Share

setuju

Tatapan Putri begitu tajam menatap Mutia seolah ia sedang berada mengintimidasi Mutia habis-habisan.

Mutia hanya tertunduk lemah. Entah apa yang dipikirkan oleh wanitaku itu. “Aku tidak mau menikah dengan pria miskin.” Aku mendengar Mutia bergumam lirih.

Meskipun aku tahu Mutia wanita yang materialistis, tapi aku tidak menyangka jika wanitaku itu bisa berkata demikian. Apa jangan-jangan selama ini Mutia hanya mencintai uangku saja tanpa pernah melihat ke arahku? Begitulah pemikiranku.

Sebisa mungkin aku menahan amarah yang sudah menjalar di sanubari menghadapi dua wanita yang aku cintai.

“Kamu pasti tidak akan mampu bukan?” lagi, Putri bertanya penuh intimidasi.

“Kamu benar Put. Aku tidak munafik seperti kamu. Hidup itu butuh uang karena tidak akan kenyang hanya makan cinta,” jawab Mutia mantap.

Mendengar jawaban dari Mutia membuat emosiku semakin melonjak. Namun, aku mengerti dengan posisinya yang selama ini hidup serba kekurangan. Aku tahu Mutia juga ingin merasakan hidup enak. La
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status