Share

Bab 726

Author: Camelia
Di hadapan Jose, Aura selalu berhati-hati. Jarang sekali dia berani menentang secara langsung.

Sampai Jose hampir lupa saat pertama kali mengenalnya, Aura sebenarnya punya sifat seperti seekor kucing liar yang garang.

Kini, melihat Aura yang menantang, sorot mata Jose semakin dalam. "Bagus, sangat bagus."

Wajah Jose memang terlalu tampan. Di bawah hidung mancungnya, sudut bibirnya sedikit terangkat. Dia selalu pandai menyembunyikan emosi. Hanya sebentar, wajahnya sudah kembali tenang.

Jose menyipitkan mata menatap Aura, senyumannya semakin lebar. "Mau aku lepaskan kamu? Bisa saja."

Pria itu bersandar malas di kursi belakang mobil. "Mau hidup tenang? Itu juga bisa."

Mendengar itu, mata Aura seketika berbinar. Namun, dalam hitungan detik matanya kembali redup. Karena dia tahu, Jose tak akan semudah itu melepaskannya.

Jose tidak berbicara lagi, hanya memberi perintah kepada Marsel di depan untuk terus melajukan mobil. Akhirnya, mobil berhenti di depan sebuah kelab mewah.

Marsel menoleh da
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (21)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
L h baik Aura bunuh diri aja dpn jose. Dr pada jd mangsa pria2 itu yg disuruh ber senang2 sm Aura. Aura sayat aja tangan nya dan kalo Jose ga nolong, bunuh diri aja deh goresin kelher kek. Pecahin botol minuman.
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Aura juga bego keluar ga punya persiapan Semoga Roy atau teman nya Roy bs mengikiti Aura ke klub dan menolong Aura. Sadiss yaa si jose. Sdh Aura mau memutuskan hu ungan malah di celakain. Dibuat senang2 sm pria2. Berarti si Sherly lbh berharga dr Aura . Dan telah mencelakkan aura sehingga keguguran
goodnovel comment avatar
Ennn Ne
ada yg tau ini novel on going asli atau disadur dari luar terus diterjemahkan ke indo atau gimana? kok alur tetep gaje udah 10 episode skip karna muak liat cerita terlalu male sentris, muter2 gk jelas arah cerita. pilihan kata bertele2. eh ini liat episod baru malah tambah parah.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 786

    Begitu tangan Yanti terangkat, dia langsung ditahan oleh seseorang. Yanti menoleh, lalu melihat Renald berdiri di sana dengan senyuman tipis di wajahnya."Kata orang, Keluarga Kusuma sangat tegas dalam pendidikan. Keturunannya pun punya sikap yang sangat terhormat. Setelah dilihat sekarang, aku baru tahu ternyata seperti ini."Renald menyunggingkan senyuman tipis, nadanya tenang. Kata-katanya itu jelas menyindir, tetapi dengan nadanya itu malah terdengar enak didengar.Yanti termangu sejenak. "Apa urusannya denganmu?""Tentu saja bukan urusanku." Renald tersenyum tipis. "Tapi, entah ada hubungannya dengan Pak Parviz nggak. Kalau mau, aku bisa langsung tanyakan ke beliau sekarang."Ucapan itu membuat Yanti benar-benar naik darah. Beberapa hari ini, ibunya terus mengingatkan agar dia tidak bertindak sembarangan. Sekarang di rumah mereka bertambah satu personel, yaitu Aura. Dia harus menunjukkan performanya.Sementara itu, Renald dikenal dekat dengan Parviz. Kalau sampai dia memberi tahu

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 785

    Secara logika, memang benar Renald sudah menyelamatkannya, jadi Aura seharusnya berterima kasih padanya. Namun, Renald selalu saja mengatakan hal-hal aneh.Aura bahkan merasakan aura berbahaya dari dirinya yang terasa jauh lebih berbahaya daripada Jose. Karena itu, Aura menolak untuk terlalu sering berhubungan dengannya."Aku ganti baju dulu, tunggu aku sebentar.""Aku ikut kamu."Aura awalnya termangu, lalu akhirnya mengabaikan Renald. Dia merasa pria ini memang agak aneh. Saat pertama kali bertemu, pria ini takut dirinya diracuni. Lantas, sekarang apa lagi?Aura mempercepat langkah kakinya. Dia sama sekali tidak ada niat menunggu Renald. Begitu tiba di halamannya sendiri, dia langsung menutup pintu, sama sekali tidak peduli apakah Renald masih di luar atau tidak.Ketika sudah berganti pakaian dan turun kembali, Renald malah tidak terlihat. Aura baru hendak memanggil seseorang ketika pintu halaman tiba-tiba terbuka dengan kasar.Saat berikutnya, dia melihat Yanti bergegas masuk dengan

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 784

    "Menemani?" Aura tertegun. "Jangan-jangan orang yang Kakek undang itu aku kenal?"Hatinya tiba-tiba muncul firasat buruk. Benar saja, detik berikutnya dari belakang terdengar suara yang sangat familier."Tentu saja kenal."Aura langsung mengerutkan kening, menoleh, lalu melihat Renald berdiri tak jauh darinya dengan senyuman penuh arti. Dengan wajah penuh senyuman itu, dia bahkan sempat mengangkat alis ke arah Aura."Kenapa kamu di sini?"Mendengar itu, Parviz tertawa ringan sambil menepuk bahu cucunya. "Tentu saja Kakek yang mengundangnya. Ayo, kita ke ruang makan."Selesai berkata, Parviz melangkah menuju ruang makan. Aura buru-buru maju menopang lengan sang kakek, tak lupa melemparkan tatapan penuh peringatan ke arah Renald. Namun, Renald justru tersenyum semakin lebar.Begitu ketiganya duduk di meja makan, para pelayan segera menyajikan sarapan. Parviz memang orang yang hidup sederhana, jadi hidangan sarapan pun tidak mewah, hanya bubur dan beberapa lauk ringan."Aura, dengar-denga

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 783

    "Nggak usah." Aura langsung menolak."Kenapa? Jangan-jangan kamu takut aku berniat macam-macam padamu?" Renald tertawa ringan sambil menatapnya. Dia bahkan tak lupa menggoyangkan lengan yang sedang terluka. "Tenang saja, sekarang aku cedera. Nggak ada yang bisa kulakukan.""Walaupun ...." Ucapannya terhenti sejenak, baru kemudian dia melanjutkan, "Memang aku punya niat itu."Aura hanya bisa terdiam. Dia berdiri. "Permintaanmu sudah kupenuhi. Kalau nggak ada urusan lagi, aku pergi dulu.""Dah." Aura tidak ingin terus bertele-tele dengan Renald. Dia mengambil tasnya, lalu pergi. Kali ini, Renald pun tidak menahannya.Begitu keluar dari gedung apartemen, angin dingin Kota Morimas langsung menerpa dan masuk ke pakaiannya. Sup panas yang tadi menempel di tubuhnya seketika menjadi dingin, membuat Aura menggigil.Dia merapatkan pakaian, lalu masuk ke mobil dan pergi. Saat kembali ke rumah Keluarga Kusuma, hari sudah sore. Begitu sampai di kamar, dia langsung membersihkan diri, baru kemudian m

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 782

    Nada ancaman dalam ucapan Renald terlalu jelas. Aura tak tahan, menggigit pelan bibir merahnya. Dia tiba-tiba merasa tahun ini benar-benar sial. Menghadapi Jose saja sudah cukup merepotkan, sekarang malah harus berurusan dengan Renald.Parahnya, tak ada satu pun yang bisa dia singgung."Baiklah, aku ke sana sekarang juga." Selesai berbicara, Aura menutup telepon, lalu menyebutkan sebuah alamat kepada sopir.Saat tiba di rumah Renald, bahkan sebelum dia sempat mengangkat tangan untuk mengetuk pintu, pintu sudah terbuka.Pria tinggi besar itu bersandar di pintu. Meskipun tangannya terluka, tetap saja pesonanya terpancar dengan baik. Dia berdiri begitu saja, menatap dengan mata dingin yang membawa senyuman.Melihat Aura, Renald menunduk sekilas pada jam tangannya. "Bagus, kamu cukup tepat waktu."Aura menarik napas dalam-dalam dengan pasrah. "Katakan saja, hari ini kamu mau apa lagi?"Mendengar itu, Renald sedikit mengangkat alisnya. "Maksudmu, apa pun yang aku mau ... boleh?"Nada bicara

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 781

    Meskipun merasa heran karena Yanti ternyata tidak ikut, itu juga bukan sesuatu yang perlu dia pedulikan. Jadi, Aura hanya melirik sekilas, lalu menarik kembali pandangannya dengan tenang dan melangkah naik ke pesawat.Aura masih duduk di tempat yang sama seperti sebelumnya. Jose naik setelahnya, duduk tidak jauh darinya. Pria itu meletakkan laptop di meja, lalu mulai bekerja.Dalam hati, Aura diam-diam menggerutu. Jelas-jelas yang paling menguras tenaga semalam adalah Jose. Kenapa sekarang dia sama sekali tidak terlihat mengantuk? Kalau bukan karena dia mengalami sendiri, Aura mungkin sudah curiga Jose sebenarnya adalah robot."Kalau mau lihat, boleh duduk lebih dekat." Jose tiba-tiba bersuara, sementara matanya tetap menatap layar laptop dan jemarinya terus mengetik tanpa berhenti. Dia terlihat sibuk sekali.Aura tak menyangka Jose bisa sadar kalau dia sedang memperhatikannya. Tatapannya pada wajah samping Jose sontak terhenti. Kemudian, dia berpura-pura tenang, menarik kembali pandan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status