Share

Bab 210

Author: Camelia
Anrez mengernyit menatapnya. "Tunggu apa lagi?"

Serra tersenyum. "Anrez, setidaknya beri anakmu satu kesempatan lagi. Lagi pula, masih ada jalan keluar untuk masalah ini."

Anrez mendengus dingin. "Jalan keluar? Masih bisa apa lagi sekarang?"

Serra masih tersenyum tenang. "Biar aku yang tangani. Aku akan bicara baik-baik dengan Aura."

Sebenarnya, Serra sudah punya rencana lain dalam pikirannya. Dia tahu bagaimana cara membuat Aura menurut.

Matanya sempat berkilat. Kemudian, dia merebut ponsel dari tangan Anrez dan menekan tombol tutup panggilan. Sementara itu, pikirannya sibuk merancang berbagai strategi.

Aura tidak tahu sedikit pun tentang akal busuk dua orang ini. Dia hanya duduk di kursi cukup lama, melamun dalam diam. Kepalanya kosong. Dia bahkan tak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Yang dia tahu hanyalah semua yang terjadi terasa sangat konyol.

Lulu masuk ke ruangan tepat waktu. Saat dia melihat Aura masih melamun, dia langsung bertanya, "Gimana? Kamu baik-baik saja, 'kan?"

Aura
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 251

    Bagaimanapun juga, setelah sebelumnya Ghea dipaksa menggugurkan kandungan oleh Daffa, penilaian Serra terhadap Daffa juga sudah sangat buruk. Jadi, Ghea tidak berani mengungkitnya lagi.Akhirnya dia hanya mengalihkan topik, "Nanti kalau waktunya sudah pas, aku akan bawa dia pulang untuk Ibu lihat." Dia berbalik menaiki mobilnya sendiri, meninggalkan Serra seorang diri di tempat.....Di sisi lain.Aura menoleh memandang Fendro, sambil tersenyum menggoda, "Biasanya juga kamu nggak begini ya? Ada gadis yang mengajak ngobrol, kamu malah langsung cuek?"Fendro tertawa ringan, lalu menoleh ke arahnya dan mengangkat alis, "Sikap gentleman juga tergantung ke siapa. Kalau ke orang yang aku nggak suka, rasanya nggak perlu buang waktu pakai sikap gentleman segala."Aura mengangkat alis, merasa ucapan ini sangat sesuai dengan hatinya. Andai saja dulu Daffa dan Ghea bisa menjaga jarak seperti ini, mungkin sekarang dia dan Daffa sudah menikah. Namun mengingat soal itu, dia justru harus berterima ka

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 250

    Waktu berlalu cukup cepat. Tanpa terasa, sudah tiba waktunya janji temu dengan Fendro.Selama waktu itu, Jose tidak pernah lagi menghubunginya, baik lewat pesan maupun telepon. Aura merasa Jose memang sudah bosan dengannya.Namun, saat membayangkan bahwa ke depannya Jose tidak akan lagi menjaganya, hati Aura sedikit merasa kehilangan.Malam itu, dia hampir tidak bisa tidur. Pagi-pagi sekali, dia sudah bangun dan bersiap-siap, lalu turun ke lantai bawah.Anrez, Serra, dan Ghea, sedang duduk bersama menikmati sarapan. Begitu menoleh dan melihat Aura tampil anggun dengan gaun, mereka sempat terkejut."Pagi-pagi begini, kamu mau ke mana?" tanya Anrez lebih dulu.Aura menjawab dengan malas, "Ada urusan."Dia duduk di sofa, mengambil sebuah majalah, dan mulai membacanya sambil menunggu telepon dari Fendro. Fendro bilang mengemudi sendiri tidak aman, jadi dia ingin menjemput langsung. Aura pun tidak keberatan. Kenapa menolak sopir gratis?Tak lama kemudian, telepon dari Fendro pun masuk. Aura

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 249

    Napas mereka saling bertautan. Dengan satu gerakan kuat dari tubuh Daffa, Ghea hampir saja menjerit.Meskipun kompleks ini tidak banyak orang, tetap saja bukan bangunan terpisah. Jika sampai ada yang mendengar, Ghea tidak akan bisa tinggal di vila Keluarga Tanjung lagi.Dengan susah payah, dia menahan suara yang hampir keluar, lalu menatap Daffa dengan jengkel. "Kak Daffa, pelan sedikit dong.""Aku kira kamu suka begitu." Daffa tertawa, napasnya berat. "Teriak saja lebih keras." Lebih bagus kalau Aura mendengarnya.Kalimat berikutnya tidak dia lanjutkan, tetapi gerakannya justru semakin intens. Pandangan Ghea mulai mengabur. Di luar, entah kenapa tiba-tiba turun hujan.Sesudah selesai, Daffa bangkit dan menyalakan sebatang rokok. Dia tidak membuka jendela, jadi asap memenuhi mobil.Ghea membereskan dirinya yang berantakan. Dengan napas yang terengah-engah, dia kembali bersandar manja di tubuh Daffa."Kak Daffa, menurutku kita harus kasih tahu keluarga deh. Kalau begini terus, aku yang

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 248

    Begitu melihat Aura, Ghea langsung memanggil dengan suara lembut, "Kak."Aura hanya meliriknya sekilas, tak berkata apa-apa. Dia menghindari Ghea, lalu langsung berjalan turun ke bawah.Berbicara dengan orang seperti Ghea hanya akan membuatnya merasa jijik. Perempuan ini sudah melakukan hal menjijikkan seperti itu, tetapi masih punya muka untuk tersenyum manis padanya? Benar-benar mewarisi bakat akting dari Serra.Malam ini, Serra tidak turun untuk makan malam. Ghea pun sibuk mengambilkan lauk untuk Anrez. Setelah itu, dia menatap Aura dengan ekspresi bangga, seperti sedang bersaing memperebutkan perhatian.Aura malas menatapnya. Dia hanya menunduk, menghabiskan makanannya, lalu langsung naik ke lantai atas.Sekitar pukul 11 malam, dia mendengar pintu kamar sebelah terbuka, lalu suara langkah kaki turun tangga.Awalnya Aura tak peduli, tetapi karena tidak bisa tidur, dia keluar ke balkon untuk menghirup udara. Di sana, dia melihat pemandangan yang cukup menarik.Di bawah cahaya lampu j

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 247

    Aura pura-pura tak bersalah. "Apa hubungannya sama aku? Sejak terakhir kali ketemu dia bareng kalian, aku nggak pernah ketemu dia lagi."Dia berbohong tanpa sedikit pun rasa bersalah, sama sekali tidak khawatir Lucas akan membocorkan apa pun.Belum lagi waktu itu dia memakai topeng. Kalau sampai tersebar bahwa Lucas dihajar di Kelab Fana hari itu, itu sudah cukup untuk membuat Keluarga Leondra malu besar.Jadi, Keluarga Leondra pasti akan memilih untuk diam. Bagaimanapun, di kalangan atas, yang paling dijaga itu adalah martabat.Aura tersenyum dan balik bertanya kepada Serra, "Bibi Serra, jangan-jangan hadiah yang Bibi pilih semalam kurang bagus, jadi Keluarga Leondra nggak senang?"Dia menghela napas. "Sayang ya, semalam Bibi sampai pulang larut malam demi pilih hadiah, tapi ujung-ujungnya malah begini. Menurutku sih, Keluarga Leondra yang nggak tahu diri."Dia terdengar seperti membela Serra, tetapi dari nada bicaranya, jelas dia menyindir dan melempar kesalahan ke Serra.Anrez langs

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 246

    Aura menggeleng. "Kalau begitu, aku lebih memilih untuk nggak tahu."Melihat Aura yang keras kepala, wajah Fendro sempat terlihat kaku untuk sesaat. Kemudian, dia mencebik, tampak seperti anak kecil yang sedang sedih.Usia Fendro memang masih muda, gaya berpakaiannya pun sangat manis. Jadi, saat dia bersikap seperti itu, bukannya terlihat menjijikkan, malah sedikit menggemaskan.Aura meliriknya sekilas, lalu memalingkan pandangan. Jelas sekali bahwa dia sama sekali tidak tertarik dengan semua itu.Fendro terlihat agak kecewa. Setelah berpikir sejenak, dia berkata lagi, "Begini, kalau kamu mau bantu aku, biaya desainnya aku gratiskan."Aura akhirnya menatapnya dengan mata berbinar-binar. "Janji ya."Biaya desain Fendro bukan main-main, kalau ditotal semuanya bisa mencapai ratusan juta. Namun, yang membuat dia penasaran, dengan latar belakang Keluarga Pranata, jangankan ratusan juta, miliaran sekalipun tidak ada apa-apanya.Sebagai anak kedua Keluarga Pranata, Fendro masih rela turun ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status