ucap Zavier perlahan dari balik pintu, kepalanya tertunduk seperti biasa, suaranya terdengar datar, tapi dalam dadanya terasa gemuruh yang tak menentu.Di dalam kamar, Eliza sedang duduk di depan meja rias, memulas lipstik nude ke bibirnya yang sudah indah tanpa polesan apa pun. Ia menoleh ke arah Zavier melalui pantulan cermin, lalu berdiri anggun sambil merapikan gaun tipis berwarna putih.“Hm, tunggu sebentar.”Zavier diam di tempat, nyaris tak berani menatap langsung. “Baik, saya tunggu di luar saja.”“Hmm.”Beberapa menit kemudian, Eliza keluar, langkahnya pelan tapi mantap.“Hmm, sepertinya enak, makan malam di tepi pantai. Aku ingin mendengar suara ombak sambil makan.”Zavier mengangguk dan segera berjalan mendahuluinya, memastikan jalan menuju meja makan luar aman. Pihak vila sudah menyiapkan semuanya seperti perintah Eliza tadi. Meja bundar kecil di balkon kayu menghadap langsung ke laut malam. Lilin-lilin kecil menyala tenang di ten

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Mengintip Nyonya 21+

    Setelah keramas dan merasa lega, Zavier keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk saja, dia segera membuka koper dan menaruh pakaiannya di dalam lemari, saat Zavier memakai celana dalamnya tiba-tiba pintu terbuka ...Brak!“Zavier, bisa tolong ak—” suara Eliza terpotong oleh jeritan kecil. “Aaaah!”Zavier membeku sejenak, dia segera meraih handuk dan melilitkan langsung ke pinggangnya. Wajahnya memerah, napasnya tercekat. Eliza, yang sudah membalikkan badan dengan cepat, berdiri kaku di depan pintu, punggungnya tegak dan kedua tangannya menutup wajahnya sendiri.“Maaf, Nyonya!” seru Zavier panik, buru-buru meraih kaos dan celana di atas tempat tidur. Dengan gerakan tergesa, ia memakainya, jari-jarinya sampai gemetar karena malu. Bagaimana mungkin sang Nyonya masuk saat dia telanjang, dan melihat senjatanya.“A-aku … aku kira kau sudah berpakaian,” ucap Eliza cepat, masih membelakangi.“Sudah, sekarang sudah. Maafkan saya, Nyonya. Saya seharusnya mengunci pintunya tadi,” jawab Zavie

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Nganu

    Sore hari.Mobil hitam mewah keluar dari gerbang Mansion keluarga Willson, meluncur menuju kawasan pantai pribadi milik keluarga Mark di selatan. Di dalamnya, suasana terasa canggung. Zavier duduk kaku di kursi belakang, sementara Eliza bersandar santai di sebelahnya, mengenakan gaun santai berwarna putih tipis yang membentuk tubuhnya. Rambut panjangnya dikuncir rendah, dan kacamata hitam menutupi mata tajamnya.Tadinya Zavier ingin menyetir—tapi Eliza menolak mentah-mentah.“Biarkan sopir yang menyetir, kau duduk di belakang bersamaku,” ucapnya tadi dengan nada datar tapi tak bisa ditolak.Sekarang, Zavier hanya bisa diam, mencoba tidak mencuri pandang ke arah wanita yang duduk terlalu dekat di sisinya. Eliza menikmati musik dari headset, sesekali bibirnya bergerak mengikuti lirik. Angin AC lembut menyapu rambut halus di pelipisnya, membuatnya tampak manis.Zavier mencuri pandang sekilas. Tapi cukup membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Sinar matahari senja menembus kaca,

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Menggoda Zavier

    Prok! Prok! Prok!Suara tepuk tangan menggema dari arah pintu.“Woah, bagus, luar biasa.”Zavier sontak memutar tubuhnya. Jantungnya hampir berhenti seketika.Di sana, berdiri seseorang di ambang pintu. Siluetnya tegak, anggun, dan memancarkan wibawa.Nyonya Eliza ...?Dengan tangan masih terangkat setengah, wanita itu menatap Zavier dengan senyum kecil menghias bibirnya.“Bagus,” ucap Eliza pelan. “Hebat sekali.”Zavier mundur satu langkah, panik. “N-nyonya, saya ... saya tidak bermaksud melanggar ...”“Tutup mulutmu,” potong Eliza lembut namun tajam. Ia berjalan masuk, langkahnya ringan tapi pasti. Setiap gerakan tampak terkontrol, seolah ia sedang memasuki arena pertunjukan.“Kau pikir aku tak tahu semua pelayan di rumah ini?” tanyanya sambil mendekat. “Tapi kau ... berbeda.”Zavier menunduk dalam. Napasnya terengah, bukan karena lelah, tapi karena malu dan takut. “Maafkan saya, Nyonya ... Saya hanya penasaran.”“Tidak apa-apa Zavier, aku tidak marah.”Eliza berhenti hanya satu met

  • Terjerat Hasrat Nyonya Muda   Ruang pelatihan

    Setelah memilih beberapa gaun yang dia inginkan, Eliza keluar dari dalam butik mewah itu. Ia tampak anggun dengan kaca mata hitam besar di wajahnya, rambutnya dikuncir rapi, dan langkah kakinya yang teratur membawa pulang beberapa paper bag berisi gaun mahal yang baru saja dibelinya.Di sisi lain, tak jauh dari pintu butik, Zavier duduk di kursi besi taman kecil yang berada di trotoar. Ia menunduk, tubuhnya menyandar lemas. Dari dalam kantong kemeja, ia mengeluarkan sepotong roti—roti yang tadi ia beli dari penjual kaki lima.Zavier menggigit roti itu pelan, sambil melihat beberapa orang kaya keluar masuk butik. Namun saat sedang mengunyah, matanya menangkap bayangan Eliza yang keluar dari pintu butik, berjalan mendekat ke arahnya.Deg!Zavier sontak berdiri kaku, roti di tangan masih utuh separuh. Panik, ia buru-buru menyembunyikannya ke dalam kantong celananya. Ia menyeka sudut bibirnya dengan punggung tangan, berusaha menghapus remah-remah roti yang masih menempel. Dadanya berdebar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status