Share

Mengapa Dia Mencari Wilona?

“Mereka beranu-anu!!!” seru Frisya. Membuat Anik dan karyawan lain terkejut. Namun, Prilly meminta mereka agar menjaga rahasia itu. Mereka pun mengangguk dan kembali beraktivitas.

Frisya yang masih syok memutuskan untuk duduk di kursi kerjanya. Prilly memberikannya air minum agar Frisya dapat lebih tenang. Frisya pun menerimanya dan langsung meminum hingga habis.

“Terimakasih Prilly” ujar Frisya.

“Iya, santai saja!”

“Kalau kamu masih trauma sama yang barusa. itu biar aku saja membawa berkasnya tapi nanti biar mereka selesai bermain dulu ha ha” tawa Prilly.

Prilly memang orangnya gampang tertawa dan mudah mencairkan suasana. Berbeda halnya dengan Frisya, dia sangat kalem namun tahu suaranya sopan santun terhadap orang lain. Karena saking kalemnya, membuat Anik dan Prilly suka mengajaknya bercanda. Barang kali, berkat mereka Frisya dapat ikut tertawa lepas.

“Terimakasih” ujar Frisya pada Prilly.

“Santai sis! Btw, aku kerja dulu ya!!!” seru Prilly.

Jam istirahat pun telah berbunyi dan Prilly lupa membawakan berkas itu pada Aris. Hingga, Prilly sedikit gelagapan. Namun, agar teman-temannya tidak khawatir, Prilly pun masih tertawa-tawa. Hingga Anik pun menegurnya, “Eh... Sana bawa berkasnya dulu! Nanti, si bos marah loh” ujar Anik serius.

“Iya... Iya! Aku bawa sekarang dehhh” ujar Prilly.

Saat Prilly sudah di ruangan Aris, dia pun langsung diberikan hadiah yang tidak akan dilupakan selama hidupnya. Prilly langsung di pecat walupun kinerjanya selama ini termasuk bagus. Bagi Aris, sekali telat tidak akan diberikan toleransi. Prilly yang dikenal humoris itu kini mulai menunduk bahkan merengek-rengek agar tidak dipecat. Namun, Aris tidak menggubrisnya dan bahkan memanggil sekuriti untuk mengusir Prilly.

Banyak karyawan pada terkejut apalagi Frisya, dia merasa bersalah karena gara-gara dirinyalah yang membuat Prilly jadi dipecat. Frisya juga tidak bisa menolong Prilly yang dipermalukan itu. Prilly langsung di usir sekuriti dan pintu gerbangnya di kunci.

“Tolong pak jangan pecat saya!!!”

***

Banyak karyawan hanya gencar mencari berita terkini yang akan membuat ranting acara televisi mereka menjadi tinggi. Mereka rela berbondong-bondong mencari target meski kadangkala harus merasakan penolakan hingga sampai ke beberapa kalinya. Beberapa diantara mereka melihat di pintu gerbang yang sudah dikunci oleh satpam. Di Rumah seperti istana terlihat para ajudan sedang mencari Tuan muda pewaris kekayaan nomor 1 di kota ini.

“Tuan muda!” seorang pria paruh baya melihat Tuan muda tengah mengenakan jas berwarna hitam dengan dilengkapi dasi hitam panjang sehingga membuat wajahnya semakin gagah dan tampan mempesona.

“Ada apa Pak Hasim mencari saya?” suara pemuda itu sangat lembut. Tidak seperti kebanyakan orang kaya yang mau berbicara nada rendah kepada para bawahannya.

“Tuan muda, apa benar Tuan Muda akan segera melaksanakan pesta pertunangan dengan Putri Gaulya dari putri Konglomerat?” tanya pak Hasim dengan penasaran.

“Siapa dia? Saya belum mengenalnya?” Pemuda tersebut ialah Reyhan yang akan dijodohkan dengan putri sederajat dengan kekayaan kedua orang tua Reyhan. Tanpa persetujuannya, kedua orang tuanya nekat menyiarkan siaran langsung di hadapan khalayak publik.

“Saya melihat Tuan Harizon dan Nyonya Fitrya sedang menyiarkan siaran langsung mengenai pesta tunangan Tuan muda bersama putri Gaulya” ujar pak Hasim yang selalu ajudan sepuh di rumah istana Reyhan.

Reyhan yang kebingungan mencoba melihat kondisi diluar. Betapa terkejutnya Reyhan saat melihat ada banyak sekali orang-orang yang sedang menanti dirinya untuk dimintai wawancara. Reyhan kesal kepada kedua orang tuanya namun ia tidak mungkin memberontak. Melihat di keluarga besarnya tersebut, Reyhan memang ditakdirkan untuk menjadi pewaris.

Hanya Reyhan putra satu-satunya dari Tuan Harizon dan Nyonya Fitrya. Sedangkan Reyhan memiliki kakak angkat perempuan yang bernama Syahnaz yang saat ini sudah menikah dengan pria yang bernama Bram. Namun, kelakuan Syahnaz yang menjadi Pelakor tidak ada yang mengetahuinya.

“Tuan muda, bagaimana ini Tuan? Ada banyak awak media yang sedang menyoroti Tuan?” tanya pak Hasim kembali.

“Saya akan mencoba berbicara langsung dihadapan mereka” Reyhan pun berjalan ke pintu pagar dan membuka kunci pintu tersebut. Reyhan yang tengah didampingi para pengawal pun meminta agar para awak media tidak main keroyokan dan harus bisa menjaga tata etika saat sedang dirumah orang.

Mereka memahami apa yang dikatakan oleh Reyhan. Dengan sopan mereka mulai bergiliran menanyakan soal berita terkini terkait hubungan Reyhan dengan Putri Gaulya. “Tuan muda, apa benar berita yang saat ini tengah hangat terkait pesta pertunangan Tuan muda dan putri Gaulya merupakan fakta?”

Reyhan mulai membalas pertanyaan mereka satu-satu dan Reyhan mempertegas kepada awak media bahwa dirinya sama sekali tidak mengenal putri Gaulya. Banyak awak media merasa tercengang mendengar jawaban Reyhan. Padahal kedua orang tuanya sendiri begitu terlihat bahagia saat mengumumkan pesta pertunangan tersebut.

“Tuan muda, apa yang akan Tuan muda lakukan saat ini terkait berita tersebut?” tanya salah satu awak media.

“Saya cukup mengacuhkan dan menganggap tidak terjadi apa-apa” ujar Reyhan.

Reyhan melirik jam di tangannya lalu meminta izin untuk pergi. Reyhan mengatakan bahwa dirinya tengah ada kesibukan yang jauh lebih penting ketimbang berita yang mengenai pertunangan tersebut. Reyhan berjalan menuju ke pintu mobil lalu masuk. Sementara itu beberapa ajudan tengah menyuruh orang-orang untuk minggir ke samping kiri dan ke samping kanan agar tidak menghalangi pergerakan mobil milik Tuan muda mereka.

Setelah semuanya sudah kondusif Reyhan pun segera menancap gas dan pergi. Reyhan menatap kaca spion dan menghela nafasnya dalam-dalam. Ia tidak habis pikir bahwa kedua orang tuanya begitu tega menjodohkan dirinya tanpa bilang terlebih dahulu kepadanya. Kemudian, Reyhan yang kebingungan harus kemana karena dimana-mana dirinya sudah ke kepung membuat Reyhan menjadi tidak bisa bebas bergerak.

Seketika ia mengingat wanita yang pernah ia tabrak beberapa minggu yang lalu dan Reyhan berniat untuk menjenguknya ke desa sewaktu ia mengantarkankuke desa. Tanpa basa basi Reyhan langsung mengarahkan mobilnya ke jalan menuju desa tempat tinggal Wilona. Perjalanan yang Reyhan tempuh sangat lama sehingga beberapa kali Reyhan mencoba mengistirahatkan tubuh dengan mampir ke hotel maupun ke restoran.

Setelah sudah fresh Reyhan kembali melanjutkan perjalanannya. Sementara itu, Siska tengah mencuci pakaian dengan menggunakan sikat penyucian dengan cara menggosokkan sikat tersebut ke pakaian kotor yang hendak di cuci. Salah satu tetangganya berteriak dan memanggilnya.

“Siska.... Ada yang sedang mencarimu!” suara wanita tersebut didengar oleh Siska lalu Siska memberhentikan aktivitasnya dan menemui wanita yang tadi memanggilnya.

“Eh ada Diva. Ada apa kamu memanggil aku?” tanya Siska kepada tetangganya itu.

“Tuhhhh ada tamu ganteng banget sumpah!” Diva menunjuk pemuda tampan yang sedang melihat pemandangan disana.

Siska menghampiri pemuda tersebut lalu menyentuh bahunya dengan sopan. Pemuda tersebut menoleh dan melihat Siska dengan tatapan mempesona. Diva yang berada dibelakang seperti sedang kepanasan saat melihat wajah pemuda tersebut yang dinilai terlalu ganteng.

Siska juga sedikit ternganga namun ia bisa mengontrol dirinya dan bertanya, “Mohon maaf.. Anda siapa?” tanya Siska dengan sopan kepada Reyhan.

“Perkenalkan Tante, saya Reyhan disini saya ingin menemui seorang wanita cantik yang bernama...” tiba-tiba saja Reyhan lupa nama Wilona dengan bersikeras berpikir akhirnya ia mengingat juga nama Wilona.

Siska dan Diva hanya mematung menyaksikan ekskresi gemas dari pemuda tersebut. Lalu saat sudah mengingat Reyhan langsung menyebutkan nama Wilona di depan Siska. Saat keponakannya dicari pemuda tampan, Siska sampai total percaya. Karena setahu Siska dan orang-orang di desa bahwa Wilona sudah menikah dengan Aris dan tinggal di kota Jakarta.

Diva yang sudah tidak tahan ingin menyapa pemuda itu dengan nyerocos menghampiri mereka dan berkata, “Si Wilona sudah pulang ke Jakarta. Daripada sama si Wilona mending sama aku sudah jamin masih enak kok goyangannku”

Siska menggelengkan kepalanya karena merasa tutur kata Diva tidak sopan. Sementara Reyhan dengan cepat meminta nomor handphoneku kepada Siska. ada perasaan bingung antara ia mau memberikan nomor handphone atau tidak memberikannya. Namun, Siska melihat pemuda dihadapannya itu sangat serius ingin bertemu dengan Wilona.

“Baik, tunggu saya mau mengambil ponsel saya yang ada di kamar tidur. Karena saya tidak hafal nomor ponsel keponakan saya si Wilona” ujar Siska dengan ramah lalu Siska masuk ke dalam rumah.

Reyhan yang sedang menunggu masih saja digoda oleh Diva. Ia tidak terlalu menghiraukan perkataannya namun demi menghormati orang yang mengajaknya mengobrol maka Reyhan cukup membalas dengan suara rendah. Diva semakin berani menyentuh tangan Reyhan dan mengatakan bahwa tangan Reyhan sangat halus dan bersih.

Siska yang sudah mengambil ponsel di kamar tidurnya dengan cepat kembali menuju ke teras rumah. Reyhan melihat kedatangan Siska dan Siska pun memberitahukan nomor handphone Wilona. Setelah mendapatkan nomor handphone Wilona, Reyhan pun pamit pergi. Diva yang tidak mau ditinggal langsung menarik tangan Reyhan dan merengek-rengek agar Reyhan tetap disini lebih lama lagi.

“Aduhhh ganteng... Nginap di rumah aku dulu yukkk kasihan kamu jauh-jauh kesini. Rumah aku sepi kok hanya ada aku sama satu anakku yang usianya 12 Tahun” ujar Diva yang tidak merasa malu dengan berani mengelus-elus tangan Reyhan dan sesekali menciuminya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status