Mendengar itu, Edgar langsung terbangun dari rasa terkejutnya. Melihat bagaimana Lein berhasil melakukan transaksi dengan Benedict, dia tidak bisa mempercayai matanya.
Jadi, bajingan ini benar-benar memiliki kemampuan untuk membeli kalung super mahal itu?! Apakah ini artinya dia benar-benar berasal dari Keluarga Anthony?! Walaupun faktanya telah terhampar jelas di depan matanya, dia masih tidak bisa mempercayainya. Bagaimana mungkin seorang bajingan yang selalu dia rendahkan, selalu dia anggap berada di bawah kakinya, sesungguhnya adalah seseorang yang berasal dari sebuah keluarga yang sangat kaya?! Tidak! Ini tidak mungkin! Bajingan ini pasti sedang menipuku! Dia pasti telah bekerja sama dengan Benedict untuk menipuku! Karenanya, dia membalas dengan nada marah, "Apakah menurutmu kau bisa menipuku, Bajingan?! Kau pasti bekerjasama dengan Tuan Benedict untuk menipuku, 'kan?! Kau benar-benar seorang bajingan busuk! Aku tidak akan mau melakukannya, Sialan! Kau curang!" Mendengar itu, Lein tersenyum jahat. Dia tahu bahwa ini akan terjadi. Bagaimana mungkin bajingan sombong ini akan langsung bersedia mencium kaki seseorang yang sebelumnya selalu dia pandang rendah?! Tentu saja, Lein memiliki cara untuk memaksa Edgar melakukannya. Dia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Benedict, bertanya, "Tuan Benedict, tampaknya orang ini telah menghina kita berdua. Menurutmu, hukuman apa yang pantas untuknya?" Benedict menunjukkan ekspresi hormat saat dia membalas, "Dia pantas untuk mati, Tuan Muda." Ketika Benedict mendengar Edgar meragukan identitas Lein, bahkan mengatakan bahwa dia dan Lein bekerjasama untuk menipunya, keinginan Benedict untuk menghancurkan wajahnya telah sampai ke tulang. Siapa dia sehingga aku dan Tuan Muda harus bekerjasama untuk menipunya?! Identitasnya tidak sepenting itu! Dia bahkan tidak sebanding dengan ujung kuku Tuan Muda! Namun, Benedict berhasil menahan diri mengingat Lein ada di tempat ini. Dia tidak ingin menunjukkan sikap kurang ajarnya di depan Lein. Dia hanya akan menunggu perintah dari Lein. Mendengar itu, Lein tersenyum puas, bertanya, "Tidak perlu sampai membunuhnya. Bisakah kau membuatnya mencium kakiku?" "Tentu saja saya bisa melakukannya, Tuan Muda." Tanpa berpikir panjang, dia memerintahkan kedua kaki tangannya yang menunggu di pintu untuk melakukannya. Melihat keduanya bergerak ke arahnya, Edgar berteriak ketakutan, "Apa yang ingin kalian lakukan padaku?! Aku; putra Keluarga Fraser tidak akan pernah melakukan itu!" Namun, tidak peduli apa yang dikatakan Edgar, keduanya hanya melakukan yang diperintahkan Benedict. Keduanya membuat Edgar bersujud tepat di depan kaki Lein dengan paksa. "Sekarang lakukan, Bajingan!" kata Lein dengan nada dingin. "Tidak! Aku tidak akan pernah melakukan ini..." Sebelum Edgar menyelesaikan kalimatnya, Benedict menendang keras wajahnya, membuat hidungnya mengeluarkan banyak darah. Itu berhasil membuat Edgar menerima syok berat. "Beraninya kau menentang kata-kata Tuan Muda?! Jika kau tidak melakukannya, aku akan menghancurkan wajah jelekmu itu!" kata Benedict dengan niat membunuh yang besar. Edgar sangat ketakutan. Apa yang dilakukan Benedict sebelumnya berhasil menciptakan teror di benaknya. Namun, dia masih ragu. Karenanya, Benedict kembali menendang keras wajahnya, membuat Edgar memuntahkan dua giginya. "Cepat lakukan, Bajingan! Semakin kau menundanya, semakin aku menghancurkanmu!" Melihat wajah Benedict yang begitu mengerikan, Edgar mau tidak mau melakukannya. Dia mencium kaki Lein dengan ekspresi pahit. Pada titik ini, dia merasa telah kehilangan harga dirinya. Dia merasa telah kehilangan alasannya untuk hidup. Dia yang awalnya ingin mempermalukan Lein demi lebih menarik perhatian Delta, itu justru menjadi bumerang untuknya. Dialah yang dipermalukan di sini! Jika dia tahu Lein memiliki identitas yang tidak biasa, dia tidak akan berani menghampiri Lein. Dia akan segera menghindarinya, menjauh secepat mungkin dari dia! Di sisi lain, melihat bagaimana dia berhasil mempermalukan Edgar dengan sangat parah, Lein merasa sangat puas. Kebencian yang selama ini tersimpan dalam di benaknya akhirnya bisa dia luapkan! Ini benar-benar memuaskan! Jika bukan karena fakta bahwa Edgar berasal dari sebuah keluarga kelas menengah, Lein tidak akan menahan semua hinaan yang Edgar berikan kepadanya. Dia sudah pasti menghancurkan wajah Edgar sejak awal. Lein khawatir itu menimbulkan masalah untuknya, sehingga dia harus sangat menahan diri. Namun, sekarang dia memiliki uang! Dia bahkan lebih kaya daripada Keluarga Fraser! Karenanya, tidak ada lagi alasan untuknya menahan diri! Tentu saja, Lein masih belum cukup puas hanya dengan ini. Dia kemudian menghampiri Delta, bertanya, "Kau tidak masalah, 'kan, jika aku memperlakukan kekasihmu seperti ini, Delta?" Delta yang mengabaikan kondisi Edgar sepenuhnya, buru-buru membalas, "Tidak masalah sama sekali! Aku bahkan tidak pernah menganggapnya sebagai kekasihku. Dia hanyalah seorang idiot yang kumanfaatkan sebagai ATM-ku. Selain dari itu, dia tidak berarti apa pun! Wajahnya yang jelek bahkan membuatku ingin muntah!" Apa yang dikatakan Delta berhasil menusuk hati Edgar dengan sangat dalam. Dia tahu bahwa Delta hanya menyukai uangnya, tapi tidak bisakah Delta menaruh sedikit saja rasa simpati padanya? Tidak hanya itu, dia bahkan secara terang-terangan menghinaku?! Kau sungguh kejam, Delta. Kau sangat kejam! Aku menyesal karena telah mencintaimu! Lein di sisi lain, mengangguk puas. Dia kemudian merangkul pinggang Delta, menyentuh bokongnya dalam prosesnya. Dia sengaja melakukannya tepat depan mata Edgar, memprovokasinya. Namun, tidak ada yang bisa dilakukan Edgar selain menunjukkan ekspresi pahit. "Ayo kita pergi," kata Lein. Delta yang tidak menyangka bahwa Lein akan seberani ini, hanya bisa memberikan anggukan mengerti. Sebelum keduanya meninggalkan toko perhiasan, Lein bertanya kepada Benedict, "Bisakah aku menyerahkan sisanya kepadamu, Tuan Benedict?" "Jangan khawatir, Tuan Muda. Serahkan bajingan ini kepada saya," balas Benedict dengan nada hormat. Namun, di saat yang bersamaan dia memancarkan niat membunuh yang besar ke arah Edgar, membuat Edgar secara alami menelan seteguk ludahnya. Edgar tahu bahwa nasib yang lebih buruk dari ini sedang menunggunya. "Lakukan apa pun yang kau inginkan. Namun, jangan bunuh dia!" kata Lein sebelum akhirnya meninggalkan toko perhiasan. Tentu saja, Edgar masih berpotensi untuk menjadi musuhnya! Ada kemungkinan dia kembali untuk membalas dendam, 'kan? Karenanya, ini bisa memicu sistem untuk memberikannya pesan yang sama. Dia akan memanfaatkan kebencian dan kemarahan Edgar sebagai sumber kekayaan dan kekuatannya!Ketika mereka tiba di lahan parkir, ada puluhan mobil mewah yang di sana. Ini membuat Lein tidak bisa menyembunyikan ekspresi kagumnya.Deretan mobil Ferrari, Lamborghini, dan Porsche terlihat seperti armada kekuatan dan kekayaan. Cahaya lampu cerah memantulkan kilauan logam mewah, seperti sebuah pameran mobil impian. Tidak salah untuk menyebut lahan parkir ini sebagai sebuah galeri seni! Terlebih, saat mereka memasuki kediaman Keluarga Abraham, Lein lagi-lagi tidak bisa menyembunyikan kekaguman di wajahnya. Harus Lein akui bahwa rumah miliknya sangat megah dan luar biasa, tapi jika dibandingkan dengan yang ini, itu hanya tampak seperti rumah kecil sederhana.Dinding-dinding yang tinggi dan tiang-tiang yang menjulang membuatnya merasa kecil, tapi takjub akan keindahan arsitektur yang ada di depannya. Kaca patri berwarna-warni di jendela memancarkan cahaya yang berkilauan, menciptakan efek yang hampir seperti di dalam gereja katedral. Lein merasa sedang memasuki dunia fantasi abad per
Sementara mereka jatuh dalam kejutan yang besar, Tenmu tiba-tiba berlutut di depan Lein. Dia berkata dengan nada penuh hormat, "Saya sungguh berterima kasih atas kekuatan ini, Tuan Muda! Saya bersumpah bahwa hidup ini telah menjadi milik Anda. Saya bersedia melakukan apa pun yang Anda minta, bahkan ketika harus melompat ke jurang neraka, saya akan melakukannya tanpa ragu!"Tenmu melakukan ini karena dia telah benar-benar mengagumi dan menghormati Lein. Terlebih, dia telah meremehkan Lein pada awalnya, tanpa tahu bahwa Lein memberikan sesuatu yang sangat dia idam-idamkan sejak lama, yaitu kekuatan yang besar. Sekarang, dia telah memperoleh kekuatan yang besar, demikian besar sehingga dia percaya diri bisa mengalahkan siapa pun dalam pertarungan satu lawan satu, kecuali dengan Lein itu sendiri.Karenanya, untuk menebus dosanya akibat telah meremehkan Lein, dia memutuskan untuk berjanji setia kepadanya. Dia bersedia memberikan hidupnya untuk Lein.Terlebih, dia sangat yakin bahwa hanya d
Melihat keseriusan di wajah Lein, Delta hanya bisa menunjukkan ekspresi pahit. Dia menyadari bahwa dia tidak bisa membujuk Lein kali ini. Besar kemungkinan bahwa acara ini menyimpan rahasia besar Lein.Karenanya, Delta hanya bisa menghela napas tanpa daya saat dia membalas, "Tidak masalah jika aku tidak bisa ikut denganmu. Aku akan menunggumu di sini."Lein tersenyum hangat, "Bagus jika kau mengerti."Mereka kemudian melanjutkan makan siang.***Pada pukul delapan malam, Lein tiba di markas The Blackjack. Beberapa jam sebelumnya, Lein menelepon Tenmu dan mengatakan bahwa ada sesuatu yang harus dia lakukan padanya sebelum berangkat ke acara lelang tersebut. Ketika Lein memasuki markas, Tenmu segera menghampirinya dan bertanya dengan ekspresi penasaran, "Apa yang ingin Anda lakukan pada saya, Tuan Muda?""Jangan banyak bicara. Duduklah di kursi karena ini adalah yang terbaik untukmu!" balas Lein segera.Mengingat mereka akan mengunjungi acara besar, yang mana besar kemungkinan ada ba
Mendengar itu, pipi Lein memerah. Bukankah ini artinya dia dilamar oleh wanita?! Apakah ini artinya Delta ingin memiliki anak darinya?!Ini merupakan pertama kalinya seorang wanita melamarnya. Tentu saja, ini membuat Lein tersipu.Namun, mengingat identitasnya sebagai pria kaya yang dingin, dia berhasil mempertahankan ketenangannya dan membalas, "Kau ingin menjadi istriku?! Kau terlebih dahulu harus menunjukkan kelayakanmu! Hanya ketika kau membuatku terkesan kau bisa memenangkan hatiku. Tentu saja, memiliki kemampuan memasak yang hebat saja tidak cukup!"Delta tersenyum puas mendengar jawaban Lein. Walaupun dia belum berhasil membawa Lein ke sisinya, setidaknya Lein tidak menolaknya. Dia masih punya peluang untuk mendapatkan pria ini! Delta kemudian berkata, matanya berkedip genit, "Kau hanya perlu memberikanku waktu, Lein. Percayalah padaku, aku pasti bisa membuatmu mencintaiku!"Lein tersenyum tipis, tampak meremehkan, "Kita lihat apa yang bisa kau lakukan."Pada titik ini, mereka
[Selamat, Anda mendapatkan salah satu hadiah utama! Anda sekarang adalah master akupunktur. Anda bisa mengobati orang lain, melihat aliran meridian mereka, memicu potensi penuh mereka, dan di saat yang bersamaan bisa menemukan titik lemah mereka. Tentu saja, Anda juga bisa melakukannya pada diri Anda sendiri!]Menerima kemampuan baru ini, Lein sangat senang. Dia adalah master akupunktur?! Bukankah ini artinya dia sama seperti karakter utama di novel-novel fantasi timur! Pada titik ini, Lein ingin menguji kemampuan barunya. Dia menundukkan kepalanya, melihat ke arah perutnya. Seolah memiliki kemampuan x-ray, dia bisa melihat aliran energi berwarna biru terang mengalir di tubuhnya. Namun, ada beberapa titik yang berwarna merah yang terlihat menyumbat aliran meridiannya. Dan, entah bagaimana, Lein mengetahui dengan baik cara mengatasinya. Dia memiliki pengetahuan untuk menyelesaikan masalah ini.Lein kemudian menyentuh salah satu titik merah di perutnya, menarik napas panjang, sebelum
Sepuluh menit kemudian, Lein telah puas menghajar Fredrinn. Tentu saja, kondisi Fredrinn sangat mengenaskan, begitu mengenaskan sehingga bahkan Tenmu yang merupakan pemimpin sebuah kelompok mafia bergidik ngeri. Dia bisa membayangkan betapa menyakitkannya menjadi Fredrinn.Namun, rasa kasihannya terhadap Fredrinn seketika menghilang saat Lein menatapnya. Itu membuatnya merinding di sekujur tubuhnya, menciptakan teror di dalam benaknya. Tatapan Lein yang dingin membuat Tenmu yang bahkan tidak mempercayai Tuhan, berdoa agar dia tidak menerima nasib yang sama seperti Fredrinn.Dan, seolah Tuhan mendengarkan doanya, apa yang dikatakan Lein selanjutnya membuatnya menunjukkan ekspresi cerah.Lein berkata, "Jika kau tidak ingin menerima nasib yang sama seperti bajingan ini, kau harus menuruti perkataanku! Jangan khawatir, aku tidak akan memintamu menjilat sepatuku atau semacamnya."Tenmu buru-buru membalas, "Katakan, Tuan Muda. Saya akan melakukan apa pun yang Anda minta."Mendengar itu, Le