Share

27

“Ini kapan selesainya?”

“Ya suka-suka mereka saja. Kalau belum capek, tentu tidak akan selesai begitu saja. Kadang bisa molor sampai semalaman.”

Pratiwi membelalak. “Dan tidak tidur sama sekali?”

“Iya lah. Kalau tidur kan ya namanya sudah selesai.”

Gadis itu kembali menatap tontonan di kejauhan sana.

“Lucu ya. Ada orang berkelahi tanpa ada tujuan apa-apa. Harusnya kan gara-gara rebutan apa gitu, atau nyawa terancam, atau debat kusir lalu naik darah dan tabok-tabokan.”

Wisnumurti mendecak. “Itu kan kamu. Kalau marah, tabok-tabokan, lalu jambak-jambakan.”

Pratiwi tertawa.

Mereka kembali asyik menonton. Ki Randu Alas masih sibuk bertarung melawan temannya itu, yang tadi mengaku bernama Gagak Panolih dari lereng Merbabu. Tadi mereka bertiga sedang membelok meninggalkan alur jalan utama menuju Paranggelung ke jalan setapak mendaki ke Padepokan Gunung Walang. Tah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status