Share

Bab 614

Author: Camelia
Setelah tertegun sejenak, Aura kembali bertanya, "Kalau begitu, sekarang kamu sudah setuju dengan permintaanku, 'kan?"

"Sejak kapan aku bilang aku sudah setuju?" kata Jose dengan nada muram.

Melihat Jose yang tersenyum sinis, Aura merasa sangat kesal. "Jelas-jelas tadi kamu bilang begitu."

"Aku hanya bilang aku akan mempertimbangkannya, aku nggak pernah bilang setuju."

Saat mengatakan itu, Jose membersihkan tangannya dengan santai. Setelah mengambil handuk di samping dan mengeringkan tangannya, dia baru menundukkan kepala dan menatap Aura. "Coba katakan."

Aura menelan ludahnya dengan pelan. Dia tertegun sejenak, lalu akhirnya berkata, "Kalau begitu, aku langsung bilang ya. Tapi, kamu nggak boleh marah ya."

Jose tidak memberikan jawaban yang jelas, hanya mengernyitkan alis dan menatap Aura.

Aura tertegun sejenak, lalu melanjutkan, "Aku sebenarnya mau tanya, apa mulai besok aku boleh keluar? Nggak ada yang bisa aku lakukan di sini dan ... aku janji aku nggak akan lari. Aku juga nggak aka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Nur Deene
Kan bagus kalau jose terus terang saja.. aura pun akan lebih memahami dan rasa terharu dgn keperihatinan dan kepedulian jose padanya..
goodnovel comment avatar
idagh7
aura.. Jose itu sedang menjagamu dari niat buruk orang yg ingin mencelakai, sudah nurut aja di rumah dulu
goodnovel comment avatar
Indah Oktavianti
semoga saja jose secepatnya tau semuanya karena sherly....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 622

    Tigor duduk di depan meja teh dan menyesap tehnya dengan santai."Pak Tigor, aku sudah bawa orangnya ke sini," kata Suhar yang menjadi orang pertama membuka mulut untuk memecah keheningan di ruangan itu.Saat itu, mata Tigor yang terlihat tua serta tajam itu langsung menatap lurus ke arah Aura.Mungkin karena sudah mengikuti Jose cukup lama, sehingga Aura sudah terbiasa dengan perubahan emosi yang tak terduga dan tatapan Jose yang selalu dingin. Oleh karena itu, saat Tigor menatapnya dengan begitu tajam, ekspresinya tidak terlihat takut padahal hatinya sudah berdebar.Aura tertegun saat melihat Tigor terdiam cukup lama, lalu akhirnya menyapa, "Halo, Pak Tigor. Ada masalah apa Pak Tigor memanggilku ke sini hari ini?"Mendengar perkataan itu, Tigor tersenyum ambigu. "Kamu nggak takut padaku?"Aura menggigit bibirnya. "Pak Tigor pandai bercanda. Kamu terlihat begitu ramah, kenapa aku harus takut padamu?"Kata-kata itu terdengar terlalu memuji, tetapi setidaknya tidak ada orang yang akan m

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 621

    Ponsel Jose berdering. Awalnya dia tidak berniat mengangkatnya, tetapi dia langsung menjawab begitu melihat nomor yang masuk."Apa?!" seru Jose dengan suara yang tajam.Sherly yang sedang bersiap mengambilkan lauk ke piring Jose pun langsung terhenti. Dia mendongak dan menatap Jose. Melihat Jose mengernyitkan alis dengan erat, dia secara refleks menggigit bibir dan bertanya dengan pelan, "Kak Jose, apa yang terjadi?"Jose tidak menjawab, hanya memberi perintah pada orang di seberang telepon, "Segera kirim orang untuk mencari. Meskipun harus membalikkan seluruh tempat itu, juga harus menemukan orangnya!"Setelah itu, Jose menutup telepon dan bersiap untuk bangkit.Namun, Sherly buru-buru menarik Jose. "Kak Jose, kamu sudah lama nggak menemaniku. Sekarang kamu bahkan nggak mau makan malam denganku?"Mata Sherly berkaca-kaca, membuatnya tampak begitu rapuh dan menyedihkan.Jose menatap Sherly sekilas, lalu berkata dengan nada yang melembut. "Yang patuh ya, nanti aku akan datang menemuimu

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 620

    Anrez langsung memasang ekspresi seolah-olah tidak berdaya. "Rara, Pak Tigor hanya ingin bertemu dan mengobrol denganmu, nggak ada maksud lainnya. Lagi pula, kamu juga tahu kemampuan Ayah terbatas, benar-benar ...."Aura tersenyum sinis. "Nggak perlu pura-pura seperti itu, menjijikkan sekali."Suhar mengernyitkan alis, lalu tersenyum. "Nona Aura, Pak Tigor sudah lama ingin bertemu denganmu. Kalau ada apa-apa antara kamu dan ayahmu, nanti saja baru dibicarakan lagi. Sekarang tolong ikut aku pergi dulu."Suhar memang berkata mohon, tetapi dia langsung mengangkat tangan dan memberikan isyarat pada orang-orang di belakangnya.Tak lama kemudian, dua pria segera maju dan hendak bertindak kasar terhadap Aura."Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri," kata Aura dengan nada dingin dan auranya membuat orang yang tadinya hendak menyeretnya itu langsung terhenti.Saat kedua pria itu menoleh ke arahnya, Suhar pun tersenyum. "Nona Aura memang wanita yang cerdas, nggak bikin orang lain kesulitan."Sete

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 619

    "Ada yang mau dikatakan, langsung katakan saja," kata Aura. Wajah mungilnya memang terlihat memesona, tetapi saat ekspresinya dingin seperti itu pun auranya terasa cukup mengintimidasi.. Mungkin ini karena pengaruh sudah bersama Jose cukup lama, bahkan dia sendiri pun tidak tahu sudut mata dan alisnya mirip dengan Jose saat ekspresi dingin seperti ini.Tangan Anrez yang terulur langsung terhenti kaku di udara. Dia menggigit bibirnya dan menatap punggung Aura dengan ekspresi dingin. Namun, semua itu langsung menghilang dan kembali menunjukkan ekspresi seorang ayah yang penuh kasih sayang.Begitu memasuki rumah, Aura menyadari Kasih tidak ada di sana. Dia sudah memanggil dua kali, tetapi tetap tidak ada jawaban. Dia mengernyitkan alisnya, lalu menoleh ke arah Anrez yang baru saja masuk dan bertanya, "Mana Bi Kasih?"Anrez tersenyum ramah dan menjawab, "Dia tiba-tiba ada urusan keluarga, jadi pulang dulu. Dua hari lagi baru kembali. Rara, ayo kita bicara di ruang kerja."Setelah mengataka

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 618

    Aura berada di lantai dua, sebenarnya tidak terlalu tinggi juga jika dia ingin turun dari sana. Dahulu, dia juga pernah mencoba panjat tebing, sehingga ketinggian seperti itu tidak termasuk sulit baginya.Setelah melihat beberapa titik pijakan di bawah balkon dan menghitung di kepalanya dengan cermat, Aura menyadari dia memang bisa keluar dari sana dan sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Namun, setelah melirik para pengawal yang tidak jauh dari sana sekilas, dia menghela napas. Meskipun bisa keluar dari sana, dia tetap saja harus mengalihkan perhatian para pengawal itu terlebih dahulu.Tok tok.Saat itu, tiba-tiba terdengar ketukan pintu keras yang memutuskan lamunan Aura."Nona Aura, makanan sudah siap, cepat turun untuk makan sedikit. Kalau nanti Pak Jose pulang dan melihat kamu belum makan, dia pasti akan marah lagi," kata seorang pelayan.Aura mengalihkan kembali pandangannya. "Baik, aku akan segera turun."Saat duduk di meja makan, Aura masih terus memikirkan bagaimana caranya unt

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 617

    Setelah selesai mengatakan itu, Aura langsung bersiap-siap untuk menutup teleponnya.Anrez segera berkata, "Tunggu dulu, Rara. Kamu nggak mau bertemu denganku, apa kamu juga nggak mau tahu apa-apa tentang ibumu?"Tangan Aura yang tadinya hendak menutup telepon pun langsung terhenti. Dia tersenyum dingin, lalu berkata, "Kamu harus begitu licik ya? Selalu pakai nama ibuku untuk mengancamku ya, Anrez."Aura sengaja langsung menyebut nama Anrez, jelas dia sudah tidak ingin memiliki hubungan dengan Anrez. Dia tertegun sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam dan perlahan-lahan berkata, "Aku katakan untuk yang terakhir kalinya, kamu nggak pantas menyebut nama ibuku. Kalau kamu berani menyebutnya lagi ....""Aku dengar kamu akan menikah? Dengan Jose?" sela Anrez langsung sebelum Aura sempat selesai berbicara."Kenapa kamu bisa tahu? Siapa yang bilang padamu?" tanya Aura sambil mengernyitkan alisnya. Sejak Jose menyatakan akan menikahinya sampai sekarang, paling-paling hanya satu sampai dua har

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status