Share

Bab 12

Penulis: Richie
[ Tunangan apanya! Dia itu cuma bajingan licik yang penuh tipu daya! Untung kekasihku ini cerdas, bisa tahu perselingkuhan dia sebelum menikah! Kalau nggak, bukankah itu sama saja masuk ke neraka? ]

[ Gini maksudku, Kak ... kenapa kamu nggak selidiki dulu sebelum bicara ke aku? Gimana kalau aku ini tipe orang yang gengsi dan suka ngotot? Bisa-bisa, kami berubah dari pasangan yang manis jadi menjauh! ]

[ Richard! Kamu itu batu sandungan di kisah asmaraku! ]

William mengetikkan keluh kesah di ponsel seperti orang kesurupan saking kesalnya.

....

Sementara itu, Richard yang sedang sibuk mengurus urusan kantor, menerima rentetan pesan panjang dari adiknya sendiri. Suara notifikasi terus berbunyi dan saat akhirnya dia mengambil ponselnya, dia malah tertawa kesal.

Namun, dia memang baru saja selesai menyelidiki segalanya. Kali ini dia memang kurang pertimbangan. Sambil memikirkan hal itu, mendadak sebuah ide brilian muncul di benaknya.

Lagi pula, ini cuma soal moral saja. Secara hukum tidak a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjaga Kesucian Untuk Wanita Lain   Bab 19

    Lamaran yang mendadak dan tanpa ancang-ancang ini membuatku tertegun seketika. Detik demi detik berlalu, entah sudah berapa lama waktu berjalan. Yang kuingat hanyalah diriku berdiri seperti patung di tempat, menatap wajah William yang waswas.Tampak jelas dia menggigit bibir, seolah telah mengambil keputusan besar. Meskipun hatinya dipenuhi kegelisahan dan ketakutan, dia tetap mengumpulkan keberanian untuk mengutarakan kata-kata itu.Akhirnya, di bawah tatapannya yang dipenuhi harap dan ketegangan, aku perlahan mengangguk dan memaksakan diri berkata, "Iya."Jawaban sederhana ini terasa seperti menguras seluruh tenaga dalam tubuhku. Setelah menerima lamarannya, hatiku perlahan tenang dan mulai memikirkan kehidupan kami di masa depan.Selama ini, setelah melewati begitu banyak hal, aku mulai memahami banyak hal dalam hidup. Aku tahu, selama aku bisa menjadi kuat dan mandiri, aku tidak perlu lagi takut pada luka yang mungkin dibawa oleh cinta.Kurasa, meskipun aku akan hidup bersamanya se

  • Menjaga Kesucian Untuk Wanita Lain   Bab 18

    Begitu salah satu dari mereka mencoba meraba dadaku dengan tangannya yang mesum, aku tanpa ragu langsung mengeluarkan alat kejut listrik dan menghantamkannya ke arah orang itu! Lalu, saat yang lain belum sempat bereaksi, aku langsung menyerang keempat orang sisanya satu per satu!Tak lama kemudian, suara rintihan memenuhi seluruh gang. Kelima orang itu tergeletak di tanah, tubuh mereka kejang-kejang. Aku tidak berpikir panjang dan segera mengeluarkan ponsel untuk menelepon polisi.Siapa pun yang berani menjebakku, biar polisi saja yang cari tahu.Sementara itu, di sisi William ....Dia membuka ponsel dan melihat kotak pesan dari orang yang diberi nama panggilan "Sayang". Begitu membaca bahwa aku akan menjemputnya, dia langsung girang bukan main dan memamerkan pesan itu pada teman-temannya."Lihat nggak? Istriku mau jemput aku! Gimana? Iri 'kan, dasar jomblo!"Teman dekat yang duduk di sampingnya langsung menyikutnya. "Pamer cinta bisa kena kutuk, tahu nggak! Cuma kamu doang yang punya

  • Menjaga Kesucian Untuk Wanita Lain   Bab 17

    Waktu berlalu begitu cepat. Baru beberapa hari kemudian aku tahu tentang gosip-gosip di internet. Namun, aku sama sekali tidak merasa pusing karenanya. Hal seperti itu bisa dibersihkan dengan klarifikasi selama ada uang.Berita di internet itu penuh dengan yang benar dan yang palsu, siapa juga yang akan terus-menerus peduli pada urusan kecil yang tidak penting?Rencana Damar untuk menekanku lewat opini publik jelas gagal total. Namun, tindakannya justru memicu ledakan emosi dari Sinta.Sinta bersandar di ranjang rumah sakit sambil menatap layar ponselnya, isi hatinya penuh kebencian yang mendidih. Akhirnya, dia tidak sanggup lagi menahan diri. Ponselnya pun dilempar ke atas ranjang dan dia menggertakkan gigi sambil mengumpat penuh dendam."Ayu! Kamu sudah bunuh anakku, sekarang kamu mau rebut priaku juga? Aku benci kamu!"Seorang perawat yang baru masuk untuk mengganti perbannya, sempat mendengar teriakan itu dan melirik dengan jijik.Awalnya dia hampir percaya dengan drama wanita ini.

  • Menjaga Kesucian Untuk Wanita Lain   Bab 16

    "Kamu cuma ngomong gitu karena marah, 'kan? Kamu yang biasanya lembut, mana mungkin bisa bilang hal seperti itu ...."Damar menatapku hampir seperti memohon. Ini pertama kalinya dia menampakkan ekspresi seperti itu di hadapanku. Mirip seperti ekspresi William waktu menunjukkan lukisan-lukisan lamaku dengan penuh rasa sedih dan bertanya dengan polos apakah aku benar-benar punya tunangan.Namun waktu William melakukannya, ekspresi itu terlihat sangat menyenangkan. Sedangkan saat Damar melakukannya ... hanya membuatku merasa sangat jijik.Mungkin memang begitulah bedanya antara cinta dan tidak cinta. Jadi, aku pun menepis tangannya tanpa ragu."Sejak kamu mengancam nyawaku demi memaksaku menandatangani surat saham, saat itu juga, semua perasaan antara kita sudah selesai."Bibir Damar bergerak sedikit, tapi tak ada kata yang keluar. Apa pun yang dia katakan sekarang, terdengar sia-sia. Dia tidak pernah menyangka, wanita yang dulu begitu mencintainya ... bisa pergi sejauh ini darinya.Bahka

  • Menjaga Kesucian Untuk Wanita Lain   Bab 15

    Tatapanku langsung tertuju pada Damar dengan penuh keterkejutan. Bahkan dokter yang tadi pun tampak sangat kesal. Dia langsung menepis tangan Damar yang masih mencengkeram kerah jasnya, lalu berkata dengan suara dingin, "Jangan omong kosong seperti itu."Setelah berkata demikian, dia pun segera berbalik dan kembali masuk ke ruang operasi. Tadi dia keluar hanya untuk menyampaikan kabar saja.Lalu, kulihat Damar mulai mengentak-entakkan tangannya ke pintu ruang operasi dengan penuh kepanikan. "Selamatkan anaknya! Kalian dengar nggak?! Selamatkan anaknya!"Melihat kelakuan seperti itu, aku tak bisa menahan keterkejutanku dan bertanya, "Kamu ini setidaknya lulusan S2, masa hal dasar begini saja nggak tahu? Mau kamu bilang apa pun ... menurut hukum, yang harus diselamatkan duluan adalah ibunya."Tubuh Damar langsung menegang. Namun, kemudian dia berbalik menatapku dengan ekspresi sok romantis dan berkata, "Kamu sendiri bilang kamu nggak suka Sinta, bukan? Kalau kita cuma pertahankan anaknya

  • Menjaga Kesucian Untuk Wanita Lain   Bab 14

    Sinta tergeletak di tanah, wajahnya dipenuhi rasa takut sambil menjerit kesakitan. Aku bisa melihat dengan jelas, darah perlahan mengalir dari antara kedua kakinya. Aku panik dan segera mengeluarkan ponsel untuk menelepon ambulans.Orang-orang di sekitar pun langsung memberi jalan.Hal ini berkaitan dengan nyawa. Sekalipun ada dendam sebesar apa pun, aku bukan orang yang akan membiarkan seseorang mati di depan mataku. Terlebih lagi, ada begitu banyak pasang mata yang menyaksikan.Saat Sinta akhirnya dibawa masuk ke mobil ambulans, aku meminta William untuk pergi menerima penghargaannya dulu.Setelah berulang kali kudorong dengan tegas, akhirnya dia mengalah dan tidak ikut naik ke ambulans bersamaku. Kejadian ini terjadi di hari yang seharusnya jadi hari bahagianya. Aku merasa sangat bersalah.William yang bisa membaca pikiranku, menenangkanku sambil berkata, "Ini bukan salahmu. Dia sendiri yang cari masalah. Tenang saja, tunggu aku. Setelah selesai, aku akan menyusulmu."Aku mengangguk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status