Pria tampan, berkulit putih, tubuh tinggi berisi dan tegap dengan alis tebal dan mata tajam, tersenyum puas, dengan peluh membanjiri tubuh kekarnya. Desahan wanita yang dipeluknya, mampu membuatnya terbang melayang menuju surga dunia. Angela Kana, gadis cantik, dengan tubuh tinggi semampai, rambut berwarna tembaga yang panjang sebahu dengan ikal di bawahnya, serta kulit putih bersihnya, mata hitam serta hidung mancung itu mampu membuat Abimanyu jatuh dalam pelukannya.
Angela Kana, seorang aktris yang cukup terkenal, menjalin hubungan dengan pengusaha restoran, hotel, dan resort bernama Abimanyu Raharja. Hubungan yang sudah berjalan 2 tahun itu, semakin erat, layaknya suami istri.
“I love you Abim, jangan pernah tinggalkan aku, meski saat ini kamu sudah menikah,” desah manja Angela di telinga Abimanyu, membuat desiran kuat mengalir ke jantung Abimanyu.
“Aku, berjanji sayang, kamu adalah satu-satunya wanita yang aku cintai,” balas Abimanyu sambil mendaratkan kecupan di bibir merah sensual milik Angela. Lalu keduanya pun terlibat dalam permainan panas di atas ranjang tanpa ikatan pernikahan. Dan tanpa merasa berdosa, mereka melakukannya berkali-kali.
Malam itu Abimanyu keluar dari rumah, ia tidak memperdulikan istri yang baru dinikahinya beberapa jam yang lalu. Dan malam yang seharusnya untuk pasangan halalnya, ia berikan pada Angela Kana kekasihnya. Bahkan ia tidak memperdulikan ocehan Ibunya. Dengan perasaan kacau dan marah, ia meninggalkan malam pertamanya, dan lebih memilih memadu kasih dengan kekasihnya, yang tidak pernah di sukai oleh wanita yang telah melahirkannya.
Sinar sang surya, memasuki celah korden jendela kamar hotel. Kamar VVIP dengan berbagai fasilitas itu di peruntukan untuk Angela, wanita spesial Abimanyu.
Angela mengeliat, ketika hangat sang surya menyentuh kulit tubuhnya yang putih mulus, dengan berlahan membuka netranya, senyum tipis mengembang di bibirnya, ketika wajah Abimanyu sudah menempel di wajahnya, aroma mint sabun menguar di tubuh atletis Abimanyu, membuat gairahnya muncul. Dengan sigap tangan Angela melingkar di leher Abimanyu, menariknya hingga menyatu dengan tubuhnya yang masih polos tanpa sehelai benang pun.
“No, Angel. Cukup untuk hari ini, aku sudah mandi,” ucap Abimanyu sambil mengurai tangan Angela dari lehernya.
“Ayolah sayang, sekali lagi, satu bulan kita baru bertemu, ayolah kita habiskan hari ini bersama,” rengek Angela. Dengan memperlihatkan tubuh seksinya.
Abimanyu bangkit, sambil tersenyum tipis. ”Pagi ini ada rapat, aku sudah di tunggu di ruang rapat, nikmati harimu Angel, jalan-jalan dan shopping, aku sudah transfer, untuk kebutuhanmu,” balas Abimanyu, seraya merapikan kemejanya, memakai dasi, dan kemudian memakai jas.
“Oke, terima kasih sayang,” ucap Angela malas sambil mengecup bibir Abimanyu.
Abimanyu berjalan menuju pintu, dan keluar kamar. Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya menyapanya.
“Pagi, Pak Abim,” sapa salah satu room boy.
“Pagi,” balas Abimanyu dengan ramah.
Abimanyu dikenal pemimpin yang rendah hati, humble, dan baik pada semua karyawannya. Oleh karena itu karyawannya sangat loyal pada Abimanyu. Pimpinan dari beberapa restoran, 1 hotel bintang 5 dan beberapa resort di tempat wisata itu, sangat di kagumi oleh banyak orang. Beberapa gadis dari kalangan atas pun mengejar cintanya. Tapi Abimanyu menjatuhkan pilihannya pada Angela, seorang aktris yang dikenalnya 2 tahun yang lalu. Dan saat ini resmi menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Walau public belum mengetahui hubungan mereka, tapi berita kedekatan mereka sudah sedikit tercium awak media, yang terus menjadi tanda tanya.
“Maaf sedikit terlambat,” ucap Abimanyu pada karyawannya ketika memasuki ruang rapat.
Sekitar satu jam, Abimanyu memimpin rapat. ”Oke, rapat saya akhiri, terima kasih, untuk semua devisi atas laporan bulanan, semuanya boleh kembali ke ruangan masing-masing!” perintah Abimanyu.
Abimanyu, meraih ponselnya ketika selesai rapat, dan menyalakan ponselnya, panggilan masuk dari nomer ibunya memenuhi layar. Dengan segera Abimanyu menelepon kembali Ibunya.
“Assalamu’alaikum, Ibu. Maaf tadi Abim matikan ponselnya, karena ada rapat,” ucap Abimanyu dengan pelan dan sopan.
“Waalaikumsalam, Abim. Semalam, kamu tidur di hotel lagi,” protes sang ibu, ketika mendapati putra satu-satunya tidak ada di rumah pagi ini.
“Kamu keterlaluan, meninggalkan istrimu sendirian di malam pertamanya,” bentak Ratna, wanita yang melahirkan Abimanyu dengan geram.
“Maaf ibu, Abim sudah menuruti kemauan ibu untuk menikahi wanita pilihan ibu, Abim tidak pulang ke rumah. Ada pekerjaan banyak di hotel,” balas Abimanyu.
“Abim...kamu harus pulang malam ini, atau jabatan CEO aku cabut!” perintah Ratna dengan nada keras.
Abimanyu terkejut dengan ancaman Ibunya, bertahun lamanya ibunya tidak pernah berkata kasar padanya dan kini, ia mendengar ancaman dari ibunya.
Abimanyu terdiam, sementara sambungan ponsel sudah di putus Ratna, hatinya terasa sesak, ketika mengingat kenyataan bahwa dirinya telah menikahi wanita yang sebelumnya tidak dikenalnya yaitu wanita berhijab pilihan ibunya.
***
Sementara itu seorang wanita, sudah rapi mengenakan baju gamis lengkap dengan hijabnya, ia termenung, menatap wajah cantiknya di depan cermin, dalam hati terus bertanya, kenapa laki-laki yang sah menjadi suaminya meninggalkannya di malam pertama, seharusnya kemarin malam, adalah hal yang paling di tunggu oleh pasangan pengantin, tapi kenyatatan tidak. Hazna Safitri harus menelan pil pahit ketika kehadirannya justru tidak di inginkan oleh sang suami. Lamunan Hazna membuyar, ketika terdengar bunyi pintu kamar di buka, terlihat suaminya di balik pintu, Hazna berusaha mengukir senyum hangat, kesedihannya berusaha di telan sekuatnya.
Hazna masih duduk di depan meja rias, sementara Abimanyu duduk di sofa, tepat menghadap Hazna. Mata mereka saling tatap.
“Hazna Safitri, aku tegaskan padamu, ijab qobul yang aku ucapkan kemarin, hanyalah di bibir saja, jadi jangan harap aku memenuhi kewajibanku padamu, terutama nafkah batin,” ucap Abimanyu.
Bibir Hazna tercekat, tatapannya berubah pilu, netranya mulai memanas dan berkilat. Sedikit cinta yang diharapkannya seketika pudar, mendengar perkataan Abimanyu, lelaki halalnya yang baru satu hari mengucapkan ijab qobul dengan lantangnya.
Walau matanya memanas, Hazna mencoba menahan tangis, ia masih berpikir positif, mungkin lelaki di depannya yang sekarang bergelar suami, memerlukan waktu untuk menerima perjodohan ini. Dengan nada pelan, Hazna berucap,” Iya Mas Abim, Haz mengerti, mungkin kita memerlukan waktu untuk beradaptasi, dan saling mengenal, tapi Hazna siap menjalankan kewajiban sebagai seorang istri, baik lahir maupun batin.”Mata tajam Abimanyu, malah semakin tajam menatap wanita di hadapannya, ia pun bangkit berdiri. ”Terserah apa yang kamu pikirkan, tapi aku tidak akan mengubah keputusanku,” ucap Abimanyu, lalu berjalan ke meja kerja, yang berada satu ruangan dengan kamarnya.Berlahan air mata yang ditahannya luruh tanpa permisi, membasahi pipi Hazna. Hingga ketukan pelan pintu kamar, menghentikan tangisnya. Berlahan Hazna, mengusap air matanya dan beranjak untuk membuka pintu kamar.Ceklek! Suara pintu terbuka, terlihat Bi Eni, asisten rumah tangga ada di depan pintu, wanita berusia 40 tahun itu, tersenyu
Abimanyu menghelas napas kasar, lalu kembali duduk di meja kerja. Sebuah panggilan telepon mengagetkan Abimanyu, dengan segera Abimanyu mengangkat telepon dari Angela.“Maaf sayang, tidak siang ini, aku ada rapat mendadak, Oke,” ucap Abimanyu dan langsung menutup ponselnya.Sementara itu Hazna menyiapkan makan siang, ia duduk di sofa dan menata menu makan siang di atas meja. Menu sop buntut dan ayam kecap, merupakan menu favorit Abimanyu, sudah tertata rapi di meja siap untuk di santap. Dengan malas lelaki bertubuh atletis itu berjalan ke arah Hazna, lalu Abimanyu duduk di sofa, ia menyantap menu yang ada di hadapannya,Tanpa bicara Abimanyu menghabiskan satu piring makan siang.Emmm masakan Hazna, enak, batin Abimanyu, sambil mengukir senyum di sudut bibirnya.“Oke, sekarang aku sudah makan, sekarang pulanglah, aku masih sibuk!” perintah Abimanyu.“Iya Mas, aku akan pulang,” balas Hazna, seraya tanganya membereskan tempat makan, dan setelah itu meraih tangan Abimanyu, dan mencium pun
Satu bulan berlalu, semuanya masih sama, dingin, tanpa rasa. Hazna harus menghadapi pernikahannya dengan rasa sakit. Hampir setiap malam, Abimanyu pulang larut malam, dengan kemeja yang berantakan, dan bau alkohol.“Haz, kamu belum tidur,” ucap Abimanyu, ketika masuk ke dalam kamar dan mendapati Hazna, duduk di sofa.“Aku tidak bisa tidur, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Aku akan ambilkan minuman hangat untukmu,” balas Hazna, lalu beranjak menuju keluar kamar menuju dapur.Beberapa menit kemudian, Hazna membawa segelas teh hangat, di lihatnya Abimanyu sedang duduk di sofa, memainkan ponselnya, sambil mengulas senyum.“Sebahagia itukah kamu Mas... dengan Angela,” desah Hazna, membuat Abimanyu, tersentak.“Aku tidak mau membahas Angela,” balas Abimanyu dengan tatapan sinis.“Kalau begitu, jangan memikirkan dirinya, setelah tiba di rumah,” pinta Hazna, dengan tatapan penuh harap dan sinar mata yang berkilat.“Haz, sekarang kamu berani, menuntutku!” bentak Abimanyu.“Maaf Mas
Tok...tok...suara pintu kamar di ketuk. Abimanyu yang sedang membuka kancing kemejanya, bergegas membuka pintu, terlihat ibunya ada di depan pintu dengan membawkan minuman.“Ini teh melati, di luar dingin, minumlah,” ucap Bu Ratna pada putranya.“Ibu, tidak usah repot-repot, biar Hazna yang menyiapkan,” balas Abimanyu.“Tadi ibu bikin, sekalian buat kamu, kalau Hazna ‘kan tidak suka teh, jadi ini buat kamu,” timpal Bu Ratna.“Iya Bu, terima kasih,” jawab Abimanyu seraya meraih secangkir teh dari tangan ibunya dan segera menutup pintu kamar, ketika Ibunya melangkah pergi.Abimanyu, duduk di sofa, ia menyerutup sedikit demi sedikit secangkir teh melati, favoritnya, sampai habis tidak tersisa. Lalu diletakkan cangkir kosong di atas meja.“Haz, cepatlah keluar dari kamar mandi, aku mau ganti baju,” ucap Abimanyu, sambil melepas celana kain panjang, hingga menyisakan celana pendek.. ”Di luar hujan, tapi kenapa tubuhku gerah dan terasa panas,” guman Abimanyu, yang tiba-tiba merasa aneh deng
Abimanyu terlihat serius di depan laptop, hingga bunyi ponsel membuyarkan konsentrasinya, panggilan telpon dari Angela. “Hallo Angela, ada apa?” sapa Abimanyu. “Baru, diangkat sih,” protes Angela dengan nada bicara kesal. “Maaf sayang, tadi aku lagi nyetir tadi,” balas Abimanyu. “Oke, kita bertemu di kafe biasanya, aku tunggu jam makan siang.” “Oke, sayang.” Abimanyu menutup ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya. Hingga hari beranjak siang, Abimanyu teringat janjinya untuk makan siang bersama Angela di sebuah kafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor. Dengan gegas, Abimanyu melangkah lebar menuju ke parkiran, setelah itu naik ke dalam mobil melaju ke jalan raya. Beberapa menit kemudian sampailah Abimanyu di sebuah kafe yang terlihat mewah dan private, nuansa klasik tergambar di setiap sudut kafe, menambah suasana yang romantis. Abimanyu melangkah masuk, seorang pelayan kafe menghampiri. “Ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang wanita, pelayan kafe. “Aku sudah ada j
Malam panjang yang dingin, kini terasa hangat. Abimanyu dan Hazna, memadu kasih. Hingga peluh membasahi tubuh mereka. Abimanyu yang sudah berpengalaman pun, dengan sabar memperlakukan Hazna yang masih tampak canggung, dan malu. Malam kedua terasa berbeda di bandingkan pada malam pertama. Hazna yang sudah siap menerima Abimanyu. Demikian juga Abimanyu, walau melakukan untuk sebuah kewajiban, tapi tidak bisa di pungkiri, detak jantungnya berdesir kuat ketika memeluk dan menyentuh serta memadu kasih dengan Hazna. Hampir sama, waktu melakukannya dengan Angela, tapi dorongan nafsu yang membakar jiwa lebih kuat, berbeda dengan Hazna, polosnya dan lugunya Hazna, membuat Abimanyu lebih merasa di cintai. Hazna juga ternyata memiliki tubuh yang seksi, di balik baju yang tertutup yang sering di pakainya. Harum rambut yang hitam legam sepinggang itu, membuat Abimanyu terhipnotis untuk terus mencium, dan membelainya. Abimanyu, merasa tersanjung, karena tubuh dan kecantikan Hazna, hanya di perunt
“Haz, apa maksudmu?” tanya Abimanyu, menatap lekat, wanita di depannya. “Mas...Aku tidak ingin, kalian berzinah, berhubungan tanpa ikatan penikakan adalah dosa besar, Aku tidak ingin Mas Abimanyu bergelut dalam dosa. Aku rela kok jika, mas Abimanyu menikahi Angela,” jawab Hazna pelan. “Kalau begitu, kamu gugut cerai Mas Abim, setelah kalian bercerai kami akan menikah. Karena aku hanya ingin satu-saunya Nyonya Abimanyu Raharja, menikah sah, secara agama dan negara,” ucap tegas Angela. “Maaf Angela, sampai kapanpun, aku tidak akan mengugat cerai Mas Abimanyu,” timpal Hazna, dengan tatapan tajam. “Terserah, kita lihat, siapa yang akan bertahan. Aku pergi dulu Mas Abim, aku sudah tidak berselera makan,” balas Angela. Lalu bangkit dari duduknya dan beranjak pergi dengan raut muka masam. Hazna dan Abimanyu, kini duduk berdua saling tatap, mata Abimanyu lekat menatap Hazna, hingga membuat Hazna tertunduk. “Maaf Mas, aku merusak suasana makan siang Mas Abimanyu, tapi aku lebih rela Mas
Pagi yang biasa cerah, terlihat mendung. Abimanyu duduk di kursi kerjanya, hari ini ia tidak bersemangat untuk bekerja, pikirannya masih melayang pada permintaan Hazna, yang tergolong sedikit gila, mana ada seorang istri yang menyuruh suaminya menikahi kekasihnya. “Hazna, benar-benar tidak waras,” gerutu Abimanyu, seraya membuka laptop di hadapannya. Iseng Abimanyu membuka berita infotaiment, terlihat berita terupdate mengenai kekasihnya Angela Kana. Sebuah project film akan di rilis bersama aktor baru, tapi pesonanya sudah menghipnotis dunia hiburan, aktor tampan bertubuh atletis berkulit putih, Frans aktor keturunan Indonesia Belanda itu akan bermain film dengan Angela kana. Melihat hal itu kekesalan Abimanyu bertambah, seketika di matikan laptopnya dan berdecak kesal. Tiba-tiba pintu ruangan di buka. Tampak Angela muncul dari balik pintu, dan melempar senyum pada kekasihnya yang terlihat cemberut. “Pagi, sayang, maaf ya kemarin siang aku pergi meninggalkanmu sama istri bodohmu