Share

Bab 871

Penulis: Camelia
Ciuman Jose seperti biasanya, kuat dan mendominasi. Namun, hari ini di dalamnya juga ada sedikit perasaan bahagia yang sulit disembunyikan.

Pemandangan di depan mata tampak agak ironis. Di tempat yang seharusnya dipenuhi bau darah dan kematian, justru muncul suasana yang ambigu dan panas.

Ketika Aura hampir kehabisan napas karena ciuman itu, barulah Jose perlahan melepaskannya. Tatapannya yang sedikit terangkat menunjukkan betapa baik suasana hatinya saat ini.

"Kamu ... kamu kok belum mati?" Begitu dilepaskan, itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Aura.

Jose menaikkan alisnya, ekspresinya santai dan sedikit menggoda. "Kenapa? Kamu berharap aku mati?"

"Nggak!" Aura spontan menubruk ke pelukan Jose. Selama dua hari ini, mendengar kabar bahwa Jose hilang dan mungkin sudah meninggal membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Kini, di dalam pelukannya, rasa aman itu kembali.

Jose mengangkat tangannya, mengusap lembut punggung Aura. Tatapan dinginnya pun ikut melunak. Muncul sedikit senyuman
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Abigael Joostensz
kami lagi nungguin bab selanjutnya
goodnovel comment avatar
Abigael Joostensz
wah suka , thor semngt ya
goodnovel comment avatar
Yeyen Yuliantinah
yeeeeah.......hepi ending dunk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 875

    "Kenapa?" Tigor mendengus dingin. "Kamu tanya saja anak kesayanganmu itu! Sekarang dia bahkan ingin nyawa saudara kandungnya sendiri. Keluarga Alatas nggak bisa menampung orang sehebat dia lagi."Mendengar itu, wajah Riana menegang, jantungnya berdetak kencang. Dia menatap Tigor dengan kaget. "Maksud Ayah apa?""Maksudku apa? Jose ingin membunuh Jordan!""Nggak mungkin!" Riana spontan bersuara dengan keras. Kemudian, karena sadar nadanya terlalu tinggi, dia berhenti sejenak, lalu kembali menampilkan sikap anggun khas seorang nyonya besar."Ayah, pasti ada kesalahpahaman di sini." Sambil menatap Tigor, dia menambahkan, "Sebelumnya Jordan juga pernah berusaha membunuh Jose. Apa Ayah sudah lupa? Kali ini, siapa yang membuat Jose menghilang pun belum tentu jelas."Semakin lama Riana berbicara, suaranya semakin tenang. Tatapannya pun menjadi dalam. "Ayah nggak boleh berat sebelah."Syut! Sebelum Riana selesai berbicara, cangkir teh di tangan Tigor sudah melayang ke arahnya.Riana tak sempat

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 874

    "Jose!" Suara Tigor terdengar marah, menggelegar dari ujung telepon, langsung menusuk ke telinga Jose. "Jangan lupa siapa yang lebih tua! Aku belum mati! Selama aku masih hidup, di rumah ini tetap aku yang berkuasa!"Karena usianya sudah lanjut, suara Tigor terdengar serak dan tua. Namun, amarah yang terkandung di dalamnya membuat siapa pun merinding. Bagaimanapun juga, dia sudah lama berkecimpung di dunia bisnis puluhan tahun. Ucapannya selalu membawa aura penguasa alami.Namun, di hadapan Jose, semua itu tidak membuatnya gentar sedikit pun. Dia hanya tertawa sinis."Jordan? Aku memang sudah lama ingin membunuhnya." Kalimatnya penuh ancaman, tetapi suara Jose tetap terdengar merdu dan seksi, sama sekali tanpa rasa panik atau emosi.Di seberang sana, Tigor gemetar karena marah. Giginya terkatup rapat hingga rahangnya menegang. Tangannya menekan dadanya. Dia hampir saja jatuh ke belakang. Untung ada kepala pelayan yang cepat-cepat menahan tubuhnya."Ka ... kamu ....""Aku kenapa?" Jose

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 873

    "Halo." Philip yang menelepon.Suaranya terdengar agak tergesa-gesa. "Bos, ada sedikit masalah. Aku ingin melaporkan ke kamu."Jose tetap tenang, ekspresinya datar saat mengikat perban di tangan Aura, bahkan menyisakan simpul kecil berbentuk pita di atasnya. Dia membalas singkat, "Katakan."Di seberang sana, Philip berkata, "Jordan sudah dibawa pergi oleh orang-orang Keluarga Alatas."Jose tidak langsung menjawab.Philip terdiam sesaat sebelum melanjutkan, "Aku curiga ada orang yang membocorkan kabar ini. Kemungkinan besar mereka sudah tahu kalau Jordan itu diserang oleh Kakak Ipar ...."Kalimatnya belum selesai, tangan Jose yang sedang membereskan kotak P3K mendadak berhenti. "Orang kakekku yang datang menjemput Jordan?"Philip menjawab, "Ya."Jose menggertakkan giginya, lalu tersenyum samar. "Baiklah."Setelah itu, dia mengangkat tangannya dan menutup sambungan telepon.Philip menatap layar hitam ponselnya, memanggil dua kali lagi, tetapi tidak ada respons. Alisnya berkerut karena kh

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 872

    Sekarang Aura hanya merasa dirinya begitu kotor. Tubuhnya penuh dengan darah Jordan, juga masih tersisa aroma Jordan. Dia hanya ingin mandi.Jose menggumam pelan dan mengangguk. "Oke."Kemudian, dia mengangkat tangannya dan mengelus kepala Aura. Rambut di kepala Aura lembut sekali, terasa halus dan hangat di telapak tangan Jose."Jangan takut, aku ada di sini." Aura menggigit lembut sudut bibirnya. Saat pikirannya panas, dia tidak sempat memikirkan apa pun.Sekarang setelah tenang, rasa takut baru datang menghantam. Bagaimanapun, yang dia bunuh bukan nyamuk atau semut, melainkan manusia.Aura memang bukan orang suci, tetapi dia juga belum pernah membunuh orang. Untuk pertama kalinya mengalami hal seperti itu, wajar kalau dia ketakutan sampai seperti ini.Jose melihat Aura masih tampak linglung. Dia pun menunduk dan kembali mengecup lembut bibir merah Aura. Suaranya rendah dan tenang. "Lagi pula, dia belum mati."Sambil berkata begitu, Jose menutup pintu mobil, lalu berbalik dan masuk k

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 871

    Ciuman Jose seperti biasanya, kuat dan mendominasi. Namun, hari ini di dalamnya juga ada sedikit perasaan bahagia yang sulit disembunyikan.Pemandangan di depan mata tampak agak ironis. Di tempat yang seharusnya dipenuhi bau darah dan kematian, justru muncul suasana yang ambigu dan panas.Ketika Aura hampir kehabisan napas karena ciuman itu, barulah Jose perlahan melepaskannya. Tatapannya yang sedikit terangkat menunjukkan betapa baik suasana hatinya saat ini."Kamu ... kamu kok belum mati?" Begitu dilepaskan, itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Aura.Jose menaikkan alisnya, ekspresinya santai dan sedikit menggoda. "Kenapa? Kamu berharap aku mati?""Nggak!" Aura spontan menubruk ke pelukan Jose. Selama dua hari ini, mendengar kabar bahwa Jose hilang dan mungkin sudah meninggal membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Kini, di dalam pelukannya, rasa aman itu kembali.Jose mengangkat tangannya, mengusap lembut punggung Aura. Tatapan dinginnya pun ikut melunak. Muncul sedikit senyuman

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 870

    Jordan berusaha membuka mulut untuk berteriak. Baru saat itu, Aura teringat di luar kamar masih ada orang-orang Jordan.Dia langsung menahan napas, cepat-cepat menekan mulut Jordan, lalu berseru ke arah pintu, "Ah, jangan! Jangan!"Jordan sebelumnya sudah sempat terluka parah setelah berurusan dengan Jose. Tubuhnya jauh lebih lemah dari dulu. Beberapa kali sayatan dari Aura, ditambah rasa sakit dan kehilangan banyak darah, membuatnya benar-benar tak punya tenaga untuk melawan."Aura ...." Jordan menggeram dengan suara serak dan marah. Kata-katanya tidak jelas.Aura tertawa sinis. "Panggil aku buat apa? Sakit ya? Hm? Kalau begitu, waktu Jose mati, menurutmu dia juga sakit nggak?"Aura bukan tipe gadis lemah lembut yang tak berdaya. Sebaliknya, dia adalah serigala yang mengenakan bulu domba. Sekilas terlihat manis dan tak berbahaya, tetapi kalau dia sudah nekat, tidak ada yang tidak bisa dia lakukan.Dia sempat teringat, dulu setiap kali ada kejadian seperti ini, Jose selalu muncul tepat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status