Share

Bab 4

Auteur: Bella Grace
Terry masih ragu-ragu saat Candice tiba-tiba masuk ke dalam ruangan, "Lagi telepon siapa?"

"Ah, ini cuma Hugo dan yang lainnya, mereka ajak aku keluar untuk minum," jawab Terry, mencoba terdengar santai.

"Benarkah? Sudah lama aku nggak ketemu mereka. Kalau begitu, aku ikut saja. Aku juga ingin minum sedikit," balas Candice dengan senyum tipis.

Candice ingin melihat sejauh mana Terry dan teman-temannya mampu menyembunyikan rahasia jika dia hadir.

Terry mencoba berbagai cara untuk menolak sepanjang jalan, tetapi gagal menghentikan Candice. Dia hanya bisa cemas, sibuk dengan ponselnya untuk memberi peringatan kepada teman-temannya.

Setibanya di ruang VIP bar, Candice langsung melihat Terry dan teman-temannya. Empat pria itu duduk dengan sangat sopan dan masing-masing memegang segelas minuman, tanpa menunjukkan adanya tanda-tanda kehadiran wanita lain.

Melihat Candice, mereka semua berdiri serempak, "Halo, Kak. Tenang saja, Kak, malam ini cuma kami para pria di sini."

Candice mengangkat alis, "Maksudnya, aku sebagai seorang wanita nggak seharusnya datang?"

Keempatnya tertegun. Terry buru-buru menggenggam tangan Candice, "Bukan begitu maksudnya. Mereka cuma khawatir kamu merasa bosan."

Candice tersenyum kecil, "Aku juga nggak ada maksud apa-apa. Sudah lama nggak ketemu, aku cuma mau minum segelas. Kalau ini acara pria, aku minum dulu lalu pulang."

Dia mengambil segelas anggur di meja, meneguknya dalam sekali minum, dan berpura-pura tidak melihat senyum lega yang melintas di wajah mereka. Setelah itu, dia berbalik untuk pergi.

Terry berpura-pura tidak rela dengan memeluk dan mencium dahinya. "Baiklah, aku akan pulang lebih awal. Kalau kamu mengantuk, jangan tunggu aku."

Candice turun ke lantai bawah, kemudian bersembunyi di sudut yang agak tersembunyi. Tak lama kemudian, seperti yang sudah diduganya, Vivian muncul. Dengan sepatu hak tinggi dan pinggul bergoyang, Vivian berjalan cepat menuju ruang VIP.

Candice berdiri di dekat pintu yang cukup tersembunyi untuk mengamati isi ruangan.

Vivian langsung duduk di pangkuan Terry. "Kenapa kamu bawa dia ke sini? Gara-gara itu aku harus sembunyi! Sebagai ganti, aku mau tas yang aku tunjukkan tadi siang."

Terry memeluk Vivian dari belakang sambil tertawa, "Aku belikan dua buatmu."

Vivian tertawa manja sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Terry dan mencium bibirnya.

"Astaga! Kalian ini benar-benar bikin kami iri saja! Kakak Ipar, kalau begini terus, para lajang di sini bakal patah hati semua," salah satu teman Terry menggoda.

"Sudahlah, apa yang perlu diirikan? Kalian juga punya banyak wanita, 'kan? Panggil saja mereka, biar kita semua bersenang-senang!" seru Terry.

Tak lama kemudian, beberapa wanita datang ke ruangan. Ada yang melayani minuman, ada yang bermain tebak-tebakan dan bersenang-senang. Suasana menjadi semakin meriah ketika mereka memulai permainan truth or dare.

Kebetulan, orang pertama yang terkena hukuman adalah Terry.

Seorang teman bercanda sambil bertanya, "Terry, ngomong-ngomong, antara Vivian dan Candice, siapa yang lebih kamu sukai?"

Mendengar pertanyaan itu, Vivian tidak marah. Dia malah tersenyum penuh percaya diri sambil memandangnya, "Kamu harus jujur, ya. Jangan karena aku lagi sakit."

"Candice," jawab Terry tanpa ragu.

Wajah Vivian sedikit kaku, tapi dia segera menyembunyikan emosinya dan berpura-pura tenang. "Aku masih di sini, lho!"

Terry menjawab dengan santai, "Aku juga pernah menyukaimu, tapi itu masa lalu. Kamu yang memilih untuk pergi saat itu."

"Sekarang aku nikah sama kamu hanya untuk memenuhi keinginan terakhirmu karena sakit. Tapi yang akan menemani aku sampai akhir adalah Candice. Bukankah kita sudah sepakat?"

"Jangan sampai kejadian seperti hari ini terulang lagi. Tolong kalian semua pastikan Candice nggak tahu soal ini," lanjutnya.

Terry tahu Candice tidak bisa menerima kebohongan atau hubungan yang ambigu. Jika Candice mengetahui bahwa dirinya bersikap mesra dengan wanita lain, dia pasti akan meminta putus.

Namun, Vivian tidak bisa dia abaikan begitu saja. Vivian pulang ke negara ini dengan kondisi sakit parah dan keinginannya yang terakhir adalah menikah dengan Terry.

Sebagai wanita yang pernah dia cintai, mana mungkin Terry tega mengabaikannya? Selama Candice tidak tahu, semuanya akan baik-baik saja. Setelah Vivian meninggal, dia tetap akan menikahi Candice dan menjaganya seumur hidup.

Vivian menyandarkan diri di pelukan Terry dan menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit, lalu berkata dengan tenang, "Aku nggak keberatan. Aku yang meninggalkanmu duluan. Kamu bersedia memberikan waktu ini untukku, aku sudah sangat bersyukur."

"Aku mencintai Terry dan aku juga nggak ingin menyakiti pacarnya. Jadi kalian semua harus bantu Terry merahasiakan ini, ya!" lanjut Vivian sambil tersenyum.

Candice berdiri terpaku di luar pintu dengan wajahnya yang sudah sepucat kertas.

Kata-kata mereka seperti belati tajam yang menusuk hati Candice dan meninggalkan luka menganga. Setiap kalimat menorehkan luka baru, membuatnya merasakan sakit yang amat dalam hingga seolah-olah seluruh isi tubuhnya hancur berkeping-keping.

Mendengar pilihan Terry, Candice merasa jijik dan mual. Dia tidak pernah menyangka, pria yang telah dia cintai selama lima tahun ini ternyata sebusuk itu!

Candice bersandar di dinding, tubuhnya gemetar hebat dan kesakitan menyelimuti dirinya.

Tenaga dalam tubuhnya terasa habis, dia perlahan terduduk lemas di lantai. Entah setelah berapa lama berlalu, dia akhirnya berusaha bangkit dan berjalan menuju tangga dengan tatapan kosong.

Namun, sebelum sempat melangkah jauh, tubuhnya melemah. Akhirnya, dia terjatuh dan terguling dari tangga hingga kehilangan kesadaran.
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
semoga mati, lebay amat jd perempuan
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 27

    Setelah Candice pergi, pria itu perlahan-lahan keluar dari balik tiang. Hati Terry terasa hancur saat melihatnya pergi.Dia benar-benar mencintainya, benar-benar tidak bisa melupakan Candice. Namun, sekarang Candice membencinya dan tidak ingin bertemu dengannya lagi.Terry tidak ingin menyerah dan memutuskan untuk menunggunya kembali. Selama lebih dari sebulan ini, Terry banyak berubah.Pada akhirnya, Candice pulang. Terry segera pergi ke bandara, tetapi tidak menemukan dirinya. Sudah lebih dari sebulan mereka tidak bertemu, dia sangat merindukan Candice.Hal pertama yang dilakukan Candice setelah turun dari pesawat adalah pergi ke rumah sakit. Terry mendapat kabar dan langsung mengemudi ke rumah sakit. Ketika dia sampai, dia melihat Candice dan Gian baru saja keluar dari ruang dokter.Gian menggandeng tangan Candice dengan penuh kasih sayang. Kemudian, dia mengingatkan, "Dokter bilang kamu jangan makan es krim terlalu banyak lagi. Dengar, 'kan?""Sudah tahu! Cuma makan sedikit lebih b

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 26

    "Aku mau dia keluar dan ketemu aku! Aku mau dia pulang bersamaku!""Nggak mungkin." Gian mengeluarkan ponselnya. "Kalau kamu nggak pergi, aku lapor polisi.""Lapor saja! Lapor! Candice nggak akan biarkan aku masuk kantor polisi! Dia nggak akan tega!""Ya sudah, kita lihat saja."Gian langsung menelepon. Polisi pun menyeret Terry pergi. Terry masih berteriak memanggil nama Candice.Namun, Candice sama sekali tidak mendengarnya. Dia duduk di sofa bersama ibu Gian, menonton televisi. Mereka sedang asyik membahas drama cinta yang penuh konflik.Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Itu panggilan dari kantor polisi. "Bu Candice, apa kamu mengenal Tuan Terry? Dia sedang mabuk dan terus membuat keributan, tolong datang ke sini."Candice menatap Gian. Dia tahu Gian yang menelepon polisi. "Maaf, Pak, aku nggak kenal dia." Dengan ekspresi datar, dia menutup telepon dan melanjutkan obrolannya dengan ibu Gian.Di kantor polisi, Terry tidak percaya Candice bisa mengabaikannya. "Nggak mungkin, dia nggak mu

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 25

    Namun, Gian menahan dirinya dan berkemudi ke depan apotek. Tidak lama kemudian, dia keluar dari apotek dan kembali ke mobil. Setelah itu, dia melepaskan kaus kaki Candice.Candice menatapnya bingung. "Kamu ngapain?""Aku mau periksa kakimu. Kamu keseleo, 'kan? Kalau sampai bengkak, bisa jadi masalah.""Terima kasih."Melihat sikap lembut Gian, Candice merasa tersentuh. Tanpa pikir panjang, dia menunduk untuk mencium pipi Gian.Ciuman ringan seperti itu membuat wajah dan telinga Gian sontak merah. Dia selalu menggoda Candice, tetapi ketika dia yang dicium, dia malah merasa panik dan bingung.Melihatnya yang lucu seperti itu, Candice tertawa pelan. "Ternyata kamu bisa malu juga?""Siapa yang malu?" Gian mengurut pergelangan kaki Candice.Seketika, Candice merintih pelan. "Ah!"Gian langsung melepaskan tangannya dengan cepat. "Sakit?""Nggak."Candice menggeleng. Tiba-tiba, bayangan Terry muncul di benaknya. Dulu saat dia keseleo, Terry juga akan membeli minyak untuknya dan memijatnya.Sa

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 24

    Melihat pemandangan ini, Terry hampir meledak karena amarahnya. "Gian, lepaskan dia! Aku nggak akan izinin kamu menyentuhnya!"Terry menyerbu ke depan, berusaha memisahkan keduanya. Gian hanya menghindar sedikit. Terry kehilangan keseimbangan dan langsung terjatuh ke tanah. Dia berguling-guling sebelum akhirnya berhenti, penampilannya sangat memalukan.Orang-orang di sekitar menonton dan menghujat Terry."Mampus, dia sendiri yang melakukan kesalahan. Sekarang menyesal, tapi sudah terlambat.""Cinta yang datang terlambat itu nggak ada artinya! Waktu nggak bisa diputar kembali!"Gian menatapnya sambil tersenyum dingin. "Terry, aku peringatkan sekali lagi, jangan ganggu kami. Sekarang Candice istriku dan akan selalu menjadi istriku! Kamu nggak bisa merebutnya!"Terry berdiri dari tanah dengan susah payah. "Orang yang sudah nikah masih bisa cerai! Gian, jangan puas terlalu cepat! Candice mencintaiku!""Kamu nggak tahu, pernikahan militer itu dilindungi oleh hukum?" Gian berpikir sejenak. "

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 23

    Udara di arena pacuan kuda sangat segar, pemandangannya indah. Suasana hati Candice menjadi lebih baik."Kemari." Pria di kejauhan melambaikan tangan kepadanya, Candice merasa agak bingung. Setiap gerak-gerik pria tampan itu tampak sangat elegan.Gian mengenakan pakaian berkuda, menarik seekor kuda kecil. Senyuman di bibir membuat para gadis di sekitarnya tergila-gila. Mereka mengeluarkan ponsel dan mulai memotret Gian tanpa henti. Bahkan, ada yang mendekat untuk meminta nomor telepon.Candice mengernyit, ekspresinya langsung berubah menjadi kesal. Dia bergegas menghampiri, lalu mengambil ponsel orang itu dan memasukkan serangkaian angka."Nomornya.""Terima kasih!"Gadis itu senang sekali, seperti mendapat harta karun. Kemudian, dia pergi.Gian bertanya dengan penasaran, "Kamu benaran kasih dia?""Ya, aku kasih nomorku." Candice mengangkat alis. "Kenapa? Kamu mau kasih nomormu?""Hehe, kamu cemburu ya?"Gian tampak puas dengan reaksi Candice. Dia tersenyum penuh kasih sayang padanya,

  • Menjaga Jodoh Orang   Bab 22

    Saat terbangun, Vivian sudah dibawa ke bangsal biasa. Perutnya terasa kosong, anaknya sudah meninggalkannya. Terry mengutus seseorang untuk memberinya sebuah kartu bank."Di dalam kartu ini ada 10 miliar, Pak Terry yang meminta kami memberikannya kepadamu." Saat melihat kartu itu, hati Vivian terasa sangat dingin.Sepuluh miliar? Sebelumnya hanya 2 miliar. Setelah menggugurkan anak, nilai dirinya langsung melonjak."Pak Terry juga membelikan tiket pesawat, pesawatnya siang ini.""Siang ini?"Vivian tersenyum dingin, tidak menyangka Terry akan begitu membencinya. Dia baru selesai menjalani operasi, sementara Terry sudah ingin dia benar-benar menghilang dari hidupnya."Aku ingin bertemu dengannya.""Maaf, Pak Terry bilang nggak ingin bertemu denganmu." Usai berbicara, pria itu mengunci pintu bangsal. "Kami akan mengantarmu ke bandara nanti."Vivian hanya bisa memegang kartu itu, lalu tiba-tiba tergelak. Pada saat yang sama, air mata juga berlinang di wajahnya. "Aku nggak seharusnya kemba

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status