Share

Bab 189

Author: Camelia
Saat itu, barulah Daffa sadar bahwa Jose juga ada di sana. Pikirannya langsung menjadi lebih jernih.

"Jose, kenapa kamu lagi?"

Jose menatapnya dari atas ke bawah dengan tatapan sinis. "Ternyata kamu ini setia sekali ya."

Daffa mengernyit. Sampai hari ini, dia masih tidak bisa percaya bahwa Aura bersama Jose. Karena dulu semua orang tahu betapa besarnya cinta Aura padanya.

Dia berdiri, menatap Jose dari ketinggian sejajar. "Kamu nggak merasa terlalu ikut campur? Ini urusanku sama Aura."

"Oh ya?" Jose tersenyum. Wajahnya memang sudah tampan, apalagi saat tersenyum seperti itu, benar-benar memikat.

"Sepertinya kamu belum tahu ya, aku dan Aura sudah ...." Jose sengaja menggantung kalimatnya, membiarkan Daffa membayangkan sendiri sisanya.

Seperti yang diduga, wajah Daffa langsung berubah. Tatapannya berpindah-pindah antara Aura dan Jose, penuh keraguan. Akhirnya, dia menatap Aura. "Aura, benar apa yang dia bilang?"

Aura mengatupkan bibir, lalu menggenggam tangan Jose dengan santai. Untungny
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 473

    Mendengar ucapan Jose, Brian tiba-tiba membidik senapannya ke arah Jose dan bertanya, "Jose, apa kamu sama sekali nggak mau membiarkan aku hidup?"Jose menyipitkan matanya. Sebelum dia sempat bicara, Tiano yang berdiri di sampingnya sudah menembak Brian.Terdengar suara tembakan 2 kali. Brian tidak berhasil menembak Jose, tetapi Tiano berhasil menembak Brian.Hanya saja, Aura juga ditembak. Awalnya, Aura diseret Brian ke depannya. Jika ingin menembak Brian, harus menembak Aura terlebih dahulu.Semuanya terjadi begitu cepat. Aura bahkan tidak sempat menghindar. Saat dia tersadar, rasa sakit di bahunya membuat wajahnya pucat pasi.Jose langsung berdiri dan berlari ke arah Aura. Sementara itu, Aura tersenyum sinis. Kekhawatiran pada ekspresi Jose tampak sangat tulus. Jose memang pandai bersandiwara.Namun, Tiano adalah bawahan Jose. Tanpa perintah Jose, mana mungkin Tiano menembak? Rasa sakit membuat Aura tidak bisa lanjut berpikir.Brian yang berdiri di belakang Aura juga ditembak, tetap

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 472

    Tadi masih ada orang lalu-lalang saat Aura turun, tetapi sekarang sama sekali tidak ada turis lagi. Dari kejauhan, Aura melihat Jose duduk di geladak. Jose sedang melihat pria yang digantung dengan tenang.Aura mendongak. Matanya sakit begitu terpancar cahaya matahari yang menyilaukan. Namun, dia bisa melihatnya cukup jelas. Orang yang digantung adalah Jordan.Banyak orang berdiri di belakang Jordan. Selain Tiano, masih ada banyak pria yang terlihat cukup hebat. Ternyata mereka sudah membuat persiapan.Brian berkata, "Kabarnya Pak Jose sangat kejam. Nggak disangka, Pak Jose juga tega mencelakai saudara kandung sendiri. Menurut Pak Jose, apa nyawa Bu Aura cukup untuk menukar nyawa Pak Jordan?"Jose berbalik setelah mendengar perkataan Brian. Dia melihat Aura dibawa ke hadapannya. Jose menyipitkan matanya. Auranya sangat dingin.Namun, Jose langsung menenangkan dirinya. Dia duduk di kursi dengan santai, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Jose membalas, "Kamu kira nyawany

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 471

    Brian bertanya, "Cepat bilang, wanita yang dibawa Jose pergi ke mana?"Suara Brian terdengar cemas, sepertinya dia baru bisa menyelamatkan dirinya setelah menemukan Aura.Rohan melirik Brian sekilas dan menyahut, "Aku nggak tahu."Mendengar ucapan Rohan, Brian langsung menendang dadanya dan membentak, "Jangan nggak tahu diri! Serahkan wanita itu dan aku akan mengampunimu! Kalau nggak ...."Aura yang mendengar kata-kata Brian menebak sepertinya Rohan sudah tunduk. Dia mengatupkan bibirnya dan melihat ke luar dari celah lemari baju dengan hati-hati.Ternyata Rohan memang ditahan dan berlutut di lantai. Bahkan dia juga ditembak dengan senapan.Kala ini, Brian menodong senapan ke kepala Rohan untuk mengancamnya dan bernegosiasi, "Kalau kamu bilang, aku beri kamu uang. Bagaimana kalau aku beri kamu 10 miliar?"Rohan mencibir. Wajahnya yang polos menunjukkan ekspresi sinis setelah mendengar ucapan Brian. Dia menyahut, "Aku nggak tertarik."Aura menggigit bibirnya. Dia segera memutar otaknya.

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 470

    Namun, harus diakui bahwa sikap santai Jose justru membuat ketegangan di hati Aura berkurang. Aura mengangguk pelan. Melihat Jose berjalan keluar, dia menyusul dan memanggil, "Jose."Kali ini, dia tidak memanggil dengan sebutan Pak Jose.Jose menoleh menatap Aura. Sudut bibir Aura bergetar sejenak sebelum bertutur, "Hati-hati."Mendengar ini, Jose tersenyum tipis sembari membalas, "Kalau bosan, kamu bisa mandi dan tunggu aku kembali."Aura tertegun. Dia seharusnya tidak perlu mengatakan itu.Kemudian, Jose menoleh ke arah Rohan dan menegaskan, "Kamu di sini."Rohan tahu bahwa Jose memintanya untuk melindungi Aura. Dia mengangguk sambil menyahut, "Pak Jose tenang saja."Tanpa berbasa-basi lagi, Jose membawa senapan dan keluar bersama Tiano.Aura hendak ikut, tetapi pintu kamar sudah ditutup oleh Rohan. Dia berujar, "Pak Jose sudah memerintahkan. Sebelum dia kembali, Bu Aura hanya boleh tetap di kamar ini. Nggak boleh ke mana-mana."Aura menoleh menatap Rohan sekilas tanpa berbicara, lal

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 469

    Aura merasa terhina. Sikap santai Jose justru membuat Aura yang panik dan sok pintar untuk menguji Brian barusan terlihat sangat bodoh.Jose tidak menjawab, tetapi tiba-tiba menatap tajam ke arah pintu. Dia melirik Aura sambil menepuk lembut pipinya, lalu berkata dengan pelan, "Tenang. Aku belum rela membiarkanmu mati sekarang."Setelah Jose melontarkan ucapannya, Rohan dan Tiano tiba-tiba membuka pintu dan masuk. Ekspresi mereka berdua tampak serius. Di tangan mereka juga ada senapan.Setelah masuk, mereka melapor, "Pak Jose, di bawah ada sekitar delapan orang yang menuju ke atas. Sepertinya mereka semua bersenjata. Selain itu, kemampuan bertarung mereka juga hebat."Jose mengiakan. Dia berjalan ke depan ranjang, lalu mengeluarkan kotak hitam dari bawah ranjang dengan terampil dan membukanya. Di dalam kotak itu ada beberapa senapan dengan model yang berbeda-beda.Melihat situasi ini, Aura langsung tahu bahwa Jose sudah mempersiapkannya sejak awal. Dia mengatupkan bibir dengan perasaan

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 468

    Brian seketika terdiam. Dia tidak langsung mengulurkan tangan untuk menerima gelasnya.Melihat Brian yang bengong, senyuman di bibir Aura tampak makin menawan. Aura memang sangat cantik sejak awal. Ketika tersenyum, tatapan Aura seperti bisa menggoda siapa pun.Aura menyodorkan gelas bir ke tangan Brian, lalu tersenyum seraya berujar, "Sebagai yang lebih muda, aku bersulang untukmu. Kamu nggak boleh tolak."Kala ini, suara Aura terdengar lembut dan manja. Pria mana pun yang mendengarnya pasti tidak tahan. Apalagi, Brian biasanya memang tergila-gila pada wanita dan bir. Hatinya sedikit tergoda karena rayuan Aura. Jika bukan karena Jose ada di sini, wanita secantik Aura cukup membuat Brian tertarik.Brian menunduk melirik sekilas bir di tangannya. Sorot matanya menunjukkan keraguan.Melihat Brian tidak minum, Aura sudah tahu tebakannya benar. Bir ini pasti bermasalah.Anak buah yang dibawa Jose kali ini tidak banyak. Tampaknya, kebanyakan orang yang ada di luar adalah anak buah Brian. Ti

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status