Share

Bab 3

Author: Khoirul N.
last update Last Updated: 2024-12-03 12:03:32

Dalam perjalanan menuju restoran, sebuah pemandangan menyita perhatian Jack ketika skuternya berhenti di persimpangan lampu merah. Terlihat dalam naungan sebatang pohon besar yang rindang, anak-anak jalanan duduk melingkar mengerubungi makanan yang dibawa seorang wanita muda. Mereka tampak bahagia menyantap beberapa potong roti yang dibungkus dengan kertas putih.

Deretan gigi Jack yang rapi terlihat ketika dia melihat wanita muda itu mengacak-acak rambut salah seorang anak. “Dia wanita yang baik,” komentarnya.

[Namanya Emma Wexler, berusia 24 tahun, bekerja sebagai pelayan di toko roti. Dia sering membawa sisa makanan dari tempat kerjanya untuk anak-anak jalanan. Dia tinggal mengontrak di pemukiman padat penduduk bersama neneknya, yang letaknya sekitar 500 meter dari sini.]

Jack tertegun mengetahui kecanggihan Sistem yang bisa mendeskripsikan latar belakang seseorang dengan cukup detail. Namun, belum sempat dia menanggapi, klakson dari mobil di belakangnya memekik lantaran lampu lalu lintas sudah hijau. Jack melajukan kembali skuternya.

“Sistem, apa informasi darimu itu valid?” Jack tidak yakin karena ini adalah kali pertama dia melihat wanita muda itu.

[Jangan khawatir, Tuan. Anda bisa memercayai saya. Apa Tuan ingin mendengar informasi lebih banyak tentang Emma? Saya pikir, dia wanita yang menarik. Anda bisa mempertimbangkannya untuk dikencani.]

Jack tertawa, menyadari Sistem ingin menghiburnya setelah bercerai. Meski ragu, Jack mengiyakan pertanyaan Sistem. Dia menyimak penjelasan menyoal Emma, hingga tak terasa telah tiba di tempat tujuan.

Jack memandangi restoran SweetSky di hadapannya. Sebenarnya, dia sering melihat restoran itu saat berangkat atau pulang dari kantor. Dia melewatinya sambil bertekad suatu saat akan mengajak Elena melakukan makan malam romantis di sana. Jack yakin, Elena pasti akan senang.

Sekarang, Jack tersenyum. Dia berkata, “Aku pikir akan mengajak orang lain untuk menemaniku merayakan kebebasan ini.”

***

Sebuah mobil putih memasuki halaman Restoran SweetSky. Lalu, seorang pria gagah keluar dari mobil itu untuk membukakan pintu mobil lainnya.

Pria itu mengulurkan tangan, disambut dengan tangan mulus seputih kapas. Ada cincin berlian yang melingkar di jari tangan itu.

“Kamu lebih cantik dari bidadari.” Pujian itu diikuti tawa kecil dari si wanita sebelum mereka berjalan bergandengan.

Ini kali pertama bagi si wanita memasuki restoran bintang lima yang sangat tenar di kota itu. Dia tidak berhenti tersenyum mengetahui kehidupannya akan berubah.

“Elena, mulai sekarang reputasimu naik. Kamu akan menjadi wanita kelas atas.”

‘Aku memang pintar. Banyak wanita akan iri padaku karena menjadi tunangan Victor, manajer muda dan berbakat dengan latar belakang keluarga terhormat. Ya, meskipun untuk itu, aku mesti mencampakkan Jack. Siapa peduli! Toh, Jack sudah tidak berguna. Sudah sepantasnya dia dilempar ke tempat sampah!’ batin Elena puas.

Dia mempererat pelukannya pada lengan Victor. “Kamu yang terbaik, Sayang.”

Senyum Elena dan kebanggaan di wajah Victor sirna ketika dua penjaga yang berdiri di depan pintu utama restoran menghentikan mereka.

“Maaf Tuan, malam ini restoran tidak menerima pengunjung karena seseorang sudah memesan seluruh kursi.”

“Apa?!”

“Maksud kami, malam ini seluruh restoran telah disewa oleh seseorang. Jadi, Tuan dan Nyonya bisa kembali lagi besok. Kami mohon maaf.” Penjaga menjelaskan dengan ramah.

Jelas ucapan penjaga itu terdengar konyol di telinga Victor. Restoran itu terdiri atas tiga lantai. Tiap lantainya terdapat banyak meja. Tempat itu bisa menampung ratusan pengunjung. Yang perlu diketahui, harga hidangan di restoran itu sangatlah mahal, bahkan jika seseorang memborong puluhan porsi saja mesti menghabiskan jutaan dolar, apalagi jika menyewa seluruh restoran.

Siapa konglomerat yang menghabiskan ratusan juta dolar dalam semalam untuk menyewa SweetSky?

Jika restoran disewa untuk acara resepsi pernikahan atau pertemuan khusus yang diselenggarakan pemerintah, Victor bisa memercayainya.

‘Tapi, kalau itu benar terjadi, aku pasti akan mengetahuinya, kabar sepenting itu tidak akan terlewat olehku,’ batin Victor.

Bagi Victor dan orang kelas atas lainnya, menjalin hubungan dengan sesama orang dari kalangan atas sangatlah penting. Mereka rutin mengadakan pertemuan untuk membangun bisnis bersama atau sekadar menambah keakraban, bahkan ada grup obrolan khusus para keluarga dari kalangan atas. Para anggota grup sering berbagi informasi di sana.

“Sebenarnya aku orang yang humoris, tapi lelucon kalian tidak mengandung nilai humor sama sekali. Cepat minggir dan biarkan kami masuk, atau kalian akan menerima akibatnya.” Victor mengintimidasi.

Penjaga membungkuk meminta maaf, tetapi bukan karena takut dengan ancaman Victor, melainkan karena mereka benar-benar tidak bisa membiarkan Victor dan Elena masuk.

“Sayang, apa kamu yakin cukup istimewa di restoran ini? Lihatlah, mereka memperlakukan kita seolah kita tidak pantas untuk masuk ke SweetSky.” Elena merengek, semestinya ini akan menjadi malam terindah untuknya karena bisa makan di restoran bintang lima.

Elena sudah membayangkan akan mengambil swafoto dan video saat makan malam nanti. Dia akan membuat orang-orang tahu bahwa dia bukanlah Elena yang dulu. Dia ingin disambut sebagai anggota dari kalangan atas, yang setelah ini kemewahan akan melekat dengan kehidupannya.

Tapi, semua terancam gagal!

Victor yang tidak ingin martabatnya jatuh di hadapan Elena, segera menjawab, “Tentu saja, Sayang, kamu jangan cemas. Aku bahkan memiliki kartu pelanggan khusus. Jika pengunjung biasa harus melakukan reservasi terlebih dahulu, aku bisa langsung masuk dan mendapatkan meja di restoran ini.”

Usai menenangkan Elena, Victor menatap tajam para penjaga. “Kalian akan mendapat masalah karena sudah bersikap kurang ajar pada pelanggan khusus. Sekarang, panggilkan Nyonya Sisca Baker. Dia manajer SweetSky ‘kan? Asal kalian tahu, kami berteman baik.”

Dua penjaga menatap satu sama lain. Kebingungan terlihat di wajah keduanya. Karena tidak ingin mengambil risiko, mereka kompak mengangguk. Salah seorang penjaga lalu berkata, “Baiklah, Tuan. Mohon agar Tuan dan Nyonya menunggu di sini.”

Elena menunggu sambil menggerutu, sedangkan Victor mengamati suasana di dalam restoran. Dinding-dinding kaca membuat aktivitas di dalam terlihat dari luar. Para pelayan tampak sibuk menyiapkan segala sesuatu, seolah makan malam bersama memang akan diadakan di sana.

‘Sebenarnya akan ada acara apa? Kenapa aku tidak mendengar informasi apapun tentang hal ini?’

Ketika Elena sibuk dengan kekesalannya, sementara Victor sedang berpikir keras sambil memeriksa ponselnya barangkali ada pesan penting dari rekannya yang terlewat, kedatangan satu rombongan mengejutkan mereka.

Elena dan Victor mengambil jarak karena jijik. Pasalnya orang-orang itu mengenakan baju usang, berbau tidak sedap, tubuh tampak tak terawat, bahkan beberapa di antara mereka tidak mengenakan alas kaki.

Elena menutup hidung sambil berbisik, “Victor, untuk apa para gelandangan ini ke mari?”

“Seseorang memberi saya undangan untuk acara makan malam di sini. Dia meminta agar saya membawa teman sebanyak-banyaknya. Apa itu benar?” Pria tua menyerahkan robekan kertas kecil kepada penjaga dengan tangan bergetar.

Setelah memeriksa kertas itu, penjaga tersenyum ramah.  “Benar, Tuan. Silakan masuk.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 53

    Jack diam. Walau dia tahu alasan orang-orang itu bersikap demikian, dia tidak bisa berterus terang. "Mungkin karena kamu sangat cantik," jawab Jack sambil menunjukkan barisan giginya yang putih.Emma mendengus. "Kamu mulai lagi." Ia lalu turut tersenyum, "Tapi ini bagus. Artinya, jika aku diterima bekerja di sini, aku berada di lingkungan orang-orang yang sangat menghargai dan menghormati orang lain.""Itu benar. Sekarang, fokus saja pada wawancaramu, dan berhenti memikirkan hal lain.""Kamu benar. Aku harus fokus agar kesempatan berharga ini tidak terlewat begitu saja.""Pergilah, aku akan menunggu di sini." Jack duduk di kursi.Emma merapatkan bibir. "Apa kamu yakin akan menungguku di lobi? Um, aku belum tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk interview. Aku khawatir membuatmu menunggu terlalu lama." Dia duduk di samping Jack.Dengan santai Jack menjawab, "Tidak masalah. Aku bisa berkeliling jika bosan.""Tapi...""Jangan cemas. Aku sudah dewasa. Aku tidak akan tersesat."Sebu

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 52

    Saat memasuki halaman gedung Redwave Group, Emma dibuat terpukau dengan kemegahan dan arsitektur bangunan itu. Sebelumnya ia hanya melihat dari luar, rupanya dari dalam area terlihat lebih bagus dari yang ia bayangkan. Ia turun dari skuter masih dengan tatapan terkesima, menyisir sekitar. Jack yang baru turun dengan sigap membantu melepas helm dari kepala Emma setelah melepas helmnya sendiri."Aku mendadak gugup." Emma memegang dadanya yang berdebar. Darahnya seperti mengalir lebih cepat, terpacu oleh detak jantung yang kian kencang."Bagus!"Kedua alis Emma turun, menoleh dengan lemas dan bertanya, "Apanya yang bagus?""Penampilanmu." Jack menjawab dengan semangat.Emma melipat bibirnya sambil menoleh ke arah lain, pipinya bersemu merah lantaran Jack tersenyum memujinya."Jangan menggodaku," ucapnya manja, "Aku serius, rasanya benar-benar gugup."Jack tertawa kecil, memandang Emma dalam-dalam. "Aku juga serius. Kamu benar-benar..." Ia menghentikan ucapannya.Emma menunggu dengan ti

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 51

    "Kalian keterlaluan," desis Emma tak habis pikir. Napasnya menjadi pendek-pendek lantaran dadanya terasa sesak. Apa yang terlontar dari mulut Victor dan Elena seperti polusi yang mencemari sekitar."Aku hanya bercanda. Tolong jangan diambil hati." Victor memegang pundak Jack. Jack melirik ke arah tangan Victor yang lancang. Victor sempat membiarkan tangan itu tetap di sana beberapa saat. Tapi kemudahan tatapan tajam dan intens dari Jack, tanpa disertai sepatah kata pun, membuat hatinya ciut juga.Ketika Victor menarik tangannya kembali, dengan cepat Jack mengusap-usap bekas tangan Victor di pundaknya.'Kurang ajar! Dia kira tanganku ini tai?' Pelipis Victor berkedut. Meski Jack masih tidak mengatakan apapun, gesture yang ditunjukkan seperti menjelaskan bahwa tangan Victor telah mengotori pundak Jack.Lantas Victor mengangkat dagunya. Dengan kesombongan penuh dia menarik jasnya. "Hari ini adalah hari yang baik untukku. Aku akan menemui Tuan Filantropi di gedung Redwave Group untuk me

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 50

    Jawaban Jack membuat Emma tertawa senang. Orang yang tiba-tiba muncul dan bersikap arogan memang tampak seperti orang yang sudah kehilangan akalnya. Senyum Jack menjadi lebih lebar mendengar tawa Emma yang renyah."Jack, bilang saja kalau kamu malu 'kan pada calon suamiku? Kami duduk manis di dalam mobil mewah, tidak kepanasan, tidak bau debu dan keringat, sedangkan kamu pergi kemana-mana masih dengan skuter rongsokmu. Menyedihkan!"Mata Emma terbuka lebar. Dia tidak menyangka. "Dia tahu namamu?""Jangankan nama, isi dompet tua Jack, bahkan seberapa usang celana dalamnya pun aku tahu. Haha!"Jack melempar tatapan tajam pada wanita yang ada di samping pengemudi mobil arogan. Sedangkan Emma menutup mulutnya dengan tangan mendengar ucapan si wanita yang sangat tidak pantas."Elena sayang, kamu membuat mantan suamimu marah lagi. Bagaimana jika nanti dia merajuk dan tidak mau datang di pesta pernikahan kita? Siapa yang akan membantu para pelayan untuk mengelap piring dan sendok? Dan siapa

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 49

    Jack memejamkan mata. Ia menyiapkan diri seandainya Emma meluapkan kekecewaan dan kekesalan karena selama ini merasa dibohongi. Setidaknya di sana ada Laura yang bisa menjadi saksi bahwa sebenarnya semua bermula dari kesalahpahaman."Itu benar! Sekarang Jack sudah bekerja sebagai pelayan di The Groove Spot. Maksudku, sebelum menjadi pelayan, apa Jack memang suka berbagi apa saja pada orang lain?"Jack membuka dan mengerjapkan mata. Wajahnya tampak kaget, tapi juga lega mendengar ucapan Emma. Ia menahan senyumnya.Tapi tidak demikian dengan Laura. Ekspresi wajahnya semakin kesulitan. Kerutan di keningnya menjadi lebih banyak.Laura tidak mengerti mengapa seorang konglomerat seperti Tuan Hall harus menjadi pelayan di tempat karaoke. Dengan suara pelan dan ragu-ragu dia berkata, "Tapi..."Tidak ingin semuanya menjadi rumit, Jack segera menyela, "Nona Kills, um, aku rasa kami harus pergi sekarang. Ini pertama kalinya bagi Emma pergi ke gedung Redwave Group. Dia harus tiba di sana lebih aw

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 48

    Jack memasukkan jari-jarinya ke sela-sela jari Emma. Adegan itu persis seperti saat mereka hendak memasuki The Foot Locker."Sudah aku katakan, aku yang akan membayarnya. Kamu jangan cemas."Emma menurut, melangkah mengikuti Jack sambil sesekali menghela napas panjang. Dia masih bingung dan khawatir, tapi genggaman tangan Jack cukup menenangkan hatinya.Jack membuat Emma duduk di kursi tunggu. "Sebentar ya, aku akan segera kembali." "Tolong jangan menyia-nyiakan uangmu. Masih belum terlambat untuk pergi sekarang. Jika kamu menjelaskan pada mereka baik-baik, aku rasa mereka akan mengerti. Itu mungkin sedikit menyebalkan, tapi, sepatu-sepatu itu masih utuh tanpa sedikitpun kerusakan. Mereka bisa menjualnya lagi kepada pengunjung lain."Ucapan panjang dari Emma dibalas Jack dengan singkat, "Aku mengerti."Jack pergi ke meja kasir sendiri. Dia tidak mau membuat Emma terkejut lantaran dia akan melakukan pembayaran menggunakan kartu hitam. Beberapa minggu lalu, personal asistennya mengirim

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status