Compartir

Bab 846

Autor: Camelia
"Kalau nggak, itu akan merugikan nama baik Keluarga Kusuma." Yanti menatap Parviz. Wajahnya menunjukkan kepeduliannya terhadap Keluarga Kusuma.

Parviz memandang Yanti, tersenyum tipis. "Rupanya kamu sudah dewasa dan memikirkan urusan cukup matang. Baiklah, lakukan seperti yang kamu bilang. Pergilah."

Yanti mengangguk. "Baik, Kakek. Aku dan Paman Suhar berangkat dulu. Masalah ini belum pasti, jadi Kakek jangan marah dulu."

Setelah itu, Yanti mengangguk ringan kepada Parviz, lalu berbalik dan pergi. Setelah berbalik, senyuman di wajahnya berubah menjadi penuh makna.

Di klub, Jose yang hanya memakai kemeja, berbaring di tempat tidur. Tatapannya terus menatap Aura yang tertidur pulas di sampingnya. Wajah Aura memang sangat cantik, meskipun dia hanya sedang tidur. Bulu matanya yang panjang kadang berkedut. Entah mimpi apa sampai dahinya berkerut.

Tiba-tiba, Aura memiringkan tubuh dan berbaring menghadap Jose. Jose mengangkat alis sedikit, melihat jam di pergelangan tangannya.

Kemudian, pand
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 879

    Jordan menatap mata Jose yang gelap dan berbahaya. Tiba-tiba, dia merasa hari ini mungkin adalah hari kematiannya."Tolong! Tolong aku!" teriak Jordan dengan panik sambil berusaha mundur. Namun, sudah tidak ada jalan untuk melarikan diri. Sejak siang dia kehilangan banyak darah, tubuhnya sangat lemah.Begitu bergerak sedikit saja, luka di tubuhnya akan terasa perih hingga menusuk tulang. Meskipun berteriak sampai serak, tidak ada seorang pun datang menyelamatkannya.Jose berdiri di depan ranjang, menatapnya dari atas dengan dingin. Tatapan itu seperti seorang pemburu yang sedang mempermainkan mangsanya, penuh minat dan kekejaman.Tak lama kemudian, Tiano masuk dari luar. "Pak Jose, semuanya sudah beres."Jose mengangkat alis sedikit. "Masih ada satu lagi, 'kan?"Dia menggerakkan dagunya, menunjuk ke arah Jordan yang wajahnya sudah pucat pasi di atas ranjang."Jose ...." Suara Jordan bergetar hebat. "Lepaskan aku. Aku akan serahkan semua sahamku di Alatas Heir ke kamu. Semuanya."Di had

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 878

    Saat sampai di pintu, dari jauh sudah terlihat beberapa pengawal di bangsal. Melihat Jose, para pengawal itu langsung berwaspada seolah-olah menghadapi bahaya besar.Jose mengambil langkah panjang."Tuan Jose." Salah satu pengawal mencoba menghentikannya. "Tuan nggak boleh masuk.""Oh?" Jose mengernyit ringan, menatap pengawal yang berbicara itu. "Yakin?"Pengawal itu tampak canggung, lalu menunduk. "Kasihanilah kami. Kami hanya menjalankan perintah Tuan Tigor. Kalau Tuan masuk sekarang, kami nggak bisa mempertanggungjawabkannya ke pihak sana!"Mendengar bujukan si pengawal, wajah Jose malah semakin penuh sindiran. Dia mengangkat tangan sedikit.Dua sosok hitam tiba-tiba muncul tak jauh dari sana. "Tuan Jose, serahkan pada kami saja."Jose mengangkat sedikit alisnya, mengabaikan pengawal yang menjaga pintu kamar, lalu melangkah masuk. Langkahnya meninggalkan aura tak tertandingi.Para pengawal yang hendak menghentikannya, ditarik kuat-kuat dan langsung terlempar jauh tanpa sempat menye

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 877

    Jose menutup telepon, lalu berjalan ke ruang ganti dan mengambil satu set pakaian dengan santai. Setelah itu, dia mengenakan mantel panjang berwarna hitam di luar.Tubuhnya tinggi dan tegap. Mantel hitam yang potongannya pas di badan membuat seluruh auranya tampak berwibawa dan elegan.Aura memang tipe yang mudah tergoda oleh wajah tampan. Sekejap, pandangannya terhenti pada sosok Jose.Ketika Jose menoleh, dia melihat Aura sedang melamun sambil menatap dirinya. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis. Dia melangkah mendekat, lalu dengan ringan menyentuh ujung hidung Aura."Lihat apa sih? Kalau memang mau lihat, gimana kalau aku buka semuanya biar kamu puas?"Alis Jose terangkat sedikit. Pria ini memang tidak pernah mempertimbangkan perasaan orang lain saat berbicara.Bahkan Aura yang biasanya cukup bermuka tebal pun kali ini merasa malu. Dia berdeham pelan dan memutar bola matanya."Siapa juga yang mau lihat? Aku nggak mau." Dia masih berusaha menyangkal.Namun, belum sempat

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 876

    Aura memejamkan mata, lalu menyelipkan satu tangannya ke dalam kamar mandi. "Nih, ponselmu."Dia berdiri di depan pintu tanpa masuk, tetapi detik berikutnya, pergelangan tangannya tiba-tiba ditangkap dari dalam. Tubuhnya seketika goyah. Kemudian, dia langsung jatuh ke dalam pelukan yang hangat dan basah.Tubuh Jose memang proporsional. Kulitnya tak terlalu putih, tetapi kencang dan berotot. Terutama otot perutnya, terasa kuat dan padat. Sentuhannya luar biasa.Wajah Aura menempel tepat di perut Jose. Kulit hangat itu masih basah, membuat wajahnya ikut terasa lembap. Dia hampir kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Saat membuka mata, yang dia lihat adalah sepasang mata milik Jose yang mengandung senyuman.Begitu menunduk, barulah Aura sadar, Jose hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Menyadari tatapan menggoda itu, Aura akhirnya tersadar kalau Jose sengaja menggoda dirinya.Aura mendengus pelan, mengerutkan alis, lalu menyerahkan ponsel itu. "Nah."Begitu menunduk, barulah dia melihat

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 875

    "Kenapa?" Tigor mendengus dingin. "Kamu tanya saja anak kesayanganmu itu! Sekarang dia bahkan ingin nyawa saudara kandungnya sendiri. Keluarga Alatas nggak bisa menampung orang sehebat dia lagi."Mendengar itu, wajah Riana menegang, jantungnya berdetak kencang. Dia menatap Tigor dengan kaget. "Maksud Ayah apa?""Maksudku apa? Jose ingin membunuh Jordan!""Nggak mungkin!" Riana spontan bersuara dengan keras. Kemudian, karena sadar nadanya terlalu tinggi, dia berhenti sejenak, lalu kembali menampilkan sikap anggun khas seorang nyonya besar."Ayah, pasti ada kesalahpahaman di sini." Sambil menatap Tigor, dia menambahkan, "Sebelumnya Jordan juga pernah berusaha membunuh Jose. Apa Ayah sudah lupa? Kali ini, siapa yang membuat Jose menghilang pun belum tentu jelas."Semakin lama Riana berbicara, suaranya semakin tenang. Tatapannya pun menjadi dalam. "Ayah nggak boleh berat sebelah."Syut! Sebelum Riana selesai berbicara, cangkir teh di tangan Tigor sudah melayang ke arahnya.Riana tak sempat

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 874

    "Jose!" Suara Tigor terdengar marah, menggelegar dari ujung telepon, langsung menusuk ke telinga Jose. "Jangan lupa siapa yang lebih tua! Aku belum mati! Selama aku masih hidup, di rumah ini tetap aku yang berkuasa!"Karena usianya sudah lanjut, suara Tigor terdengar serak dan tua. Namun, amarah yang terkandung di dalamnya membuat siapa pun merinding. Bagaimanapun juga, dia sudah lama berkecimpung di dunia bisnis puluhan tahun. Ucapannya selalu membawa aura penguasa alami.Namun, di hadapan Jose, semua itu tidak membuatnya gentar sedikit pun. Dia hanya tertawa sinis."Jordan? Aku memang sudah lama ingin membunuhnya." Kalimatnya penuh ancaman, tetapi suara Jose tetap terdengar merdu dan seksi, sama sekali tanpa rasa panik atau emosi.Di seberang sana, Tigor gemetar karena marah. Giginya terkatup rapat hingga rahangnya menegang. Tangannya menekan dadanya. Dia hampir saja jatuh ke belakang. Untung ada kepala pelayan yang cepat-cepat menahan tubuhnya."Ka ... kamu ....""Aku kenapa?" Jose

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status