Share

17. Cantik

Aku terpaku pada kata pelakor yang terucap dari bibir Amel, sebuah kata yang menjadi momok bagiku. Bibirku bungkam, tetapi pikiranku melayang pada masa enam bulan yang lalu. Iya kini aku sudah bekerja selama enam bulan masa yang sangat cepat.

"Mbak!" panggil Gendis sambil menoel lenganku.

"Jangan perdulikan pertanyaan Amel, gadis itu memang agak selebor mulutnya," lanjut Gendis sambil melotot ka Amel, gadis itu hanya nyengir di depanku.

"Hehe, maaf Ibu Ann. Jujur aku jadi ikut trauma dengan kisah, Ibu!" kata Amel dengan menangkupkan tangannya di dada.

Aku pun mengulas senyum tipis, meski hati ini terasa perih tetapi Amel tidak ada salah. Ku usap kepala gadis itu, dan kubisikkan kata maaf.

"Ibu Ann tidak salah," jawabnya.

"Kamu gadis baik, pasti mendapatkan jodoh yang baik pula," kataku memberi dia semangat.

"Jangan terpaku pada kisahku, Sayang. Kamu harus maju dan raih bahagia itu, sekarang, nanti hingga akhir hayat," lanjutku memberi Amel semangat dalam menjemput mimpinya bersama pan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status